Anda di halaman 1dari 41

MACAM-MACAM TEORI DALAM KONSELING

1. Terapi Gestalt Frederick S Fritz Perls (1893-1970)


Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah suatu
terapi eksistensial yang menekankan kesadaran disini dan sekarang. Fokus
utamanya adalah pada apa dan bagaimana tingkah laku dan peranan urusan
yang tak diselesaikan dari masa lampau yang menghambat kemampuan
individu untuk bias berfungsi secara efektif.
a) Pandangan Tentang Manusia
Sasaran Perls adalah membantu orang-orang membuat hubungan
dengan pengalaman mereka secara jelas dan segera ketimbang semata-mata
berbicara tentang pengalaman-pengalaman itu.
Di dalam rangka terapi Gestalt, pandangan terhadap manusia, menurut
Passans (1975) adalah sebagai berikut :
1. Manusia adalah keseluruhan dari komposisi bagian-bagian yang saling
berhubungan.
2. Manusia adalah bagian dari lingkungannya sendiri.
3. Manusia memilih bagaimana ia memberi respons terhadap rangsangan,
dalam hal ini manusia adalah aktor.
b) Tujuan Terapi Gestalt
Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani
menghadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus
dihadapinya,
c) Fungsi dan Peran Terapi
Sasaran terapis adalah kematangan klien dan pembokaran hambatanhambatan yang mengurangi kemampuan klien berdiri di atas kaki sendiri.
Tugas terapis adalah membantu klien dalam melaksanakan peralihan dari
dukungan eksternal kepada dukungan internal dengan menentukan letak jalan
buntu.

d) Hubungan Antara Terapi Dan Klien


Yang penting adalah terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan
pengalaman-pengalaman saat sekarang ketika dia menghadapi klien disini
dan sekarang.
e) Teknik-Teknik Dan Prosedur Terapeutik
Latihan Dialog
Terapi gestalt menaruh perhatian yang besar pada pemisahan dalam
fungsi kepribadian. Yang paling utama adalah pemisahan antara : top
dog dan underdog. Teknik kursi kosong adalah suatu cara untuk
mengajak klien agar mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam teknik ini
dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Terapis meminta klien untuk
duduk di kursi yang satu dan memainkan peran sebagai top dog dan
kemudian pindah ke kursi lain dan menjadi underdog.
Berkeliling
Adalah suatu latihan terapi gestalt dimana klien diminta untuk
berkeliling ke anggota-anggota kelompoknya dan berbicara atau
melakukan sesuatu dengan setiap anggota itu.
Latihan saya Bertanggung Jawab
Dalam tahap ini, terapis meminta untuk membuat suatu pernyataan
dan kemudian menambahkan pada pernyataan itu kalimat dan saya
bertanggung jawab untuk ini.
Bermain Proyeksi
Dalam permainan bermain proyeksi terapis meminta klien yang
mengatakan saya tidak bisa mempercayaimu untuk memainkan peran
sebagai orang yang tidak bisa menaruh kepercayaan guna menyingkapkan
sejauh mana ketidakpercayaan itu menjadi konflik dalam dirinya.
Teknik Pembalikan
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien
terjun kedalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan
kecemasan dan menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah
ditekan atau diingkarinya.

Tetap dengan Perasaan


Teknik ini bisa digunakan pada klien menunjukkan pada perasaan atau
suasana

hati

yang

tidak

menyenangkan

yang

ia

sangat

ingin

menghindarinya. Terapis mendesak klien untuk tetap dengan atau


menahan perasaan yang ingin menghindarinya itu.
Permainan Ulangan
Menurut Perls, banyak pemikiran kita yang merupakan pengulangan.
Dalam fantasi, kita mengulang-ulang peran yang kita anggap masyarakat
mengharapkan kita memainkannya. Ketika tiba saat menampilkannya,
biasanya kita mengalami demam panggung atau kecemasan yakni kita
takut tidak mampu memainkan peran kita itu dengan baik. Pengulangan
internal menghabiskan banyak energi serga acap kali menghambat
spontanitas dan kesediaan kita untuk bereksperimen dengan tingkah laku
baru.
Permainan melebih lebihkan
Permainan ini berhubungan dengan konsep peningkatan kesadaran
atas tanda-tanda dan isyarat-isyarat halus yang dikirimkan oleh seseorang
melalui bahasa tubuh, gerakan-gerakan, sikap-sikap badan, dan mimic
muka bisa mengomunikasikan makna-makna yang penting.
2. Terapi Psikoanalisis
Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939) adalah seorang
neurolog Austria dan

pendiri

aliran

psikoanalisis

dalam psikologi.

Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang


sifat manusia, dan metode psikoterapi.
Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah
sadar, asosiasibebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap
masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong
keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan
Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi
merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-

pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktifitas emosi lain,
hingga aktifitas emosi yang sama sekali tidak disadari.
a) Pandangan Tentang Sifat Manusia
Sifat manusia pada dasarnya adalah deterministik. Menurut Pendapat
Freud, perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi
yang tidak disadari, dorongan biologis, serta dorongan naluri dan peristiwa
yang berhubungan dengan psikoseksual pada masa enam tahun pertama
kehidupan.
b) Struktur Kepribadian

Id adalah system kepribadian yang orisinil, merupakan tempat bersemayam


naluri-naluri.

Ego memiliki kontak dengan dunia eksternal dari kenyataan.ego adalah


eksekutif dari kepribadian yang memerintah,mengendalikan ,dan mengatur.

Super ego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian.

c) Kesadaran dan Ketidak Sadaran


Kesadaran merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan
pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di
bawah permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam
ketimbang yang terlihat di permukaan. Demikianlah juga halnya dengan
kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang tertekan akan
dihimpun dalam alam ketidak sadaran.
d) Kecemasan

Kecemasan realistis, adalah ketakutan terhadap bahaya dari dunia


eksternal, dan taraf kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang
ada.

Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinyanalurinaluri yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bias
mendatangkan hukuman baginya.

Kecemasan moral, adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri.

e) Tahap Perkembangan Kepribadian


1. Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran
yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual,
mulai dari lahir sampai dewasa.
2. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap
perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat
penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
f) Kepribadian orang terbentuk pada usia 5-6 tahun :
Tahun pertama kehidupan: fase oral
Fiksasi oral adalah ketidak puasan masa oral pada waktu bayi, yaitu akan
berakibat menjadi individu yang tidak mudah percaya pada orang lain dan
ketidak mampuan menciptakan hubungan yang akrab dengan orang lain.
Usia 1-3 tahun: fase anal
fase ini mencangkup tugas perkembangan kebebasan belajar, penerimaan
terhadap kekuatan personal, belajar untuk melampiskan ungkapan negatif
seperti amarah dan agresi.
Usia 3-6 tahun: fase falik
konflik dasar pada nafsu seks antar keluarga terdekat. Tahap palus pria
yang dikenal dengan oedipus kompleks, pada wanita disebut elektra
kompleks.
g) Tujuan Terapi
1. Membuat tidak sadar menjadi sadar;
2. Mengatasi tahap-tahap perkembangan tidak terpecahkan
h) Hubungan Antara Terapi Dan Klien
Hubungan antara klien dengan penganalisis dikonseptualisasikan
dalam

proses

transferensi,

yang

merupakan

inti

dari

pendekatan

psikoanalitik.Transferensi memberi peluang bagi klien untuk melekat pada diri


terapis tanggung jawab dari urusan yang belum terselesaikan yang berasal
dari hubungan masa lalu.

i) Teknik Terapi

Asosiasi Bebas, klien melaju bersama pikirannya ataupun pendapat


dengan jalan serta melaporkannya tanpa ada sensor.

