Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyusun makalah Operasi Kelamin serta dapat menyelesaikan dengan
baik dan lancar.
Adapun tujuan dari penulisan makalah Operasi Kelamin ini adalah sebagai
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar III di Stikes Yarsis. Banyak kesulitan dan cobaan yang dihadapi
selama menyelesaikan makalah ini, tetapi berkat bantuan yang diberikan secara moril
dan materil dari berbagai pihak, maka dapatlah kami menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan, antara lain kepada :
1. Ibu Yanis Kartini, SKM, M.Kep. selaku fasilitator mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar III yang selalu memberi saran kepada kami agar dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
2. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna.
Kami sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Surabaya, 22 April 2013
Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1

Latar Belakang................................................................................................3

1.2

Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3

Tujuan.............................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1

Definisi Ganti Kelamin...................................................................................5

2.2

Dasar Hukum Ganti Kelamin..........................................................................6

2.3

Manfaat dari Ganti Kelamin.........................................................................12

2.4

Pendapat Ulama tentang Ganti Kelamin.......................................................12

BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
3.1

Simpulan.......................................................................................................14

3.2

Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan dewasa ini banyak masalah-masalah islam kontemporer yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial, yang mana faktor
ini biasanya diperbincangkan dan menjadi berita terhangat dalam kehidupan
bermasyarakat. Ada sebagian individu yang merasakan adanya ketidaksamaan dalam
pemberian sikap masyarakat terhadapa dirinya sendiri. Inilah yang terjadi pada
transgender dan operasi ganti kelamin. Mereka yang memiliki dan melakukan hal itu
merasa tersudutkan karena masyarakat menganggap tindakan-tindakan yang
dilakukan menurut asumsi mereka telah melanggar.
Transgender adalah orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak sesuai
dengan peran gender pada umumnya. Trangender adalah orang yang melanggar
norma kultural mengenai bagaimana seharusnya pria dan wanita itu. Seorang wanita,
misalnya secara kultural dituntut untuk lemah lembut. Sedangkan, seorang pria yang
berkarakter seperti wanita maka inilah yang disebut dengan transgender. Transgender
adapula yang memakai pakaian lawan jenisnya. Perilaku transgender-lah, yang
kemungkinan besar membuat beberapa orang mengganti jenis kelaminnya. Baik itu
melalui jalan operasi ataupun melalui jalan alternatif lain.
Operasi jenis kelamin adalah operasi yang dilakukan dengan tujuan merubah
ataupun memperbaiki kelamin yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Operasi jenis
kelamin yang sering dan banyak dilakukan oleh seseorang pada zaman sekarang ini
sangatlah meresahkan masyarakat.
Pada makalah, ini penulis akan membahas tentang operasi kelamin serta hukumhukumnya menurut agama Islam, serta status seseorang yang telah menjalani operasi
kelamin dalam pengambilan hukum Islam, sebab dalam agama Islam jenis kelamin
itu hanya ada dua macam yakni pria dan wanita.

Selain itu penulis juga mencoba menjelaskan secara detail tentang segala sesuatu
yang berkatan dengan operasi kelamin yang banyak terjadi pada saat ini beserta
pengambilan hukumnya (dalil-dalilnya).
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimanakah pengertian dari ganti kelamin?


Bagaimanakah dasar hukum dari ganti kelamin?
Bagaimanakah manfaat dari ganti kelamin?
Bagaimanakah pendapat para ulama mengenai ganti kelamin?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian dari ganti kelamin.


Untuk mengetahui dasar hukum dari ganti kelamin.
Untuk mengetahui manfaat dari ganti kelamin.
Untuk mengetahui pendapat para ulama mengenai ganti kelamin.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ganti Kelamin


Transeksual dapat diakibatkan oleh faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan diantaranya pendidikan yang salah pada masa kecil
dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan. Pada
masa pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma. Trauma pergaulan seks
dengan pacar, suami, dan istri.
Perlu dibedakan penyebab transeksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus
transeksual karena bawaan, menyeimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan
kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. Mereka yang sebenarnya
normal karena tidak memiliki kelainan genetika maupun hormonal dan memiliki
kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk memperturutkan hawa nafsu
adalah sesuatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.
2.2 Dasar Hukum Ganti Kelamin
Adapun untuk mengetahui bagaimana hukum operasi ganti kelamin dalam syariat
Islam, adalah :
1. Bagi yang jenis kelaminnya normal
a. Al-Quran Surat Al-Hujarat ayat 13, yang berbunyi Hai manusia,
Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.
Ayat ini mengajarkan prinsip Equality before God and Law. Artinya manusia
dihadapan Tuhan dan hukum itu mempunyai kedudukan yang sama. Dan yang
menyebabkan tinggi atau rendahnya kedudukan manusia itu bukanlah karena

perbedaan jenis kelamin, ras, bahasa, kekayaan, kedudukan, dan sebagainya,


melainkan karena ketaqwaannya kepada Alla SWT. Oleh karena itu, jenis
kelamin yang normal seharusnya disyukuri dengan jalan menerima kodratnya
dan menjelankan kewajibannya sebagai makhluk terhadap kholik-Nya sesuai
dengan kodratnya tanpa merubah jenis kelaminnya.
b. Al-Quran Surat An-Nisa ayat 119 :






Artinya : Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar
memotongnya5, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu
benar-benar mereka meubahnya". barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian
yang nyata
Mengubah yang diciptakan oleh Allah seperti yang telah difirmankan di atas
maksudnya mengubah segala sesuatu yang telah diciptakan Allah seperti sifat
Nabi Muhammad Saw, oleh kalangan Yahudi dan Nasranai mengubah kitabkitab mereka, termasuk pula mengubah tubuh dengan membuat tato dan
merubah rambut dengan weg (rambut palsu).
Jadi seorang laki-laki atau perempuan yang normal dalam arti alat kelamin
luar dan dalamnya tidak ada kelainan, lalu karena suatu hal dia minta untuk
dioprasi agar kelamin luarnya diubah menjadi jenis kelamin yang berbeda,
atau berlawanan dengan jenis kelamin yang didalam, maka hukumnya haram.
Sebab termasuk mengubah ciptaan Allah dan mengecoh orang lain.

c. Hadits Nabi Muhammad SAW


1. Pada dasarnya Islam mengharamkan laki-laki untuk berpenampilan menjadi
perempuan, sebagaimana juga perempuan diharamkan untuk berpenampilan
menjadi laki-laki.

Artinya : Rasulullah SAW melaknat para laki-laki yang menyerupai wanita
dan para wanita yang menyerupai laki-laki. (HR. Bukhari).
Al-Mutasyabbih bi an-nisa bermakna laki-laki yang berpakaian,
berdandan, bermake-up, bergaya, dan berpenampilan layaknya seorang
perempuan, sehingga sekilas orang akan menyangka bahwa dirinya memang
perempuan. Sedangkan al-mutasyabihat bi ar-rijal adalah keadaan sebaliknya,
yaitu wanita yang berpakaian, berdandan, bermake-up, bergaya, dan
berpenampilan layaknya seorang laki-laki, sehingga sekilas orang akan
menyangka bahwa dirinya memang laki-laki.
Bahkan laki-laki dan perempuan tetap berbeda dalam tata cara
bersikap dan berbicara. Maka keharaman penyerupaan antara laki-laki dan
perempuan juga termasuk ketiga seorang laki-laki meniru gaya perempuan,
dan ketika perempuan meniru gaya laki-laki.
Jadi pada hakikatnya yang diharamkan bukan hanya terbatas pakaian
saja, tetapi segala hal yang terkait dengan penampilan, baik tata rias, asesoris
pakaian, termasuk juga gerak-gerik, bahasa tubuh dan termasuk operasi ganti
kelamin. Semua itu merupakan hal yang terlarang dengan sangat sehingga
beliau SAW sampai harus melaknat pelaku-pelakunya. Dan suatu dosa bila
sampai disebut dengan istilah laknat menunjukkan bahwa dosa itu sangat
besar dan keluar dari rahmat Allah.
2. Haramnya mengubah ciptaan Allah SWT



