Anda di halaman 1dari 30

Nama : Muhammad Afif Zakaria

NPM : 2016349080
Fakultas : Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Tugas : Resume Materi Seminar Sertifikasi Profesi
MENEMBUS PASAR GLOBAL TENAGA KERJA MELALUI SERTIFIKASI
KOMPETENSI KERJA
Secara outline meliputi beberapa hal, yaitu :

Pasar global tenaga kerja

Sertifikasi kompetensi kerja

Sertifikasi kompetensi kerja sektor pangan

1. Pasar global tenaga kerja


Pasar tunggal ASEAN atau MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negaranegara ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi
hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya
dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah
ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
MEAsendiri berfokus pada :
Aliran bebas barang : Negara ASEAN bisa melakukan impor dan ekspor barang
Aliran bebas jasa : Negara ASEAN bisa saling menguntungakan dalam jasa
misalnya jasa penerbangan, jasa online, pariwisata, kesehatan, dan logistik
Aliran bebas tenaga kerja terampil : hanya tenaga kerjayang terampil saja yang
bisa kerja dan keluar masuk negara ASEAN
Aliran bebas modal : Negara ASEAN bisa saling menanamkan modal di Negara
ASEAN

Aliran bebas investasi : Negara ASEAN bisa saling menanamkan investasi di


Negara ASEAN
Sector prioritas Negara ASEAN
7 sektor barang yaitu
1. Produk berbasis agro
2. Otomotif
3. Produk karet
4. Elektronika
5. Tekstil dan produk tekstil
6. Perikanan
7. Barang dari kayu
Kemudian terdapat juga 5 sektor jasa yaitu
1. Penerbangan
2. Jasa online
3. Pariwisata
4. Kesehatan
5. Logistik
Indonesia adalah target utama ekspansi
MNCs
Thailand
75%
Singapore
77%
strong
Malaysia
77%
convered
Indonesia
89%
Philipina
55%
by market
Vietnam
64%
Myanmar
30%
Sumber : Global Asean Suvey, 2014
planned

Company
Thailand
23%
16%
52%
32%
52%
45%

Singapore
39%
56%
68%
24%
34%
22%

Malaysia
26%
38%
56%
18%
21%
28%

Indonesia
21%
21%
24%
24%
21%
12%

Bonus demografi Adalah dividen dari melimpahnya tenaga muda yang jumlahnya
besar sebagai hasil dari penurunan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi di suatu

negara atau provinsi, kabupaten atau kota yang mendorong kenaikan jumlah penduduk usia
produktif. Jumlah penduduk indonesia (2015) : 255,5 juta dan Usia produktif : 67,3%.
Angkatan kerja Indonesia :
Jumlah penduduk Indonesia yang bekerja yaitu sebesar 118,17 juta orang (94,30%),
dan pengangguran sebesar 7,15 juta orang (5,70%).
ASEAN Productivity Organization (APO)
Persentase kompetensi dari1000 Tenaga kerja asean :

Singapura
Malaysia
Filipina
Indonesia

: 34,7%
: 32,6%
: 8,3%
: 4,3%

Strategi & Target Mengatasi Pengangguran

2. Sertifikasi kompetensi kerja


Kompetendiartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan, yang didasari oleh pengetahuan,keterampilandan
sikapkerja sesuai dengan unjuk kerja yang ditetapkan.
Landasan hukum
a. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. 2.PP No. 23 Tahun 2004 tentang BNSP
c. 3.PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
d. 4.PP No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)

Sistem sertifikasi komoetensi profesi nasional

Kualifikasi kompetensi kerja nasional Indonesia

Manfaat sertifikasi
UntukIndustri/Institusi:
a. Membantu industri/institusi meyakinkan kepada kliennya bahwa produk/jasanya
telah dibuat oleh tenaga yang kompeten.
b. Membantu industri/institusi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga berbasis
kompetensi

c. Memastikan industri/institusimen dapatkan tenaga yang kompeten.


