BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap manusia membutuhkan makanan untuk menghasilkan energi yang akan
digunakan untuk bekerja. 3 Unsur utama dalam makanan adalah Karbohidrat, Protein
dan Lemak. Dalam mengonsumsi makanan sehari-hari diperlukan pengetahuan untuk
mengatur jumlah kalori makanan sesuai kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
Untuk memuaskan nafsu lapar, terkadang manusia tidak memperhatikan
jumlah kalori yang dikonsumsi. Hal tersebut akan mengakibatkan Obesitas yaitu
kelebihan berat badan. Pada negara maju, jumlah penderita Obesitas memiliki jumlah
yang lebih banyak dari Negara berkembang.1 Hal ini dikarenakan oleh pola makan
yang lebih sering mengonsumsi Junk food. Junk food adalah makanan yang
mengandung sedikit energy tapi memiliki banyak kalori.
2. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mandiri 1
PBL (Program Base Learning) dan sebagai hasil pembelajaran mandiri. Mengetahui
pembagian komposisi yang baik, Metabolisme Karbohidrat, Protein dan Lemak.
Hormon yang berperan, serta pemeriksaan yang dapat digunakan sebagai penunjang
yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis pada penyakit sistem urinaria.
Laporan PBL
BAB II
ISI
1. KEBUTUHAN GIZI
A. PENGERTIAN GIZI
Kata gizi berasal dari bahasa Arab gizzah, dalam bahasa latin nutrire
artinya makanan atau zat makanan sehat. Ilmu gizi adalah ilmu tentang makanan,
zat-zat
gizi,
dan
substansi
yang
terkandung
didalamnya,
peran
dan
Laporan PBL
Laporan PBL
3). Lemak
Suatu senyawa organic atau sekelompok senyawa nitrogen yang bahanbahannya mengandung asam lemak baik dalam bentuk cair (OILS) atau minyak
maupun bentuk padat (FATS) atau lemak. 2-4
a. Klasifikasi
Klasifikasi lemak secara umum ada tiga golongan :
-
lemak + alcohol.2-4
Compound lipids / lemak majemuk adalah gliserol yang berikatan
dengan zat kimia lainnya, misalnya : Phospolipid, Glycolipid,
Lipoprotein. 2-4
Deripat lipids / turunan lemak adalah merupakan zat-zat yang berasal
dari kombinasi antara lemak sederhana dengan lemak majemuk seperti
Laporan PBL
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga
harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat
dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin
yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat
di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah
vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam
usus oleh bakteri. 2-4
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan
yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat
kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam
tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
2-4
Pada masa kini berbagai industri farmasi dapat membuat vitamin sintetik
yang memiliki fungsi yang serupa dengan beberapa vitamin alami (yang
ditemukan dari bahan makanan). 2-4
5). Mineral
Mineral adalah suatu zat gizi an organik yang merupakan abu bahan biologi,
yang tersisa setelah pembakaran bahan-bahan organik dari makanan atau
jaringan tubuh dalam bentuk ion-ion. 2-4
a. Klasifikasi
Secara umum klasifikasi mineral dikelompokkan atas dua, yaitu :
1. Macromineral, adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah banyak
dalam tubuh, misalnya Calcium (Ca), Phosphor (P), Kalium (K), Cl
(Cinlor), Mg (Magnesium), Sulfur (S). 2
2. Micromineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah sedikit
didalam tubuh, tapi sangat penting dalam proses metabolisme tubuh,
misalnya : Fe (Ferum), Cu (Cuprum), Co (Cobalt), Mn (Mangan), Zn
(Zimcum), dan I, Se, F. 2
D. GANGGUAN GIZI
1). Kekurangan
Kekurangan gizi secara umum baik kurang secara kualitas dan kuantitas
menyebabkan
gangguan
pada
proses-proses
tubuh
seperti
Gangguan
5
Laporan PBL
pertumbuhan, produksi kerja, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak dan
perilaku. 2-4
2). Kelebihan
Gizi lebih menyebabkan terjadinya kegemukan atau obesitas, dan merupakan
salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti
hipertensi, diabetes, jantung koroner, hati dan penyakit kantong empedu, dll. 2-4
2. METABOLISME
A. KARBOHIDRAT
Karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh akan diserap dalam bentuk
monosakarida. Polisakarida akan dipecah oleh enzim-enzim pencernasam aminon
menjadi glukosa yang akan masuk ke dalam metabolisme pencernasam aminon.
Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk
glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (OH) dalam struktur
molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat
dimanfasam aminotkan oleh sistim tumbuh-tumbuhan, sedangkan system tubuh
manusia hanya dapat memanfaatkan asam aminot D-Glukosa. 5
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh,
glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati
namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah. Di
dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme,
glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui
proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang
merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 5075% dari total
kebutuhan energy tubuh. 5
Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan
berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses
aerobik. Proses metabolisme secara anaerobic akan berlangsung di dalam
sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses metabolisme anaerobik akan berjalan
dengan mengunakan enzim sebagai katalis di dalam mitochondria dengan
kehadiran Oksigen (O2). 5
6
Laporan PBL
1). GLIKOLISIS
a. Proses Glikolisis
Proses ini berlangsung dengan mengunakan bantuan 10 enzim yang
berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma yang terdapat pada sel
eukaryotic. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk
mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.5
Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom
karbon pada rantainya (C H O ) akan terpecah menjadi produk akhir berupa
2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbom (C H O ). 5
Proses ini berjalan
melalui beberapa tahapan
reaksi
yang
dengan
disertai
terbentuknya
berupa
akan
produk
molekul
juga
akan
menghasilkan
molekul
ATP
molekul
serta
NADH (1 NADH=3 ATP). Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan
diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi. 5
Melalui proses glikolisis ini 4 buah molekul ATP & 2 buah molekul
NADH (6 ATP) akan dihasilkan serta pada awal tahapan prosesnya akan
mengkonsumsi 2 buah molekul ATP sehingga total 8 buah ATP akan dapat
terbentuk. 5
b. Produksi acetyl-CoA / Proses Konversi Pyruvate
Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi
aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen tidak
tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi
menjadi asam laktat. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis
7
Laporan PBL
akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam,
tahapan proses yang dinamakan respirasi selular. 5
Sebelum memasuki Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) molekul
piruvat
akan
teroksidasi
terlebih dahulu
di
dalam
mitokondria
menjadi AcetylCoa dan CO .
Proses
ini
berjalan dengan
bantuan
multi
enzim pyruvate
dehydrogenase
complex (PDC) melalui 5 urutan reaksi yang melibatkan 3 jenis enzim serta
5 jenis coenzim. 3 jenis enzim yang terlibat dalam reaksi ini adalah enzim
Pyruvate Dehydrogenase (E1), dihydrolipoyl transacetylase (E2) &
dihydrolipoyl dehydrogenase (E3), sedangkan coenzim yang telibat dalam
reaksi ini adalah TPP, NAD+, FAD, CoA & Lipoate. Gambar 6.3 akan
memperlihatkan secara sederhana proses konversi piruvat. Dari gambar
juga dapat dilihat bahwa proses konversi piruvat tidak hanya akan
menhasilkan CO dan Acetyl-CoA namun juga akan menghasilkan produk
samping berupa NADH yang memiliki nilai energi ekivalen dengan 3xATP.