Artinya : Allah mengutuk para wanita tukang tato, yang meminta di tato,
yang menghilangkan bulu muka, yang meminta dihilangkan bulu mukanya,
7

dan para wanita yang memotong (panggur) giginya yang semuanya itu
dikerjakan dengan maksud untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.
Pada dasarnya melakukan operasi yang mengubah-ubah bentuk tubuh
manusia memang bisa dilakukan, apalagi mengingat teknologi dunia
kedokteran, khususnya bedah plastik (surgery) sudah sedemikian maju.
Kalau operasi plastik itu bertujuan untuk memperbaiki bagian tubuh
yang cacat, baik cacat bawaan ataupun cacat karena kecelakaan, maka
umumnya para ulama sepakat atas kebolehannya. Meskipun prinsipnya seperti
mengubah ciptaan Allah, namun pengubahan ini tidak termasuk yang
diharamkan.
Pengubahan ciptaan Allah yang diharamkan adalah pengubahan dari
bentuk normal pada umumnya, lalu untuk sekedar kepentingan penampilan,
kemudian dicari-cari cara mengubahnya. Misalnya, operasi hidung biar
tambah mancung, atau ganti warna kulit dan termasuk di dalamnya adalah
operasi mengubah penampilan alat kelamin laki-laki menjadi seperti alat
kelamin wanita dan sebaliknya.
Jadi yang merupakan titik keharaman berasal dari ketidak-puasan
manusia atas keadaan dirinya, yang pada dasarnya normal dan lazim serta
layak menurut ukuran normal manusia. Namun dengan sifat takabbur, riya'
dan sum'ah serta ujub, ingin mendapatkan bentuk tubuh yang sedang
ngetrend, agar tidak ketinggalan mode.
3. Haramnya Pengebirian
Ketika seorang laki-laki menjalani operasi ganti kelamin ini, maka mau
tidak mau penisnya dipotong, demikian juga dengan testisnya. Dengan
pemotongan ini maka untuk selamanya dia tidak akan pernah lagi bisa
bereproduksi. Dan tindakan ini tidak lain adalah tindakan pengebirian yang
pada dasarnya diharamkan dalam syariah.
Ada banyak hadits yang mengharamkan tindakan pengebirian pada
manusia, di antaranya hadits dari Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu berikut ini :


:

Artinya : Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu

berkata,"Kami dulu pernah

berperang bersama Rasulullah sementara pada kami tidak ada isteriisteri.


Kami berkat :Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ?
Maka

beliau

melarang

kami

untuk

melakukannya, (HR.

Bukhari)

Selain itu juga ada hadits Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahuanhu :



Artinya : Rasulullah SAW melarang Usman bin Ma'dzhun untuk melakukan
tabattul. Seandainya diizinkan pastilah kami melakukan kebiri (HR. Bukhari)
Ustman bin Mazdhun sendiri memang pernah meminta izin kepada Rasulullah
SAW untuk urusan pengebirian, lantaran di waktu perang tidak bisa
menyalurkan hasrat seksual. Maka beliau pun minta izin seperti disebutkan
dalam hadits berikut :
:


Artinya : Ya Rasulullah SAW, saya ini tidak mampu menahan gairah seksual
di saat perang, apakah anda mengizinkan saya melakukan kebiri?".
Rasulullah SAW menjawab,"Tidak boleh, tetapi lakukan puasa saja. (HR. AtThabrani).
2. Bagi yang jenis kelaminnya tidak normal
Mengenai orang yang lahir tidak normal jenis kelaminnya, hukum melakukan
operasi kelaminnya tergantung pada keadaan organ luar dan dalam yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Apabila seseorang mempunyai organ kelamin dua/ganda : penis dan
vagina, maka untuk memperjelas identitas jenis kelmainnya, ia boleh

melkukan operasi mematikan organ kelamin yang satu dan menghidupkan


organ kelamin yang lain yang sesuai dengan organ kelmin bagian dalam.
Misalnya seseorang yang mempunya alat kelamin yang berlawanan, yakni
penis dan vagina, dan disamping itu dia juga mempunyai rahim dan
ovarium yang merupakan cirri khas dan utama. Untuk seorang wanita,
maka ia boleh atau bahkan dianjurkan untuk dioperasi mengangkat
penisnya, demi untuk mempertegas jenis kelamin kewanitaannya, dan
sebaliknya ia tidak boleh mengangkat vaginanya dan membiarkan
penisnya karena bertentangan dengan organ kelaminnya yang bagian
dalam yang lebih vital yakni rahim dan ovarium.
b. Apabila seseorang mempunyai organ kelamin satu yang kurang sempurna
ben-tuknya, misalnya ia mempunyai vagina yang tidak berlubang dan ia
mempunyai rahin dan ovarium, maka ia boleh dan bahkan dianjurkan oleh
agama untuk memberi lubang pada vaginanya
Adapun dalil syari yang membernarkan operasi yang bersifat
memperbaiki diantaranya sebagai berikut : seperti hadist nabi yang
diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal :

d.