d. Membantu industri/institusi dalam system pengembangan karir dan renumerasi
tenaga berbasis kompetensi.
e. Memastikan dan meningkatkan produktivitas
Untuk tenaga kerja:
a. Membantu tenaga kerja meyakinkan kepada organisasi/industri/institusi/kliennya
bahwa dirinya kompeten dalam bekerja untuk menghasilkan produk barang dan/atau
jasa.
b. Membantu tenaga kerja dalam merencanakan karirnya.
c. Membantu tenaga kerja dalam mengukur tingkat pencapaian kompetensi dalam
proses belajar dilembaga formal maupun secara mandiri.
d. Membantu tenaga kerja dalam memenuhi persyaratan regulasi
e. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas Negara
f. Membantu tenaga kerja dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja
3. Sertifikasi kompetensi kerja sektor pangan
Seorang Food quality & safety assurance harus memiliki dan mampu menerapkan
sebagai berikut :

Persyaratan kompetensi

CPPOB, PERMENPERIN NO 75 TAHUN 2010


adalah suatu pedoman yang menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu,
bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya

HACCP, SNI CAC/RCP 1 -2011


HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu yang
mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada
berbagai titik atau tahap produksi tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk
mengontrol bahaya-bahaya tersebut

ISO 22000:2005
ISO 22000 merupakan sebuah standar yang dikembangkan oleh International Organization
for Standardization yang berhubungan dengan keamanan pangan. Pada dasarnya, standar
ini merupakan standar turunan dari ISO 9000.
Standar internasional ISO 22000 menjelaskan syarat-syarat sistem manajemen keamanan
pangan yang menyertakan elemen berikut:

komunikasi interaktif

manajemen sistem

program-program pendahulu

prinsip HACCP

Ruang Lingkup Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Di Seluruh Rantai Pangan
Rantai pangan (Food chain)
pembibitan, pertumbuhan, produksi, panen, penggudangan, pemasaran pengolahan
makanan
Lajur

pangan

Program

perjalanan

Penjaminan

pada

Keamanan

rangkaian
Pangan

proses
pada

pengolahan

makanan

Penyelenggaraan

Makanan

Langkah-langkah Komitmen manajemen :

Menetapkan kebijakan mutu keamanan pangan


Membentuk tim keamanan pangan (sumber daya: personalia, fasilitas, keuangan)
Evaluasi/tinjauan manajemen terhadap sistem dan penerapannya
Manajeman mutu keamanan
Industri menengah besar yang telah menerapkan GMP & SSOP HACCP

Kemudian sesorang yang mengakui dan diakui kompetennya diharuskan mempunyai bukti
kompeten sebagai berikut :

Sekilas LSP JMKP

LSP JMKP merupakan LSP Pihak Ketiga yang didirikan oleh Asosiasi Profesi
Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI) dengan dukungan Asosiasi Industri yaitu Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Kementerian Perindustrian RI, Kementerian
Pertanian RI, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
LSP JMKP menjalankan kegiatan sertifikasinya untuk lingkup profesi yang
melaksanakan penjaminan/pengendalian mutu dan keamanan pangan yang berada dalam
organisasi rantai pangan.
Skema Sertifikasi
Saat ini LSP JMKP menyediakan layanan jasa sertifikasi profesi untuk skema berikut :
Skema Sertifikasi Okupasi Nasional Auditor Internal Keamanan Pangan (DSS 01)
Skema ini dapat diikuti oleh peserta sertifikasi dengan latar belakang pendidikan
min SMA/sederajat dan berpengalaman bekerja pada industri rantai pangan.
Pengalaman bekerja yang disyaratkan akan menyesuaikan dengan tingkat pendidikan
terakhir. Peserta harus telah mengikuti pelatihan audit berbasis ISO/IEC 19011 dan
pelatihan sistem manajemen keamanan pangan (ISO/IEC 22000, FSSC, BRC, IFS, dan
standard setara lainnya) atau sistem HACCP.
Skema Sertifikasi Klaster Audit Internal Provisi Keamanan Pangan (DSS 02)
Skema ini ditujukan bagi peserta sertifikasi dengan latar belakang pendidikan
SMK

