Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BEHAVIORAL CAREER COUNSELING


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Karir
Dosen Pengampu: Nedi Kurnaedi, M.Pd

Oleh:
Dian Anggita 130822200031

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya, yang
telahmelimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Behaviorial career counseling” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Karir.

Makalah ini saya susun dengan maksimal dan dengan bantuan bantuan beberapa pihak
sehingga memperlancar pembuatan makalah. Kami berharap makalah ini mampu menambah
pengalaman serta ilmu pengetahuan bagi para pembacanya.

Sehingga untuk kedepannya kami sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatan isian
makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki wawasan yang lebih luas dan lebih baik.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman saya, saya percaya tetap banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun.

Serang, 6 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Pencetus teori behavioristik........................................................................................3

B. Pengertian teori behavioristik.....................................................................................4

C. Tokoh-tokoh teori behavioristik..................................................................................5

D. Behavioral career counseling......................................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Gibson dkk. (1995: 305) Karir merupakan suatu rangkaian sikap dan perilaku
yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja dalam rentang waktu kehidupan
seseorang dan merupakan suatu rangkaian aktivitas kerja manusia yang terus
berkelanjutan. Karir menjadi sesuatu yang cukup penting dari kehidupan setiap orang.
Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau
mematikan seseorang. Karir pun berhubungan dengan status sosial seseorang (Winkel &
Hastuti, 2006). Karir seorang individu di masa depan harusnya mulai dipikirkan dari
jenjang pendidikan sedini mungkin. Untuk berhasil atau tidaknya kehidupan karir
seseorang nanti, ditentukan oleh pilihannya ketika masih di bangku sekolah atau bahkan
jauh sebelum itu.
Perkembangan karir seorang individu memang tidak hanya dimulai pada saat pertama
kali memasuki suatu bidang pekerjaan, tetapi bisa juga dimulai sebelum individu itu
bekerja. Biasanya suatu bidang pekerjaan dimulai dari suatu jenjang pendidikan tertentu,
jadi pendidikan juga salah satu alat yang penting dalam memilih pekerjaan. Pemahaman
seseorang mengenai karir alangkah lebih baik jika sudah dibangun sejak masa sekolah,
misalnya sekolah lanjutan menengah yang seharusnya sudah mulai memberikan dasar-
dasar keterampilan dan mengembangkan minat siswanya pada suatu bidang karir. Hal ini
bisa menjadi dasar siswa untuk menentukan kemana arah karirnya, seperti bidang
pendidikan apa yang dipilihnya setelah menyelesaikan sekolah menengah.
Dalam konseling karir ada beberapa teori yang digunakan salah satunya adalah Teori
Behavioristik. Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari tentang perilaku manuisa.
Prespektif behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku
manusia yang terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif (respon) hukum-hukum mekanistik. Maka Behavioral Career
Counseling adalah pendekatan dalam bidang konseling karir yang berfokus pada
pemahaman dan pengaruh perilaku individu terhadap pemilihan karir yang tepat.

1
Pendekatan ini berdasarkan pemikiran bahwa perilaku individu termasuk keputusan
karir dapat dipahami dan dimodifikasi melalui intervensi konseling yang tepat. Pendekatan
ini menekankan pentingnya memahami motivasi, minat preferensi, nilai-nilai, dan
kecenderungan perilaku individu dalam pemilihan karir yang sesuai. Konselor karir yang
berfokus pada pengamatan dan analisis perilaku konseli, serta membantu konseli untuk
memahami dan mengubah pola perilaku yang tidak produktif atau menghambat
pengembangan karir mereka.

B. Rumusan Masalah
a. Pencetus teori behavioristik
b. Pengertian teori behavioristik
c. Tokoh tokoh behaviorustik
d. Behavioral career counseling

C. Tujuan
Tujuan disususnnya makalah ini adalah supaya pembaca dapat memehami tentang
siapa pencetus teori behavioristik, apa itu tepri behavioristik, tokoh-tokoh dalam teori
behavioristir, serta teori behavioral dalam konseling karir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencetus Behavioristik
Pencetus teori behavioristik adalah Burrhus Fredereic Skinner. Beliau lahir pada tanggal
20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Beliau wafat pada tanggal
18 Agustus 1990 di Cambrigde, Massachusetts. Beliau adalah seorang ahli psikologi, penulis,
dah ahli behavioristik yang sangat berpengaruh dalam bidang psikologi.
Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Beliau
di besarkan dengan seorang saudara laki-laki yang dua tahun lebih muda darinya. Tetapi
saudara laki-lakinya meninggal pasa usia 16 tahun karena pendarahan pada otaknya. BF
Skinner kemudian menggmbarkan masa kecilnya di pennsylvania sebagai hangat dan stabil.
Sebagai anak laki-laki beliau senang membangun dan meciptakan sesuatu keterampilan yang
nantinya akan beliau gunakan dalam eksperimen psikologisnya sendiri.
Pada tahun 1926 Skinner mendapat gelar sarjana dalam bidang Bahasa Inggris dari
Universitas Hamilton. Namun setelah lulus Skinner memutuskan mempelajari psikologi di
Universitas Harvard. Pada tahun 1931 beliau mendapat gelar Ph.D. Kemudian Skinner
menjadi profesor di Universitas Minnesota sebelum beliau kembali ke Universitas Harvard
pada tahun 1948.
Karya paling terkenal milik Skinner adalah The Behavior of Organisme tang di terbitkan
pada tahun 1938. Dalam buku ini Skinner memperkenalkan konsep fundamental dalam
behaviorisme.
B.F Skinner mencetuskan teori behavioristik karena beliau percaya bahwa perilaku
manusia dapat dijelaskan dan dipahami melalui pengamatan dan analisis perilaku yang dapat
diamati secara eksternal. Skinner mencetuskan teori behavioristik dengan tujuan untuk
memahami dasar perilaku manusia dan mengembangkan pendekatan ilmiah untuk
mempelajari dan mengubah perilaku tersebut. Teori behavioristiknya memberikan dasar yang
kuat bagi pengembangan bidang psikologi, terutama dalam konteks pemahaman perilaku
individu dalam berbagai konteks, termasuk dalam konseling dan pengembangan karir.

3
B. Pengertian Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis
yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Belajar
merupakan perubahan perilaku manusia yang disebabkan karena pengaruh lingkungannya.
Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku individu yang belajar
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan, artinya lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Teori ini memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon
terhadap lingkungannya (Schunk, 1986).
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Sehingga, dapat kita
pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu perubahan yang dialami peserta didik
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika
dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.
Terdapat empat prinsip filosofis utama dalam pengembangan teori ini yaitu : Manusia
adalah binatang yang sangat berkembang dan manusia belajar dengan cara yang sama seperti
yang telah dilakukan binatang lainnya; pendidikan adalah proses perubahan perilaku; peran
guru adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif; efisiensi, ekonomi,
ketepatan dan obyektivitas merupakan perhatian utama dalam pendidikan. Menurut teori ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa
respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa
reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu,
apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus
dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran
merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut.
Belajar merupakan perubahan perilaku dan pengetahuan yang relatif lama dari hasil
praktek maupun penga-laman. Ada beberapa poin kunci untuk membahas hal tersebut dikutip
dari Kusmintardjo dan Mantja (2011). Pertama, belajar menghasilkan perubahan.

4
Pengalaman anda tentang bagaimana melakukan sesuatu di sekolah telah berubah melalui
belajar yang diawali sejak menjadi murid baru. Demikian halnya perilaku dokter berubah
ketika dia mampu menyembuhkan pasien. Kedua, perubahan dalam pengetahuan atau
perilaku terjadi dalam waktu yang relatif permanen atau cukup lama. Ketika pertama kali
anda mendaftarkan diri ke sekolah, anda menanyakan kepada teman anda tentang bagaimana
cara pengisian borang pendaftaran, maka hal itu bukan belajar karena tidak ada suatu
perubahan permanen dalam cara pendaftaran. Ketiga, belajar merupakan hasil dari praktek
atau melalui pengalaman melihat orang lain. Pikirkan kembali ketika anda belajar cara
mengemudi mobil. Hanya dengan melalui praktek anda akan menguasainya.

C. Tokoh-tokoh behaviorisme
Selain B.F Skinner ada beberapa ahli atau tokoh yang berpendapat tentang teori
behavioristik. Beberapa di antaranya yaitu:
a. Edward Lee Thorndike (1874 – 1949)
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,
perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera atau suatu
perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan
organisme untuk bereaksi atau berbuat. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan,
atau gerakan/tindakan (akibat adanya rangsangan).
b. Ivan Petrovich Pavlov (1849 – 1936)
Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, di mana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian
atau pembiasan dapat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami (UCS =
Unconditional Stimulus = Stimulus yang tidak dikondisikan) dapat digantikan oleh
bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan (CS = Conditional Stimulus =
Stimulus yang dikondisikan).

