Anda di halaman 1dari 25

Laporan PBL

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap manusia membutuhkan makanan untuk menghasilkan energi yang akan
digunakan untuk bekerja. 3 Unsur utama dalam makanan adalah Karbohidrat, Protein
dan Lemak. Dalam mengonsumsi makanan sehari-hari diperlukan pengetahuan untuk
mengatur jumlah kalori makanan sesuai kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
Untuk memuaskan nafsu lapar, terkadang manusia tidak memperhatikan
jumlah kalori yang dikonsumsi. Hal tersebut akan mengakibatkan Obesitas yaitu
kelebihan berat badan. Pada negara maju, jumlah penderita Obesitas memiliki jumlah
yang lebih banyak dari Negara berkembang.1 Hal ini dikarenakan oleh pola makan
yang lebih sering mengonsumsi Junk food. Junk food adalah makanan yang
mengandung sedikit energy tapi memiliki banyak kalori.
2. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mandiri 1
PBL (Program Base Learning) dan sebagai hasil pembelajaran mandiri. Mengetahui
pembagian komposisi yang baik, Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak.
Hormon yang berperan, serta pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai penunjang
yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis pada penyakit sistem urinaria.

Laporan PBL

BAB II
ISI
1. KEBUTUHAN GIZI
A. PENGERTIAN GIZI
Kata gizi berasal dari bahasa Arab gizzah, dalam bahasa latin nutrire
artinya makanan atau zat makanan sehat. Ilmu gizi adalah ilmu tentang makanan,
zat-zat

gizi,

dan

substansi

yang

terkandung

didalamnya,

peran

dan

keseimbangannya, untuk kesehatan dan masalah kesehatan. 2


Status Gizi
Keadaan tubuh/ekspresi sebagai akibat komsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi. 2,3
1) Gizi buruk = KEP (Kekurangan Energi Protein) / Energi, Kwaskhiorkor,Protein.
2) Gizi kurang = Yodium, Vit A, Zat Besi, Vit C, dll.
3) Gizi baik = Normal, baik
4) Gizi lebih = Obesitas.
B. FUNGSI ILMU GIZI
Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh :
Memberi energi = Karbohidrat, lemak dan protein. 2,3
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh= protein, air dan mineral. 2,3
Pengatur proses tubuh = protein, mineral air dan vitamin. 2,3
C. SUMBER-SUMBER ZAT GIZI
Sumber-sumber zat gizi makanan terdiri atas enam zat gizi (nutrients) :
1). Karbohidrat
Karbohidrat adalah campuran atau ikatan organik yang mengandung
unsurunsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). 2-4
Menurut bentuknya KH diklasifikan atas tiga :
- Monosakarida
- Disakarida
- Polisakarida
a. Fungsi Karbohidrat
Sumber utama energi tubuh., pemberi rasa manis pada makanan
fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, penghemat protein maksudnya bila
KH kurang dalam tubuh maka protein yang dipakai dan bila sebaliknya,
maka protein dipakai untuk pertumbuhan, pengatur metabolisme lemak
2

Laporan PBL

normal, membantu pengeluaran faeses. Dengan cara mengatur peristaltic


usus dan membentuk pada faeses. 2-4
2). Protein
Senyawa organik yang kompleks yang tersusun atas asam-asam amino
kompleks yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), dan
Juga unsur nitrogen, sulfur dan belerang yang membedakan dengan karobhidrat
dan lemak. 2,3
a. Klasifikasi
Menurut komposisi protein ada dua yaitu:
-

Protein sederhana / simple protein adalah protein yang hanya


membedakan asam sebagai hasil hidrolisisnya seperti kuning telur,
albumin, gluten prolamin dan histen. 2-4

Protein terikat / conyungated protein adalah protein yang terdiri atas


protein sederhana dan senyawa lain yang bukan protein seperti
glikoprotein lipoprotein, phosphoprotein dan kromoprotein yang terikat
dengan zat pewarna (hemoglobin, rodopsin pada mata). 2-4

Menurut sumber protein ada dua yaitu:


- Protein dari bahan makanan hewani (retinol). 2,3
- Protein dari makanan nabati (karoten). 2,3
b. Fungsi Protein2
- Mengganti jaringan sel-sel yang rusak dan kalah.
- Membangun dan membentuk jaringan tubuh yang baru.
- Merupakan sumber energi panas.
- Diperlukan untuk sekresi cairan tubuh yang penting seperti : enzim,
hormon.
- Dalam bentuk imunoglobulin (anti body) protein berguna sebagai
resisten kekebalan.
- Dalam lipoprotein berguna sebagai transportasi trigliserida, kolesterol
dan phospolipid.
- Dalam bentuk albumin akan mengangkut asam lemak bebas, bilirubin
dan memelihara tekanan Osmotik yang normal diantara cairan tubuh

Laporan PBL

3). Lemak
Suatu senyawa organic atau sekelompok senyawa nitrogen yang bahanbahannya mengandung asam lemak baik dalam bentuk cair (OILS) atau minyak
maupun bentuk padat (FATS) atau lemak. 2-4
a. Klasifikasi
Klasifikasi lemak secara umum ada tiga golongan :
-

Simple Lipids / lemak sederhana adalah asam lemak dengan berbagai


macam alkohol contoh : mono gliserol, di gliserol, tri gliserol, asam

lemak + alcohol.2-4
Compound lipids / lemak majemuk adalah gliserol yang berikatan
dengan zat kimia lainnya, misalnya : Phospolipid, Glycolipid,

Lipoprotein. 2-4
Deripat lipids / turunan lemak adalah merupakan zat-zat yang berasal
dari kombinasi antara lemak sederhana dengan lemak majemuk seperti

asam lemak dengan alkohol. 2-4


b. Fungsi Lemak2
- Dalam pembentukan ester kolesterol
- Pembentukan phospholipid dalam darah
- Precusor dari prostaglandin, thromboxane, dan prostacycline yaitu
senyawa yang menyerupai hormon yang berpartisipasi dalam pengaturan
tekanan darah, denyut jantung, elebaran pembuluh darah, pembekuan
darah dan respon kekebalan dan keaktifan sistem syaraf pusat.
4). Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu
tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi
oleh enzim. 2-4
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar
proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin
terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
2,3

Laporan PBL

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga
harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat
dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin
yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat
di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah
vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam
usus oleh bakteri. 2-4
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan
yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat
kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam
tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
2-4

Pada masa kini berbagai industri farmasi dapat membuat vitamin sintetik
yang memiliki fungsi yang serupa dengan beberapa vitamin alami (yang
ditemukan dari bahan makanan). 2-4
5). Mineral
Mineral adalah suatu zat gizi an organik yang merupakan abu bahan biologi,
yang tersisa setelah pembakaran bahan-bahan organik dari makanan atau
jaringan tubuh dalam bentuk ion-ion. 2-4
a. Klasifikasi
Secara umum klasifikasi mineral dikelompokkan atas dua, yaitu :
1. Macromineral, adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah banyak
dalam tubuh, misalnya Calcium (Ca), Phosphor (P), Kalium (K), Cl
(Cinlor), Mg (Magnesium), Sulfur (S). 2
2. Micromineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah sedikit
didalam tubuh, tapi sangat penting dalam proses metabolisme tubuh,
misalnya : Fe (Ferum), Cu (Cuprum), Co (Cobalt), Mn (Mangan), Zn
(Zimcum), dan I, Se, F. 2
D. GANGGUAN GIZI
1). Kekurangan
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebabkan

gangguan

pada

proses-proses

tubuh

seperti

Gangguan
5

Laporan PBL

pertumbuhan, produksi kerja, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak dan
perilaku. 2-4
2). Kelebihan
Gizi lebih menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas, dan merupakan
salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti
hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan penyakit kantong empedu, dll. 2-4
2. METABOLISME
A. KARBOHIDRAT
Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan diserap dalam bentuk
monosakarida. Polisakarida akan dipecah oleh enzim-enzim pencernasam aminon
menjadi glukosa yang akan masuk ke dalam metabolisme pencernasam aminon.
Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk
glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (OH) dalam struktur
molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat
dimanfasam aminotkan oleh sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan system tubuh
manusia hanya dapat memanfaatkan asam aminot D-Glukosa. 5
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh,
glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati
namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah. Di
dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme,
glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui
proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang
merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 5075% dari total
kebutuhan energy tubuh. 5
Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan
berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses
aerobik. Proses metabolisme secara anaerobic akan berlangsung di dalam
sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses metabolisme anaerobik akan berjalan
dengan mengunakan enzim sebagai katalis di dalam mitochondria dengan
kehadiran Oksigen (O2). 5
6