Pangan

atau

pertanian,

mahasiswa

tingkat

akhir

D3/SI

atau fresh

graduaterD3/SI/S2/S3 program studi ilmu dan teknologi pangan, teknologi hasil


pertanian, teknologi hasil peternakan, teknologi hasil perikanan, teknik industri,
pertanian, kimia, biologi, biokimia, bioteknologi, jasa boga, dan perhotelan. Peserta

harus telah mengikuti pelatihan teknik audit berbasis ISO/IEC 19011. Skema ini dapat
diikuti oleh profesional yang bekerja di bidang jasa usaha makanan seperti Pimpinan
Home Industri, Kepala Dapur, dan Asisten Kepala Dapur rumah makan atau usaha
pengelolaan makanan lainnya. Skema ini disediakan untuk mendukung penerapan
Permenkes 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga. Peserta
sertifikasi harus memiliki pendidikan minimal SMP/sederajat dengan pengalaman kerja
minimal 2 (dua) tahun di bidang jasa usaha makanan dan telah mengikuti pelatihan
sistem manajemen keamanan pangan atau pelatihan personal hygiene.
Skema Sertifikasi Klaster Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (DSS
04)
Skema ini ditujukan bagi profesional yang bekerja di bagaian pembelian pangan
segar pada ritel pangan/organisasi rantai pangan lainnya; pengendali mutu dan
keamanan pangan di kelompok tani penerap Good Agriculture Practice (GAP), atau
fungsi pengendali mutu dan keamanan pangan segar asal tumbuhan lainnya.

Skema Pendaftaran Sertifikasi Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan


Tahap 1
Proses seleksi/ proses pemohonan

Jalur pengalaman kerja


Jalur pelatihan/pendidikan
Tahap 2
Proses determinasi/proses asesmen
Verifikasi portofolio/wawancara/witness/studi kasus
Tes tulis/lisan/studi kasus/ demonstrasi-observasi
Tahp3
Proses atestasi/proses keputusan
Keputusan ditetapkan komite teknis
Personel tersertifikasi
Skema

SKKNI

Jumlah Peserta Sertifikasi

Sertifikasi
Okupasi

SKKNI 31-

Nasional

2010

2015
115

2016
43

25

161

Jumlah Personel
Tersertifikasi
2015
2016
100
134

Auditor
Internal
Keamanan
Pangan
Klaster Audit

SKKNI 31-

18

125

Internal

2010

Provisi
Keamanan
Pangan
Klaster

SKKNI

45-2009
SKKNI

Penanganan
Makanan
Pada Jasa

217-

Usaha

2011

Makanan
Klaster
Pengawasan

SKKNI 45-

4919*

3199

320

313

118

3771

2013

Pangan Segar
Asal
Tumbuhan
Total
140
5583
*) proses sertifikasi masih berlangsunng sd 30 November 2016

Pertanyaan :
1. Bagaimana caranya memperpanjang sertifikat LSP yang berlaku selama 3 tahun ?
2. Softskill apa yang harus dimiliki dalam seorang auditor ? apa harus memiliki
sertifikat profesi ?
Jawaban :

1. Caranya yaitu tiap tahunnya dilakukan ujian berkala mengenai LSP tersebut, dan itu
caranya untuk memperpanjang sertifikat LSP
2. Softskill apa yang harus dimiliki dalam seorang auditor yaitu harus memahami
sistem keamanan pangan , harus mempunyai teknik audit ISO (9001, 22000), harus
berpengalaman juga dalam mengaudit sebuah system, harus memiliki sertifikat
MSDS (Material Safety Data Sheet), dan harus mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan pangan

SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI


DI SEKTOR KEAMANAN PANGAN
Dasar Pemikiran Kebijakan Sertifikasi Kompetensi Profesi Tenaga Kerja
Sertifikasi kompetensi kerja : proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu

kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)/ dan atau


internasional (PP No.23/2004 tentang BNSP).
Pengakuan kompetensi melalui sertifikasi adalah hak tenaga kerja yang telah
kompeten (UU No.13/2003 pasal 18 tentang Ketenagakerjaan).
Undang-Undang Perindustrian No.3/ 2014: Setiap Perusahaan Industri dan/atau
Perusahaan Kawasan Industri wajib mempekerjakan tenaga kerja industri yang
memenuhi standar kompetensi.
Undang-Undang No.18/2014 tentang Pangan
UU No.20/2004: SISDIKNAS
UU No.12/2012: DIKTI (pasal 44)
PERMENDIKBUD No.81/2014 tentang: Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan
Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.
Sistem industri/organisasi menuntut personel harus kompeten dan terpelihara
kompetensinya.
Memastikan link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Mempersiapkan kompetensi tenaga kerja Indonesia dalam persaingan global dalam
perdagangan jasa.
Manfaat Sertifikasi bagi pemangku kepentingan
1. Industri/organisasi
Membantu industri/organisasi meyakinkan kepada kliennya bahwa

produk/jasanya telah dibuat oleh tenaga-tenaga yang kompeten.


