Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kuliah Lapangan :

Pengamatan Pendidikan Anak-Anak Tunanetra di


Yayasan Pendidikan Anak Buta Surabaya

Disusun Oleh :
Ardi Dara Y
Windhu Sakanthi Yana Utama Putra

2113030026

Damara Aji Sutejo

2114030118

Aditya Kurniawan

2114030049

Akhmad Faisol Nur

2114030056

Andrian Luthfianto

2114030057

Rotta Adhi Sajjana

2114030106

Dennis Rakhman

2113030101

Rizky Akbar Dwi Apresco

2114030091

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2014-2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan Pengamatan Anak-anak Tunanetra di
Yayasan Pendidikan Anak Buta Surabaya sesuai waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah wawasan kebangsaan serta
mengetahui bagaimana pemenuhan hak pendidikan yang diterima oleh siswa-siswa
YPAB Surabaya. Semoga laporan ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan
para pembaca mengenai pendidikan bagi anak-anak penyandang tunanetra. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini.

Hormat Kami
Penulis

Daftar Isi

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN
A. JUDUL...1.1
B. ABSTRAK.1.2
C. PENDAHULUAN .1.3
D. TUJUAN1.4
BAB II PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. METODE.....2.1
B. HASIL DAN PEMBAHASAN...2.2
BAB III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN ..3.1
BAB IV PENUTUP
A. UCAPAN TERIMA KASIH4.1

ISI ARTIKEL
1.1

Judul
Pengamatan Pendidikan Anak-anak Tunanetra di Yayasan Pendidikan Anak
Buta di Surabaya

1.2

Abstrak
Dalam hidup bermasyarakat, kita memiliki banyak kekurangan antar
manusia. Kita sebagai makhluk sosial memiliki kekurangan setiap individu.
Kekurangan tersebut bukanlah hal yang harus menumbuhkan suatu perbedaan
dengan mereka. Salah satu contohnya adalah saudara-saudara kita yang
tunanetra. Meskipun mereka memiliki kekurangan, tetapi mereka masih
memiliki sesuatu kemampuan yang dapat bermanfaat untuk hidup
bermasyarakat. Disitulah peran kita sesama makhluk sosial yang harus bisa
membantu para tunanetra untuk dapat mengasah apa yang mereka miliki dan
apa yang dapat mereka miliki. Kemampuan tersebut dapat dimiliki dengan
adanya suatu latihan dan juga pembelajaran yang diberikan kepada mereka.
Adanya hak memiliki pendidikan bagi semua bangsa Indonesia tanpa
terkecuali termasuk penyandang tunanetra. Namun pada proses pendidikan
anak-anak penyandang tunanetra dengan anak-anak normal memiliki
perbedaan penanganan dan hal-hal yang diajarkan kepada mereka. Hal
tersebut menjadi sesuatu tantangan untuk kami mengamati pendidikan yang
diterima oleh anak-anak tunanetra yang berada di Yayasan Pendidikan Anak
Buta di Surabaya. Dalam pengamatan ini, kami menggunakan metode
wawancara dan observasi pada para murid-murid dan guru-guru di YPAB.
Yayasan ini memiliki murid yang mempunyai kekurangan dalam penglihatan
mereka. Dari proses pengamatan yang telah kami lakukan,kami dapat
menyimpulkan bahwa hak pendidikan siswa-siswa YPAB sudah dipenuhi
dengan baik, proses belajar dan mengajarpun sudah berjalan dengan baik.
Namun yang menjadi keluhan adalah hak mereka atas sarana-sarana publik
yang disediakan pemerintah. Hampir semua sarana umum khususnya di kota
Surabaya tidak aksesibel bagi penyandang tunanetra sehingga membuat
mereka kesulitan untuk melakukan perjalanan seorang diri. Kurangnya saranasarana tersebut membuat mereka merasa dibedakan haknya dengan orang-