Laporan PBL

1). GLIKOLISIS
a. Proses Glikolisis
Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan 10 enzim yang
berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma yang terdapat pada sel
eukaryotic. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk
mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.5
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom
karbon pada rantainya (C H O ) akan terpecah menjadi produk akhir berupa
2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbom (C H O ). 5
Proses ini berjalan
melalui beberapa tahapan
reaksi

yang

dengan

disertai

terbentuknya

beberapa senyawa antara


seperti Glukosa 6-fosfat
dan Fruktosa 6-fosfat. 5
Selain
menghasilkan
akhir

berupa

akan
produk
molekul

piruvat, proses glikolisis


ini

juga

akan

menghasilkan

molekul

ATP

molekul

serta

NADH (1 NADH=3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan
diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi. 5
Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul
NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan
mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat
terbentuk. 5
b. Produksi acetyl-CoA / Proses Konversi Pyruvate
Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi
aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen tidak
tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi
menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis
7

Laporan PBL

akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam,
tahapan proses yang dinamakan respirasi selular. 5
Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul
piruvat

akan

teroksidasi
terlebih dahulu
di

dalam

mitokondria
menjadi AcetylCoa dan CO .
Proses

ini

berjalan dengan
bantuan

multi

enzim pyruvate
dehydrogenase
complex (PDC) melalui 5 urutan reaksi yang melibatkan 3 jenis enzim serta
5 jenis coenzim. 3 jenis enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah enzim
Pyruvate Dehydrogenase (E1), dihydrolipoyl transacetylase (E2) &
dihydrolipoyl dehydrogenase (E3), sedangkan coenzim yang telibat dalam
reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA & Lipoate. Gambar 6.3 akan
memperlihatkan secara sederhana proses konversi piruvat. Dari gambar
juga dapat dilihat bahwa proses konversi piruvat tidak hanya akan
menhasilkan CO dan Acetyl-CoA namun juga akan menghasilkan produk
samping berupa NADH yang memiliki nilai energi ekivalen dengan 3xATP.
5

c. Proses oksidasi Acetyl-CoA (Citric-Acid Cycle)


Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses
konversi Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat.
Secara sederhana persamasam aminon reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat
(Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :
Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi
glukosa. Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung
secara aerobik di dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari
proses yang terjadi pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon
8

Laporan PBL

yang terikat didalam molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbon


dioksida (CO ), membebaskan koenzim A serta memindahkan energi yang
dihasilkan pada siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH dan GTP.
Selain menghasilkan CO dan GTP, dari persamasam aminon reaksi dapat
terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam SItrat juga akan menghasilkan
molekul NADH & molekul FADH . Untuk melanjutkan proses metabolisme
energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara aerobik
di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor Elektron
untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H O). 5
Tahap kedua dari proses respirasi selular yaitu Siklus Asam Sitrat
merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini tidak
hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun juga digunakan
untuk memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak. 5
d. Proses /Rantai Transpor Elektron
Proses konversi molekul FADH dan NADH yang dihasilkan dalam
siklus asam sitrat (citric acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses
fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau juga Rantai Transpor
Elektron (electron transport chain). Di dalam proses ini, elektron-elektron
yang terkandung didalam molekul NADH & FADH ini akan dipindahkan
ke dalam aseptor utama yaitu oksigen (O ). Pada akhir tahapan proses ini,
elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk
menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam
molekul FADH akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. 5
Secara keseluruhan proses metabolisme Glukosa akan menghasilkan
produk samping berupa karbon dioksida (CO ) dan air (H O). Karbon
dioksida dihasilkan dari siklus Asam Sitrat sedangkan air (H O) dihasilkan
dari proses rantai transport elektron. Melalui proses metabolisme, energi
kemudian akan dihasilkan dalam bentuk ATP dan kalor panas. 5
Terbentuknya ATP dan kalor panas inilah yang merupakan inti dari
proses metabolisme energi. Melalui proses Glikolisis, Siklus Asam Sitrat
dan proses Rantai Transpor Elektron, sel-sel yang tedapat di dalam tubuh
akan mampu untuk mengunakan dan menyimpan energi yang dikandung
dalam bahan makanan sebagai energi ATP. 5