Membantu industri/organisasi dalam rekruitmen dan mengembangkan tenaga
berbasis kompetensi guna meningkatkan efisiensi HRD khususnya dan efisiensi

nasional pada umumnya.


Membantu industri/organisasi dalam sistem pengembangan karir dan remunerasi

tenaga berbasis kompetensi dan meningkatkan produktivitas.


2. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

Membantu memastikan link and match antara kompetensi lulusan dengan

tuntutan kompetensi dunia industri.


Membantu memastikan tercapainya efisiensi dalam pengembangan program

diklat.
Membantu memastikan pencapaian hasil diklat yang tinggi.
Membantu Lemdiklat dalam sistem asesmen yang dapat memastikan dan

memelihara kompetensi peserta didik selama proses diklat.


3. Tenaga Kerja
Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/ industri/kliennya
bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa dan

meningkatkan percaya diri tenaga profesi.


Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun secara

mandiri.
Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara
Membantu tenaga profesi dalam promosi profesinya dipasar tenaga kerja

Proses lisensi LSP

Skema generik sertifikasi kompetensi

LSP menetapkan skema sertifikasi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan/atau


pemangku kepentingannya, yang kemudian diajukan ke BNSP untuk dimintakan lisensi.
BNSP mela-kukan verifikasi terhadap skema sertifikasi yang diajukan oleh LSP. LSP dapat
melakukan perubahan skema, dan selanjutnya diverifikasi oleh BNSP . Pemilihan skema
sertifikasi dilandasi oleh pertimbangan kebutuhan pasar sertifikasi dan kemampuan
pelayanan LSP. Pada saat mengajukan permohon-an lisensi, LSP mengajukan skema
sertifikasi dalam jumlah yang rasional. LSP dapat menambah atau mengurangi skema
sertifikasi yang dimintakan lisensi sesuai kebutuhan dan kemampuannya.

Proses verifikasi TUK oleh LSP

Diverifikasi setiap akan digunakan sebagai tempat uji dilakukan oleh asesor lisensi dan
dapat dilakukan oleh asesor kompetensi. LSP harus menetapkan atau menyatakan TUK
terverifikasi.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI): rumusan kemampuan
kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta
sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap orang
yang tesertivikasi, harus mempunyai skill yang memumpuni, sikap yang baik dan
pengetahuan yang luas. Jika suda dimiliki semua, maka dia disebut kompeten

Cakupan keterampilan dalam kompetensi

Keterampilan melaksanakan pekerjaan (Task Skill),

keterampilan mengelola pekerjaan (Task Management Skill),

keterampilan mengantisipasi Kemungkinan (Contingency Management Skill),

keterampilan mengelola lingkungan kerja (Job/Role Environment Skill),

keterampilan beradaptasi (Transfer Skills).

Kompetensi kerja : kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

Sertifikasi kompetensi kerja : proses pemberian sertifikat kompetensi yang


dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu
kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan/atau internasional.

Proses Sertifikasi : kegiatan dimana badan atau lembaga sertifikasi menentukan


bahwa seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi yang mencakup :

pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi,


pemeliharaan sertifikasi,
sertifikasi ulang, dan
penggunaan sertifikat maupun logo atau penanda (mark).
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Keamanan Pangan BPOM

Dasar Hukum LSP KP BPOM


Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP
31/MEN/III/2010 Tentang Penetapan SKKNI Sektor Industri Pengolahan Sub
Sektor Industri Makanan dan Minuman Bidang Keamanan Pangan.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
HK.03.1.23.04.12.2208 Tahun 2012 Tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Makanan
Dan Minuman Bidang Keamanan Pangan.
1. Bidang : FASILITATOR/PENYULUH KEAMANAN PANGAN (PKP)
Kompetensi Umum-PKP
NO.

KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

MET.PL00.004.01

Merencanakan Serangkaian Program Pelatihan

2.

MET.PL00.001.01

Mengembangkan Program Pelatihan

3.

MET.PL00.005.01

Melaksanakan Sesi Pelatihan

4.

MET.PL02.002.01

Melatih Kelompok Kecil

5.

MET.AS02.005.01

Mengelola Sistem Pelatihan dan Asesmen

6.

MET.AS02.006.01

Mengevaluasi Sistem Pelatihan dan Asesmen

7.

MET.PL02.003.01

Merencanakan dan Mempromosikan Program Pelatihan

8.

MET.PL02.004.01

Merencanakan Serangkaian Sesi Pelatihan

9.

MET.PL02.006.01

Melakukan Kaji Ulang Pelatihan

10.

MET.PL02.007.01

Melakukan Analisis Persyaratan Kompetensi

11.

MET.PL02.008.01

Merancang dan Membangun Sistem Pelatihan

Kompetensi Inti-PKP
NO. KODE UNIT
1.
PAN.KA02.001.01

JUDUL UNIT
Mendisain Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik /Good
Manufacturing Practices dan Sanitation Standard

2.

PAN.KA02.002.01

Operating Procedures
Mendisain Langkah Persiapan Hazard Analysis Critical

3.

PAN.KA02.003.01

Control Point
Mendisain dan Mendokumentasikan 7 prinsip Hazard Analysis

4.

PAN.KA02.004.01

Critical Control Point


Merencanakan Sistem Penerapan Manajemen Keamanan

PAN.KA02.005.01

Pangan
Menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik /

5.

Good Manufacturing Practices dan Sanitation Standard


Operating Procedures dan/atau Hazard Analysis Critical
Control Point

2. Bidang : INSPEKSI/AUDIT/ASESMEN KEAMANAN PANGAN (District Food


Inspectur)
Bidang ini meliputi 3 bagian, yaitu :
Inspektur muda
Inspektur/District Food Inspector
Inspektur Kepala
A. Inspektur muda
Kompetensi inti
NO.

KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

PAN.KA02.008.01

Mengelola Program Asesmen Keamanan Pangan

2.

PAN.KA02.009.01

Melaksanakan Asesmen Keamanan Pangan

B. Inspektur/Distric Food Inspector (DFI)


Kompetensi Umum
NO. KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

PAN.KA00.001.01

Melakukan Pengujian Organoleptik

2.

PAN.KA00.002.01

Melakukan Perencanaan Pengambilan Contoh

3.

PAN.KA00.003.01

Melakukan Pengambilan Contoh

Kompetensi Inti
NO. KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

PAN.KA02.008.01

Mengelola Program Asesmen Keamanan Pangan

2.

PAN.KA02.009.01

Melaksanakan Asesmen Keamanan Pangan

C. Inspekstur Kepala
Kompetensi Umum
NO. KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

PAN.KA01.001.01

Melakukan Pengujian Organoleptik

2.

PAN.KA01.002.01

Melakukan Perencanaan Pengambilan Contoh

3.

PAN.KA01.002.01

Melakukan Perencanaan Pengambilan Contoh

Kompetensi Inti
NO.

KODE UNIT

JUDUL UNIT

1.

PAN.KA02.006.01

Mengelola Program Asesmen Keamanan Pangan

2.

PAN.KA02.007.01

Melaksanakan Asesmen Keamanan Pangan

Kompetensi Pilihan
NO. KODE UNIT
1.

JUDUL UNIT

PAN.KA03.001.01 Melakukan Validasi Penerapan Program Keamanan


Pangan

2.