Interpretasi, Fungsinya adalah memberi peluang kepada ego untuk


mengasimilasikan materi baru dan dan untuk memprcepat proses menguak
materi diluar kesadaran selanjutnya.

Analisis mimpi, prosedur yang penting untuk bisa mengungkapkan materi


tidak disadari dan untuk bisa memberi klien suatu wawasan ke dalam
kawasan problem yang tak terselesaikan.

analisis resistensi, untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan


terjadinya resistensinya konselor meminta klien menafsirkan resistensi

analisis transferensi, Konselor mengusulkan klien mengembangkan


transferensinya agar terungkap neorosisnya terutama pada usia selama
lima tahun pertama dalam hidupnya.

3. Terapi Client Centered (Teori Yang Berpusat Pada Klien)


Pendekatan client-centered adalah cabang khusus dari humanistik
yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan
fenomemalnya. Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan
pribadi kliennya dengan jalan membantu kliennya itu dalam meemukan
kesanggupan untuk memecahkan masalah.
a) Pandangan Tentang Sifat Manusia
Pandangan ini menolak adanya kecendrungan-kecendrungan negative dasar.
b) Ciri-Ciri Pendekatan Client Centered
Pendekatan ini difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan
klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
c) Tujuan-Tujuan Terapis
Yaitu menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien
untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh.

d) Fungsi Dan Peran Terapis


Yaitu membangun hubungan yang membantu dimana klien akan mengalami
kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-area hidupnya yang
sekarang diingkari.
e) Hubungan Antara Terapis dan Klien
Dua orang berada dalam hubungan psikologis.
Orang pertama, yang akan kita sebut klien, ada dalam keadaan tidak
selaras, peka, dan cemas.
Orang yang kedua, yang akan disebut terapis, ada dalam keadaan selaras
atau terintegrasi dalam berhubungan.
Terapis merasakan perhatian positif tak bersyarat terhadap klien.
f) Teknik Konseling
Pada dasarnya teknik itu menggambarkan implementasi filsafat dan
sikap, yang harus konsisten dengan filsafat dan sikap konselor. Teknik-teknik
tersebut

sebagai

cara

untuk

mewujudkan

dan

mengkomunikasikan

acceptance, understanding, menghargai, dan mengusahakan agar klien


mengetahui bahwa konselor berusaha mengembangkan internal frame of
reference klien dengan cara konselor mengikuti fikiran, perasaan dan
eksplorasi klien, yang merupakan teknik pokok untuk menciptakan dan
memelihara hubungan konseling.
4. Terapi Behavioristik
Teori behavioral berasal dari konsepsi yang dikembangkan oleh hasilhasil penelitiaan psikologi eksperimental. Berbeda dengan teori psikoanalisa yang
menekankan pentingnya perilaku klien dalam kaitannya dengan pengalaman
hidup masa lampau, dalam teori behavioral lebih menekankan kepada perilaku
klien di sini dan saat ini. Artinya, bahwa perilaku individu yang terjadi saat ini
dipengaruhi oleh suasana lingkungan pada saat ini.
1. Ciri-Ciri Konseling
1. Perubahan-perubahan khusus terhadap lingkungan individual dapat
membantu dalam merubah perilaku-perilaku yang relevan; prosedur-

prosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang


relevan dalam perilaku klien dengan merubah lingkungan
2. Prinsip-prinsip belajar sosial, seperti misalnya reinforcement dan social
modeling, dapat digunakan untuk mengembangkan prosedur-prosedur
konseling
2. Tujuan Konseling
Tujuan utama konseling behavioral adalah menghilangkan tingkah
laku yang salah suai (maladaptive) dan menggantikannya dengan tingkah laku
baru yang lebih sesuai.
3. Fungsi dan Peran Konselor
Secara aktif, direktif dan kreatif konselor diharapkan mampu
menerapkan pengetahuan-pengatahuan yang dimilikinya guna mengajarkan
keterampilan-keterampilan baru sesuai pemasalahan klien dan tujuan yang
diinginkan.
4. Teknik Behavioristik
Krumboltz (Surya, 2003) mengemukakan bahwa terdapat empat
metode daam konseling behavioral, yaitu :
1. Operant learning
2. Unitative learning atau social modelling
3. Cognitive learning.
4. Emotional learning
Sedangkan teknik yang biasa digunakan dalam keempat pendekatan atau
metode di atas antara lain :
1. Desentisisasi sistematis, yaitu suatu cara yang digunakan untuk
menghapus tingkah laku yang diperbuat secara negatif dengan
menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan dengan tingkah
laku yang hendak dihapuskan. Salah satu caranya adalah dengan melatih
anak untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan
pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan.

2.

Latihan asertif, yaitu latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang


lain yang menimbulkan kecemasan, dengan cara mempertahankan hak dan
harga dirinya.

3. Terapi aversi, digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau


menghukum perilaku yang negatif dan memperkuat perilaku positif,
dengan meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respon pada
stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi
dengan stimulus yang merugikan dirinya. Misalnya, anak yang suka
mabuk, maka minumannya dicampur dengan obat tertentu yang dapat
menjadikan pusing atau muntah.
4. Penghentian pikiran. Teknik ini efektif digunakan untuk klien yang sangat
cemas. Caranya, misal klien ditutup matanya sambil membayangkan dan
mengatakan sesuatu yang mengganggu dirinya
5. Kontrol diri, dilakukan untuk meningkatkan perhatian pada anak tugastugas tertentu, melalui prosedur self assessment, mencatat diri sendiri,
menentukan tindakan diri sendiri, dan menyusun dorongan diri sendiri.
6. Pekerjaan rumah. Yaitu dengan memberikan tugas atau pekerjaan rumah
kepada klien yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi
tertentu.
Dalam implementasinya pada anak berkebutuhan khusus, penggunaan teknikteknik di atas harus disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak
secara individual, serta dengan mempertimbangkan kelebihan anak, macam
dan nilai penguatan yang tersedia, serta orang lain yang berarti atau bermakna
bagi kehidupan anak.
5. Terapi Eksistensial
Victor Frankl 1905-1997, pandangan frankl bahwa Manusia modern
mempunyai banyak cara untuk hidup tapi seringnya tidak punya makna hidup,
sehingga keberadaan waktunya seperti tidak berguna. Tujuan dari terapi adalah
menantang manusia untuk menemukan makna dan tujuan hidup melalui
penderitaan, pekerjaan dan cinta.

