PENDAHULUAN
Tuberculosis
dikenal dengan penyakit
TBC, yaitu salah satu penyakit infeksi yang
bersifat persisten dan menahun dan merupakan
zoonosis penting di Indonesia. Penyakit ini
dikatakan sebagai penyakit menahun (kronik),
sehingga gejala klinisnya baru muncul jika
sudah parah, tetapi adakalanya penyakit ini
berjalan akut dan progresif, terutama pada
hewan muda.
TBC adalah penyakit yang menyebabkan
kematian terbesar kedua di Indonesia. Gejala
yang ditimbulkan antara lain gangguan
pernafasan seperti sesak nafas, batuk sampai
berdarah, badan tampak kurus kering dan
lemah. Penularan penyakit ini sangat cepat
karena ditularkan melalui saluran pernafasan.
Micobacterium
tuberculosis
telah
menginfeksi sepertiga penduduk dunia,
menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia
diserang TBC dengan kematian 3 juta orang
per tahun (WHO, 1993). Kematian ini di
negara berkembang merupakan 25% dari
kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95%
penderita TBC berada di negara-negara
berkembang. Munculnya epidemi HIV/AIDS
di dunia, maka meningkatkan jumlah penderita
TBC. Kematian wanita karena TBC lebih
banyak daripada kematian karena kehamilan,
persalinan serta nifas. WHO mencanangkan
keadaan darurat global untuk penyakit TBC
pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman TBC.
Tuberculosis di Indonesia kembali muncul
sebagai penyebab kematian utama setelah
penyakit jantung dan saluran pernafasan.
Penyakit TBC paru, masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Hasil survey kesehatan
rumah
tangga
(SKRT)
tahun
1995
menunjukkan bahwa tuberculosis merupakan
penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit
kardiovaskuler
dan
penyakit
saluran
pernapasan pada semua golongan usia dan
207
208
Bovin
++++
++++
++++
++
++++
++
++
++++
+++
+++
0
0
Avier
0
++++
+
+
0
++
0
0
++++
++++
++++
209
210
211
212
Yaitu
dengan
cara
dilakukannya
penyampaian kepada masyarakat tentang
pengetahuan ilmiah dasar tentang faktor-faktor
yang menyebabkan penyakit tuberculosis.
Penyampaian ini harus dirancang dengan baik,
dan disampaikan oleh orang-orang yang
mengetahui adat istiadat, pola dan latar
belakang budaya setempat.
Perlindungan individual
Pencegahan dini
Pendidikan kesehatan
213
PENGOBATAN
Pengobatan TBC hanya dilakukan pada
penderita manusia, karena wadah sumber
(reservoir) TBC justru terutama adalah
amnusia, baru kmudian ternak sapi perah.
Dihidrosteptomisin cukup efektif untuk
membunuh bakteri TBC. Obat lain yang bisa
diberikan adalah Etambutol dan Rifampisin.
Tiga prinsip pengontrolan TBC di bidang
veteriner:
1. Test and Slaughter
Ternak sapi yang dinyatakan TBC dengan
uji tuberkulin, maka sapi tersebut dipotong.
Cara ini dilakukan hampir di semua negara.
214
DAFTAR PUSTAKA
DEWI MULIATY. 1995. Diagnosis Tuberculosis.
Forum Diagnosticum.
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. 2005. Program
Penaggulangan TBC. Depkes R.I. Jakarta.
DINAS KESEHATAN DKI
JAKARTA. 2002.
Tuberculosa Paru (TB Paru) Pencegahan dan
Pengobatan. Jakarta.
DHARMOJONO. 2001. Limabelas Penyakit Menular
dari Binatang ke Manusia. Milenia Populer,
Jakarta.
http://www.cdc.gov/nchstp/tb/faqs/qa_introduction.
htm#Intro1. 2005. Questions and Answers
About TB.
http://www.pdpersi.co.id/pdpersi/news/artikel.php3?
id=940.2005.Infeksi Tuberculosis.
DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN, DIREKTORAT
JENDRAL
PETERNAKAN,
DEPARTEMEN
PERTANIAN. 1985. Pedoman Pengendalian
Penyakit Hewan Menular. Jakarta.
DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN, DIREKTORAT
JENDRAL
PETERNAKAN,
DEPARTEMEN
PERTANIAN. 1986. Petunjuk Khusus Cara
Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan
Penyakit Hewan Menular. Jakarta.
DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN, DIREKTORAT
JENDRAL
PETERNAKAN,
DEPARTEMEN
PERTANIAN.
1986.
Pola
Operasional
Pengendalian Tuberculosis dan Brucellosis.
Jakarta.
MERCKS VETERINARY MANUAL. 1991. 7 th Ed.
Mercks Co. and Inc.
RESSANG, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner.
Buku Palajaran Patologi Khusus Veteriner
Edisi II.
SUBRONTO. 1985. Ilmu Penyakit Ternak
Gadjahmada University Press, Jogjakarta.
I.
215