Operasi Ganti Kelamin
Operasi Ganti Kelamin
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyusun makalah Operasi Kelamin serta dapat menyelesaikan dengan
baik dan lancar.
Adapun tujuan dari penulisan makalah Operasi Kelamin ini adalah sebagai
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar III di Stikes Yarsis. Banyak kesulitan dan cobaan yang dihadapi
selama menyelesaikan makalah ini, tetapi berkat bantuan yang diberikan secara moril
dan materil dari berbagai pihak, maka dapatlah kami menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan, antara lain kepada :
1. Ibu Yanis Kartini, SKM, M.Kep. selaku fasilitator mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar III yang selalu memberi saran kepada kami agar dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
2. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna.
Kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Surabaya, 22 April 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1
Latar Belakang................................................................................................3
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3
Tujuan.............................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
3.1
Simpulan.......................................................................................................14
3.2
Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan dewasa ini banyak masalah-masalah islam kontemporer yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial, yang mana faktor
ini biasanya diperbincangkan dan menjadi berita terhangat dalam kehidupan
bermasyarakat. Ada sebagian individu yang merasakan adanya ketidaksamaan dalam
pemberian sikap masyarakat terhadapa dirinya sendiri. Inilah yang terjadi pada
transgender dan operasi ganti kelamin. Mereka yang memiliki dan melakukan hal itu
merasa tersudutkan karena masyarakat menganggap tindakan-tindakan yang
dilakukan menurut asumsi mereka telah melanggar.
Transgender adalah orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak sesuai
dengan peran gender pada umumnya. Trangender adalah orang yang melanggar
norma kultural mengenai bagaimana seharusnya pria dan wanita itu. Seorang wanita,
misalnya secara kultural dituntut untuk lemah lembut. Sedangkan, seorang pria yang
berkarakter seperti wanita maka inilah yang disebut dengan transgender. Transgender
adapula yang memakai pakaian lawan jenisnya. Perilaku transgender-lah, yang
kemungkinan besar membuat beberapa orang mengganti jenis kelaminnya. Baik itu
melalui jalan operasi ataupun melalui jalan alternatif lain.
Operasi jenis kelamin adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan merubah
ataupun memperbaiki kelamin yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Operasi jenis
kelamin yang sering dan banyak dilakukan oleh seseorang pada zaman sekarang ini
sangatlah meresahkan masyarakat.
Pada makalah, ini penulis akan membahas tentang operasi kelamin serta hukumhukumnya menurut agama Islam, serta status seseorang yang telah menjalani operasi
kelamin dalam pengambilan hukum Islam, sebab dalam agama Islam jenis kelamin
itu hanya ada dua macam yakni pria dan wanita.
Selain itu penulis juga mencoba menjelaskan secara detail tentang segala sesuatu
yang berkatan dengan operasi kelamin yang banyak terjadi pada saat ini beserta
pengambilan hukumnya (dalil-dalilnya).
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
dan para wanita yang memotong (panggur) giginya yang semuanya itu
dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.
Pada dasarnya melakukan operasi yang mengubah-ubah bentuk tubuh
manusia memang bisa dilakukan, apalagi mengingat teknologi dunia
kedokteran, khususnya bedah plastik (surgery) sudah sedemikian maju.
Kalau operasi plastik itu bertujuan untuk memperbaiki bagian tubuh
yang cacat, baik cacat bawaan ataupun cacat karena kecelakaan, maka
umumnya para ulama sepakat atas kebolehannya. Meskipun prinsipnya seperti
mengubah ciptaan Allah, namun pengubahan ini tidak termasuk yang
diharamkan.
Pengubahan ciptaan Allah yang diharamkan adalah pengubahan dari
bentuk normal pada umumnya, lalu untuk sekedar kepentingan penampilan,
kemudian dicari-cari cara mengubahnya. Misalnya, operasi hidung biar
tambah mancung, atau ganti warna kulit dan termasuk di dalamnya adalah
operasi mengubah penampilan alat kelamin laki-laki menjadi seperti alat
kelamin wanita dan sebaliknya.
Jadi yang merupakan titik keharaman berasal dari ketidak-puasan
manusia atas keadaan dirinya, yang pada dasarnya normal dan lazim serta
layak menurut ukuran normal manusia. Namun dengan sifat takabbur, riya'
dan sum'ah serta ujub, ingin mendapatkan bentuk tubuh yang sedang
ngetrend, agar tidak ketinggalan mode.
3. Haramnya Pengebirian
Ketika seorang laki-laki menjalani operasi ganti kelamin ini, maka mau
tidak mau penisnya dipotong, demikian juga dengan testisnya. Dengan
pemotongan ini maka untuk selamanya dia tidak akan pernah lagi bisa
bereproduksi. Dan tindakan ini tidak lain adalah tindakan pengebirian yang
pada dasarnya diharamkan dalam syariah.
Ada banyak hadits yang mengharamkan tindakan pengebirian pada
manusia, di antaranya hadits dari Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu berikut ini :
:
Artinya : Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu
beliau
melarang
kami
untuk
melakukannya, (HR.
Bukhari)
Selain itu juga ada hadits Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahuanhu :
Artinya : Rasulullah SAW melarang Usman bin Ma'dzhun untuk melakukan
tabattul. Seandainya diizinkan pastilah kami melakukan kebiri (HR. Bukhari)
Ustman bin Mazdhun sendiri memang pernah meminta izin kepada Rasulullah
SAW untuk urusan pengebirian, lantaran di waktu perang tidak bisa
menyalurkan hasrat seksual. Maka beliau pun minta izin seperti disebutkan
dalam hadits berikut :
:
Artinya : Ya Rasulullah SAW, saya ini tidak mampu menahan gairah seksual
di saat perang, apakah anda mengizinkan saya melakukan kebiri?".