Menurut pandangan Z. Rollo May 1909-1994 :


1. Perlu keberanian untuk menentukan kita ingin menjadi manusia seperti
apa.
2. Perjuangan yang tetap pada manusia:
Ingin dewasa dan juga mandiri
Tetapi menyadari bahwa proses perkembangan dan kedewasaan

merupakan proses yang menyakitkan.


Jadi perjuangan adalah keamanan dari ketergantungan dan juga sakit

dari perkembangan.
a) Hakekat Manusia
Enam Dimensi Dasar Manusia Menurut Teori Eksistensial :
1. Kapasitas Untuk Sadar Akan Dirinya
a. Semakin tinggi kesadaran kita, semakin tinggi kemungkinan kita untuk
merasakan kebebasan.
b. Kesadaran adalah menyadari bahwa kita punya potensi, pilihan, untuk
bertindak ataupun tidak bertindak.
2. Kebebasan Dan Tanggung Jawab
a. Orang- orang bebas memilih diantara pilihan- pilihan dan mempunyai
peran yang besar dalam membentuk takdir orang- orang.
b. Orang- orang harus menerima tanggung jawab untuk menentukan
hidup mereka sendiri.
3. Usaha untuk mendapatkan identitas dan bisa berhubungan dengan orang
lain.
4. Pencarian makna
Hidup tidak bermakna dengan sendirinya; setiap orang harus
mencari dan menemukan maknanya sendiri.
5. Kecemasan sebagai kondisi dalam hidup
Keresahan muncul dari dorongan untuk survive dan mempertahankan
keberadaan diri.
keresahan eksistensial adalah normal meskipun kematian bisa datang
tanpa keresahan.
6. Kesadaran akan kematian dan ketiadaan
Kesadaran akan kematian adalah kondisi dasar manusia yang
memberikan signifikansi untuk hidup.
b) Tujuan Terapi Eksistensial
mengenali cara- cara yang mereka terima secara pasif dalam lingkungan
mereka dan menyerah, sehingga diperlukan kesadaran untuk membentuk

10

hidup yang dimiliki untuk menggali potensi- potensi agar hidup lebih
bermakna.
c) Hubungan Antara Klien Dan Terapis
a. Terapi adalah perjalanan yang dilakukan oleh klien dan terapis.
Kuncinya adalah hubungan orang per orang
b. Inti dari hubungan terapik
hormat, dan yakin terhadap potensi klien.
berbagi reaksi dan kepedulian serta empati yang tulus
d) Prosedur dan Teknik Terapi
Ada tiga tahap proses konseling yaitu :
1. Konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi
asumsi mereka tentang dunia.
2. Klien didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan
otoritas dari sistem nilai mereka.
3. Konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk bisa
melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.

6. Terapi Reality
Terapi ini menyediakan kondisi yang akan menolong klien untuk bisa
mengembangkan kekuatan psikologis untuk mengevaluasi perilakunya sekarang
serta untuk mendapatkan perilaku yang efektif.
Teori Kontrol bertumpu pada asumsi bahwa kita ini menciptakan dunia
dalam diri kita sendiri yang bisa memenuhi kebutuhan kita. Perilaku adalah suatu
usaha untuk mengontrol persepsi kita terhadap dunia eksternal untuk bisa dengan
dunia yang internal dan yang memberi kepuasan kebutuhan. Sasaran utama terapi
realitas adalah mengajar orang cara yang lebih baik dan lebih efektif untuk
mendapatkan apa yang yang mereka inginkan dalam hidup ini.
a) Penjelasan Teori Kontrol
Teori Kontrol bertumpu pada asumsi bahwa perilaku manusia adalah bertujuan
dan berasal dari diri individu dan bukan dari kekuatan luar, meskipun kekuatan
luar memiliki pengaruh pada keputusan yang diambil tetapi perilaku tidak
disebabkan oleh faktor lingkungan.
b) Ciri-ciri Terapi Realitas

Penolakan terhadap model medis.

11

Identitas sukses dan keterkaitan yang positif.

Penekanan pada tanggungjawab.

Tidak menekankan pada transferensi.

c) Inti
1. Menolong klien mengevaluasi apakah yang mereka inginkan itu realistis
dan perilakunya dapat menolong ke arah tersebut.
2. Konselor membantu klien mendesain suatu rencana perubahan sebagai cara
menerjemahkan perkataan menjadi perbuatan.
3. Cara terbaik untuk mengontrol peristiwa disekitar kita adalah melalui apa
yang kita lakukan.
d) Prosedur Yang Membawa Perubahan
1. Proses
a. Mengeksplorasi Keinginan, Kebutuhan, dan Persepsi
Klien didorong untuk mengenali, mengidentifikasi, dan menghaluskan
apa yang mereka dambakan untuk memenuhi kebutuhannya, dengan
cara konseling yang tanpa memberikan kritik dan bersikap mau
menerima sehingga klien bebas mengemukakan pikirannya.
b. Fokus pada Perilaku Sekarang
Terapi realitas menekankan pada perilaku sekarang dan mempedulikan
peristiwa pada masa lalu selama peristiwa itu ada pengaruhnya
terhadap perilaku klien sekarang. Terapi realitas mengkonsentrasikan
pada pengubahan perilaku total, tidak hanya pada sikap dan perasaan.
c. Membuat Klien Mau Mengevaluasi Perilakunya
Konselor meminta klien untuk mengevaluasi setiap komponen dari
perilaku totalnya merupakan tugas pokok dari terapi realitas. Proses
pengevaluasian dari perbuatan, berpikir, merasakan, dan komponenkomponen psikologis dari perilaku total adalah dalam lingkup
pertanggung jawaban klien.
d. Merencanakan dan Komitmen
Ketika klien menetapkan perubahan apa yang ia kehendaki, biasanya ia
siap untuk mengeksplorasi perilaku lain yang mungkin ada dan

12

memformulasikan

rencana

tujuan.

Setelah

rencana

selesai

diformulasikan oleh usaha bersama aantara konselor dan klien, maka


harus ada komitmen untuk melaksanakannya.
e) Teknik
Terapi ini sifatnya aktif, direktif, dan deduktif. Sangat mungkin digunakan
berbagai macam teknik, agar klien bisa mengevaluasi apa yang sekarang ini
sedang ia lakukan untuk mengetahui apakah mau berubah. Apabila ia tetapkan
bahwa perilakunya yang sekarang ini tidak efektif, ia mengembangkan suatu
rencana perubahan dan mengadakan komitmen untuk mengikuti rencana yang
telah ia buat.
f) Prosedur Khusus yang Membawa Perubahan
Ada empat prosedur khusus yang secara tepat bisa dikembangkan oleh
konselor untuk meningkatkan praktek layanan terapi realitas. Prosedur tersebut
adalah:
Penggunaan ketrampilan bertanya
Teknik menolong diri sendiri dalam rencana pertumbuhan pribadi klien
Penggunaan humor
Teknik paradoksal.
7. Terapi Rational Emotive
Konsep dasar teori ini adalah bahwa pola berpikir manusia itu sangat
dipengaruhi oleh emosi, demikian pula sebaliknya. Emosi adalah pikiran yang
dialihkan dan diprasangkakan atau sebagai suatu proses sikap dan kognitif
yang intrinsik. Sedangkan pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi
seseorang dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu pikiran seseorang.
Ringkasnya, proses terapeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan
rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan
karena sumber ketidakbahagiaannya adalah irasionalitas, maka individu bisa
mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional. Proses terapi,
karenanya, sebagian besar adalah proses belajar mengajar.
a. Pandangan Tentang Sifat Manusia

