Kista Ovarium
Oleh :
PRATISTHA SATYANEGARA
1102012211
Dokter Pembimbing:
dr. Dadan Susandi. Sp.OG
1.
Identitas Pasien.................................................................................................2
2.
Anamnesis........................................................................................................2
3.
Status Praesens.................................................................................................4
4.
Status Ginekologi.............................................................................................4
5.
Pemeriksaan Penunjang....................................................................................5
6.
Diagnosis..........................................................................................................5
7.
Rencana Pengelolaan........................................................................................5
8.
Laporan Operasi...............................................................................................5
9.
Follow Up Ruangan..........................................................................................6
PERTANYAAN KASUS.........................................................................................8
2.1.
2.2.
2.3.
KISTA OVARIUM.................................................................................................11
3.1.
Definis.........................................................................................................11
3.2.
Epidemiologi...............................................................................................11
3.3.
3.4.
Faktor Risiko...............................................................................................23
3.5.
Etiologi........................................................................................................24
3.6.
Patofisiologi................................................................................................24
3.7.
Manifestasi klinik........................................................................................24
3.8.
3.9.
Tatalaksana..................................................................................................34
3.10.
Komplikasi..............................................................................................39
3.11.
Pencegahan..............................................................................................41
3.12.
Prognosis.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................42
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny. I
Umur
: 41 Tahun
Alamat
: Kadungora
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Wiraswasta
Medrek
: 83xxxx
MRS
: 16 Agustus 2016
KRS
: 19 Agustus 2016
Ruangan
: Zade
Nama Suami
: Tn. A
Umur
: 45 Tahun
Alamat
: Kadungora
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
2. Anamnesis
Dikirim oleh
:-
Sifat
: Non rujukan
Keterangan
Anamnesis Khusus
A. Keluhan Utama
Riwayat Obstetri
Kehamila
n ke
I
Cara
Tempat
Penolong
n
R
U
M
II
Kehamila
A
H
Cara
BB
Persalinan
Lahir
S
P
Jenis
Kela
Usia
Keadaan
20 TH
13 TH
min
O
N
3200gr
T
A
C. Riwayat Perkawinan :
Status
Usia saat menikah
D. Haid
Siklus haid
: Teratur
Lama haid
: 5 Hari
Banyaknya darah
: Banyak
Nyeri haid
: Tidak
Menarche usia
: 13 Tahun
HPHT
: 10 April 2016
E. Riwayat kontrasepsi
: Suntik 3 Bulan
F. Prenatal Care
:-
:-
:
:
:
:
:
:
:
Cor
Pulmo
Abdomen
:
:
Ekremitas
Baik
Compos mentis
110/80 mmHg
81 x/menit
20 x/menit
AF C
Konjungtiva Anemis : -/Sklera ikterik : -/S1 = S2 murni reguler
Gallop (-), Murmur (-)
VBS kiri = kanan, Rhonki -/-, Wheezing -/Cembung keras, tampak massa, Nyeri tekan(+), Asites(-)
Hepar dan Lien: Tidak ada kelainan
Edema tungkai -/-,
Varises -/-
4. Status Ginekologi
1) Pemeriksaan Luar :
Inspeksi
: Fluksus Palpasi
: -
Fundus uteri
: tidak teraba
Massa tumor
:-
3) Pemeriksaan dalam :
Vulva
Vagina
Portio
: Tebal kaku
: Tertutup
Corpus uteri
Parametrium kiri
Parametrium kanan
Adneksa kiri
Adneksa kanan
Cavum douglasi
: Tidak menonjol
Tidak teraba massa
Tidak ada nyeri tekan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini dilakukan
: Hematologi Lengkap
6. Diagnosis awal
P2A0 d/ Kista Ovarium
7. Rencana Pengelolaan
1) Rencana Laparotomi eksplorasi
2) Cek Hematologi rutin
3) Infus RL 500 cc 20 gtt/menit
4) Cek Hematologi Rutin
5) Puasa
6) Informed Consent
8. Laporan Operasi
Jam Operasi Mulai : 10.15
Nama: Ny. I
No. CM :8309xx
Umur: 41 Tahun
Ruang : Jade
Tanggal : 2016
Operator :
Asisten I :
Perawat Instrumen:
Asisten II :
Sirkulasi:
Ahli Anestesi :
Asisten Anestesi :
H. Dindin
Diagnosa Pra-Bedah :
Indikasi Operasi :
Kista Ovarium
Kista Ovarium
Jenis Operasi :
Kista Ovarium
Saplhingoopharektomi Bilateral
9. Follow Up Ruangan
Tanggal
Catatan
16/08/16
S/
O/
KU
: CM
TD
: 100/60 mmHg
N
: 80 x / menit
R
: 20 x / menit
S
: Af,5o C
Mata
: CA( - / -) , SI (- / -)
Abdomen : Cembung lembut, NT (+), DM
(-)
Perdarahan : (-)
BAB/BAK : (-/+)
17/08/16
POD I
Instruksi
A/ Kista Ovarium
S /Nyeri pada luka operasi
P/
O/
KU
: CM
TD
: 130/70 mmHg
N
: 80 x / menit
R
: 20 x / menit
S
: Afo C
Mata
: CA( - / -) , SI (- / -)
Abdomen : datar lembut, NT ( -), DM (-)
Flatus
:BU
:LO
: Tertutup Verban, Rembesan (+)
BAB/BAK : (-/+) DC
A / Kista Ovarium
Saplhingektomi bilateral
R/ Operasi
bilateral
post
Aff DC
Cefotaxcime 2 x
1 gr