5
Laporan PBL
Laporan PBL
10
Laporan PBL
yang
dan
1
11
Laporan PBL
:Alanin,
sistein,
asparagin,
asam
asam
glutamat,
Laporan PBL
yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis. 5
a.
dengan
bantuan
senyawa
karnitin,
dengan
rumus
(CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.o5
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui
mekanisme pengangkutan karnitin. 5
-
Laporan PBL
Laporan PBL
Gap Junction
yaitu saluran saluran halus yang menjembatani sitoplasma sel-sel yang terletak
berdampingan di berbagai jaringan. Melalui susunan anatomis khusus ini molekul
kecil dipertukarkan tanpa melalui cairan ekstrasel. 6
- Hubungan langsung sel sel secara sementara. 6
- Sekresi Parakrin
Adalah hubungan tidak langsung. Parakrin adalah zat perantara local yang efeknya
hanya bekerja pada sel sel disekitar yang dekat dengan tempat pengeluarannya.
Karena Parakrin tersebar melalui proses difusi sederhana. Kerja ini terbatas pada
jarak dekat. 6
Sekresi neurotransmitter
Adalah hubungan tidak langsung. Neurotransmitter sebagai respon terhadap
potensial aksi, berdifusi melintasi ruang ekstrasel yang sempit untuk bekerja secara
local pada sel sel sasaran di sekitarnya6
Sekresi Hormon
Hormon adalah zat perantara kimiawi jarak jauh yang secara spesifik disekresikan
ke dalam darah oleh kelenjar Endokrin. Adalah hubungan tidak langsung.6
15
Laporan PBL
Sekresi neurohormone
Adalah hubungan tidak langsung Neurohormon adalah hormone yang dikeluarkan
ke dalam darah secara spesifik oleh neuron neurosekretorik. Neuron ini tidak
secara langsung mempersarafi sel sasaran, tetapi mengeluarkan zat perantara
kimianya yaitu neurohormon.6
Sistem endokrin mensekresikan hormone yang langsung dicurahkan ke dalam darah
menuju sel sasaran yang spesifik. Ada hormon yang punya 1 jenis sel sasaran atau
memiliki banyak sel sasaran. 5,6
A. Klasifikasi Hormon secara Kimia
Hormon peptide dan protein
Terdiri dari asam amino yang tersusun membentuk suatu rantai panjang bervariasi.
Sebagian besar hormon termasuk kedalam kelas ini, termasuk hormone yang di
sekresikan oleh Hipotalamus, hipofisis anterior, hipofisis posterior, pancreas,
kelenjar paratiroid, saluran pencernaan, ginjal, hati, sel C tiroid dan Jantung.
Bersifat hidrofilik dan lipofobik. 5,6
Amin
Berasal dari asam amino tirosin dan mencakup hormone yang dihasilkan kelenjar
tiroid dan kelenjar adrenal. Bersifat hidrofilik dan lipofobik. 5,6
Steroid
Mencakup hormon yang disekresikan oleh korteks adrenal, gonad, dan sebagian
besar hormon plasenta adalah lemak netral yang berasal dari Kolesterol. Bersifat
hidrofobik dan lipofilik. 5,6
Hipofisis
Laporan PBL
pertumbuhan
adalah
hormone
yang
berperan
dalam
pertumbuhan. Selain itu, hormone ini juga meningkatkan kadar asam lemak di
dalam darah dengan meningkatkan penguraian simpanan lemak trigliserida di
jaringan adipose dan meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengurangi
penyerapan glukosa oleh otot. Sehingga Otot menggunakan asam lemak dan
tidak menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metaboliknya. Sedangkan
Glukosa dipergunakan untuk organ yang benar-benar membutuhkannya yaitu
OTAK. Hormon pertumbuhan merangsang hampir semua aspek sintesis protein
sementara secara bersamaan juga menghambat penguraian protein, tetapi
meningkatkan penyerapan asam amino dan mengurangi kadar asam amino
dalam darah. 5,6
3). Tiroid Hormone
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang terdiri dari dua lobus
jaringan endokrin yang menyatu di bagian tengah oleh bagian sempit. Sel
utama tersusun atas gelembung berongga yang masing-masing membentuk unit
fungsional yang disebut folikel. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolic
basal tubuh keseluruhan. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat
konsumsi O2 dan pengeluaran energy tubuh pada keadaan istirahat. Hormon ini
tidak saja dapat mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak, dan
protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek
yang bertentangan. 5,6
Sebagai contoh, perubahan Glukosa menjadi glikogen dipermudah oleh
keberadaan hrmon tiroid dalam jumlah kecil, tapi kebalikannya penguraian
glikogen menjadi glukosa akan terjadi jika terdapat hormone tiroid dalam
17
Laporan PBL
jumlah yang banyak. Sejumlah hormone tiroid juga dibutuhkan oleh sintesis
protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh, namun dalam dosis tinggi
menyebabkan penguraian protein. 5,6
4). Kortisol
Kortisol, glukotiroid utama berperan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Efek keseluruhan dari pengaruh metabolic
kortisol adalah meningkatkan metabolisme simpanan protein dan lemak.
Hormon ini merangsang glukoneogenesis yaitu sumber non karbohidrat untuk
mengganti simpanan glikogen hati dan mempertahankan kadar glukosa darah
yang normal diantara waktu makan. Meningkatkan kadar glukosa darah. 5,6
Merangsang penguraian protein di banyak Jaringan terutama otot.
Dengan
menguraikan
sebagian
protein
otot
menjadi
asam
amino
Laporan PBL
Laporan PBL
B. ANTROPOMETRI
1). Pengertian Antropometri
Asal kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran); antopometri = ukuran tubuh
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya
terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. 8
2). Keunggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
cukup besar. 8
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli. 8
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. 8
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan. 8
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau. 8
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena
sudah ada ambang batas yang jelas. 8
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya. 8,9
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi8
3). Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat,
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn. 8
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri. 8
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran. 8,9
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik
dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru. 8
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran. 8,9
4). Jenis Parameter Antropometri
20
Laporan PBL
ukuran
antropometri
bayi
Digunakan
baru
lahir
untuk
(neonatus).
mendiagnosa
bayi
Badan
merupakan
antropometri
yang
kedua
yang
penting,
karena
dengan
Laporan PBL
Laporan PBL
23
Laporan PBL
Peningkatan kadar :
MCI akut, aterosklerosis, hipotiroidisme, obstruksi bilier, sirosis bilier,
kolangitis, hiperkolesteromia keluarga, diabetes mellitus tidak terkontrol.
Penurunan kadar :
Hipertiroidisme, sindrom Cushing, kelaparan, malabsorpsi anemia, infeksi
akut.
Nilai rujukan :
Nilai ideal : <200mg/dl
Risiko sedang : 200 240 mg/dl
Risiko tinggi : >240 mg/dl
Kehamilan : kadar beresiko tinggi, tetapi akan kembali ke kadar seperti
sebelum kehamilan, yaitu 1 bulan sebelum pelahiran.
3). Pemeriksaan Insulin (serum). 10
Tujuan :
a.
24
Laporan PBL
DAFTAR PUSTAKA
1
2. Barker HM. Nutrition and dietetic for health care. Edisi ke-10. Inggris: Churchill
Livingstones.2006.p.1-71.
3. Sediaoetama. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Edisi ke-1. Jakarta: Dian
Rakyat.1985.p.31-185
4. Irawan MA. Cairan tubuh, elektrolit & mineral. Edisi 2007. Diunduh dari
http://www.pspp.com/elektrolit dan mineral.
5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
EGC.2009.p.139-288.508-97.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC.2001.p.609-76
7. Burnside MG. Diagnosis fisik adam. Edisi ke-17. Jakarta: EGC.1995.p.11-34,287-93.
8. Nah YK, dkk. Buku panduan keterampilan medic. Jakarta: UKRIDA.2009.p. 4-18
9. Susilowati SKM. Pengukuran status gizi dengan antropometri gizi. Edisi ke-1.
Jakarta:EGC.2008.p.2-76.
10. Kee JL. Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostic. Jakarta: EGC.2007.p.2135,282-3,129-30.
25