13

Manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara biologis dan


didorong oleh nalurinaluri. Ia melihat individu sebagai makhluk unik dan
memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasan-keterbatasan, untuk
mengubah

pandangan-pandangan

dan

nilai-nilai

dasar

yang

telah

diintroyeksikan secara tidak kritis pada masa kanak-kanak, dan untuk


mengatasi kecenderungan-kecenderungan menolak diri sendiri.
b. Hubungan Klien Dan Terapis
Disini terapis harus menunjukkan sifat penerimaan mereka secara penuh, tidak
ada hubungan yang membertikan arti utama paad kehangatan pribadi dan
pengertian empatik, dengan asumsi empatik bisa menjadi kontra produktif
karena bisa memupuk rasa ketergantungan. Tetapi terapis menekankan
hubungan saling mengerti dan membangun kerjasama dan terapis biasanya
sanagt terbuka dan langsung dalam mengungkapkan keyakinan dan nilai
mereka sendiri
c. Teknik Konseling Rational-Emotive
1. Teknik Emotive
Menurut Corey (1995) ada beberapa teknik emotif, yaitu:
asertive training; digunakan untuk melatih, mendorong

dan

membiasakan klien untuk secara terus menerus menyesuaikan dirinya


dengan pola perilaku sesuai dengan yang diinginkannya,
sosiodrama; digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis
perasaan yang menekan klien (perasaanperasaan negatif) melalui suatu
suasana yang dramatisasikan sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapan dirinya sendiri baik secara lisan, tulisan ataupun
melalui gerakan-gerakan dramatis,
self modeling, digunakan dengan meminta klien untuk berjanji atau
mengadakan komitmen dengan konselor untuk menghilangkan
perasaan atau perilaku tertentu.
irnitasi, digunakan dimana klien diminta untuk menirukan secara terus
menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud menghadapi
perilakunya sendiri yang negatif.
2. Teknik Behavioristik
Ada dua teknik behavioristik yaitu:
Reinforment, digunakan untuk mendorong klien kearah perilaku yang
lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal
ataupun punishment,

14

Social modeling, digunakan untuk menggambarkan perilaku perilaku


tertentu, khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam
bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-

masalah.
3. Teknik Kognitif
Teknik kognitif yang cukup dikenal adalah Home Work Assigment atau
teknik tugas rumah, digunakan agar klien dapat membiasakan diri serta
menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntun pola perilaku
yang diharapkan.
8. Analisis Transaksional (Teori Kepribadian)
Dalam terapi ini hubungan konselor dan klien dipandang sebgai suatu
transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana
masing0masing partisipan berhubungan satu sama lain. Sebagai fungsi tujuan
tertentu. Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial.
Berne membagi psikoterapi konvensional menjadi dua kelompok:
1. Kelompok yang melibatkan sugesti, dukungan kembali (reassurence), dan
fungsi parental lain.
2. Kelompok yang melibatkan pendekatan rasional, dengan menggunakan
konfrontasi dan interpretasi seperti terapi non direktif dan psiko analisa.
a) Tujuan
Membantu pihak klien daalm rangka membuat keptusan baru, yaitu
tentang tingkahlakunya sekrang yang diarahkan pa kehidupannya, caranya
denagn jalan membantu klien untuk mendapatkan kesadaran tentang
bagaimana klien mengahdapi masalahnya berkaitan denagn kebebasan memilih
dan memberikan pilihan untuk menentukan cara hidupnya
b) Teknik Proses Terapi
Proses terapi dalam pendekatan analisis transaksioanal terdiri dari beberapa
metode yaitu :
Analisis struktural
Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan
berfungsinya orang tua, orang dewasa dan anak-anak yang ada pada diri
meraka.

15

Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.


Analisis Transaksioanal
Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang
dirinya sendiri & orang lain
Yang terjadi antar manusia melibatkan transaksi status ego; jika pesan
disampaikan diharapkan ada respon
3 jenis transaksi yaitu komplementer, lintas, & tersembunyi
1. Transaksi komplementer ini dapat terjadi jika antara stimulus dan respon
cocok, tepat dan memang yang diharapkan sehingga transaksi ini akan
berjalan lancar.
Misalnya pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan
status ego orang tua, dewasa atau anak-anak.
1. Transaksi silang, ini terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok
atau tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan
terganggu.
2. Transaksi terselubung, terjadi jika antara dua status ego beroperasi
bersamasama. Biasanya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke
dewasa, akan tetapi menyembunyikan suau pesan yang sebenarnya.
Misalnya dewasa ke anak, atau orang tua ke anak.
Pemodelan keluarga
Klien diminta membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak
mungkin org yang signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya.
Analisis ritual & waktu senggang
Analisis permainan & Racket
Melukiskan sebuah permainan sebagai urut-urutan transaksi
tersembunyi yang komplementer yang terus menerus berjalan maju ke
arah terciptanya hasil yang tertata baik & bisa diramalkan
Analisis suratan

16

Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang
diikuti klien.
9. Konseling Trait And Faktor
Pandangan Hakekat Manusia
Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.
Manusia bergantung dan hanya berkembang secara optimal di tengahtengah masyarakat.
Tujuan Konseling
Konseling bertujuan untuk mengajak klien berpikir mengenai dirinya dan
menemukan masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk keluar
dari masalah tersebut. Untuk itu secara umum konseling trait and factor
dimaksud untuk membantu klien mengalami:
a. Klarifikasi diri (self- clarification)
b. Pemahaman diri (self - understanding)
c. Pengarahan diri (self - acceptance)
d. Pengarahan diri (self - direction)
e. Aktualisasi diri (self - actualization)
Tehnik Konseling
1. Menciptakan hubungan baik. Untuk menciptakan hubungan baik
,konselor perlu menciptakan suasana hangat, bersikap ramah dan
akrab, dan menghilangkan kemungkinan situasi bersifat mengancam.
2. Mengembagkan pemahaman diri
Usaha pertama konselor adalah membantu klien mampu memahami
diri sendiri yang mencakup segala kelebihan dan kelemahannya.
3. Menasehati atau merencanakan program tindakan
Tugas konselor setelah membantu klien mengenali dirinya adalah
membantu klien merencanakan program tindakan.
4. Pelaksanaan rencana
Rencana program tindakan yang telah dibuat dan yang telah disertai
dengan pengujian kelebihan dan kekurangan maka diikuti pengambilan
keputusan klien untuk dilaksanakan.

17

5. Rujukan
Pada dasarnya tidak semua masalah klien dapat dibantu oleh konselor.
10. Terapi Adler
Adler mengemukakan bahwa motif utama yang merupakan dorongan hidup
adalah superioritas dan kekuatan. Rincian pokok teoriAdler mencakup enam hal
berikut:
1. Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatar belakangi aktivitas manusia
adalah perjuangan untuk sukses.
2. Persepsi subyektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian.
3. Semua fenomena psikologis disatukan di dalam diri individu dalam bentuk
self.
4. Manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes
sosial.
5. Semua potensi manusia di kembangkan sesuai dengan gaya hidup.
6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif individu.
a) Tujuan Konseling
Tujuan konseling Adler meliputi mengurangi intensitas perasaan inferior,
memperbanyak kebiasaan yang salah dalam memahami, mengubah tujuan
hidup, perkembangan perasaan terhadap orang lain, meningkatkan aktivitas.
Klien harus mencapat insight tentang kesalahan style of life mereka,
menghadapi makanisme superioritas mereka dan memperbaiki minat sosial.
b) Proses dan teknik Konseling
1. Menciptakan Hubungan
2. Menggali Dinamika Individual
3. Memberi semangat untuk pemahaman
4. Menolong agar bisa berorientasi ulang
Penjelasan teknik dan prosedur terapi di atas dapat diringkas sebagai
berikut;
1. Menciptakan hubungan terapeutik yang tepat
2. Menggali dinamika psikologi yang ada dalam diri ki (analisis dan
3.

penilaian)
Membangunkan semangat pengembangan rasa memahami diri
(wawasan diri)

18

4. Menolong ki menentukan pilihan-pilihan baru (reorientasi dan redukasi)


a)PSIKOTERAPI
Menurut Adler, psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya
keberanian, perasaan inferior yang berlebihan dan minat sosial yang kurang
berkembang. Jadi tujuan utama psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian,
mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial.

Konsep Dasar Konseling


Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan yang
berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu.
Hubungan dalam konseling berbeda dengan situasi, hubungan dalam konseling
ditandai :

Hubungan yang bersifat unik dan umum


Adanya keseimbangan obyektivitas dan subyektifitas
Adanya keseimbangan unsur kognitif dan kognatif
Adanya keseimbangan antara kesamar-samaran dan kejelasan
Adanya keseimbangan tanggung jawab.

Menurut Cavanagh (1982: 1-2) konseling merupakan suatu hubungan antara


pemberi bantuan yang terlatih dengan seseorang yang mencari bantuan, di mana
keterampilan pemberi bantuan dan suasana yang dibuatnya membantu orang lain
dalam cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif.
1. Pengertian Konseling
Pengertian Konseling Menurut Para Ahli
Dalam Mempelajari Bimbingan dan Konseling, mahasiswa sudah tentu
harus mengetahui pengertian-pengertian yang telah dikemukakan para tokoh.
Karena hal tersebut merupakan dasar agar dalam mempelajarinya mahasiswa
menjadi fokus pada sasaran perkuliahan. Oleh karena itu berikut ini penulis
uraikan 17 Teori berkenaan dengan pengertian bimbingan dan konseling tersebut :
1) MenurutSchertzer dan Stone (1980)

19

Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang


bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri
dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan
berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif
perilakunya.
2) Menurut Jones (1951)
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan semua
pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh
yang bersangkutan. Dimana ia diberi panduan pribadi dan langsung dalam
pemecahan untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang
progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa
bantuan.
3) Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.
4) Menurut A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses dalam mana konselor membantu konseli
(klien) membuat interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan
pilihan,

rencana,

atau

penyesuaian-penyesuaian

yang

perlu

dibuatnya.

5) Menurut APGA (American Personel Guidance Association) dalam Prayitno


(1987 : 25)
Konseling adalah hubungan antara seorang individu yang memerlukan
bantuan untuk mengatasi kecemasannya yang masih bersifat normal atau konflik
atau masalah pengambilan keputusan.
6) Menurut Talbert (1959)
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuankemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini
konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan

20

menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi


maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan
masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
7) Menurut Cavanagh,
Konseling merupakan a relationship between a trained helper and a
person seeking help in which both the skills of the helper and the atmosphere that
he or she creates help people learn to relate with themselves and others in more
growth-producing ways. Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan
seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan
situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan
dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin
bertumbuh (growth-producing ways)
8) Menurut Tohari Musnawar (1992)
Konseling dalam Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai makhluk Allah yang
seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga
mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat. Kesemuanya berlandaskan kepada
Al-Quran dan Sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan sumber pedoman
kehidupan umat Islam.
9) Menurut ASCA (American School Conselor Association)
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu
klien mengatasi masalah-masalahnya.
10) Menurut Pepinsky & Pepinsky, dalam Schertzer dan Stone (1974)
Konseling merupakan interaksi yang (a) terjadi antara dua orang
individu ,masing-masing disebut konselor dan klien ; (b) terjadi dalam suasana
yang profesional (c) dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan
perubahan-perubahan dalam tingkah laku klien.
11) Menurut Smith dalam Sertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses dalam mana konselor membantu konseli
(klien) membuat interprestasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan

21

pilihan,

rencana,

atau

penyesuaian-penyesuaian

yang

perlu

dibuatnya.

12) Menurut Division of Conseling Psychology


Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembangan
yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi
setiap waktu.

13) Menurut Blocher dalam Shertzer & Stone (1969)


Konseling adalah membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri
dan

memberikan

reaksi

terhadap

pengaruh-pengrauh

lingkungan

yang

diterimanya, selanjutnya, membantu yang bersangkutan menentukan beberapa


makna pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas
tujuan-tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku dimasa yang akan datang.
14) Menurut Berdnard & Fullmer (1969)
Konseling merupakan pemahaman dan hubungan individu untuk
mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik
dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan
ketiga hal tersebut.
15) Menurut Lewis, dalam Shertzer & Stone (1974)
Konseling adalah proses mengenai seseorang individu yang sedang
mengalami masalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam
suasana yang lebih menyenangkan melalui interaksi dengan seseorang yang
bermasalah yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien
untuk mengembangkan tingkah laku yang memungkinkan kliennye berperan
secara lebih efektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
16) Menurut Pietrofesa
Konseling merupakan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli.
17) Menurut Winkell (2005 : 34)
Konseling merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan
dalam usaha membantu konseli / klien secara tatap muka langsung dengan tujuan

22

agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan
atau masalah khusus maka masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi
semuanya.