5
c. Edwin Ray Guthrie (1886 – 1959)
Guthrie menegaskan bahwa kombinasi stimulus yang muncul bersamaan dengan
satu gerakan tertentu, sehingga belajar adalah konsekuensi dari asosiasi antara
stimulus dan respon tertentu (Hitipew, 2009). Guthrie juga menggunakan variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar
terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan
tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil
belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang
baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam
kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan
stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap.
d. John Watson (1878-1958)
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable)
dan dapat diukur. Jadi, walaupun dia mengakui adanya perubahanperubahan mental
dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut
sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati.

D. Behavioral career counseling


Teori behavioristik dalam konseling karir fokus pada pemahaman dan pengaruh
perilaku individu terhadap pengambilan keputusan karir mereka. Dalam konteks
konseling karir, pendekatan behavioristik mencoba untuk membantu individu memahami
dan mengubah perilaku yang mungkin menghambat perkembangan karir mereka.
Hubungan antara behavior (perilaku) dan konseling karir sangat erat. Perilaku individu
memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan karir, perkembangan karir, dan
keberhasilan dalam lingkungan kerja.
Tujuan dari behavoral career counseling adalah membantu individu dalam
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri, minat karir,
nilai-nilai, keterampilan, dan tujuan karir. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu

6
individu membuat keputusan karir yang lebih baik dan membangun jalur karir yang
memuaskan.
a. Model
Dalam konseling karir menggunakan beberapa model dalam pendekatan
behavioral dibandingkan dengan penggunaan satu model tertentu. Goodstein (1972)
melihat hal tersebut, walaupun model-model tersebut sama yaitu dalam lingkup
psikologi belajar eksperimental, tetapi dalam konseling behavioral ini terdapat dua
orientasi yang berbeda. pertama yaitu fokus tidak langsung melalui aspek mediasi
bahasa dan yang kedua adalah konsentrasi langsung pada konsekuensi sebuah respon
dari pemberi sebuah penghargaan atau hukuman yang diberikan.

Meskipun Goodstain membuat konstribusi yabg tidak ternilai dalam menganalisis


dan mendiagnois ketidakmampuan membuat keputusan (indecision) dan
ketidakyakinan (indecisive) konseli dalam hal karir, tetapi dia membarikan teori umum
pemilihan karir dari pendekatan konseling karir behavioral.
Krumboltz dan baker mengungkapkan langkah-langkah konseling karir
behavioral yaitu;
1. Pendefinisian masalah dan tujuan konseli
2. Kesepakatan bersama agar tujuan konseling dapat dicapai
3. Alternatif pemecahan masalah secara umum
4. Mengumpulkan informasi tentang alternatif masalah
5. Mempertimbangkan konsekuensi dari alternatif pemecahan masalah
6. Peninjauan kembali tujuan, alternatif pemecahan masalah, dan konsekuensi
7. Pembuatan keputusan atau pilihan sementara dari kemungkinan alternatif
yang didasarkan pada perkembangan serta kesempatan yang baru.
8. Generalisasi proses pengambilan keputusan dalam masalah baru lainnya.

a. Diagnosis
Menurut Krumbolts dan Thoresen mengklasifikasikan beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh konseli secara umum meliputi tujuh bagian
yaitu sebagai berikut:

7
1. Permasalahan ada pada perilaku individu
2. Permasalahan ada diperasaan yang diungkapkan oleh konseli
3. Ketidakjelasan atau ketidaktahuan tujuan karir
4. Keinginan yang tidak tersalurkan
5. Konseli tidak mengetahui bahwa perilakunya merupakan
ketidakpastian
6. Kobflik dalam memilih
7. Ketertarikan pribadi terhadap sebuah karir bukan berdasarkan
identifikasi potensi didi atau masalahnya
b. Proses
Menurut Shoben 1949 mengatakan ada dua tahapan dalam proses
konseling karir yaitu Tahap pertama, konselor berusaha menghilangkan
kecemasan, kebimbangan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
Kedua, setelah konseli terbebas dari kecemasan, pembelajaran (pemahaman)
bisa terjadi dan membantu menstimulasi untuk mempelajari pilihan-pilihan
karir. dan proses konseling konseling karir sebagai kesimpulan utama dari
teori behavioral (Goodstein, 1972) mengemukakan dua tahapan yaitu
counterconditioning dan instrumen learning.
c. Hasil
Menurut Krumboltz (1966, pp. 154-155) tujuan konseling harus
memenuhi tiga kriteria, yaitu:
1. Tujuan konseling harus mampu merumuskan untuk tiap konseli secara
individu.
2. Tujuan konseling untuk tiap konseli harus cocok dengan konselor,
walaupun tidak harus identik dengan nilai yang dimiliki oleh konselor.
3. Derajat tujuan konseling harus dapat dicapai oleh setiap konseli agar
dapat diobservasi.

