Anda di halaman 1dari 3

Skenario Komunikasi pada Klien Waham

KASUS :
Sejak 3 bulan yang lalu klien sering mengatakan kepada orang-orang bahwa dirinya
adalah seorang nabi. Klien bercerita bahwa pada saat tidur klien didatangi oleh seorang
malaikat dan malaikat tersebut mengatakan bahwa klien adalah orang yang ditunjuk oleh
Tuhan sebagai nabi berikutnya. Keluarga dan masyarakat disekitar klien tidak ada yang
mempercayainya dan mencoba untuk mengingatkan klien. Namun walaupun klien sudah
diingatkan, klien tetap beranggapan bahwa dirinya adalah seorang nabi, sikap klien semakin
menjadi-jadi, pembicaraan klien semakin ngelantur, sering marah-marah sendiri, dan klien
juga kesulitan untuk tidur. Melihat kondisi klien yang semakin parah, keluarga klien
kemudian memutuskan untuk merawat pasien di RSJ X.

FASE I ORIENTASI
Perawat

: Assalamualaikum

Klien

: Waalaikum Salam

Perawat

: Perkenalkan nama saya ****, saya perawat yang dinas pagi ini di ruang
Melati, saya dinas dari pukul 07 14.00 nanti, saya yang akan merawat
bapak hari ini. Nama bapak siapa?

Klien

: Nama saya bapak S.

Perawat

: Senangnya di panggil apa pak?

Klien

: Terserah mbak saja.

Perawat

: Bisa kita berbincang bincang tentang apa yang Bapak S rasakan sekarang?

Klien

: Boleh, kenapa dengan saya, saya tidak sakit karena setiap malam
Malaikat selalu turun menjaga saya tidur, saya kan seorang Nabi
jadi kalian semua harus mengikuti perintah saya.

Perawat

: Berapa lama bapak S mau kita berbincang bincang?

Klien

: Terserah mbak saja.

Perawat

: Bagaimana kalau 15 menit?

Klien

: Ya, tapi jangan lewat dari 15 menit.

Perawat

: Dimana enaknya kita berbincang bincang pak?

Klien

: Disini saja mbak.

FASE II KERJA
Perawat

: Saya mengerti bapak S merasa bahwa bapak S adalah Nabi tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua Nabi sudah tidak
adalagi.

Klien

: Siapa bilang? Buktinya saya masih ada.

Perawat

: Bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus pak, tampaknya


bapak S gelisah sekali, bisa bapak ceritakan apa yang bapak S rasakan?

Klien

: Saya sudah tidak tahan lagi hidup dirumah ini. Saya takut nanti mereka
semua terlalu mengatur atur saya.

Perawat

: O.Jadi bapak S merasa takut nanti di atur atur oleh orang lain dan
tidak punya hak untuk mengatur diri bapak sendiri?

Klien

: Iya mbak.

Perawat

: Siapa menurut bapak yang sering mengatur atur bapak?

Klien

: Istri saya, dia lah yang sering mengatur saya.

Perawat

: Jadi istri bapak yang sering mengatur-atur bapak?

Klien

: Ya

Perawat

: Kalau bapak sendiri inginnya seperti apa?

Klien

: Saya ingin punya kegiatan di luar rumah, supaya saya bisa keluar, karena
saya merasa bosan kalau di rumah terus.

Perawat

: Wah.. Bagus sekali, jadi setiap harinya bapak ingin ada kegiatan di luar
rumah, karena bosan kalau di rumah terus ya..

Klien

: Iya mbak saya ingin ada kegiatan diluar rumah misalnya setiap 3 hari sekali
saya mau memancing dan selebihnya saya juga ingin kerja bantu cari nafkah
keluarga.

Perawat

: OBagus, bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri.

Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak?


Klien

: Ya mbak.

FASE III TERMINASI


Perawat

: Bagaimana perasaan bapak S setelah berbincang bincang dengan saya?

Klien

: Saya merasa lebih tenang karena semua keinginan saya sudah saya
bilang semuanya sama suster.

Perawat

: Coba bapak sebutkan apa saja yang sudah kita bicarakan barusan?

Klien

: Tentang keluarga saya yang terlalu mengatur-atur saya, dan masalah kegiatan
saya di luar rumah mbak.

Perawat

: Bagus. Oh ya pak bagaimana jika 2 jam lagi kita bercakap-cakap kembali


pak?

Klien

: Baiklah mbak, tapi apa yang mau mbak bicarakan?

Perawat

: Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah bapak miliki.

Klien

: Baiklah saya setuju.

Perawat

: Mau dimana kita bercakap cakap pak?

Klien

: Disini saja mbak.

Perawat

: Baik pak, jika begitu 2 jam lagi kita bertemu lagi ditempat ini untuk
membicarakan tentang kemampuan yang pernah bapak miliki, ya pak.
Permisi pak..

Klien

: Iya mbak

Anda mungkin juga menyukai