Laporan PBL

Secara umum proses metabolisme secara aerobik akan mampu untuk


menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan proses secara
anaerobik. Dalam proses metabolisme secara aerobik, ATP akan terbentuk
sebanyak 36 buah sedangkan proses anaerobik hanya akan menghasilkan 2
buah ATP. Ikatan yang terdapat dalam molekul ATP ini akan mampu untuk
menghasilkan energi sebesar 7.3 kilokalor per molnya. 5
2). GLIKOGENESIS
Glikogenesis adalah pembentukan glikogen oleh glukosa, bekerja
sebagai persediasam aminon energy cadangan, terutama di Hati dan Otot.
Proses Glikogenesis akan meningkat setelah makan dengan merangsang
keluarnya insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah. Glikogen
merupakan polisakarida (alfa-D-Glu), dan memiliki ikatan glikosidik alfa-1,4
pada rantai lurus, ikatan glikosidik alfa-1,6 pada percabangan. Glikogen total
otot 3-4 kali lebih besar dari Glikogen hati. 5
Fungsi Glikogen adalah untuk sebagai simpanan glukosa dan
penyediasam aminon glukosa darah. Enzim yang berperan adalah Glukosa 6Pospatase yang akan mengkatalisis glukosa 6-pospat menjadi glukosa dan
hanya terdapat di hati. Enzim lain adalah UDP-glukosa pirofosforilase yang
digunakan untuk membentuk UDP-glu dari glukosa 1-P + UTP dengan
melepaskan 2Pi. Enzim Glikogen sintase akan membentuk unit glukosil 1 dari
glikogen primer + UDP glukosa. Enzim percabangan untuk memindahkan
segmen glukosa dari glikogen ke cabang lain bila sudah terbentuk 11 glukosa. 5
3). GLIKOGENOLISIS
Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa, di hati dan otot. Di hati
akan meningkatkan kadar glukosa darah. Di otot glikogenolisis akan
menghasilkan piruvat (aerob) dan laktat (anaerob) dalam olahraga. 5
Enzim yang berperan adalah:
a. Fosforilase : merupakan enzim regulator yang mengkatalisis reaksi
pemecahan ikatan glikosidik/fosforolisis.

10

Laporan PBL

b. Glukan Trasferase : memindahkan 3


segmen glukosa dari
sisa glukosa ke rantai
lurus
berdekatan
meninggalkan

yang
dan
1

glukosa pada cabang


tersebut.
c. Debranching enzim : menghidrolisis
tempat percabangan dengan
memutus 1 molekul glukosa pada cabang tersebut dan
menghasilkan glukosa bebas.
4). GLIKONEOGENESIS
Merupakan reaksi pembentuk Karbohidrat dari senyawa bukan
Karbohidrat, contohnya asam amino glukogenik (trp, ala, ser, sis, thre, gli, tir,
phe, isoleu, met, val, his, pro, gln, glu, asg, asp), laktak, griserol dan
propionate. Tujuan adalah untuk menyediakan glukosa di dalam tubuh
misalnya letih dan puasa. Terjadi di Hati dan Ginjal.5
B. PROTEIN
Pemecahan protein oleh enzim protease menjadi asam-asam amino dan
diserap usus halus untuk dialirkan ke seluruh tubuh untuk membuat jaringan baru
yang berasal dari jaringan yang rusak. Fungsi asam amino adalah untuk
biokatalisator yaitu enzim, transport yaitu Hb, lipoprotein, transferin, penyimpanan
yaitu hemosiderin, ferritin. Struktural dinding sel, dinding mitokondria, Pelicin
yaitu mucus, Hormon yaitu tiroid, insulin, Cadangan protein yaitu albumin,
Kekebalan yaitu antibodies dan Reseptor yaitu reseptor pd permukasam aminon
sel, dalam sitosol. 5
1). Asam amino
a.

Asam amino esensial


Asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh tetapi tidak dapat disintesis
dalam tubuh, tapi harus ditambahkan dari luar. 5

11

Laporan PBL

Contoh :Arginin, histitin, isoleusin,


leusin, lisin, metionin, fenilalanin,
treonin, triptofan,valin5
b.

Asam amino non esensial


Asam amino yang dapat disintesis
dalam tubuh
Contoh
Aspartat,

:Alanin,
sistein,

asparagin,
asam

asam

glutamat,

glutamin, glisin, hidroksiprolin, prolin,


tirosin. 5
C. LEMAK
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka
asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energy jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam
lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses
pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. 5
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus
asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. 5
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan
ini dapat menyebabkan kematian. 5
1). Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber
energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat
12

Laporan PBL

yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis. 5
a.

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol


- Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi
beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. 5
Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase). 5
-

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA


Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai
panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria

dengan

bantuan

senyawa

karnitin,

dengan

rumus

(CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.o5
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui
mekanisme pengangkutan karnitin. 5
-

Masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:


Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir
oleh enzim tiokinase. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA
dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat
pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah
menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran
interna mitokondria. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim
karnitin asil, karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil
karnitin ke dalam dan karnitin keluar. Asil karnitin yang masuk ke dalam
mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh
enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna
mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan. 5
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap
perubahan sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini
terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
13

Laporan PBL

2. Delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA


3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap
ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan
asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C.
-Proses Oksidasi Beta
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta. 5
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total
energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam
lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan
mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena
membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir
adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini
selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat. 5
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus
dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C
dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke
dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon asam
lemak dioksidasi menjadi keton. 5
-

Oksidasi karbon menjadi keton


Frekuensi oksidasi adalah jumlah atom C-1. Jumlah asetil KoA yang
dihasilkan adalah jumlah atom C. Oksidasi asam lemak dengan 16
atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom C adalah
proses oksidasi dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetilKoA. 5
- Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan
energy sebesar 2P. 5

b. Penghitungan energi hasil metabolisme lipid


Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh
oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak
dengan 10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan
14

Laporan PBL

energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1,


yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena
asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5
buah. 5
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Krebs yang masingmasing akan menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP =
60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan
dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi
beta) + 60 ATP (hasil siklus Krebs) = 78 ATP. 5
Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat,
selanjutnya asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto
asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton.
Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan
ketogenesis. 5
3. HORMON
Sistem endokrin yang mengeluarkan zat perantara kimiawi ke dalam darah yang
dikenal sebagai Hormon, khusus melaksanakan komunikasi intrasel (antarsel). 6
-

Gap Junction
yaitu saluran saluran halus yang menjembatani sitoplasma sel-sel yang terletak
berdampingan di berbagai jaringan. Melalui susunan anatomis khusus ini molekul
kecil dipertukarkan tanpa melalui cairan ekstrasel. 6
- Hubungan langsung sel sel secara sementara. 6
- Sekresi Parakrin
Adalah hubungan tidak langsung. Parakrin adalah zat perantara local yang efeknya
hanya bekerja pada sel sel disekitar yang dekat dengan tempat pengeluarannya.
Karena Parakrin tersebar melalui proses difusi sederhana. Kerja ini terbatas pada
jarak dekat. 6

Sekresi neurotransmitter
Adalah hubungan tidak langsung. Neurotransmitter sebagai respon terhadap
potensial aksi, berdifusi melintasi ruang ekstrasel yang sempit untuk bekerja secara
local pada sel sel sasaran di sekitarnya6

Sekresi Hormon
Hormon adalah zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan
ke dalam darah oleh kelenjar Endokrin. Adalah hubungan tidak langsung.6
15

Laporan PBL

Sekresi neurohormone
Adalah hubungan tidak langsung Neurohormon adalah hormone yang dikeluarkan
ke dalam darah secara spesifik oleh neuron neurosekretorik. Neuron ini tidak
secara langsung mempersarafi sel sasaran, tetapi mengeluarkan zat perantara
kimianya yaitu neurohormon.6
Sistem endokrin mensekresikan hormone yang langsung dicurahkan ke dalam darah
menuju sel sasaran yang spesifik. Ada hormon yang punya 1 jenis sel sasaran atau
memiliki banyak sel sasaran. 5,6
A. Klasifikasi Hormon secara Kimia
Hormon peptide dan protein
Terdiri dari asam amino yang tersusun membentuk suatu rantai panjang bervariasi.
Sebagian besar hormon termasuk kedalam kelas ini, termasuk hormone yang di
sekresikan oleh Hipotalamus, hipofisis anterior, hipofisis posterior, pancreas,
kelenjar paratiroid, saluran pencernaan, ginjal, hati, sel C tiroid dan Jantung.
Bersifat hidrofilik dan lipofobik. 5,6
Amin
Berasal dari asam amino tirosin dan mencakup hormone yang dihasilkan kelenjar
tiroid dan kelenjar adrenal. Bersifat hidrofilik dan lipofobik. 5,6
Steroid
Mencakup hormon yang disekresikan oleh korteks adrenal, gonad, dan sebagian
besar hormon plasenta adalah lemak netral yang berasal dari Kolesterol. Bersifat
hidrofobik dan lipofilik. 5,6

B. Hormon yang berpengaruh dalam Metabolisme


1). HIPOTALAMUS DAN HIPOFISIS
Kelenjar hipofisis terciri dari lobus anterior dan posterior. Kelenjar
pituitari atau hipofisis adalah sebuah kelenjar endokrin kecil yang terletak di
rongga bertulang di dasar otot tepat dibawah Hipotalamus.

