Disusun Oleh :
Rachma Novelia Paramitha
(F0314082/A)
Safira Zakia
(F0314090/A)
(F0314091/A)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengakuan Pendapatan
Dalam IAS 18, revenue didefinisikan sebagai pendapatan yang timbul dari
aktivitas normal suatu entitas (baik perseorangan atau badan usaha yang melakukan
aktivitas usaha) dalam berbagai varian, mungkin disebut:
Penjualan;
Fee;
Bunga;
Dividend;
Royalti
Pendapatan menurut PSAK 23 revisi 2010 adalah arus kas masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika
arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Menurut IAS 18, pendapatan diakui saat risiko yang melekat pada barang /
jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke pembeli atau pengguna jasa.
Pendapatan Kontrak
Biaya Kontrak
1. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu;
2. Dapat dikurangi dengan keuntungan insendental yang tidak termasuk pendapatan
kontrak mis penjualan sisa bahan
3. Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat
dialokasikan pada kontrak tersebut; dan
4. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.
Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode
akuntansi di mana pekerjaan dilakukan.
Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode akuntansi
di mana pekerjaan yang berhubungan dilakukan
Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal:
Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut
diperkirakan dapat dipulihkan; dan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pekerjaan sipil umum, meliputi konstruksi jalan, jembatan, jalan kereta api, bangunan
pelabuhan laut dan usara, bangunan pengairan (bendungan, dam, saluran irigasi), dan
bangunan ketenagaan listrik (PLTA,PLTU,PLTN)
2. Pekerjaan konstruksi gedung, meliputi bangunan hunian (hotel, apartment, rumah
sakitm dll) dan bangunan fasilitas (perkantoran, pertokoan, sarana pendidikan, dll)
3. Pekerjaan konstruksi industry, mekanikal dan elektrinikal, meliputi : pembangunan
kawasan industry, pemipaan minyak dan gas, pembangkit listrik, gardu listrik,
transmisi listrik, menara telekomunikasi, pabrik kelapa sawit, bangunan industry
lainnya antara lain pabrik pupuk, semen dan minuman.
4. Pekerjaan EPC yang merupakan pekerjaan rancang bangun, design process, design
engineering, procurement dan construction management.
b. Harga jual akan tertagih di mana jumlah pembayaran yang diterima sekurangkurangnya telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
c. Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari
subordinasi terhadap Utang lain dari pembeli;
d. Penjual tidak mempunyai Liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan
pematangan lahan yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun
yang menjadi kewajiban penjual sesuai pengikatan jual beli.
4. Pengakuan pendapatan atas penjualan apartemen diakui dengan metode persentase
penyelesaian, apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
a. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah
selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
b. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang
telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
dan
c. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi
dengan andal.
Apabila semua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi, semua penerimaan uang
yang berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan
menggunakan metode deposit, sampai semua persyaratan terpenuhi.
Pendapatan dari bidang usaha pertambangan adalah dari aktifitas penjualan aspal baik
dalam bentuk curah maupun halus. Pendapatan dari penjualan produk diakui saat
terpenuhinya seluruh kondisi sebagai berikut:
a. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang (produk)
secara signifikan kepada pembeli.
b. Entitas tidak lagi melanjutkan keterlibatan pengelolaan ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang (produk) yang dijual.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
d. Dipastikan manfaat ekonomis dari transaksi penjualan akan mengalir kepada
entitas; dan
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal.
Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual method).
C. Laporan Keuangan dan Pos atau Elemen Laporan Keuangan
Dapat dilihat pada lampiran dibawah ini, bahwa pendapatan PT. Wijaya Karya (Persero)
Tbk disajikan dalam laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain. Dalam
lampiran tersebut kita dapat mengetahui PT. Wijaya Karya (Persero) memiliki beberapa jenis
pendapatan diantaranya dihasilkan dari penjualan bersih, laba ventura bersama, pendapatan
lain-lain, serta Keuntungan aktuarial atas program imbal kerja pasti.