1.3

1.4

2.1

orang normal yang seharusnya bukan seperti itu cara kita memperlakukan
mereka.
Pendahuluan
Pada dasarnya semua manusia memiliki hak atau lebih kita kenal
dengan hak asasi manusia. Ada berbagai macam bentuk hak asasi manusia
salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan, seperti pada pasal
28 C poin 1 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
(UUD 1945). Dari pasal tersebut semua orang tanpa pengecualian berhak
mendapatkan pendidikan, begitu juga bagi orang-orang berkebutuhan khusus
(buta). Pendidikan yang diberikan pada mereka tentunya memiliki beberapa
perbedaan dengan apa yang kita dapatkan. Proses pembelajaranpun akan
berbeda dengan orang-orang normal pada umumnya. Perbedaan proses belajar
tesebut secara tidak disadari berkemungkinan membuat adanya perbedaan hak
antara orang-orang normal dengan orang-orang berkebutuhan khusus. Hal
tersebut dapat menjadi permasalahan yakni pembedaan materi dan hak
mendapatkan pendidikan. Dari permasalahan tersebut maka timbulah ide
untuk mencari tahu apakah mereka yang memiliki kebutuhan khusus (buta)
memang mengalami perbedaan hak dalam memperoleh materi dalam belajar.
Tempat yang menjadi pilihan kami adalah Yayasan Pendidikan Anak Buta
Surabaya (YPAB). Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai koreksi
bagi kita semua, apakah hak yang sama dalam memperoleh pendidikan sudah
dilaksanakan.
Tujuan
Berdasarkan permasalahan dan obyek kajian yang diteliti, maka ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui sudah terpenuhinya hak memperoleh pendidikan bagi
siswa di Sekolah YPAB Surabaya.
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan hak dalam mendapatkan
pembelajaran antara siswa Sekolah YPAB dengan siswa normal di sekolah
lainnya.
3. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang diterapkan di Sekolah
YPAB Surabaya.
4. Untuk mengetahui kondisi dan yang dirasakan siswa selama mengikuti
proses belajar di Sekolah YPAB.
Metode

Metode yang kami gunakan untuk menyusun laporan ini adalah


mewawancarai narasumber terpercaya yaitu murid-murid YPAB dan para
guru di YPAB dan observasi.
2.2

Hari

Sabtu

Hasil dan Pembahasan


Metode penelitian yang digunakan adalah memalui wawancara dan
observasi. Narasumber yang kami temui adalah guru sekolah YPAB dan siswa
kelas 9 dari sekolah YPAB.
2.2.1 Teknik Pelaksanaan
Observator terjun langsung kedalam lingkup yang akan diteliti pada:
1. Tempat:
Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) Surabaya. Jalan
Gebang Putih No.5, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
2. Waktu:
1. Hari 1, Rabu 5 November 2014
2. Hari 2, Sabtu 8 November 2014
2.2.2 Rincian Kegiatan
Berikut ini akan kami paparkan rincian kegiatan dari Hari pertama dan
hari kedua:
Kegiatan
Peralatan
Tanggal
Rabu
-Wawancara kepada -kamera
untuk 5 November 2014
Pihak
Pengelola
dokumentasi
-note
book
Yayasan
Pendidikan Anak -ATK
Buta (YPAB)
-mengikut
penuh
kegiatan
Proses
belajar
mengajar
siswa di YPAB
-Wawancara kepada
pihak murid
-mengikuti
Proses
Belajar
dan
Mengajar
-Mendokumentasi
seluruh
kegiatan
siswa dan karyawan
yang
berada
di

-kamera
untuk
dokumentasi
-note book
-ATK

November
2014

YPAB
2.2.3

Cara Pengumpulan Data


Dalam pengumpulkan data penulis melakukan beberapa teknik dan
metode untuk mengumpulkan data selama pengembangan pengalaman
lapangan lebih awal (Observasi Lapangan) yaitu :
1. Metode Wawancara
Yaitu kami melakukan wawancara dengan salah satu elemen
pengajar di YPAB Surabaya dan siswa YPAB Surabaya. Pihak elemen
pengajar yang menjadi narasumber adalah Bapak Atung guru
matematika di YPAB yang juga penyandang tunanetra. Juga seorang
siswa kelas 9 YPAB yang bernama Ani.
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan
kepada Bapak Atung :
a. Apa metode belajar yang diterapkan di YPAB Surabaya?
b. Apakah ada perbedaan metode belajar antara siswa YPAB dengan
siswa normal disekolah umum.
c. Apakah kurikulum yang digunakan YPAB sama dengan kurikulum
yang digunakan sekolah umum?
d. Pelajaran apa saja yang diberikan kepada siswa-siswa YPAB ?
e. Apakah ada pelajaran khusus yang didapatkan siswa-siswa YPAB
yang tidak didapatkan disekolah lain?
f. Apa tujuan diadakannya mata pelajaran khusus bagi siswa YPAB?
g. Apakah hak siswa-siswa YPAB dalam pendidikan sudah dipenuhi
dengan baik?
h. Bagaimanakah kelanjutan lulusan YPAB Surabaya?
Jawaban Bapak Atung :
a. Metode belajar yang digunakan siswa-siswa YPAB adalah lebih
banyak dengan menggunakan indera perasa, pendengar, melalui
huruf-huruf braille, dan narasi (gambar-gambar dinarasikan).
b. Jelas ada perbedaan, perbedaan tersebut dikarenakan terdapat
kekurangan pada indera penglihatan mereka.
c. Kurikulum yang digunakan YPAB sama dengan kurikulum di
sekolah pada umumnya. Hanya saja di YPAB dibedakan antara
siswa yang memang memiliki kemampuan dan akan dipersiapkan
untuk melanjutkan di sekolah umum dengan siswa yang memiliki
kekurangan intelektual. Sehingga kurikulum tersebut disamakan
antara kelompok yang memang dirasa mampu untuk persiapan
menuju sekolah umum.

d. Pelajaran yang diberikan sama saja seperti siswa-siswa di sekolah


umum. Seperti Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS dll.
e. Selain itu mereka juga mendapatkan pelajara khusus seperti musik,
orientasi, mobilisasi, huruf braille dan massage.
f. Tujuan adanya pelajaran khusus tersebut adalah untuk mendukung
hardskill mereka. Diharapkan pihak sekolah dengan pembekalan
tersebut dapat menjadikan modal bagi siswa-siswa untuk
menjalani kehidupan dan kembali ke masyarakat.
g. Dalam segi pendidikan siswa-siswa YPAB telah mendapatkan hak
pendidikan yang cukup baik dan sesuai dengan kondisi mereka.
Namun secara umum hal yang dirasa kurang adalah kurangnya
pemerintah dalam menyediakan sarana yang aksesibel bagi
penyandang tunanetra terutama di Kota Surabaya. Bahkan di
Surabaya belum ada SLB negeri, padahal di kota dan kabupaten
lain minimal ada satu SLB Negeri.
h. Lulusan YPAB ada yang melanjutkan ke sekolah umum bagi yang
tidak memiliki kekurangan intelektual dan ada yang meneruskan
hidup dengan hardskill yang diberikan saat pendidikan.
Pertanyaan yang diberikan kepada Ani :
a. Bagaimana kesan bersekolah di YPAB?
Jawab :
a. Merasa nyaman karena di YPAB ini setiap keinginan, dan
kemampuan yang ingin didapatkan didukung penuh oleh pihak
sekolah. Sekolah benar-benar membantu dan memfasilitasi apa
yamg mereka inginkan.
2. Metode Observasi
Kami melakukan kegiatan observasi dengan mengikuti
pembelajaran di dua kelas yakni kelas 7 SMP dan 9 SMP. Di sana
kami diizinkan mengamati dan mendokumentasikan kegiatan belajar
mereka di dalam kelas. Selain itu kami juga mengamati mereka ketika
bersosialisasi dengan orang lain dan melakukan pelajaran khusus
yakni di bidang musik.

2.2.4

Pembahasan
Metode Wawancara

Dari wawancara yang kami lakukan dihasilkan 8 pertanyaan yang


diajukan kepada narasumber.
- Pada pertanyaan pertama yakni apa metode belajar yang
digunakan siswa-siswa YPAB? Kami mengambil kesimpulan dari
jawaban tersebut yaitu.Mereka lebih menggunakan metode belajar
dengan mendengar dan perabaan. Hal tersebut dikarenakan indera
penglihatan tidak berfungsi dengan baik.
- Apakah ada perbedaan metode belajar antara siswa-siswa YPAB
dengan siswa-siswa di sekolah umum? Dari jawaban yang
diberikan memang ada perbedaan dalam metode belajar, namun
hal tersebut tidak membuat isswa-siswa YPAB mendapat porsi
berbeda dengan siswa-siswa di sekolah umum. Karena tujuan
yang diinginkan sama antara siswa-siswa YPAB dengan iswasiswa di sekolah umum hanya cara yang digunakan berbeda.
- Pada pertanyaan ketiga yakni Apakah kurikulum yang diterapkan
YPAB sama dengan solah-sekolah umum? Hasilnya adalah sama
terutama bagi siswa-siswa yang memang dipersiapkan untuk
melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah umum.Karena untuk
persiapan mereka ketika berada di sekolah umum.
- Pada poin pertanyaan keempat dan kelima tentang pelajaran apa
saja yang diberikan kepada siswa-siswa YPAB. Jawabannya
adalah secara umum pelajaran yang diberikan sama dengan siswasiswa di sekolah umum. Namun terdapat pelajaran khusus seperti
orientasi, mobilisasi, massage, dan musik yang tidak didapatkan di
sekolah-sekolah umum.
- Dari pertanyaan keenam kita dapat menyimpulkan jika tujuan
diberikannya pelajaran-pelajaran khusus bagi siswa-siswa YPAB
adalah untuk bekal pengembangan diri dan hardskill bagi mereka.
Hardskill tersebut harapannya dapat digunakan dan sebagai modal
mereka saat kembali ke masyarakat.
- Pada pertanyaan keenam dijawab jika hak pendidikan untuk
siswa-siswa YPAB sudah terpenuhi dengan baik. Namun ada
beberapa hak yang belum diberikan oleh pemerintah dengan baik
khususnya untuk semua penyandang disabilitas termasuk siswasiswa YPAB. Yakni kurangnya sarana-sarana aksesibel yang dapat
membantu penyandang tunanetra untuk melakukan perjalanan
sendiri tanpa adanya pendamping. Harusnya sarana-sarana
tersebut disediakan pemerintah di sarana-sarana umum seperti
sekolah, gedung, dan yang lain-lain. Itu membuktikan jika

penyandang tunanetra tidak diberikan hak yang sama seseuai


dengan kemampuannya jika dibandingkan oleh orang-orang
normal.
Di pertanyaan terakhir dijelaskan jika lulusan YPAB memang ada
yang disiapkan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi di
sekolah umum, juga ada yang dipersiapkan hardskillnya untuk
dikembalikan kepada masyarakat.

3.1

Kesimpulan
Dari wawancara dan observasi yang kami lakukan didapatkan kesimpulan
yakni. Hak pendidikan siswa-siswa YPAB sudah dipenuhi dengan baik, proses
belajar dan mengajarpun sudah berjalan dengan baik. Di tambah lagi siswa-siswa
YPAB juga mendapatkan pelajaran khusus seperti massage, musik, orientasi, dan
mobilisasi yang nantinya digunakan sebagai modal mereka untuk meneruskan
hidup. Namun yang menjadi keluhan adalah hak mereka atas sarana-sarana publik
yang disediakan pemerintah. Hampir semua sarana umum khususnya di kota
Surabaya tidak aksesibel bagi penyandang tunanetra sehingga membuat mereka
kesulitan untuk melakukan perjalanan seorang diri. Kurangnya sarana-sarana
tersebut membuat mereka merasa dibedakan haknya dengan orang-orang normal.
4.1

Ucapan Terima Kasih


1. Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya dalam terselesainya laporan mata kuliah wawasan
kebangsaan.
2. Terima kasih kepada Bapak Aurelius Ratu selaku dosen pembimbing
wawasan kebangsaan yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam pelaksanaan tugas laporan ini.
3. Terima kasih kepada Bapak Marsudi selaku dosen pembimbing Bahasa
Indonesia yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
4. Terima kasih kepada para narasumber yang telah membantu kami dalam
pengumpulan data-data mengenai laporan yang kami buat.
5. Terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyelesaian tugas laporan wawasan kebangsaan ini.

Anda mungkin juga menyukai