2. Tujuan Konseling
Tujuan konseling berdasarkan penanganan oleh konselor dikemukakan
oleh Shertzer dan Stone yang dikutip oleh Mc Leod (2004) dapat diperinci sebagai
berikut:
1. Mencapai kesehatan mental yang positif
Apabila kesehatan mental tercapai maka individu memiliki integrasi,
penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu belajar
menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan mencapai integrasi tingkah
laku.
2. Keefektifan individu
Seseorang diharapkan mempunyai pribadi yang dapat menyelaraskan diri
dengan cita-cita, memanfaatkan waktu dan tenaga serta bersedia mengambil
tanggung jawab ekonomi, psikologis, dan fisik.
3. Pembuatan keputusan
Konseling membantu individu mengkaji apa yang perlu dipilih, belajar
membuat alternatif-alternatif pilihan, dan selanjutnya menentukan pilihan
sehingga pada masa depan dapat membuat keputusan secara mandiri.
4. Perubahan tingkah laku
Inilah pernyataan tujuan-tujuan konseling yang paling banyak dipakai orang
akhir-akhir ini. Para pakar konseling ada yang memadukan antara tujuantujuan berkenaan dengan tujuan struktur pribadi sampai pada perubahan
perilaku tampak, ada yang ketat hanya terpaku pada perubahan tampak saja.
Perubahan tingkah-laku sebagai tujuan konseling mungking terbatas khusus
seperti perubahan respon khusus terhadap frustasi ataupun perubahanperubahan sikap terhadap orang lain dan terhadap diri sendiri
3. Tehnik Konseling

23

Dalam menangani perbedaan permasalahan yang dihadapi konselor,


konseling mempunyai beberapa teknik untuk diterapkan secara langsung
kepada individu, yaitu :

a) Konseling direktif
Konseling direktif sering disebut sebagai konseling yang beraliran
behavioristik, yakni layanan konseling yang berorientasi pada pengubahan
tingkah laku seacra langsung. Adapun langkah - langkah konseling direktif
adalah:
Analisis data tentang klien
Pensintesisten data untuk mengenali kekuatan-kekuatan dan kelemahan

klien.
Diagnosis masalah
Prognosis atau predeksi tentang perkembangan masalah selanjutnya.
Pemecahan masalah.
Tindak
lanjut
dan
peninjauan
hasilhasil
konseling.
Pada konseling direktif ini pemecahan masalah menggunakan hasil
diagnosis yang mana berbentuk kegiatan yang bersifat mengubah tingkah

laku individu.
b) Konseling non-direktif
yaitu suatu bantuan untuk menyelesaikan masalah yang mana berpusat pada
klien. Dengan adanya pelayanan ini individu mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan persoalan perasaan dan pikiran-pikiran yang sulit untuk
mecari jalan keluarnya.
4. Prinsip prinsip Konseling
1. Menyediakan Diri
Langkah pertama untuk membantu teman yang membutuhkan pertolongan
adalah dengan menyediakan diri untuk bersamanya (secara fisik) dan
memberikan perhatian penuh kepadanya.
Kita cenderung membahayakan teman kita dengan memberikan nasehat
yang buruk, dan dengan cepat memilih langsung mendiskusikan rencana
bagaimana bertindak karena kita tidak sabar lagi menemaninya.
2. Mendengarkan dengan Efektif
Komponen penting kedua dalam usaha membantu teman/sahabat kita yang
sedang dalam masalah adalah dengan mendengarkan. Mendengarkan
24

dengan efektif akan melibatkan interaksi dengan orang yang bersangkutan


dan menghormati perasaannya. Walaupun niat kita baik, tapi kalau kita
langsung mengambil kesimpulan - tidak memperdulikan apa yang mereka
katakan - hal itu menunjukkan bahwa kita tidak menghormatinya.
Mengungkapkan Isi Berita
Langkah pertama dalam mendengarkan adalah mengungkapkan
kembali isi berita yang dikatakan teman tsb. dengan kata lain mengulang
kembali apa yang dikatakan teman tersebut dengan kata-kata kita
sendiri. Proses ini mungkin akan membuat kita agak sedikit canggung
pada awalnya, tetapi sebenarnya itu hanya perasaan kita saja, teman
yang kita layani tidak akan merasakannya. Kemampuan melakukan hal
ini memberikan dua keuntungan:
1. Memaksa kita untuk memfokuskan perhatian pada teman yang kita
layani.
2. Teman kita tahu bahwa kita telah mendengarkannya.
Mengklarifikasikan Kebutuhan Yang Terpendam
Sangat

baik

kalau

kita

dapat

mengungkapkan

kembali

(merefleksikan) isi/pesan yang sudah dikatakan teman kita, namun akan


lebih baik lagi jika kita dapat mengungkapkan juga emosi dan kebutuhan
di balik apa yang sudah dikatakannya.
Kita dapat melayani orang lain dengan mengungkapkan kembali
perasaan

mereka

dan

mengklarifikasi

kebutuhan

yang

mereka

ungkapkan. Namun, kita perlu waspada untuk tidak menganalisa secara


berlebihan ketika kita mengungkapkan perasaan orang lain. Kita
seharusnya mengungkapkan hanya perasaan- perasaan yang jelas kita
liat saja: "Wah, perasaanmu pasti terluka," atau "Kamu kedengarannya

25

lagi marah." Kita seharusnya jangan mencoba menafsirkan atau


menebak-nebak perasaan orang, karena hal itu bisa sangat merugikan.
Mengungkapkan Kembali Kebingungan
Mendengarkan dengan reflektif mungkin adalah bantuan yang paling
bermanfaat untuk orang sedang mengalami kebingungan atau memiliki
perasaan yang mendua hati. Kalau kita mengulangi apa yang mereka
katakan, hal ini akan menolong mereka mengenali kebingungannya dan
dapat menghasilkan tindakan yang membangun.
3. Mencari Jalan Keluar
Lalu bagaimana kita dapat menolong teman kita untuk sampai pada
solusi/pemecahan yang dibutuhkannya? Kita tidak berhak untuk melakukan
langkah ketiga kecuali kita sudah mendengarkan teman yang kita layani.
Langkah ketiga adalah: proses memecahkan masalah. Kita harus cukup
menghormati mereka untuk mengijinkan mereka memecahkan masalah
mereka sendiri. Tujuan utama kita seharusnya adalah untuk memberi
semangat kepada teman yang kita layani itu sehingga ia dapat menemukan
solusinya sendiri. Kita dapat menolong proses ini dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
Bicarakan Tentang Keadaannya Saat Ini
Teman yang ingin mencari jalan keluar bagi permasalahan yang
dihadapinya, pertama-tama perlu mengungkapkan kondisinya saat ini.
Kadang-kadang pertanyaan sederhana untuk mencari fakta sudah cukup
mengungkapkan banyak hal. Yesus, misalnya, bertanya kepada pada
seorang yang kerasukan roh jahat, "Siapa namamu?" Jawaban yang
mengejutkan dari orang itu "Legion" (Markus 5:9), lebih dari pada
sekedar menarik -- jawaban itu merupakan pernyataan dari keseluruhan
masalah yang dihadapi orang tersebut. Dia dirasuk oleh roh jahat yang
sangat banyak. Tidak heran jika tingkah lakunya sangat merusak.

26

Fokuskan Pada Apa Yang Mereka Inginkan


Kemudian, tolonglah teman yang perasaannya disakiti tsb. mendefinisikan

dengan tepat apa yang perlu dilakukannya. Memahami apa yang menjadi
permasalahannya dapat menjadi langkah yang penting untuk kesembuhannya.

Tolonglah Untuk Menemukan Alternatif-Alternatif Pemecahan


Berilah semangat kepada teman anda untuk menemukan sendiri

pemecahan yang dibutuhkannya. Jauhkan diri dari pencobaan untuk memberikan


pemecahan kepadanya. Tanyakan pengalamannya yang lalu supaya dia ingat
bagaimana masalahnya yang dulu terpecahkan.