Beberapa jenis pendapatan tersebut setelah diakumulasi dan dikurangkan dengan bebanbeban yang terjadi dan pajak maka akan menghasilkan pendapatan komprehensif pada
periode berjalan. Untuk lebih lengkapnya dapat kita amati pada lampiran dibawah ini:
a. Infrastruktur dan Gedung terdiri dari bidang usaha jasa konstruksi sipil umum yang
meliputi pembangunan sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, dermaga,
bandara, bendungan, irigasi, dan gedung .
b. Energi dan Industrial Plant meliputi bidang usaha jasa konstruksi bidang energi dan
EPC serta jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik. Pada segmen ini
termasuk investasi pada sektor kelistrikan yang mayoritas pendanaan dan operasinya
dikendalikan Perseroan.
c. Industri terdiri dari usaha beton pracetak seperti tiang pancang, girder, bantalan rel
kereta api, konstruksi baja, spare part otomotif, produk konversi energi dan industri
pertambangan.
d. Realti dan properti terdiri dari usaha landed housing dan high risk building seperti
apartemen serta pengelola gedung dan kondotel.
Nilai penjualan tersebut tidak termasuk penjualan dari ventura bersama sampai dengan 31
Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 3.475.787.434 dan Rp 4.789.469.378.
Tidak ada pendapatan per customer dengan nilai bersih melebihi 10% dari total penjualan.
Rincian Penjualan dikategorikan sebagai berikut :
Penjualan jasa adalah dari bisnis jasa konstruksi, sewa dan properti metode perhitungan
pendapatan atas jasa konstruksi adalah dengan menggunakan metode presentase penyelesaian
kontrak.
Informasi pokok atas kontrak konstruksi terinci sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
PT Wijaya Karya (persero) Tbk beralamatkan di Jl. D.I. Panjaitan Kav.9 Jakarta
13340. Didirikan oleh Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja (PN Widjaja Karja)
pada tanggal 11 Maret 1960. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40 tanggal 22 Juli 1971,
PN Widjaja Karja dialihkan bentuk dan statusnya menjadi Persahaan Perseroan (Persero).
Anggaran dasar Perseroan yang termuat dalam Akta Pendirian telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir perubahan Anggaran Dasar menjadi Perusahaan Terbuka pada tahun
2007.
Kebijakan mengenai pengakuan pendapatan pada PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
yakni : Pendapatan bidang usaha konstruksi diakui berdasarkan metode persentase
penyelesaiaan; Pendapatan bidang manufaktur dan perdagangan diakui berdasarkan
penyerahan barang kepada pembeli; Pendapatan penyewaan alat-alat berat dihitung
berdasarkan masa penggunaannya; Pendapatan bidang usaha perumahan untuk landed house
diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method); dan Pendapatan dari bidang usaha
pertambangan adalah dari aktifitas penjualan aspal baik dalam bentuk curah maupun halus.
Pendapatan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk disajikan dalam laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain. Dalam lampiran tersebut kita dapat mengetahui PT. Wijaya
Karya (Persero) memiliki beberapa jenis pendapatan diantaranya dihasilkan dari penjualan
bersih, laba ventura bersama, pendapatan lain-lain, serta Keuntungan aktuarial atas program
imbal kerja pasti.
Penjualan bersih dari PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk terdiri atas Infrastruktur dan
Gedung sebesar Rp. 5.984.300.421.000; Energi dan Industrial Plant Rp. 3.369.643.952.000;
Industri Rp. 2.830.253.398.000; serta Realty dan Properti sebanyak Rp. 1.435.903.648.000.
Pada Investasi dalam ventura bersama, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk memperoleh
laba sebanyak Rp. 288.402.591.000 selama tahun 2015. Kemudian dalam pendapatan lainlain, perusahaan justru menghasilkan beban sebesar Rp. 415.823.583.000 Lalu pada periode
tersebut perusahaan memiliki keuntungan aktuarial yang timbul atas program imbal kerja
pasti sebesar Rp. 6.306.290.000