Pasien
datang
dengan
:-
B. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital:
Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 88x/menit
RR
: 18x/menit
Temperatur
: 36,90C
Kesadaran
: Compos Mentis
C. STATUS LOKALISATA
1. KEPALA
a. Bentuk kepala
: kontur maxillofasial simetris
b. Mata
: pupil isokor +/+, konjungtiva anemis +/
+
c. Hidung
d. Mulut
e. Leher
2. THORAKS
a. Inspeksi
: dbn
: dbn
: tidak ada massa atau pembesaran KGB
: simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis
b. Palpasi
dan kanan
c. Perkusi
: sonor seluruh lapangan paru.
d. Auskultasi : Paru : vesikuler +/+, Wheezing -/-,
Rhonki -/Jantung : M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2
3. ABDOMEN
a. