yang bermanfaat bagi tubuh yang nantinya zat tersebut akan diteruskan ke sel- sel
melalui aliran darah. Dan defekasi adalah proses pembuangan sisa makanan yang
tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh melalui rektum dan anus (Guyton, 2007;
Setiadi, 2007; Sloane, 2004).
Gigi
Faring
Esofagus
Lidah
Kelenjar saliva
Hati
Pankreas
Kolon
Ileum
Apendiks
Rektum
Lambung
Duodenum
Kolon
Jejunum
f. Fungsi-fungsi ini dibantu oleh gigi, lidah, kelenjar saliva dan ujung saraf
sensorik.
- Gigi :
Berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan) makanan menjadi
bagian yang lebih kecil dan bercampur dengan saliva untuk
-
II.2.
Faring
Gambar 2.1. Rongga mulut, Lidah, Kelenjar saliva
Fungsi :
a. Melanjutkan penelanan makanan dari rongga mulut ke esophagus
II.3.
Esophagus
Fungsi (Sloane, 2004):
a. Transportasi makanan sebagai pembawa bolus menuju lambung melalui
sfingter kardia. Sfingter kardia merupakan sebuah katup satu arah yang
mencegah refluks isi lambung ke kerongkongan, dan juga bertindak
sebagai gelombang peristaltik sehingga makanan bisa masuk ke perut.
b. Mencegah difusi pasif zat dari makanan ke dalam darah
c. Mencegah refluks isi lambung ke kerongkongan.
II.4.
Lambung (gaster/ventrikulus)
Fungsi (Sloane, 2004) :
a. Merupakan organ otot berongga yang terletak di abdomen kiri atas.
b. Menyimpan makanan
c. Produksi kimus (massa homogen setengah cair, berkadar asam tinggi
yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.
d. sebagai reservoir makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim.
e. Digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.
f. Mencerna makanan secara enzimatis dengan cara mensekresikan getah
lambung yang masing-masing berfungsi sebagai berikut:
- Mukus
Pelumas dan menjaga mukosa, melindungi permukaan dalam
-
darah.
Glukosa diserap oleh dinding usus masuk ke darah. Di dalam darah
glukosa diubah ke dalam bentuk glikogen oleh hormon insulin yang
kemudian disimpan di dalam otot dan hati. Apabila tubuh kembali
membutuhkan glukosa, maka glikogen dapat diubah kembali oleh
Lemak diserap oleh usus dalam bentuk asam lemak dan gliserol.
Gliserol akan terserap langsung, tetapi asam lemak masih bereaksi
dengan garam empedu dan garam karbonat.
II.6.
Usus besar (Intestinum krasum)
Fungsi (Sloane, 2004):
a. Di dalam usus besar, makanan hanya akan mengalami penyerapan air
(80-90%) dan beberapa garam mineral/elektrolit dari kimus yang tersisa,
dan mengubah kimus menjadi masa semi padat.
b. Terdapat banyak mikroba contohnya Eschericia coli yang berfungsi
dalam proses pembusukan, dengan cara mencerna sejumlah kesil
selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh juga
memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
c. Hanya akan memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung ensim
atau hormon pencernaan.
II.7.
Rektum
Fungsi :
a. Merupakan bagian ujung dari sistem pencernaan yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara sebelum feses di defekasi.
b. Membantu mendorong feses saat defekasi.
c. Ketika rektum penuh dengan feses, maka rektum akan mengembang dan
sistem saraf akan mengirim impuls (rangsangan) ke otak sehingga
timbul keinginan untuk buang air besar.
II.8.
Anus
Fungsi :
a. Tempat keluarnya feses ke lingkungan luar tubuh.
b. Pada anus terdapat dua sfingter yang berfungsi untuk mengontrol dan
menahan feses selama proses defekasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane E. 2004. Anatomy and physiologi: an easy lerner. Alih bahasa, James
Veldman; editor bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC.