Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PEMBAHASAN
1. Pengertian Kalam Ilahi
Secara istilah kalam diambil dari bahasa Arab, yaitu kalam ( )dengan
arti dasar kata-kata, dan ilahi ( )dengan arti dasar Tuhan atau Allah .
Di dalam al-Quran istilah kalam ini dapat ditemukan dalam ayat yang
berhubungan dengan salah satu sifat Allah, yakni lafadz kalamullah. Salah
satu contoh ayatnya adalah:
1. An-Nisa: 164


Artinya: Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
2. Al-Baqarah: 75



Artinya: Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu,
padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?
Kalam Ilahi dapat didefinisikan dengan makna lebih luas dari huruf-huruf
dan suara-suara. Pada makna ini, kalam Ilahi mencakup seluruh makhluk-Nya
dan tidak hanya merupakan hasil perbuatan dan ciptaan-Nya, melainkan
merupakan kalimat dari kalimat-kalimat-Nya.
Al-Qur'an al-Karim dalam tiga tempat menyebut kata kalam dengan :
1. Kalamullah (Firman Allah),
2. Kalmi (Perkataan-Ku),
1

3. Kalimatu rabbika dan Kalimatullah


Adanya ungkapan-ungkapan ini bisa disimpulkan bahwa Al-Qur'an
sepakat bahwa Tuhan mempunyai sifat takallum (berbicara).
Dalam surah Qashash ayat 30, Allah Swt berfirman,

Artinya : Maka takala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah Dia dari
(arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari
sebatang pohon kayu, Yaitu: "Ya Musa, Sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan
semesta alam .
Di tempat dan di saat itulah Musa a.s. mulai diangkat menjadi rasul.
Ayat ini menunjukan bahwa Allah SWT mengajak Nabi Musa As.
Berbicara dengan menggunakan suara suara yang terdengan dan dari konteks
yang terdapat ada ayat ini dan ayat ayat setelahnya menjadi jelas bahwa suara
suara tersebut dengan oleh nabi Musa As.
Dalam surah As-Syuura ayat 51, berfirman,

Artinya : Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkatakata dengan Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau
dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan
2

seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha
Bijaksana.
Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi
Dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s.
Berdasarkan ayat di atas, tiga metode tersebut adalah:
1.Pengiriman wahyu tanpa perantara, dalam keadaan ini makna dan pengertian
"yang diwahyukan" akan menyatu dalam diri "yang menerima wahyu.
2.Pengiriman wahyu melalu perantaraan malaikat.
3.Menciptakan suara-suara yang bisa didengar oleh telinga.

Ada berbagai pendapat yang menjelaskan pengertian

kalam Ilahi,

dibawah ini ada beberapa pendapat penting:


1. Sebagian menganggap kalam Ilahi sebagai bentuk suara dan huruf yang
mandiri dari zat Tuhan dan sifatnya adalah kekal. Kelompok ini menganggap
bahwa jilid dan mushhaf Al-Qur'an sebagai salah satu dari kalam Tuhan yang
kekal.
2. Pendapat lain mengatakan bahwa kalam Ilahi adalah suara-suara dan hurufhuruf yang berdiri sendiri dari zat Tuhan akan tetapi bersifat temporal
(sementara).
3. Pendapat ketiga mengatakan bahwa kalam Ilahi adalah suara-suara dan hurufhuruf yang sementara dan tidak berdiri sendiri dari zat Tuhan melainkan
sebagai perbuatan dan makhluk-Nya. Gagasan ini dinisbahkan kepada
Mu'tazilah, dan maksud dari "Tuhan berkalam" adalah terciptanya hurufhuruf dan suara-suara di alam luar.
4. Sebagian dari kelompok Asy'ariyah mengatakan bahwa kalam Ilahi berdiri
sendiri dari zat-Nya dan berbeda dengan ilmu dan iradah, dari sinilah
3

sehingga kalam Ilahi terkadang dinamakan dengan kalam nafsi. Menurut


mereka, kalam nafsi memiliki satu makna yaitu kalam yang lepas dari
berbagai bentuk ungkapan seperti perintah, larangan, berita, panggilan dan
sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan huruf-huruf dan suara yang
menunjuk pada kalam adalah sebagai hakikat kekal serta merupakan salah
satu dari sifat zat Tuhan.
Mernurut Syaikh Muhammad Tahir Al-Kurdy seorang ulama Hijaz,
Kalamullah dibagi menjadi 2, Kalam Lafdzi dan Kalam Nafsi.
A. Kalam Lafdzi/Kalam Hissi
Para ulama telah membuat definisi kalam lafzdi atau kalam hissi :
1. Kalam lafzi ialah kalam yang diciptakan oleh Allah yang diletakkan di lahul
2.