PAN.KA03.002.01 Melakukan Verifikasi Penerapan HACCP

Sementara ini sedang diusulkan skema kompetensi (kader). Kompetensi kader sendiri
terdapat 2 bagian, yaitu :
Kader keamanan pangan muda
Kader keamanan pangan
A. Kader keamanan pangan muda
Kompetensi inti
Kode unit

Judul unit

A.016200.006.0

Menerapkan Higiene Sanitasi

1
C.100000.006.01 Melaksanakan program dan prosedur keamanan
pangan
C.100000.009.01 Menyediakan informasi pekerjaan
C.100000.054.01 Membersihkan dan mensanitasi peralatan
C.100000.008.01 Melakukan praktek penanganan pangan yang aman

Kompetensi pilihan
Kode unit
Judul unit
C.100000.021.01 Melakukan inspeksi dan sortasi bahan dan produk

C.100000.055.01 Bekerja di dalam ruang bersih


C.100000.068.01 Menerapkan sistem dan prosedur jaminan mutu
C.100000.075.01 Menjaga Keamanan Pangan ketika Memuat,
Menurunkan, dan Mengantar Makanan
C.100000.070.01 Mengaplikasikan praktek keamanan pangan di
retail
C.100000.075.01 Menjaga Keamanan Pangan ketika Memuat,
Menurunkan, dan Mengantar Makanan
C.100000.003.01 Melaksanakan pengukuran dengan alat ukur dasar
Dalam hal ini seorang kader keamanan pangan muda harus menerapkan 8 unit yang
harus dipenuh yaitu 5 unit inti + 3 unit pilihan
B. Kader Keamanan Pangan
Kompetensi Inti
Kode unit
A.016200.006.0

Judul unit
Menerapkan Higiene Sanitasi

1
C.100000.038.01

Memantau pelaksanaan program kualitas dan

C.100000.043.01

keamanan pangan
Menetapkan persyaratan kepatuhan untuk area

kerja
C.100000.055.01 Bekerja di dalam ruang bersih
C.100000.056.01 Mengendalikan kontaminan dan alergen di
tempat kerja
C.100000.008.01 Melakukan praktek penanganan pangan yang
aman
Kompetensi Pilihan
Kode unit
Judul unit
C.100000.013.01 Mengidentifikasi sifat fisik dan kimia dari bahan
dan produk pangan
C.100000.016.02 Melakukan pengambilan contoh
C.100000.051.01 Berpartisipasi dalam uji organoleptik
C.100000.022.01 Menilai kepatuhan terhadap program keamanan

pangan
C.100000.057.01 Mengimplementasikan program pencegahan
hama (pest control)
C.100000.069.01 Mengatur lini produksi atau pengemasan untuk
dioperasikan
C.100000.070.01 Mengaplikasikan praktek keamanan pangan di
retail
Dalam hal ini seorang kader keamanan pangan harus menerapkan 10 unit yang
harus dipenuh yaitu 6 unit inti + 4 unit pilihan
Manfaat SKKNI
Lembaga Pelatihan/Pendidikan
1. Untuk pembuatan kurikulum, silabus dan program pelatihan/ pendidikan
2. Acuan untuk membuat modul pembelajaran
3. Acuan untuk penilaian hasil pembelajaran
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
1. Sumber informasi dalam membuat perangkat asesmen
2. Acuan untuk mengembangkan skema sertifikasi
Industri
1. Menyusun SOP (Standar Prosedur Operasional)
2. Sumber informasi dalam membuat kebutuhan dalam proses rekruitmen
3. Sumber informasi dalam penilaian kinerja karyawan
4. Sumber informasi dalam proses penghitungan remunerasi
5. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan

Skkni: Kemampuan Telusur Dan Ekivalensi Dengan Sistem Diklat, Sertifikasi Dan SOP
Industri
PENERAPAN PADA
ORGANISASI/INDUSTRI
Judul SOP
Ruang lingkup SOP
Langkah-langkah proses
Instruksi kerja
Spesifikasi sesuai dengan
konteks
QA

SKKNI
SERTIFIKASI
Judulsertifikasi
Unit
Skema
unit
Deskripsi unit
kompetensi
Ruang lingkup asesmen
Elemen
Elemen asesmen
KUK
Kriteria pencapaian Kompetensi
Batasan Veriabel
Kontektualisasi asesmen dan
spesifikasi
Panduan Penilaian
Penduan asesmen
PENDIDIKAN VOKASI DAN
PELATIHAN KERJA
Judul Learning material
Ruang lingkup diklat
Pencapaian hasil pembelajaran
(LO)
Kriteria evaluasi belajar
Kontektualisasi diklat
Evaluasi

Bagaimana Potensi Industri Pangan ?


Keamanan Pangan di tingkat global adalah bagian dari ketahanan pangan, kesehatan,
ekonomi, dan pembangunan
PP No 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun
2015-2035: industri pangan adalah salah satu dari 6 industri andalan
Jumlah Industri pangan di Indonesia:
6000 industri sedang dan besar;
1 juta industri mikro dan kecil.
Bagaimana Dengan Sertifikasi Profesional Muda Di Bidang Keamanan Pangan ?
Peta Kompetensi Fungsi Keamanan Pangan

PENGENDALIAN KEAMANAN PANGAN


Penilaian keamanan
pangan

Inspeksi, audit dan ser fikasi


keamanan pangan

Surveilan & penyuluhan


keamananpangan

Standardisasi produkdan
sistem

Pengawasan & pengendalian


produkberbahaya
Pengendalian keamanan pangan pada
prosesdistribusi & ritel

Pengendalian keamanan
pangan padaprosesproduksi

Pengujian Kimia

PENGAWASAN
KEAMANAN
PANGAN

Operasi laboratorium
Pengujian mikrobiologi
Pengujian organolep k
PPENGUJIAN LABORATORIUM

DAFTAR UNIT KOMPETENSI DI RSKKNI


No

Kode Unit

Judul Unit Kompetensi

1.

C.100000.001.01

Melakukan pekerjaan dengan aman di industri pangan

2.

C.100000.002.01

Memastikan kesiapan operasi di industri Pangan

3.

C.100000.003.01

Melakukan dan mencatat pengukuran dasar

4.

C.100000.004.01

Mengikuti prosedur kerja untuk menjaga kualitas


makanan dan minuman pada industri pangan

5.

C.100000.005.01

Melakukan Pekerjaan Secara Efektif di Industri


Pengolahan Pangan

6.

C.100000.006.01

Melaksanakan program dan prosedur keamanan

7.

C.100000.007.01

pangan
Melakukan pekerjaan dengan benar di area
penanganan makanan untuk pekerja yang tidak

8.

C.100000.008.01

menangani makanan
Melakukan praktek penanganan makanan yang aman

9.

C.100000.009.01

Menyediakan informasi pekerjaan

10.

C.100000.010.01

Mengelola Percobaan Produk Baru

11.

C.100000.011.01

Menspesifikasi dan memantau nilai nutrisi apangan

12.

C.100000.012.01

olahan
Mengembangkan Produk pangan baru

13.

C.100000.013.01

Mengidentifikasi sifat fisik dan kimia dari bahan dan

C.100000.014.02

produk pangan
Melakukan pengujian organoleptik pada kegiatan

15.

C.100000.015.02

inspeksi
Mengembangkan rencana pengambilan contoh

16.

C.100000.016.02

Melakukan pengambilan contoh

17.

C.100000.017.02

Mengelola program audit/inspeksi/asesmen keamanan

18.

C.100000.018.02

pangan
Melaksanakan audit/inspeksi/asesmen keamanan

C.100000.019.01

pangan
Melakukan riset dan mengembangkan score sheet uji

14.

19.

organoleptik untuk kegiatan inspeksi

20

C.100000.020.01

Menganalisis bahaya keamanan pangan

21.

C.100000.021.01

Melakukan inspeksi dan sortasi bahan dan produk

22.

C.100000.022.01

Menilai kepatuhan terhadap program keamanan

23.

C.100000.023.01

pangan
Melakukan negosiasi dalam audit keamanan pangan

24.

C.100000.024.01

Melakukan audit proses pemasakan dan pendinginan

25.

C.100000.025.01

Melakukan audit untuk proses perlakuan panas

26.

C.100000.026.01

Memantau pengembangan dan implementasi sistem

27.

C.100000.027.01

penjaminan mutu (QA) pangan


Mengembangkan sistem kualitas untuk produk

28.

C.100000.028.02

pangan
Mendesain CPPOB/GMP dan SSOP

29.

C.100000.029.02

Mendesain langkah persiapan HACCP

30.

C.100000.030.02

Mendesain dan mendokumentasikan 7 prinsip

31.

C.100000.031.02

HACCP
Merencanakan sistem penerapan manajemen

32.

C.100000.032.01

keamanan pangan
Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan

33.

C.100000.033.01

Mengembangkan Program Manajemen Resiko (PMR)

34.

C.100000.034.01

Mengelola sekretariat jejaring keamanan pangan

35.

C.100000.035.01

Menganalisis laporan KLB keracunan pangan

36.

C.100000.036.01

Menentukan pangan penyebab KLB (Kejadian Luar

C.100000.037.01

Biasa) keracunan pangan


Melakukan kajian keamanan pangan

37.

38.

C.100000.038.01

Memantau pelaksanaan program kualitas dan

39.

C.100000.039.01

keamanan pangan
Mensupervisi dan menjaga sebuah rencana keamanan

40.

C.100000.040.01

pangan
Mensupervisi dan verifikasi program pendukung

C.100000.041.01

keamanan pangan
Mengembangkan rencana keamanan pangan berbasis

42.

C.100000.042.01

HACCP
Memimpin Pelaksanaan Pengendalian Mutu

43.

C.100000.043.01

Menetapkan persyaratan kepatuhan untuk area kerja

44.

C.100000.044.01

Berpartisipasi di dalam tim HACCP

45.

C.100000.045.01

Menerapkan persyaratan regulasi pangan

46.

C.100000.046.01

Mendisain SOP (Standard Operating Procedures)

C.100000.047.01

Pengolahan Makanan
Melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis

48.

C.100000.048.01

pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya


Melakukan pengawasan keamanan pangan dan bahan

49.

C.100000.049.01

berbahaya
Menangani Barang-barang dan Bahan Berbahaya

50.

C.100000.050.01

Melakukan prosedur mikrobiologi di industri pangan

51.

C.100000.051.01

Berpartisipasi dalam uji organoleptik

52.

C.100000.052.01

Menggunakan uji organoleptik untuk menilai mutu

53.

C.100000.053.01

dan keamanan pangan


Mengelola Pelaksanaan Uji Organoleptik

54.

C.100000.054.01

Membersihkan dan mensanitasi peralatan

55.

C.100000.055.01

Bekerja di dalam ruang bersih

41.

47.

56.

C.100000.056.01

Mengendalikan kontaminan dan alergen di tempat

57.

C.100000.057.01

kerja
Mengimplementasikan program pengendalian hama

58.

C.100000.058.01

Menentukan persyaratan penanganan bahan pangan

59.

C.100000.059.01

yang mudah rusak (perishable)


Mengendalikan kontaminasi dan pembusukan pada

C.100000.060.01

makanan
Mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam pengemasan

61.

C.100000.061.01

makanan
Melakukan penarikan produk

62.

C.100000.062.01

Mendesain dan mengelola penarikan produk

63.

C.100000.063.01

Mengatur pengendalian suhu stok

64.

C.100000.064.02

Menerapkan CPPOB/GMP dan SSOP dan/atau

C.100000.065.02

HACCP
Melakukan validasi penerapan program keamanan

66.

C.100000.066.02

pangan
Melakukan verifikasi penerapan (Hazard Analysis

67.

C.100000.067.01

Critical Control Point) HACCP


Memonitor refrigerasi sistem pengendali udara di

68.

C.100000.068.01

pengolahan pangan
Menerapkan sistem dan prosedur jaminan mutu

69.

C.100000.069.01

Mengatur lini produksi atau pengemasan untuk

70.

C.100000.070.01

dioperasikan
Mengaplikasikan praktek keamanan pangan di retail

71.

C.100000.071.01

Mengelola penerapan Cara Retail Pangan yang Baik

72.

C.100000.072.01

Menangani keamanan produk ritel pangan

73.

C.100000.073.01

Memantau penerapan cara ritel pangan yang baik

60.

65.

74.

C.100000.074.01

Mengelola Perencanaan Transportasi Pangan

75.

C.100000.075.01

Menjaga keamanan pangan ketika memuat,

menurunkan, dan mengantar makanan


Dengan ditetapkannya Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Kategori Industri Pengolahan Golongan Pokok Industri Makanan dan Industri Minuman
bidang Keamanan Pangan maka RSKKNI ini akan menjadi SKKNI dan berlaku secara
nasional serta menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan profesi, uji
kompetensi, dan sertifikasi profesi.

Anda mungkin juga menyukai