8
b. Metode
Metode dari pelaksanaan konseling karir behavioral yaitu secara pragmatis.
Beberapa metode dalam pendekatan ini adalah teknik wawancara, interprestasi tes
dan informasi pekerjaan.

A. Teknik wawancara
Goodstein (1972) menetapkan tiga prosedur yang dapat digunakan dalam
orientasi psikoterapi behavioral yang juga dapat diterapkan dalam konseling karir.
 Adaptasi atau desentisasi (adaptation or desentisization)
 Mengkondisikan inhibisi atau inhibisi internal (inhibitory conditioning or
internal inhibition).
 Counterconditioning.

B.   Interpretasi tes
Gambaran penggunaan tes dalam konseling karir, sedikit banyak diperluas
yang salah satunya dengan teori. Konseling karir behavioral memberikan solusi
alternatif dalam pengambilan keputusan kepurusan karir dengan maksud agar
konseli memberikan tanggapan atas item-item yang didiskusikan tentang beberapa
alternatif pekerjaan, skor dari hasil dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh
konselor.

C. Informasi Perkerjaan
Dibutuhkan kreativitas dan imajinatif dalam memberikan informasi pekerjaan
terutama konselor. Krumboltz dan rekannya menetapkan secara sistematik dalam
pemecahan masalah pekerjaan.
a. Suatu masalah harus realistik dan mewakili jenis masalah pekerjaan.
b. 95% dari target populasi (siswa SMU) harusnya tidak mengalami kesulitan
dalam mengatasi masalah.

9
c. Masalah harus dipertimbangkan berdasarkan ketertarikan terbanyak pada
target populasi.
d. 75% dari target harus bisa memahami alat dan pemecahan masalah.
e. Suatu masalah harus dapat melengkapi dan mengatur diri individu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karir merupakan suatu rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja dalam rentang waktu kehidupan seseorang dan
merupakan suatu rangkaian aktivitas kerja manusia yang terus berkelanjutan.
Dalam konseling karir ada beberapa teori yang digunakan salah satunya adalah
Teori Behavioristik.
Teori behavioristik dicetuskan oleh Burrhus Fredereic Skinner. Teori
behavioristik adalah pendekatan dalam psikologi yang menekankan pada perilaku yang
dapat diamati secara eernal. Teori ini berfokus pada pengaruh lingkungan eksternal
terhadap perilaku individu dan bagaimana perilaku dapat dipelajari, diubah, dan
diprediksi.
B.F Skinner mencetuskan teori behavioristik karena beliau percaya bahwa
perilaku manusia dapat dijelaskan dan dipahami melalui pengamatan dan analisis
perilaku yang dapat diamati secara eksternal. Skinner mencetuskan teori behavioristik
dengan tujuan untuk memahami dasar perilaku manusia dan mengembangkan pendekatan
ilmiah untuk mempelajari dan mengubah perilaku tersebut.

B. Saran

Dalam makalah ini saran yang dapat saya sampaikan yaitu dalam pelayanan konseling
karir mungkin dapat memfokuskan menggunakan teori behavioristik karena tujuan dari
konseling behavioral yang tidak hanya menuju kepada karir tetapi juga dalam kehidupan
sehari hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asfar, A. M. I. T., A. M. I. A. Asfar, and Mercy F. Halamury. "Teori Behaviorisme." Makasar:


Program Doktoral Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar (2019).
http://repository.lppm.unila.ac.id/40959/1/Teori%20Belajar%20Behavioristik.pdf
https://idr.uin-antasari.ac.id/16596/5/BAB%20III.pdf
https://www.verywellmind.com/b-f-skinner-biography-1904-1990-2795543
I Nyoman Subagia Ardana, I Ketut Dharsana, Kadek Suranata (2014). PENERAPAN
KONSELING KARIR HOLLAND DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK
MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 3
SINGARAJA.Vol2(1). e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling.
Suwanto, Insan. "Konseling behavioral dengan teknik self management untuk membantu
kematangan karir siswa SMK." Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia 1.1 (2016): 1-5.

11

Anda mungkin juga menyukai