Artinya : Bertobatlah hai hamba-hamba Allah SWT.! Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan pengakit, kecuali dia mengadakan
pula obatnya, kecuali satu penyakit, ialah penyakit tua 9
Apabila kemajuan teknologi kedokteran bisa memperbaiki kesehatan fisik
dan psikis/ mental sibanci alami itu melalui operasi kelamin, maka Islam
memperbolehkan

bahkan

menganjurkan/memandang

baik,

karena

manfaatnya lebih besar dari mafsadahnya. Apalagi kalau banci alami ini
dipandang sebagai penyakit, yang menurut pandangan Islam wajib
berikhtiar dan diobati.
2.3 Manfaat dari Ganti Kelamin
Ganti kelamin dengan alasan untuk mengubah sesuatu yang telah diberikan oleh
Allah

10

SWT sesuai

keinginan

dan

dengan

tidak

adanya

gangguan

atau

ketidaknormalan hukumnya haram. Apabila perbuatan tersebut telah diharamkan,


maka tidak ada manfaat dari ganti kelamin selain kesenangan duniawi semata.
2.4 Pendapat Ulama tentang Ganti Kelamin
Memang saat ini laki-laki yang tampil menyerupai wanita cukup mengganggu
perhatian kita, apalagi penampilan mereka seolah-olah mendapat tempat tersendiri di
layar kaca. Baik sebagai penyanyi, pelawak, penghibur dan sejenisnya.
Orang banyak menyebut istilahnya banci, wadam atau waria. Namun perlu
diperhatikan bahwa dalam syariat Islam dikenal dua hal berkaitan dengan fenomena
tersebut. Pertama, adalah istilah Khuntsa dan kedua adalah Takhannuts. Keduanya
meski mirip-mirip tapi berbeda secara mendasar.
1. Khuntsa
Di antara sekian banyak fenomena di dunia ini, ada sedikit kasus di mana
seseorang memiliki kelamin ganda. Artinya dia memilki kelamin laki-laki dan
kelamin wanita sekaligus.
Dalam masalah ini, Islam sejak awal dahulu telah memiliki sikap tersendiri
berkaitan dengan status jenis kelamin orang ini. Sederhana saja, bila alat
kelamin salah satu jenis itu lebih dominan, maka dia ditetapkan sebagai jenis
kelamin tersebut. Artinya, bila organ kelamin laki-lakinya lebih dominan baik
dari segi bentuk, ukuran, fungsi dan sebagainya, maka orang ini meski punya
alat kelamin wanita, tetap dinyatakan sebagai pria. Dan sebagai pria, berlaku
padanya hukum-hukum sebagai pria. Antara lain mengenai batas aurat,
mahram, nikah, wali, warisan dan seterusnya.
Dan sebaliknya, bila organ kelamin wanita yang lebih dominan, maka jelas
dia adalah wanita, meski memiliki alat kelamin laki-laki. Dan pada dirinya
berlaku hukum-hukum syairat sebagai wanita.

11

Namun ada juga yang dari segi dominasinya berimbang, yang dalam literatur
fiqih disebut dengan istilah Khuntsa Musykil. Namanya saja sudah musykil,
tentu merepotkan, karena kedua alat kelamin itu berfungsi sama baiknya dan
sama dominannya. Untuk kasus ini, dikembalikan kepada para ulama untuk
melakukan.
2. Takhannuts
Yang paling sering kita temukan kasusnya justru takhannuts, yaitu berlagak
atau berpura-pura jadi khuntsa, padahal dari segi pisik dia punya organ
kelamin yang jelas. Sehingga sama sekali tidak ada masalah dalam statusnya
apakah laki atau wanita. Pastikan saja alat kelaminnya, maka statusnya sesuai
dengan alat kelaminnya.
Menurut Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc, memang ada sebagian mereka yang
melakukan operasi kelamin, tapi operasi itu sifatnya cuma aksesris belaka dan
tidak bisa berfungsi normal. Karena itu operasi tidak membuatnya berganti
kelamin dalam kacamata syariat. Sehingga status tetap laki-laki meski suara,
bentuk tubuh, kulit dan seterusnya mirip wanita.
Sedangkan yang berkaitan dengan perlakuan para waria ini, jelas mereka
adalah laki-laki, karena itu taamul kita dengan mereka sesuai dengan etika
laki-laki. Dan karena tetap laki-laki, maka pergaulan mereka dengan wanita
persis sebagaiman adab pergaulan laki-laki dengan wanita. Para wanita tetap
tidak boleh berkhalwat, ihktilat, senduthan kulit, membuka aurat dan
seterusnya dengan para waria ini.
Orang yang melakukan takhnnuts ini jelas melakukan dosa besar karena
berlaku menyimpang dengan menyerupai wanita.
Rasulullah SAW pernah mengumumkan, bahwa perempuan dilarang memakai
pakaian laki-laki dan laki-laki dilarang memakai pakaian perempuan. Di

12

samping itu beliau melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan


perempuan yang menyerupai laki-laki.
Termasuk di antaranya, ialah tentang bicaranya, geraknya, cara berjalannya,
pakaiannya, dan sebagainya. Sejahat-jahat bencana yang akan mengancam
kehidupan manusia dan masyarakat, ialah karena sikap yang abnormal dan
menentang tabiat. Sedang tabiat ada dua: tabiat laki-laki dan tabiat
perempuan. Masing-masing mempunyai keistimewaan tersendiri. Maka jika
ada laki-laki yang berlagak seperti perempuan dan perempuan bergaya seperti
laki-laki, maka ini berarti suatu sikap yang tidak normal dan meluncur ke
bawah.
Rasulullah SAW pernah menghitung orang-orang yang dilaknat di dunia ini
dan disambutnya juga oleh malaikat, di antaranya ialah laki-laki yang
memang oleh Allah dijadikan betul-betul laki-laki, tetapi dia menjadikan
dirinya sebagai perempuan dan menyerupai perempuan; dan yang kedua, yaitu
perempuan yang memang dicipta oleh Allah sebagai perempuan betul-betul,
tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai
orang laki-laki (Hadis Riwayat Thabarani).
Justru itu pulalah, maka Rasulullah SAW melarang laki-laki memakai pakaian
yang dicelup dengan ashfar (zat warna berwarna kuning yang biasa dipakai
untuk mencelup pakaian-pakaian wanita di zaman itu).
Sayyidina Ali ra mengatakan, "Rasulullah SAW pernah melarang aku
memakai cincin emas dan pakaian sutera dan pakaian yang dicelup dengan
ashfar" (Hadis Riwayat Thabarani)
Ibnu Umar pun pernah meriwayatkan: "Bahwa Rasulullah SAW pernah
melihat aku memakai dua pakaian yang dicelup dengan ashfar, maka sabda

13

Nabi: Ini adalah pakaian orang-orang kafir, oleh karena itu jangan kamu
pakai dia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan ini adalah: pergantian atau
operasi pergantian ynag dilakukan terhadap orang yang normal organ kelaminnya
mak hukumnya adalah haram karena mengubah ciptaan Allah tanpa alasan yang hak.
Karena telah dijlaskan dalm Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13, An-Nisa ayat 119,
dan juga hadist-hadist Nabi Muhammad SAW. Dan operasi yang diperebolehkan
dalam syariat Islam operasi perbaikan atau penyemurnaan organ kelamin terhadap
orang yang cacat kelamin demi terciptanya kemaslahatan, dan juga untuk
menghilangkan bahya yang ditimbulkan. Serta perbaikan atau penyemurnaan
terhadap orang yang memiliki organ kelamin ganda, maka diwjibkan untuk
mematikan slah satu organ kelamin sesuai organ kelamin di dalamnya, karena
bermanfaat untuk memperjelas status dan menghilangkan kelainan psikis dan sosial
agar tidak terjerumus ke dalam hal yang menyesatkan dan dosa.
3.2 Saran
Mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memperbesar rasa syukur kita terhadap
segala sesuatu yang telah diberikan dan ditakdirkan oleh Allah SWT kepada diri kita,
dapat menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT. Dengan

14

memperbanyak ras syukur, maka kita dapat menerima takdir untuk diri kita dengan
hatiyang ikhlas.

DAFTAR PUSTAKA
Masykuri,Abdul Aziz.2004. Masalah Keagamaan (hasil muktamar NU ke 1-30 ) .
Depok: Qultum media
Badri Yatim, Dr.MA., hukum-hukum islam : (Jakarta : PT. Grafindo Persada,2006)
Musyrifah Sunanto, Ketentuan Syara , Cet. I (Bogor: Prenada Media, 2003)
Zuhdi Masjfuk, Masail Fiqh (kapita selekta hukum Islam), CV Haji
Masagung,Jakarta, 1992

15

16

Anda mungkin juga menyukai