Tawarkan Saran-Saran
Jika teman yang kita layani benar-benar tidak dapat menemukan

pemecahan tindakan-tindakan praktis sendiri, kita boleh - dengan hati-hati


menawarkan satu saran, tetapi setelah semua langkah-langkah yang disebutkan di
atas sudah dikerjakan. Pertama mintalah ijin dulu. Tanyakan, "Apakah kau ingin
tahu, apa yang akan aku lakukan jika menghadapi situasi sepertimu?" atau "...apa
yang temanku akan lakukan
4. Bertekad untuk Melakukan Tindakan
Terakhir, jika teman kita telah memikirkan apa yang dulu berhasil dia
lakukan dan telah memutuskan beberapa pilihan bagaimana memecahkan
masalahnya, dia perlu memutuskan tindakan-tindakan apa yang akan
dilakukannya.
Kita dapat membantu teman kita untuk sampai pada taraf melakukan
tindakan dengan terus melayaninya sebagai pendamping. Katakan kembali
ide-idenya sementara ia bergerak ke arah pembecahan masalah, dan
membantunya memperjelas kebutuhan dan pilihan-pilihannya. Ketika kita
27

telah menemukan apa yang mereka sungguh-sungguh ingin lakukan,


doronglah mereka untuk melakukannya.
Kita, juga dapat mendorong orang-orang untuk melakukan tindakan. Tapi
kita perlu yakin bahwa tindakan yang akan mereka lakukan tersebut berasal
dari Tuhan untuk mereka, dan bukan dari kita.

5. Faktor Faktor Penunjang dan Penghambat pada Konseling


Faktor-Faktor penunjang konseling
a) Faktor Individual
Orientasi cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual
yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini
merupakan gabungan dari :
1. Faktor Fisik
Kepekaan panca indera pasien yang diberi konseling akan sangat
mempengaruhi kemampuan dalam menangkap informasi yang
disampaikan konselor.
2. Sudut Pandang
Nilai-nilai yang diyakini oleh pasien sebagai hasil olah pikirannya
terhadap budaya dan pendidikan akan mempengaruhi pemahamannya
tentang materi yang dikonselingkan.
3. Kondisi Sosial
Status sosial dan keadaan disekitar pasien akan memberikan pengaruh
dalam memahami materi.
4. Bahasa
Kesamaan bahasa yang digunakan dalam proses konseling juga akan
mempengaruhi pemahaman pasien.
b) Faktor-faktor yang berkaitan dengan interaksi
Tujuan dan harapan terhadap komunikasi, sikap terhadap interaksi,
pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan,
perhatian, dukungan) serta sejarah hubungan antara konselor dan asien
akan mempengaruhi kesuksesan proses konseling.
c) Faktor Situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan,

situasi

percakapan kesehatan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi
percakapan antara polisi dengan pelanggar lalu lintas.
d) Kompetensi dalam melakukan percakapan

28

Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari


kedua pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi
adalah :
1) Kegagalan menyampaikan informasi penting.
2) Perpindahan topik bicara yang tidak lancar.
3) Salah pengertian.

Faktor Penghambat Konseling


Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individual keterikatan budaya merupakan faktor individual yang
dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari : (a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan
seks; (b) sudut pandang terhadap nilai-nilai; (c) faktor sosial pada sejarah
keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status
sosial; (d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi, (a) tujuan dan harapan terhadap
komunikasi; (b) sikap terhadap interaksi; (c) pembawaan diri terhadap
orang lain; (d) sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan
efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak. Keadaan
yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah : (a) kegagalan
informasi penting; (b) perpindahan topik bicara; (c) tidak lancar; (d)
salah pengertian.

6. Fungsi Konseling Keperawatan


1. Fungsi Pemahaman
yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseling agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseling
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif

29

yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa


mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor

memberikan

bimbingan

kepada

konseli

tentang

cara

menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan


dirinya.
Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman
keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex).
3. Fungsi Pengembangan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan
konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi
sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan

program

bimbingan

secara

sistematis

dan

berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas


perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran
yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor

30

perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar


lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi
yaitu fungsi membantu

para

pelaksana

pendidikan,

kepala

Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan


program

pendidikan

terhadap

latar

belakang

pendidikan,

minat,

kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang


memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian
yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan
yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan)
terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan
memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada
tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9. Fungsi Fasilitasi
Memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek dalam diri konseli.
10. Fungsi Pemeliharaan
Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya
dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang
menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.
7. Jenis Pelayanan Konseling
31

Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung yang perlu dilakukan


sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Prayitno (1997:35-38) yang
dikutip Agus Mulyadi mengemukakan berbagai jenis layanan yang perlu
dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Layanan Orientasi
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memahami lingkungan (seperti lingkungan sekolah) baru
dimasuki peserta

didik,

untuk mempermudah

dan memperlancar

berperanya peserta didik dilingkungan yang baru itu.


2. Layanan Informasi
yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, jabatan dll)
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk kepentingan peserta didik.
3. Layanan Penempatan Dan Penyaluran
yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan Pembelajaran
yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap, kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainya.
5. Layanan Konseling Perorangan
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didikmendapatkan layanan langsung tatap mukadengan guru BK dalam
rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang di
deritanya.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh
berbagai bahan dari nara sumber tertentu.
7. Layanan Konseling Kelompok

32

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan


peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang
dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok.
Selain kegiatan layanan tersebut diatas, dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan yang lain
yang disebut kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung yang pokok adalah
sebagai berikut.
a. Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang diri peserta didik (konseli), lingkungan maupun lingkungan yang
lebih luas.
b. Penyelenggaraan Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik (konseli).
c. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami oleh peserta didik (konseling) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak.
d. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan bagi terentaskanya permasalahan yang dialami
peserta didik (konseli) melalui kunjungan rumahnya.
e. Proses Konseling Keperawatan
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai
sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :
o Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
o Memperkenalkan diri
o Menciptakan suasana nyaman dan aman.
o Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER). S : Face your
clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/
mengganggukkan kepala). O : Open and Non Judgemental Facial
Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak
33

menilai). L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien). E :


Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap
mata sesuia dengan cara yang diterima budaya setempat). R : Relaxed
and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).
o Bersabar.
o Tidak memotong pembicaraan klien
2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaanSetelah
mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan
kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi
atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan adalah
(1) fisik,
(2) emosional,
(3) rasional,
(4) praktikal,
(5) interpesonal,
(6) struktural.
3. Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan
membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.

