Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut PDF
Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut PDF
BIOTARGET INDUSTRI
(MAKALAH)
Oleh :
Nama : Eri Bachtiar
NIP : 132317992
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2007
Lembar Pengesahan
Judul : Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut : Alga sebagai Biotarget Industri
Nama
NIP
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Pendidikan Tertinggi
Pangkat dan Golongan
Ruang/TMT
Jabatan Fungsional/TMT
Fakultas/Jurusan
Jatinangor,
September 2007
Menyetujui :
Ketua Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Penelusuran
Sumber Daya Hayati Laut (Alga) sebagai Biotarget Industri.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Eri Bachtiar
Pendahuluan
Dua pertiga luas wilayah Indonesia adalah lautan yang mempunyai potensi
sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Potensi tersebut
perlu dikelola secara tepat agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari bagi
kesejahteraan rakyat.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang mulai dari
6oLU sampai 10oLS dan dari 95oBT sampai 142oBT, mempunyai 17.508 buah
pulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang 80.791 km. Indonesia
merupakan salah satu anggota Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai
keanekaragaman hayati dan salah satu dari tujuh negara yang mempunyai Mega
Biodiversitas yang dikenal sebagai puisat konsentrasi keanekaragaman hayati
dunia. Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3 % dari luas daratan
dunia, tetapi memiliki 25 % jenis ikan dunia, 17 % jenis burung, 16 % reptil dan
amphibi, 12 % mamalia, 10 % tumbuhan dan sejumlah inverterbrata, fungia dan
mikroorganisme (Gautam et al., 2000)
Keragaman sumberdaya hayati laut sering kali dijadikan argumen untuk
menggambarkan betapa besarnya kekayaan laut Indonesia. Kekayaan keragaman
hayati laut ingin segera dimanfaatkan, sesuai peran laut sebagai salah satu sumber
kehidupan masyarakat, bukan lagi tergantung pada daratan, dapat segera terwujud.
Oleh karena itu dalam menyikapi hal ini perlu landasan pemahaman yang
lebih jelas dimana letak keungulan keragaman hayati tersebut. Keragaman yang
tinggi dari suatu sumberdaya tidak akan selamanya terkait dengan keunggulan
baik kuantitatif maupun kualitatif. Di laut tropika pada umumnya dicirikan dengan
Kelompok
Alga Hijau
Alga Coklat
Alga Merah
Lamun
Mangrove
Karang
Scleractinia
Karang Lunak
Gorgonia
Spons
Desmospongia
Moluska
Gastropoda
Bivalvia
Krustasea
Stomatopoda
Brachura
Ekhinodermata Crinoidea
Asteroidea
Ophiuroidae
Echhinoidae
Holothuroidae
Ikan
Ikan Laut
Reptilia
Penyu
Buaya
Ular Laut
Burung
Burung Laut
Mamalia
Paus & Lumba-lumba
Duyung
Jumlah
Jenis
196
134
452
13
38
461
210
350
850
1500
1000
112
1400
91
87
142
284
141
2140
6
1
31
148
29
1
Sumber
Van Bosse, 1928
Van Bosse, 1928
Van Bosse, 1928
Den Hartog, 1970
Soegiarto & Polunin, 1981
Tomascik et al (1997)
Hermanlimianto, T.H.
Hermanlimianto, T.H.
Van Soest
Kastoro, W.
Valentine, 1971
Moosa, M.K.
Moosa, M.K.
Clark & Rowe, 1971
Clark & Rowe, 1971
Clark & Rowe, 1971
Clark & Rowe, 1971
Clark & Rowe, 1971
Fishbase, 1996
Rene Marquez, 1990
Suwelo, 1998
Tomascik et al, 1997
Van Balen
Suwelo, 1998
Soegiarto & Polunin, 1981
kelautan
terhadap
permasalahan
pemanfatan
sumberdaya
untuk
Alga
Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa
tumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan
berkembang di laut adalah alga. Ada tiga divisi alga laut yaitu Cholorophyta (900
spesies), Phaeophyta (1000 spesies), dan Rhodophyta (2500 spesies).
Istilah alga pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1754.
pada mulanya penjelasan dijalankan berdasarkan warna. Penjelasan alga
berdasarkan kepada ciri-ciri berikut :
1. Pigmen fotosintesis seperti klorofil dan karotenoid.
2. Komponen dinding sel
Bahan dinding sel terdiri dri polisakarida, lipid dan bahan protein.
Komponen khusus yang mencirikan dinding sel termasuk asam poliuronat,
Alga Hijau
Hanya kira-kira 10% dari 7000 spesies alga hijau (Divisi Chlorophyta)
ditemukan dilaut, selebihnya diair tawar. Dikenali dengan warna hijau rumput
yang dihasilkan adanya klorofil a dan b yang lebih dominan dibanding pigmen
lain. Pigmen-pigmen terdapat dalam plastid dan sangat tahan terhadap cahaya
panas. Dinding sel lapisan luar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan
dalam dari selulosa. Contohnya : Entermorpha, Caulerpa, Halimeda dan
Spirulina.
Spirulina adalah salah satu jenis alga hijau biru, seringkali ditemukan pada
air payau yang bersifat alkalis. Berdasarkan tempat asalnya, terdapat dua jenis
Spirulina yaitu Spirulina yang tumbuh di Meksiko dikenal dengan Spirulina
maxima dan Spirulina yang tumbuh di Afrika dikenal dengan Spirulina platensis.
Menurut Tseng (1987) Spirulina platensis termasuk alga hijau biru yang
mempunyai panjang 50-500 mikiron dan lebar 8-10 mikron. Alga S.platensis
berbentuk spiral dan memiliki sel yang tipis serta tidak berselaput inti. Sel
S.platensis mengandung kloroplas, kromatophora dan pigmen yang tersebar dalam
sitoplasma. Jenis alga S.platensis yang berukuran kecil mempunyai diameter sel
1-3 mikron dengan sitoplasma homogen.
Tubuh Spirulina disebut trichome uniseluler, kemudian potongan kecil
trichome yang terlepas dari filamen yang baru (Fogg et al. 1973). Proses
reproduksi yang terjadi pada alga Spirulina adalah dengan cara aseksual.
Filamen yang telah masak putus beberapa bagian membentuk sel baru
yang bentuknya biconcave selanjutnya bagian ini membentuk koloni sel yang
terdiri dari 2-4 sel dan memisahkan diri dari filamen induk menjadi filamen baru.
Sel-sel dalam filamen baru kemudian bertambah jumlahnya, sitoplasma menjadi
granular, warna sel menjadi hijau biru cerah dan ukuran filamen bertambah
panjang (Ciferri. 1983).
Menurut
Santilan
(1982)
dalam
budidaya
Spirulina
diperlukan
mesh. Air hasil penyaringan dapat digunakan lagi untuk budidaya Spirulina
platensis dengan penggunaan ulang sebanyak 2-3 kali.
Alga Spirulina platensis yang diperoleh dari hasil pemanenan dapat
dikeringkan dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari pada suhu 32-35oC
selama 6-8 jam, atau dengan alat pengering modern misalnya oven pada suhu 8090 oC selama 4-6 jam.
Protein dari S.platensis kering dapat mencapai lebih dari 60% (Tabel.2).
kandungan vitaminnya tinggi terutama vitamin B12 (Suhartono. 2000).
Tabel 2. Komposisi alga Spirulina platensis dan Spirulina maxima
Komposisi ( %)
Spirulina platensis
Spirulina maxima
Air
6-10
4-7
Abu
4-5
6-9
Lemak kasar
9-14
9-14
Serat kasar
3-8
1
Karbohidrat kasar
10-18
8-13
Protein kasar
56-77
60-71
Alga Spirulina yang dibudidayakan di laboratorium mempunyai
kandungan protein lebih tinggi dibandingkan alga yang dibudidayakan di kolam
(Tabel. 3), (Ciferri. 1983).
Tabel 3. Perbandingan Nilai Nutrisi alga S. platensis dan S. maxima
Komponen (%)
Protein kasar
Spirulina platensis
Laboratorium
Kolam
64-74
61
Spirulina maxima
Laboratorium
Kolam
68-77
60
Lemak kasar
9-14
12
9-14
15
Karbohidrat kasar
12-20
19
10-16
16
Abu
4-6
4-6
Kandungan (%)
3,7-4,1
Kandungan
(%)
3,2-4,0
Leusin
5,6-5,8
Alanin
5,0-5,8
Lisin
2,9-4,0
Arginin
4,5-5,9
Metionin
1,6-2,2
Asam aspartat
5,0-6,4
Fenilalanin
2,8-4,0
Sistin
0,6-0,7
Treonin
3,2-4,2
Asam glutamat
8,3-8,9
Triptofan
0,8-1,1
Glisin
3,2-3,5
Valin
4,2-6,0
Histidin
0,9-1,1
Prolin
2,7-3,0
Alga Coklat
Hampir 1000 spesies hidup di laut. Warna kuning dihasilkan oleh pigmen
fukoxantin (xanthos coklat). Pigmen terkandung didalam plastid. Memiliki
dindingh sel lapisan luar dari bahan pektin (terutama alginat) sedangkan lapisan
dalam dari bahan selulosa. Kebanyakan spesies mempunyai kantong udara dan
pembiakannya secara seksual atau aseksual. Contohnya : Ectocarpus, Dictyota,
Padina, Kelpa Laminaria, Nereocystis, Alaria dan Agarum.
Alga Merah
Terdapat 3000 spesies alga merah (divisi Rhodophyta) ditemukan di laut.
Warna merah dihasilkan oleh pigmen merah yang dominan yaitu fikoeritrin.
Memiliki dinding sel selulosa dan sangat peka terhadap cahaya. Pigmen merah
mampu menyerap cahaya biru dan ungu. Kebanyakan ditemui di air dalam dan
berfilamen dengan ketebalan, lebar aturan filamen yang berbeda. Contohnya :
Gigartina, Porphyra.
Kegunaan alga
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang
berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam
alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin,
mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditi
perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan
dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen
kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria,
Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan seperti
salad rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industri
gel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah
dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidium
sebagai sumber senyawa bioaktif, Laminariales atau Kelp dan Sargassum
Muticum yang mengandung senyawa alginat yang berguna dalam industri
farmasi. Pemanfaatan berbagai jenis alga yang lain adalah sebagai penghasil
bioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik.
Sumber Rujukan
Cladophoraglomerata
Galaxaurarugosa
Cu, Zn
Corallinsp
Zn, Pb
Siswantoro, 2001
Euchemaisiforme
Fajarwati, 2003
Fucusvesiculosus
Pb, Cu
Kautsky, 1998
Padinaboergeseni
Pb
Sargasum sp.
Pb, Cd, Cu
Buhani, 2003
Euchema sp.
Cd, Cr
Martadinata, 2001
Chaetocerus sp.
Noegrohati, 1995
oksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam polihetero, dan (4)
Karbon.
Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatan
antara logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan
kompleks koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapi
hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ion
adalah yang lebih dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif dari
alga/biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatan
dengan ion logam.
kaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin.
Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.
pada
alga
coklat
(Phaeophycota).
Senyawa
ini
merupakan
tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti
pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis.
Alga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahanbahan mineral seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yang
dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat
hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (daya
serap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah.
Penutup
Indonesia adalah negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia
yaitu 80.791,42 Km. Disepanjang garis pantai, tumbuh dan berkembang
berbagai jenis alga laut yang berpotensi sebagai biotarget industri. Berbagai riset
mutlak dilakukan untuk pemanfaatan secara optimal kekayaan hayati ini secara
berkelanjutan. Riset-riset kimiawan terutama dituntut untuk mencari bahan baku
industri, senyawa bioaktif, pengembangan produk-produk turunan berbasis alga,
dan mempelajari misteri dan keunikan-keunikan alga dalam hubungannya sebagai
bagian dari ekosistem.
Daftar Pustaka