mahfuz.
Kalam lafzi ialah kalam yang berhuruf, bersuara. Namun makna kalam lafzi
ini adalah sebagian daripada makna kalam nafsi yang qadim yang ada pada

zat Allah.
B. Kalam Nafsi
Kalam nafsi ialah dari sifat kalam Allah yang qadim (tidak ada permulaan) .
Perbedaan antara keduanya yang mudah untuk kita pahami ialah kalam
nafsi itu sifat kalam yang dengan-Nyalah Allah SWT mampu untuk berbicara
adapun kalam lafdzi merupakan makna daripada tugas sifat kalam Allah SWT.

2. Ilmu Kalam
Di dalam pemikiran Islam, istilah kalam memiliki dua pengertian:
pertama, firman Allah, dan kedua, ilmu al-Kalam. Perkataan kalam
sebenarnya merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi, khususnya bagi
kaum muslimin. Dengan demikian ilmu kalam secara harfiah adalah ilmu
tentang kata-kata.
Berdasarkan asal-usul dan pengertian ilmu kalam sebagaimana tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu ini dinamakan kalam karena hal berikut:
4

1.

Masalah perselisihan yang paling sering diperselisihkan di antara


golongan-golongan Islam adalah masalah-masalah teologis, terutama
menyangkut firman Tuhan atau Kalam Illahi, baik dihubungkan dengan
persoalan manusia seperti baik dan buruk, kebebasan berkehendak,
mukmin dan kafir maupun dalam hubungannya dengan alam semesta,
seperti apakah alam ini qadim atau hadits.

2.

Dasar ilmu kalam adalah dalil-dalil naqli sebagaimana yang tampak pada
pembicaraaan muttaalummin, mereka jarang menggunakan dalil-dalil,
kecuali dugunakan setelah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih
dahulu, kemudian menggunakan dasar-dasar dalil pikiran, yakni berupa
argumen yang logis-rasional.

3. Pembuktian tentang keyakinan-keyakinan agama menyerupai logika dalam


filsafat. Oleh karena itu, penamaan ilmu kalam adalah untuk membedakan
dengan logika dalam filsafat.

BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
Al Quran adalah Kalam Ilahi (firman Allah) yang diwahyukan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, oleh karenanya dapat di pahami bahwa Al Quran
mengandung beberapa unsur antara lain, yaitu :
a.Wahyu atau kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
b.Mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW.
c.Disampaikan secara mutawatir (penyampaian melalui lisan dari orang ke
orang).
d.Merupakan bacaan mulia dan membacanya bernilai ibadah.
e.Tertulis dalam mushaf-mushaf yang dimulai dari surah Al Fatihah hingga
surah An-Naas.
f.Lafalnya berbahasa Arab dan senantiasa terpelihara dari bearbagai bentuk
dan pemalsuan.
g.Hingga tidak akan ada yang dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun jin dan manusia berkumpul untuk membuatnya.
Dengan demikian Al Quran adalah makhluk Allah yang berupa bacaan,
yang diturunkan menggunakan bahasa Arab melalui perantara Malaikat Jibril
secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan
kepada umatnya. Kitab ini telah ditulis secara terus-menerus dan tertulis rapi
dalam mushaf Utsmani. Hingga sudah banyak dari kalangan sahabat, tabiin dan
6

pengikut nabi yang menghafalkannya, yang didahului dengan surah Al-Fatihah


dan diakhiri dengan surah An-Naas.

SUMBER
http://santriuniversitas.blogspot.co.id/2010/11/pengertian-kalam.html
http://www.ibrahimamini.com/id/node/2103
http://www.slideshare.net/tampulu/pendidikan-al-quran
http://arikwahyupratama.blogspot.co.id/2014/02/kalamullah-menurutperspektif-aliran.html
http://almuttaqintegal.blogspot.co.id/p/kalam-illahi.html
http://almuttaqintegal.blogspot.co.id/p/kalam-illahi.html

Anda mungkin juga menyukai