Hipofisis

dihubungkan ke hipotalamus oleh sebuah tangkai kecil, infundibulum yang


mengandung serat saraf dan pembuluh darah halus. 5,6
Hipofisis anterior, terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang secara
embriologis berasal dari penonjolan dari atap mulut. Dikenal sebagai
Adenohipofisis. 5,6
Hipofisis posterior berasal dari pertumbuhan berlebihan otak terdiri dari
jaringan saraf, disebut juga neurohipofisis. Hipotalamus dan hipofisis posterior
16

Laporan PBL

membentuk suatu system neuroendokrin yang terdiri dari populasi neuron


neurosekretorik yang badan selnya terletak dalam dua kelompok yang jelas di
hipotalamus (nucleus paraventrikel dan supraoptik). Bagian ini hanya
menyimpan dan setelah mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua
hormone peptide kecil, yaitu vasopressin dan oksitosin yang disintesis oleh
badan sel neuron di Hipotalamus, ke dalam darah. 5,6
Vassopresin memiliki dua fungsi utama yang sesuai dengan namanya
yaitu meningkatkan retensi H2O oleh Ginjal dan menyebabkan kontraksi otot
polos arteriol. Osmoresetor pada CES. 5,6
2) Growth Hormone
Hormon

pertumbuhan

adalah

hormone

yang

berperan

dalam

pertumbuhan. Selain itu, hormone ini juga meningkatkan kadar asam lemak di
dalam darah dengan meningkatkan penguraian simpanan lemak trigliserida di
jaringan adipose dan meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengurangi
penyerapan glukosa oleh otot. Sehingga Otot menggunakan asam lemak dan
tidak menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metaboliknya. Sedangkan
Glukosa dipergunakan untuk organ yang benar-benar membutuhkannya yaitu
OTAK. Hormon pertumbuhan merangsang hampir semua aspek sintesis protein
sementara secara bersamaan juga menghambat penguraian protein, tetapi
meningkatkan penyerapan asam amino dan mengurangi kadar asam amino
dalam darah. 5,6
3). Tiroid Hormone
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang terdiri dari dua lobus
jaringan endokrin yang menyatu di bagian tengah oleh bagian sempit. Sel
utama tersusun atas gelembung berongga yang masing-masing membentuk unit
fungsional yang disebut folikel. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolic
basal tubuh keseluruhan. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat
konsumsi O2 dan pengeluaran energy tubuh pada keadaan istirahat. Hormon ini
tidak saja dapat mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak, dan
protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek
yang bertentangan. 5,6
Sebagai contoh, perubahan Glukosa menjadi glikogen dipermudah oleh
keberadaan hrmon tiroid dalam jumlah kecil, tapi kebalikannya penguraian
glikogen menjadi glukosa akan terjadi jika terdapat hormone tiroid dalam
17

Laporan PBL

jumlah yang banyak. Sejumlah hormone tiroid juga dibutuhkan oleh sintesis
protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh, namun dalam dosis tinggi
menyebabkan penguraian protein. 5,6
4). Kortisol
Kortisol, glukotiroid utama berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Efek keseluruhan dari pengaruh metabolic
kortisol adalah meningkatkan metabolisme simpanan protein dan lemak.
Hormon ini merangsang glukoneogenesis yaitu sumber non karbohidrat untuk
mengganti simpanan glikogen hati dan mempertahankan kadar glukosa darah
yang normal diantara waktu makan. Meningkatkan kadar glukosa darah. 5,6
Merangsang penguraian protein di banyak Jaringan terutama otot.
Dengan

menguraikan

sebagian

protein

otot

menjadi

asam

amino

konstituennya., kortisol meningkatkan kadar asam amino darah. Asam amino


ini siap digunakan untuk glukoneogenesis atau untuk sintesis struktur sel yang
baru. 5,6
Meningkatkan lipolisis, penguraian asam lemak di Jaringan adipose,
sehingga terjadi pembebasan asam lemak di dalam darah. Asam lemak dapat
digunakan untuk glukoneogenesis. 5,6
a. Hipersekresi Kortisol
Sekresi kortisol yang berlebihan (Sindrom Cushing) dapat disebabkan oleh
1. Stimulasi berlebihan korteks adrenal oleh CRH/ACTH yang berlebihan.
2. Tumor adrenal tidak terkontrol.
3. Tumor penghasil ACTH yang terletak di luar Hipofisa, terutama di Paru.
Karakteristik sindrom ini adalah glukogenesis berlebihan. Jika terlalu banyak
asam amino yang diubah menjadi glukosa, tubuh akan mengalami kelebihan
glukosa dan kelebihan protein. Karena terjadi hiperglikemia dan glukosuria
makan disebut Diabetes Adrenal. Glukosa ekstra tersebut diendapkan sebagai
lemak tubuh di lokasi yang khas, yaitu pada abdomen, wajah dan atas bahu. 5,6
5). EPINEFRIN
Epinefrin menimbulkan beberapa efek metabolic, bahkan pada
konsentrasi hormon dalam darah lebih lebih rendah dari yang dibutuhkan
menimbulkan efek kardiovaskular. Secara spesifik, epinefrin meningkatkan
kadar glukosa darah melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Pertama
18