Pendekatan dalam Emotional

1. Psikoanalisa

34

Mengabaikan potensi potensi yang ada pada diri manusia, melihat dari sisi
negatif individu, alam bawah sadar, mimpi dan masa lalu.
2. Behaviorisme
Mengabaikan potensi potensi yang ada pada diri manusia, menusia di
perlakukan sebagai mesin yang artinya manusia sebagai satu sistem kompleks
yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum.
3. Humanistik
Tidak mengabaikan potensi potensi yang ada pada diri manusia, percaya
pada kodrat individu, artinya individu pasti dapat dan harus mengatasi masa
lampau atau psikoanalisis, secara kodrat biologis dan lingkungan.
5. Emotif
Pola berfikir manusia itu sangat di penggaruhi oleh emosi,demikian
sebaliknya.
6. Gestalt
Terapi gestalt tidak menafsirkan dan menganalisis mimpi, Membawa kembali
mimpi kepada kehidupan, menciptakan kembali mimpi.
Faktor_faktor yang berhubungan dengan penerapan yang pantas dari teknik _
teknik gestalt adalah:
1 .waktu
2. jenis klien yang ditangani
3 .seting yang dihadapi

7. Humanistik
35

Koseling berpusat pada klien yaitu konsep tentang diri dan konsep menjadi
diri atau perwujudan diri.

Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian :
Komunikasi Interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
individu dengan individu lain, yang memungkinkan setiap individu untuk
menerima informasi tersebut dan memberikan umpan balik (respon).
2. Faktor Penghambat ;
a. Faktor Individual, meliputi:
Faktor fisik.
Sudut pandang.
Faktor sosial.
Bahasa.
b. Faktor yang berkaitan dengan interaksi, meliputi :

Tujuan dan harapan terhadap komunikasi.


Sikap terhadap interaksi.
Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain.
Sejarah hubungan.

c Faktor Situasional, :
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Contoh, Situasi percakapan
kesehatan antara bidan dan pasien berbeda dengan situasi percakapan antara
dosen dan mahasiswa.
d. Kompetensi dalam melakukan percakapan. Agar efektifnya suatu interaksi
harus menunjukkan perilaku kompoten dari kedua belah pihak.

36

Mengaplikasikan Ketrampilan KIP/K


1. Keterampilan Observasi :
a. Tingkah laku Verbal
Memiliki karakteristik :
Jelas dan ringkas : komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek

dan langsung
Perbendaharaan kata : penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti

oleh klien.
Arti denotative dan konotatif : mampu memilih kata-kata yang tidak
banyak disalahtafsirkan. Denotative : memiliki makna sama dengan
kata yang digunakan. Konotatif : pikiran, perkataan, atau ide yang

terdapat dalam sebuah perkataan.


Intonasi : suara komunikator mampu mempengaruhi arti pesan.
Kecepatan berbicara : keberhasilan komunikasi verbal dipengaruhi

oleh kecepatan bicara dan tempo bicara yang tepat.


Humor : meningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan

emosional terhadap klien.


Tingkah Laku Non Verbal :
Penampilan fisik
Sikap tubuh dan cara berjalan
Ekspresi wajah
Sentuhan
b. Pengamatan dan Penafsiran
Pengamatan objektif adalah berbagai tingkah laku yang kita lihat dan
dengar.

2. Keterampilan Membina Hubungan Baik :


a. Sikap Dan Perilaku Dasar Yang Dibutuhkan Dalam KIP
Sikap dasar yang perlu di miliki adalah SOLER yaitu :

37

S : Face your clients squarely (menghadap klien ) dan smile/nod at


clients (senyum atau menggunakan kepala).

O : Open and Non Judgemental Facial Expression (Ekspresi muka


menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).

L : Lean Towards Clients ( Tubuh Condong kearah klien).

E : Eye Contact in a culturally-Acceptable Manner (Kontak mata/tatap


mata sesuai dengan cara yang di terima budaya setempat).
R : Relaxed and friendly Manner (Santai dan sikap bersahabat)

b. Keterampilan Mendengar Aktif Dan Bertanya Efektif


Keterampilan Mendengar.
1. Mendengar aktif; yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan
isi ucapan dan perasaan klien.
Refleksi

Isi

atau

Parahasing adalah

menyatakan

kembali

ucapan klien dengan menggunakan kata-kata lain, memberi masukan


kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan klien dengan cara
meringkas dan memperjelas ucapan klien.
Refleksi Perasaan adalah mengungkapkan perasaan klien yang teramati
oleh

konselor

dari

intonasisuara,

raut

wajah

dan

bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal yang tersirat dari katakata verbalklien.
Keuntungan dari mendengar aktif adalah:
1. Pasien dan keluarga merasa didengar dan dipahami.
2. Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting.
3. Pasien dan keluarga menjadi mudah untuk mendengarkan apa yang kita
sampaikan.
4. Pasien dan keluarga merasa nyaman.
5. Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi.

Tips Mendengar Aktifif


Tips mendengar aktif adalah:
38

1.

Menerima klien apa adanya.

2.

Mendengarkan

apa

yang

dikatakan klien dan

memperhatikan

cara

mengatakan hal tersebut (perhatikan intonasi, pemilihan kata, ekspresi wajah


dan gerakan tubuh.
3.

Menempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.

4.

Melakukan mendengar pasif

dengan

memberi

waktu klien untuk

berfikir, bertanya danberbicara.


5.

Mendengarkan klien dengan seksama.

6.

Melakukan

pengulangan/refleksi

yang

anda

dengar

supaya

ada

pemahaman.
7.

Duduk menghadap klien dengan nyaman, menghindari gerakan yang


mengganggu.

8.

Menunjukkan tanda perhatian verbal (hmm, yaa, lalu, oh begitu) dan non
verbal (sesekali menggangguk).
Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah:

1.

Pandang pasien dan keluarga saat sedang bicara.

2.

Tidak menyilangkan kaki dan tangan.

3.

Hindari gerakan yang tidak perlu.

4.

Anggukkan kepala jika klien membicarakan

hal

yang

penting

atau

memerlukan umpan balik.


Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

Bertanya Efektif
Tips dalam bertanya efektif adalah:

39

1.

Menggunakan

intonasi suara yang

menunjukkan perhatian, minat dan keakraban.


2.

Menggunakan

kata-kata

yang

dipahami klien.
3.

Mengajukan pertanyaan satu per satu dan


menunggu jawaban dengan penuh perhatian, tidak memotong.

4.

Menggunakan

kata-kata

yang

mendorong klien untuk tetap berbicara : dan?, bagaimana?, lalu?,


maksudnya?.
5.

Bila harus menyakan hal-hal yang sangat


pribadi, jelaskan alasan mengapa harus ditanyakan.

6.

Menghindari

penggunaan

kata

tanya

mengapa?. Kemungkinan klien dapat merasa disalahkan.


7.

Mengajukan pertanyaan yang sama dengan


berbagai cara bila klien belum paham.

8.

Menghindari

pertanyaan

yang

mengarahkan.
Menggunakan pertanyaan terbuka karena lebih efektif.

Daftar Pustaka

Febrina, 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling)

40

McLeod, J. 2004. An Introduction to Counseling. Maidenhead:


Open University
Press.
Tyastuti, dkk., 2008, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Yogyakarta:
Fitramaya.
Uripni, Sujianto, Indrawati, 2003.

http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2134789-teknik
konseling/#ixzz2BQKgGsNU
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/010/

41

Anda mungkin juga menyukai