Makalah Biogas Akhir
Makalah Biogas Akhir
MAKALAH
Disusun oleh:
Ramadhan pratama (061340411700)
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyusun makalah mengenai Biogas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas studi Teknologi
Bioproses dan untuk menambah wawasan mengenai Biogas. Adapun kendala-kendala
yang penyusun hadapi saat membuat makalah ini baik itu secara materi maupun kendala
lainnya, akan tetapi penyususn mengucap syukur dan berterima kasih karena penulis
dapat melewati semuanya itu sampai selesai dengan baik.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada:
Penyusun menyadari bahwa keberadaan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penyusun sangat diharapkan
untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, khususnya pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................
1
1
2
16
4
4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biogas berasal dari kata bios yang artinya hidup, sedangkan gas adalah sesuatu yang
keluar dari tungku atau dari perapian atau lubang yang dihasilkan oleh makhluk hidup
melalui proses tertentu. Proses yang dimaksud adalah proses fermentasi bahan-bahan
organik oleh bakteri-bakteri anaerob atau bakteri yang hidup dalam kondisi kedap
udara. Biogas mempunyai sifat mudah terbakar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar pengganti minyak tanah atau LPG untuk memasak dan untuk penerangan.
(Tony Bani, 2013).
Bahan baku utama pembuat biogas adalah limbah yang berasal dari bahan organik
contoh bahan organik tersebut adalah kotoran dan urine ternak, limbah pertanian
sayuran, limbah industri tahu, ikan pindang dan brem juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku untuk memproduksi biogas. (Tony Bani, 2013)
Berdasarkan bahan baku yang diperlukan dan teknik pembuatannya maka instalasi
biogas dapat dibuat dimanapun, artinya biogas dapat dihasilkan dimanapun juga.
Instalasi biogas dapat dibuat dalam bentuk yang sederhana dan murah, ataupun dalam
bentuk yangmenengah sampai skala besar untuk kepentingan beberapa rumah secara
bersama. (Tony Bani, 2013)
Sejarah penemuan biogas diawali dari proses anaerobik yang tersebar di benua
Eropa. Ilmuan Volta menemukan gas yang ada di rawa-rawa pada tahun 1770, kemudian
avogadro mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa
biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion.
Pastoer melakukan
penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884. Era penelitian
Pastoer menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. (Johan Syah, 2011)
Orang yang pertama mengkaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan
adalah Alessandro Volta pada tahun 1776, kemudian pada tahun 1806, Willlam Henry
dapat mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai metan. Becham
pada tahun 1868 salah satu murid Louis Pasteur dan Tappeiner pada tahun 1882
memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan metan. (Rahman, 2005).
Alat pencerna aerobik atau disebut digester pertamakali dibangun pada tahun
1900. Pada tahun 1950 pemakaian biogas di Eropa mulai ditinggalkan, karena BBM
semakin murah dan mudah untuk memperolehnya. Demikian juga di Negara-negara
berkembang. Namun, saat ini dengan semakin meningkatnya harga minyakdunia dan
kekhawatiran akan habisnya cadangan minyak, maka hamper semua Negara kembali
melakukan upaya pencarian sumber energi alternative dan salah satunya adalah biogas.
(Tony Bani, 2013)
Di Indonesia, pengembangan biogas menjadi penting dan mendapat perhatian dari
pemerintah dan masyarakat setelah dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam
BAB II.
PEMBAHASAN
1. Pengertian biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen
(anaerob).Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen
disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % )
berupa metana. material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan
diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama
material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan
bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat
hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau
senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa
yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa
sederhana.
Sumber bahan untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran
ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas serta dapat juga berasal dari sampah
organik.
Komponen biogas:
CH4 (metana) 60 %
CO2 (karbon dioksida) 38 %
(N2, O2, H2, & H2S) 2 %
3.
Bahan Baku
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:
lain,
Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah
sagu,
Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan
sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan
menghambat
perolehan
gas
metana.
Bakteri-bakteri
anaerob
jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15
berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari
jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang
optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon,
nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan
dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15),
maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan
optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a).
8) Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti,
mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur angsur dihalangi
oleh peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan
biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan
pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di
dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah
menghilangkan unsur unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang
dihasilkan oleh bakteri metanogen
6. Manfaat biogas
Produk utama dari instalsi biogas adalah gas metan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kehidupan masyarakat. Manfaat biogas yang tidak secara
langsung adalah menjaga kelestarian lingkunagn hidup dan konservasi sumberdaya
alam, dan lain-lain. Secara lebih rinci manfaat penggunaan biogas adalah sebagai
berikut :
a. Manfaat Langsung :
Sebagai sumber energi untuk memasak
Biogas yang diproduksi oleh satu unit instalasi biogas dapat
digunakan sebagai sumber energi untuk memesak. Untuk biogas yang
menggunakan bahan baku kotoran sapi dari 3-4 ekor mampu
menghasilkan biogas setara dengan 3 liter minyak tanah per hari, dan
untuk
memasak
sekaligus
sebagai sumber
baik
dan
berserakan
dimana-mana,
maka
akan
dapat
BAB IV.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas
adalah metana dan karbon dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah
yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau
brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah
industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan
karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin
menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi
oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut.
Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan
untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 2545%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%,
Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
5.2 Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar memanfaatkan bahan-bahan limbah
organik menjadi hal yang berguna, seperti biogas. Pembaca juga bisa memperdalam
pengetahuan dalam pemuatan biogas melalui makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Gujer, W. & Zehnder, A.J.B. (1983). Conversion processes in anaerobic digestion, Wat.
Sci. Tech. 15: 127-167
Ward, A.J., Hobbs, P.J., Holliman, P.J., dan Jones, D.L. (2008). Optimation of The
Anaerobic Digestion of Agricultural Resources. Bioresource Technology. 99. 79287940.
Widodo, T. W., Asari Ahmad., Nurhasanah A., Rahmarestia, E. (2006)., Rekayasa dan
pengujian reaktor biogas skala kelompok tani ternak, Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian, Jurnal Enjiring Pertanian, Hal. 41-52
Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Potensi Sumber Daya Hayati Indonesia dalam
Penyediaan Berbagai Bentuk Energi. Program Studi Teknik Kimia.
http://riau.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/PDF/biogas.pdf