Anda di halaman 1dari 2

Materi Khotbah Tema Ar-Rafi

Ar-Rafi berasal dari kata ra-fa-a yang artinya meninggikan, sedang arti Ar-Raafi sendiri
adalah Yang Maha Tinggi. Allah adalah wujud yang Maha Tinggi, bahkan Dia adalah
setinggi-tinggi wujud dalam segala sifat keagungan-Nya.
Dalam al-Quran bisa dijumpai beberapa ayat yang menjelaskan tentang kesibukan Tuhan
dalam meninggikan derajat nabi dan para wali (kekasih)-Nya. Di antaranya adalah Nabi Isa
as yang telah diwafatkan dan kemudian ditinggikan derajatnya oleh Allah swt di sisi-Nya,
setelah di dunia dihinakan oleh ummatnya. Allah berfirman:
Sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan meninggikanmu. (Ali Imraan: 55)
Nabi Muhammad termasuk disebut dalam al-Quran sebagai orang yang ditinggikan sebutan
(derajatnya). Nama beliau tidak saja digandengkan dengan nama-Nya dalam dua kalimah
syahadat, tapi namanya senantiasa disebut-sebut dalam setiap shalawat. Sekalipun beliau
sudah wafat 14 abad yang lampau, namanya tetap harum dan paling banyak disebut dan
diucapkan manusia sampai hari kiamat.
Tak sedikit orang yang semasa hidupnya tidak banyak disebut orang, bahkan oleh para musuh
politiknya dikategorikan sebagai pengkhianat negara, tapi setelah wafat sekian lamanya,
namanya direhabilitasi. Orang menyebutnya kembali sebagai pahlawan. Pikiran-pikirannya
muncul kembali menjadi ruh dalam menyemangati perjuangan dan idealisme.
Dia-lah Allah yang tidak pernah lepas memperhatikan satu per satu hamba-hamba-Nya,
memperhitungkan, sekaligus memberi hukuman dan penghargaan. Orang-orang yang
mengukir prestasi semasa hidupnya di dunia ini tak perlu khawatir perbuatannya sia-sia.
Lambat atau cepat prestasi itu akan diperlihatkan dan dihargai. Bisa jadi penghargaan itu
diberikan pada saat dia masih hidup, mungkin juga diberikan saat sudah mati. Namanya
dikenang banyak orang, dijadikan teladan, dijadikan sumber inspirasi, dan ditulis dalam
catatan sejarah dengan tinta emas.
Pahlawan Uhud adalah contoh kongkret tentang orang-orang yang ditinggikan derajatnya
oleh Allah SWT. Dalam hadits qudsiy Allah berfirman: Ketika kawan-kawanmu mendapat

musibah dalam Perang Uhud, Allah SWT memindahkan ruh-ruh mereka itu ke dalam burungburung hijau yang menghinggapi sungai-sungai surga sambil memakan buah-buahannya dan
kemudian berlindung ke lampu-lampu emas yang bergantungan di bawah naungan Arsy.
Tatkala mereka merasakan nikmatnya tempat peristirahatan mereka di surga itu, berkatalah
mereka: siapakah gerangan yang akan menyampaikan kepada kawan-kawan kami tentang hal
ihwal diri kami yang hidup bahagia di surga, agar mereka tidak meninggalkan jihad dan agar
mereka tidak licik meninggalkan medan perang? Allah menjawab: Akulah yang akan
menyampaikan kepada mereka perihal diri kamu semua. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Hakim,
Baihaqi, dan Ibnu Abbas)
Jika kita ingin meneladani Allah dalam sifat Ar-Raafi ini, maka kita harus berusaha keras
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, serta membela hamba-hamba Allah yang
memperjuangkannya.

Ar-Rfi (Maha Meninggikan)


Allah swt berkuasa meninggikan derajat sebagian makhluk-Nya atas sebagian lainnya. Kata
ini juga berarti Allah swt meninggikan orang-orang yang membela kebenaran. Seperti halnya
kata al-Khfidh, kata ar-Rfi sebagai kata sifat yang disandarkan pada Allah juga tidak
ditemukan dalam al-Quran. Yang ada adalah kata kerja berupa rafaa dan yarfau yang berarti
meninggikan dengan jumlah sekitar 10 ayat. Tujuh ayat berkaitan dengan sifat Allah yang
meninggikan derajat kaum beriman dan berilmu serta yang berada di jalan-Nya, yaitu Q.S. alBaqarah (2): 253; al-Anam (6): 83 dan 165; Ysuf (12): 76; ar-Rad (13): 2; an-Nr (24): 36;
dan al-Mujdalah (58): 11. Sedang 3 ayat lainnya berkaitan dengan aktivitas hamba-Nya.
Salah satunya adalah Q.S. al-Baqarah (2): 127 yang memberitakan tentang kegiatan nabi
Ibrahim as dalam meninggikan (membangun, merenovasi) bangunan Kabah.

Anda mungkin juga menyukai