Shampo Pembasmi Jentik Nyamuk Dari Ekstrak Daun Bandotan
Shampo Pembasmi Jentik Nyamuk Dari Ekstrak Daun Bandotan
2016
PENDAHULUAN
Nyamuk identik dengan musuh manusia.
Selain karena aktivitas makan nyamuk yang
gemar menghisap darah manusia, nyamuk
juga kerap menjadi media penularan berbagai
penyakit, seperti demam berdarah, malaria,
cikungunya, demam kuning dan lain-lainnya.
Genangan air yang banyak terdapat di
pemukiman penduduk menjadi tempat favorit
bagi nyamuk untuk berkembang biak. Secara
tidak langsung manusia sering memberikan
ruang hidup kepada nyamuk dengan
menciptakan berbagai genangan tersebut. Di
antara genangan yang sering menjadi sarang
nyamuk adalah selokan.
Aktivitas membuang sampah sembarangan
menyebabkan selokan mampet sehingga
tercipta genangan air. Oleh karena itu kami
ingin membuat sebuah inovasi berupa shampo
yang limbahnya dapat membasmi jentikjentik nyamuk yang ada di selokan-selokan
dan saluran pembuatan limbah lainnya.
Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dapat
dirumuskan masalah yang menjadi bahan
kajian penelitian kami adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah membuat formulasi
shampo dengan ekstrak bandotan?
SMA Negeri 1 Sampang - Cilacap
2.
Bagaimana
efektivitas
shampo
bandotan dalam membasmi jentik
nyamuk?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Menemukan teknik formulasi ekstrak
bandotan dengan sediaan shampo.
2.
Mendeskripsikan tingkat efektivitas
shampo bandotan dalam membasmi
jentik-jentik nyamuk.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan manfaat shampo dari
sekedar
menghitamkan
rambut
menjadi bermanfaat pula untuk
membasmi jentik nyamuk.
2.
Memberdayakan
limbah
shampo
untuk membasmi jentik-jentik nyamuk
yang berkembang biak di selokanselokan dan saluran pembuangan
limbah lainnya.
KAJIAN PUSTAKA
Sediaan Shampo
Sampo adalah sediaan cair semi padat yang
mengandung surfaktan dalam bentuk yang
cocok dan berguna untuk menghilangkan
1
Jurnal Penelitian
2016
Jurnal Penelitian
2016
Indikator Penelitian
Penelitian dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan
dalam
rumusan
masalah
yang
dilaksanakan
dengan
menggunakan indikator-indikator sebagai
berikut :
1. Bagaimana teknik formulasi ekstrak
bandotan dengan sediaan shampo ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas,
kami menetapkan indikator sebagai
berikut :
a. Ekstraksi daun bandotan dengan
cara
maserasi
menggunakan
pelarut alkohol.
b. Metode formulasi dengan sediaan
shampo. Setiap orang memiliki
karakteristik rambut yang berbeda
sehingga penggunaan shampo pun
disesuaikan dengan karakteristik
rambut masing-masing.
2. Bagaimana aktivitas larvasida shampo
ekstrak bandotan ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas,
kami menetapkan indikator sebagai
berikut :
a. Limbah shampo yang dibuat
dengan melarutkan 2 ml shampo
menggunakan 8 ml air bersih.
b. Jentik nyamuk yang diambil
secara acak ( random sampling ).
c. Media hidup jentik nyamuk
menggunakan air bersih sebanyak
80 ml yang diisi 5 ekor
jentik/gelas.
d. Aktivitas
larvasida
shampo
bandotan terhadap jentik nyamuk
yang diamati selama rentang
waktu 30 menit dan 60 menit.
e. Efektivitas larvasida yang ditandai
dengan
prosentase
jumlah
kematian jentik-jentik.
Jurnal Penelitian
2016
Jurnal Penelitian
Jumlah jentik
yang mati
Sample
Kontrol
30
60
menit
menit
1
0
0
2
0
1
3
0
1
4
1
1
5
1
3
6
0
0
7
1
1
8
0
1
9
0
0
10
0
0
11
0
0
12
0
0
13
0
0
14
0
0
15
0
0
Sumber : data primer penelitian
Sample
Uji
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah jentik
yang mati
30
60
menit
menit
3
4
4
5
2
4
2
4
5
5
2
3
1
3
4
4
0
2
0
1
1
3
2
4
1
3
2
2
0
2
4.3.
PEMBAHASAN
Tanaman bandotan biasa digunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai penghitam
rambut. Biasanya masyarakat Indonesia
menggunakannya dengan cara ditumbuk lalu
dioleskan ke kulit kepala dan rambut. (Farida,
2012)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wali
Ali Mohamed Massoed dari Universitas
Sebelas Maret pada tahun 2014 diperoleh data
bahwa daya bunuh ekstrak daun bandotan
sangat ampuh terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti,
Culex
quinquefasciatus
dan
SMA Negeri 1 Sampang - Cilacap
Kemampuan Larvasida
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Daun bandotan
Daun euphorbia
Daun jarak
Kulit jeruk
Daun jambu biji
Bunga kenanga
Biji nimba
Biji pare
Daun serai wangi
Daun sirih
Rimpang jahe
Lengkuas putih
2016
R
a
.624
R Square
Adjusted R Square
.389
.368
1.123
Jurnal Penelitian
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
-1.533
.649
Perlakukan
1.733
.410
Beta
.624
Sig.
-2.364
.025
4.226
.000
R Square
Adjusted R
Square
.807a
.651
.639
1.009
Std. Error
(Constant)
-2.067
.583
Perlakukan
2.667
.369
Standardized
Coefficients
Beta
.807
Sig.
-3.546
.001
7.234
.000
2016
Jurnal Penelitian
(Aedes
aegypti,
Culex
quinquefasciatus and Anopheles
maculates).
Posgraduate
Study
Program, Sebelas Maret University,
Surakarta.
Nofyan,
Erwin.
2013.
Eksplorasi
Biolarvasida Dari Tumbuhan Untuk
Pengendalian Larva Nyamuk Aedes
aegypti di Sumatera Selatan. FMIPA
Universitas Lampung.
Rahim, Abdul. 2012. Skrining Toksisitas
Ekstrak Herba Bandotan (Ageratum
conyzoides L) Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test. Majalah
Farmasi dan Farmakologi Vol. 16
No. 2 Juli 2012 Makassar.
Rohman, Apriana. 2011. Formulasi dan
Evaluasi Sediaan Shampo. Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
Saputra, Eka. 2015. Daur Hidup Nyamuk dan
Penjelasan
Setiap
Fasenya.
satujam.com.
2016