Rasulullah SAW menjawab,"Tidak boleh, tetapi lakukan puasa saja. (HR. AtThabrani).
2. Bagi yang jenis kelaminnya tidak normal
Mengenai orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, hukum melakukan
operasi kelaminnya tergantung pada keadaan organ luar dan dalam yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Apabila seseorang mempunyai organ kelamin dua/ganda : penis dan
vagina, maka untuk memperjelas identitas jenis kelmainnya, ia boleh
Artinya : Bertobatlah hai hamba-hamba Allah SWT.! Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan pengakit, kecuali dia mengadakan
pula obatnya, kecuali satu penyakit, ialah penyakit tua 9
Apabila kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki kesehatan fisik
dan psikis/ mental sibanci alami itu melalui operasi kelamin, maka Islam
memperbolehkan
bahkan
menganjurkan/memandang
baik,
karena
manfaatnya lebih besar dari mafsadahnya. Apalagi kalau banci alami ini
dipandang sebagai penyakit, yang menurut pandangan Islam wajib
berikhtiar dan diobati.
2.3 Manfaat dari Ganti Kelamin
Ganti kelamin dengan alasan untuk mengubah sesuatu yang telah diberikan oleh
Allah
10
SWT sesuai
keinginan
dan
dengan
tidak
adanya
gangguan
atau
11
Namun ada juga yang dari segi dominasinya berimbang, yang dalam literatur
fiqih disebut dengan istilah Khuntsa Musykil. Namanya saja sudah musykil,
tentu merepotkan, karena kedua alat kelamin itu berfungsi sama baiknya dan
sama dominannya. Untuk kasus ini, dikembalikan kepada para ulama untuk
melakukan.
2. Takhannuts
Yang paling sering kita temukan kasusnya justru takhannuts, yaitu berlagak
atau berpura-pura jadi khuntsa, padahal dari segi pisik dia punya organ
kelamin yang jelas. Sehingga sama sekali tidak ada masalah dalam statusnya
apakah laki atau wanita. Pastikan saja alat kelaminnya, maka statusnya sesuai
dengan alat kelaminnya.
Menurut Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc, memang ada sebagian mereka yang
melakukan operasi kelamin, tapi operasi itu sifatnya cuma aksesris belaka dan
tidak bisa berfungsi normal. Karena itu operasi tidak membuatnya berganti
kelamin dalam kacamata syariat. Sehingga status tetap laki-laki meski suara,
bentuk tubuh, kulit dan seterusnya mirip wanita.
Sedangkan yang berkaitan dengan perlakuan para waria ini, jelas mereka
adalah laki-laki, karena itu taamul kita dengan mereka sesuai dengan etika
laki-laki. Dan karena tetap laki-laki, maka pergaulan mereka dengan wanita
persis sebagaiman adab pergaulan laki-laki dengan wanita. Para wanita tetap
tidak boleh berkhalwat, ihktilat, senduthan kulit, membuka aurat dan
seterusnya dengan para waria ini.
Orang yang melakukan takhnnuts ini jelas melakukan dosa besar karena
berlaku menyimpang dengan menyerupai wanita.
Rasulullah SAW pernah mengumumkan, bahwa perempuan dilarang memakai
pakaian laki-laki dan laki-laki dilarang memakai pakaian perempuan. Di
12
13
Nabi: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu jangan kamu
pakai dia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan ini adalah: pergantian atau
operasi pergantian ynag dilakukan terhadap orang yang normal organ kelaminnya
mak hukumnya adalah haram karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang hak.
Karena telah dijlaskan dalm Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13, An-Nisa ayat 119,
dan juga hadist-hadist Nabi Muhammad SAW. Dan operasi yang diperebolehkan
dalam syariat Islam operasi perbaikan atau penyemurnaan organ kelamin terhadap
orang yang cacat kelamin demi terciptanya kemaslahatan, dan juga untuk
menghilangkan bahya yang ditimbulkan. Serta perbaikan atau penyemurnaan
terhadap orang yang memiliki organ kelamin ganda, maka diwjibkan untuk
mematikan slah satu organ kelamin sesuai organ kelamin di dalamnya, karena
bermanfaat untuk memperjelas status dan menghilangkan kelainan psikis dan sosial
agar tidak terjerumus ke dalam hal yang menyesatkan dan dosa.
3.2 Saran
Mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memperbesar rasa syukur kita terhadap
segala sesuatu yang telah diberikan dan ditakdirkan oleh Allah SWT kepada diri kita,
dapat menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT. Dengan
14
memperbanyak ras syukur, maka kita dapat menerima takdir untuk diri kita dengan
hatiyang ikhlas.
DAFTAR PUSTAKA
Masykuri,Abdul Aziz.2004. Masalah Keagamaan (hasil muktamar NU ke 1-30 ) .
Depok: Qultum media
Badri Yatim, Dr.MA., hukum-hukum islam : (Jakarta : PT. Grafindo Persada,2006)
Musyrifah Sunanto, Ketentuan Syara , Cet. I (Bogor: Prenada Media, 2003)
Zuhdi Masjfuk, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam), CV Haji
Masagung,Jakarta, 1992
15
16