Laporan PBL

hormon ini merangsang glukoneogenesis di hati yang terakhir mengacu pada


penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa yang kemudian dibebaskan ke
dalam darah. 5,6
Epinefin juga merangsang glikogenesis di otot rangka. Namun, karena
adanya perbedaan dalam kandungan enzim antara otot dan hati, glikogen tidak
dapat langsung diubah menjadi glukosa. Epinefrin juga memiliki fungsi
hiperglikemik dengan menghambat sekresi insulin, hormone pancreas berfungsi
menurunkan kadar gula darah, epinefrin juga meningkatkan kadar asam lemak
darah dengan mendorong lipolisis, efek metabolic epinefrin sesuai untuk fight
or flight. 5,6
6). Insulin
Memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino
dalam darah serta mendorong penyimpanan nutrient tersebut. Sewaktu molekul
ini memasuki darah selama keadaan absortif, insulin meningktkan penyerapan
mereka oleh sel dan konversi, masing masing menjadi glikogen, trigliserida,
dan protein. 5,6
7). Glukagon
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolic yang juga
dipengaruhi oleh insulin, tetapi umumnya efek glucagon berlawanan dengan
efek insulin. Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolic yang juga
dipengaruhi oleh insulin, tetapi efek glukagon berlawanan dengan efek insulin.
Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini menimbulkan berbagai
efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. 5,6
4. PEMERIKSAAN
A. Anamnesis
Gejala yang menyebabkan sebagian terbesar pasien datang kepada dokter
adalah sesak napas, mudah cepat lelah, dan berat badan yang berlebih Mulailah
Anamnesis dengan salam dan pertanyaan santai sehingga dapat menghasilkan
hubungan baik dokter pasien. Perhatikan pola makan dan aktivitasnya sehari hari
serta kebiasaan makan.Jangan lupa untuk menanyakan riwayat penyakit, dari
kapan mulai sakit, sudah berapa lama, intesitas sakit, pengobatan yang sudah
dilakukan sampai perkembangan dari sakit tersebut. Anamnesis yang baik
sanagat membantu prognosis sakit. 7
19

Laporan PBL

B. ANTROPOMETRI
1). Pengertian Antropometri
Asal kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran); antopometri = ukuran tubuh
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya
terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. 8
2). Keunggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
cukup besar. 8
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli. 8
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. 8
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan. 8
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau. 8
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena
sudah ada ambang batas yang jelas. 8
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya. 8,9
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi8
3). Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat,
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn. 8
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri. 8
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran. 8,9
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik
dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru. 8
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran. 8,9
4). Jenis Parameter Antropometri
20

Laporan PBL

Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur


beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia. 8
a. Umur8,9
b. Berat Badan8,9
Merupakan

ukuran

antropometri

terpenting dan paling sering digunakan


pada

bayi

Digunakan

baru

lahir

untuk

(neonatus).

mendiagnosa

bayi

normal atau BBLR. Pada masa bayi-balita


berat badan dapat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun
status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
(dehidrasi, asites, edema, atau adanya
tumor). Dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan. Menggambarkan jumlah protein,
lemak, air dan mineral pada tulang. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan
dengan ketelitian tinggi: dacin
c. Tinggi Badan8,9
Tinggi

Badan

merupakan

antropometri

yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada


keadaan normal, TB tumbuh seiring dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif kurang
sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu
singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan
nampak dalam waktu yang relatif lama. Merupakan
ukuran

kedua

yang

penting,

karena

dengan

menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) factor umur


dapat dikesampingkan
Alat ukur : Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri dan Microtoise: untuk anak yang sudah dapat
berdiri
d. Lingkar Lengan Atas8,9
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah,
murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah
21

Laporan PBL

diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan


lapisan lemak bawah kulit
e. Lingkar Kepala8,9
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak
secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala. Ukuran otak meningkat secara
cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi
Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus
f. Lingkar Dada8,9
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar
dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala
dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan
lingkar dada dan kepala sama.
g. Tinggi Lutut8,9
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansiadata tinggi badan akurat
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
h. Jaringan Lunak8,9
Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:
1. Pengukuran triceps
2. Pengukuran bisep
3. Pengukuran suprailiak
4. Pengukuran subskapular
5). Indeks Antropometri8,9
Pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio
dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur
Beberapa indeks antropometri:
a. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
b. TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)
22

Laporan PBL

c. BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)


d. Lila/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
e. Indeks Massa Tubuh (IMT)
f. Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur
g. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Indeks BB/ U
C. LABORATORIUM
1). Pemeriksaan Glukosa darah10
Tujuan :
a. Untuk memastikan diagnosis status pradiabetes atau diabetes mellitus.
b. Untuk memantau kadar glukosa darah pada klien diabetetik.
Prosedur :
Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup abu-abu atau
merah. Lakukan pengambilan darah pada pukul 7 pagi dan 9 pagi.
Nilai rujukan :
Serum atau plasma : 70-110 mg/dl.
Darah Lengkap : 60-100 mg/dl
Hasil :
Penurunan kadar
Kenali masalah klinik yang berkaitan dengan kadar gula darah yang rendah.
Dosis insulin yang berlebih, lupa makan, dan asupan makanan yang tidak
adekuat merupakan penyebab umum hipoglikemia.
Peningkatan kadar
Kenali masalah klinik yang berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi.
Diabetes mellitus, sindrom Cushing dan situasi menmbulkan stress penyebab
umum hiperglikemia.
2). Pemeriksaan Kolesterol (Serum). 10
Kolesterol serum digunakan sebagai indicator penyakit arteri koroner dan
aterosklerosis. Hiperkolesterolemia menyebabkan penumpukan plak di arteri
koroner sehingga dapat menyebabkan MCI.
Tujuan :
Untuk memeriksa dan memantau kadar kolesterol klien.
Prosedur :

23

Laporan PBL

Puasa (makanan, cairan, dan obat) selama 12 jam. Klien diperbolehkan


minum. Kumpulkan 3-5 ml darah vena pada tabung bertutup merah. Cegah
terjadinya hemolisis.
Hasil

Peningkatan kadar :
MCI akut, aterosklerosis, hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier,
kolangitis, hiperkolesteromia keluarga, diabetes mellitus tidak terkontrol.
Penurunan kadar :
Hipertiroidisme, sindrom Cushing, kelaparan, malabsorpsi anemia, infeksi
akut.
Nilai rujukan :
Nilai ideal : <200mg/dl
Risiko sedang : 200 240 mg/dl
Risiko tinggi : >240 mg/dl
Kehamilan : kadar beresiko tinggi, tetapi akan kembali ke kadar seperti
sebelum kehamilan, yaitu 1 bulan sebelum pelahiran.
3). Pemeriksaan Insulin (serum). 10
Tujuan :
a.

Untuk mendeteksi status Diabetes mellitus prahiperglikemik awal.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat antibody insulin yang dapat


memengaruhi absorpsi dan dosis insulin.
Prosedur :
Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Makan
dan minuman tidak boleh diberikan selama 10 sampai 12 jam sebelum uji
dilakukan. Sekresi insulin memuncak dalam waktu 30 menit sampai 2 jam
setelah makan. Tunda pemberian obat yang dapat mempengaruhi temuan uji,
seperti insulin dan kortison, sampai selesai dilakukan.
Hasil
Penurunan kadar :
Diabetes mellitus
Peningkatan kadar :
Insulinoma, status diabetes resisten-insulin, sindrom Cushing, obesitas.

24

Laporan PBL

DAFTAR PUSTAKA
1

Nurul IH. Overweight. Edisi 2009. Diunduh dar http://www.utdol.com.

2. Barker HM. Nutrition and dietetic for health care. Edisi ke-10. Inggris: Churchill
Livingstones.2006.p.1-71.
3. Sediaoetama. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Edisi ke-1. Jakarta: Dian
Rakyat.1985.p.31-185
4. Irawan MA. Cairan tubuh, elektrolit & mineral. Edisi 2007. Diunduh dari
http://www.pspp.com/elektrolit dan mineral.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
EGC.2009.p.139-288.508-97.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC.2001.p.609-76
7. Burnside MG. Diagnosis fisik adam. Edisi ke-17. Jakarta: EGC.1995.p.11-34,287-93.
8. Nah YK, dkk. Buku panduan keterampilan medic. Jakarta: UKRIDA.2009.p. 4-18
9. Susilowati SKM. Pengukuran status gizi dengan antropometri gizi. Edisi ke-1.
Jakarta:EGC.2008.p.2-76.
10. Kee JL. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Jakarta: EGC.2007.p.2135,282-3,129-30.

25

Anda mungkin juga menyukai