Metronidazole 3 x
500mg
Kaltrofen 2 x 1
supp
18/08/16
POD II
19/08/16
POD III
P/
-
O/
KU
: CM
TD
: 130/90 mmHg
N
: 104 x / menit
R
: 18 x / menit
S
: Af
Mata
: CA( - / -) , SI (- / -)
Abdomen : datar lembut, NT (-), DM (-)
BU
:+
LO
: Tertutup Verban, Rembesan(+)
BAB/BAK : (-/-)
A/
Kista
Ovarium
Saplhingektomi bilateral
S/
Muntah 1x
bilateral
poqst
P/
-
O/
KU
: CM
TD
: 120/80 mmHg
N
: 104 x / menit
R
: 18 x / menit
S
: Af
Mata
: CA( - / -) , SI (- / -)
Abdomen : datar lembut, NT ( -), DM (-)
LO
: Basah terawat, Rembesan (+)
BAB/BAK : (-/+)
A/
Kista
Ovarium
Saplhingektomi bilateral
Aff Infus
Cefadroxil 2 x
500mg
Metronidazole 3 x
500mg
As Mefenamat 3
x 500mg
bilateral
Cefadroxil 2 x
500mg
Metronidazole 3 x
500mg
As Mefenamat 3
x 500mg
BLPL
post
7. Diagnosis akhir
Post Salphingektomi Bilateral post kista Ovarim
PERTANYAAN KASUS
1.1.
lebih 8 bulan yang lalu. Benjolan awalnya disadari sudah sebesar bola
pingpong, dan kini terasa semakin lama semakin membesar serta disertai
adanya rasa nyeri. Keluhan adanya
10 x 10
d. Lactate dehydrogenase
Selain itu, dilakukan pemeriksaan USG. Bisa dilakukan pemeriksaan USG
berupa transvaginal maupun transabdominal.
1.2.
PEMBAHASAN
KISTA OVARIUM
3.1.
Definisi
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan,
dan penyebab pastinya sendiri belum diketahui. Kista adalah kantong berisi
cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya
bermacam-macam. Kista ovarium adalah suatu jenis tumor yang berupa kantong
abnormal berisi cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Berdasarkan
keganasannya kista terbagi menjadi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista
nonneoplastik bersifat jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setalah 2
sampai 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal
itu tergantung pada ukuran dan sifatnya.
3.2.
Epidemiologi
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas
insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia
(14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista
fungsional dan jinak. Di Amerika, karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira
22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium)
dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab
kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi.
Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam
stadium akhir. Kista dermoid yang merupakan bagian dari kista ovarium 80 %
didapati pada penderita yang berusia antara 20-30 tahun.
Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi
ganas berkurang, oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada
beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada
wanita wanita yang mulai menopause.
Pada usia rata-rata 30 tahun, tumor rata-rata berukuran 6 cm dan teratoma
bilateral kira-kira 10 %. Sebagian besar wanita dengan teratoma matur bersifat
asimptomatik. Pada kista dermoid yang simptomatik, sebagian besar timbul nyeri
perut dan perasan yang tidak menyenangkan.
3.3.
1) Kista Fisiologis
Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista
ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Sesuai siklus menstruasi, di
ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya
seperti kista. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil
yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka
untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba
falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu
tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini
tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini
biasanya berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG, dan akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan.
(3) Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak
berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah
kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.
Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia
reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis
tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.
2) Kista Patologis (Kanker Ovarium)
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada
awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium
lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian
penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang
kadang tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa
gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit
dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian
bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya
sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan
pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor
jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses
ditemukan primer pada penderita yang telah menjalani
histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii terdiri dari
suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi
dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase
purulen yang lama dari vagina. Diagnosis bandingnya
terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing dan
komplikasi intestinal. Pada penatalaksanaan, yang tepat,
ovarii yang terinfeksi diangkat oleh karena tidak dapat
diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi
adekuat supaya terjadi resolusi.
ii. Abses tubo ovarial
ii.
iii.
iv.
Kista endometroid
v.
Kista dermoid
b. Solid
i.
ii.
Tumor Brenner
iii.
kadang perdarahan
abnormal uterus. Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya
bilateral serta tumbuh di permukaan ovarii sebagai gelembung yang
berisi cairan. Folikel berisi dengan cairan yang jernih dan sering kali
mengandung estrogen. Sebagian besar kista folikel lambat laun
mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat
menghilang spontan.
cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Dinding kista
terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang
berasal dari sel teka. Kista lutein lebih besar daripada kista folikel,
cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah
menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum. Kista korpus
luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorhea diikuti
oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa
berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam kista
dapat menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan
ovarium terpuntir dan menimbulkan nyeri yang hebat.
Terdapat 2 jenis kista lutein, yaitu kista granulosa dan kista teka.
a. Kista Granulosa
Kista granulosa merupakan pembesaran non neoplastik ovarium.
Seletah ovulasi, dinding sel granulosa mengalami luteinisasi. Pada
tahap terbentuknya vaskularisasi baru, darah terkumpul di tengah
rongga membentuk korpus hemoragikum. Reabsorbsi darah di
ruangan ini menyebabkan terbentuknya kista korpus luteum
b. Kista Teka
Kista jenis ini tidak pernah mencapai ukuran yang besar.
Umumnya bilateral dan berisi cairan jernih kekuningan. Kista teka
seringkali dijumpai bersamaan dengan ovarium polikistik, mola
hidatidosa, korio karsinoma, terapi HcG, dan klomifen sitrat.
3) Ovarium Polikistik (Stein Leventhal Syndrome)
Penyakit ovarium polikistik ditandai dengan pertumbuhan polikistik
ovarium kedua ovarium, amenorea sekunder atau oligomenorea, dan
infertilitas. Sekitar 50% paien mengalami hirsutisme dan obesitas.
Gannguan ini terjadi pada perempuan berusia 15 30 tahun. Banyak
kasus infertilitas terkait dengan sindroma ini. Tampaknya hal ini
berhubungan dengan disfungsi hipotalamus
Tumor Epitel Ovarium
A. Tumor Kistikovarium
1) Kistedenoma ovari serosum
ada
gejala klasik
yang menyertai
tumor
serosa proliferatif.
Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadangkadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada
pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun ascites. Kelainan
ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali
pada stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum
secara makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 3035% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila
terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically
benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma
ovarium ganas (clinicallyy maignant). Terapi pada umumnya adalah
pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung dengan besarnya
kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu
diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi,
untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
2) Kistedenoma ovari musinosum
Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari
suatu
teratoma
dimana
dalam
pertumbuhannya
satu
elemen
epitel endoserviks dan 50% lagi mirip dengan struktur epitel kolon
dimana cairan musin di dalam lokulus kista mengandung sel sel
goblet. Perlu untuk memilih sampel pemeriksaan PA dari beberapa
tempat karena sebaran area area dengan gambaran jinal, potensial
ganas atau ganas adalah sangat variatif.
3) Kista dermoid
Kista dermoid merupakan tumor terbanyak (10% dari tumor ovarium)
yang berasal dari sel germinativum. Tumor ini merupakan tumor jinak
sel germinativum dan paling banyak di derita oleh gadis yang berusia
di bawah 20 tahun. Tumor sel germinal ini mencakup 60% kasus
dibandingkan 40% yang berasal dari sel non germinal untuk kelompok
umur yang telah disebutkan terdahulu.
Lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat
ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. Kista ini tidak
mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan
agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain
padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan
mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat produk
kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur
dengan rambut Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan
gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan
terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista
dalam rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat
jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita
lewat menopause.
B. Tumor jaringan Ikat Ovarium / Tumor padat ovarium
1) Fibroma
Tumor dari jaringan ikat ovarium ini sangat terkenal terkait dengan
kumpulan gejala yang disebut dnegan sindroma Meigs. Mekanisme
sindroma ini belum diketahui secara pasti, tetapi sistem limfatik
diafragma dianggap sebagai benang merag dari kesemua gejala yang
keras,
warnanya
merah
jambu
keabuan.
Apabila
Faktor Risiko
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium
timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Faktor resiko
terjadinya kista ovarium.
transplasental
gonadotropin
ibu
dapat
menyebabkan
3.5.
Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung
telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista
folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon
(LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami
involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya
asimtomatik. Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung
telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista theka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur,
serta terapi hormon.
3.6.
Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang
memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari
yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel
dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak
pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian
seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang
menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan
serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai
mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada
daerah pelvis. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes,
HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Kista neoplasia dapat
tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta
dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista
jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
3.7.
Manifestasi klinik
Dari gambaran klinis, kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak
menunjukan gejala atau rasa sakit, kecuali kalau pecah atau terpuntir yang
menyebabkan perdarahan intraperitoneum dan gejala akut abdomen ,sakit yang
hebat di daerah perut bagian bawah, dan kaku.
Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala
seperti:
1. rasa sakit pada panggul
2. sakit pinggang
3. sakit saat berhubungan seksual
saat hamil.
Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang
drastis.
B. Pemeriksaan Fisik
Sebuah kista yang besar dapat teraba pada pemeriksaan perut, namun
adanya asites yang banyak dapat mengganggu palpasi abdomen. Walau
pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal
tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause.
Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang
kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat
terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid
dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang masif.
C. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui
pemeriksaan fisik. Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang
untuk mendiagnosis kista ovarium.
a.
b.
penyakit
keganasan,
dapat
diperkirakan
melalui
LED.
d.
juga
dapat
menyebabkan
torsi
ovarium
sehingga
meragukan epitel
musinosum
dengan
tumor
ini.
Roth
sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Apabila terdapat nyeri, maka
dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Pemberian obat kontrasepsi
juga dapat diberikan untuk mengecilkan ukuran atau perkembangan kista
dan mengurangi peluang pertumbuhan kista ovarium. Dilakukan pada kista
dengan ukuran kurang dari 7 cm. Perawatan dirumah sakit dilakukan bila :
kista direncanakan untuk diangkat melalui operasi atau kista yang
mengalami puntiran, rutpur, atau terinfeksi.
3.9.2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau
laparotomi. Bila ukuran kista lebih dari 7 cm, atau kista mengalami
puntiran, atau kista ruptur, atau kista mengalami infeksi.dilakukan :
a. Kistektomi
b. Ovarektomi
c. Salpingo ovarektomi
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post menopause, kista
yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal,
aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan
pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista
berukuran kurang dari 8 cm dianggap
saja (ooforektomi
atau ooforokistektomi)
masih
dapat
selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun
sekali.
Pentalaksanaan spesifik
A) Tumor kistik ovarium
1) Kista Folikel
Tatalaksana kista folikel dapat dilakukan dengan melakukan pungsi
lansung pada dinding kista menggunakan peralatan laparoskopi.
Pastikan dulu bawhwa kista yang akan dilakukan pungsi adalah kista
folikel karena bila terjadi kesalahan identifikasi dan kemudian kista
tersebut tergolong neoplastik ganas, maka cairan tumor invasif akan
menyebar di dalam rongga peritoneum.
2) Kista korpus Luteum
a. Kista Granulosa
b. Kista Teka
Pada umumnya tidak diperlukan tindakan bedah untuk menangani
kista ini karena kista dapat menghilang secara spontan setelah
evakuasi mola, terapi korio karsinoma dan penghentian stimulasi
obulasi dengan klomifen. Walaupun demikian, apabila terjadi
ruptur kista dan terjadi perdarahan ke dalam rongga peritoneum,
maka
diperlukan
tindakan
laparotomi
segera
untuk
menyelamatkan penderita.
3) Ovarium Polikistik (Stein Leventhal Syndrome)
Klomifen sitrat 50 100 mg per hari untuk 5 - hari per siklus.
Ebberapa praktisi juga menambahkan hCG untuk memperkuat efek
pengobatan. Walaupun reseksi baji (wedge) cukup menjanjikan. Hal
tersebut
jarang
dilakukan
karena
dapat
terjadi
perlengketan
intrapelvik dan abdomen. Untuk itu, jenis insisi yang dipilah adalah
mediana karena dapat memberikan cukpu akses untuk tindakan
eksplorasi. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan PA selama operasi
sebagai antisipasi terhadap kemungkinan adanya keganasan.
2) Kistedenoma ovari musinosum
Apabila ternyata stroma kistadenoma ovarii musinosum
mendiseminasi cairan musin ke rongga peritoneum (pseudomyxoma)
dan hal ini ditemukan pada saat melakukan tindakan laparotomi, maka
sebaiknya
dilakukan
salpingoooforektomi
unilateral.
Untuk
menyebabkan
pembesaran
kista,
dan
hanya
ligamentum
infundibulopelvikum
terhadap
peritoneum
dan
dapat
menekan
vesica
urinaria
sehingga
terjadi
3.11. Pencegahan
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
3.12. Prognosis
Prognosis untuk kista jinak sangat baik. Semua kista tersebut dapat terjadi
pada jaringan ovarium residual atau di ovarium kontralateral. Walaupun
penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur
yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat
menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker
terkemuka di dunia sekalipun. Secara keseluruhan, 70% -80% dari kista
folikel sembuh secara spontan
DAFTAR PUSTAKA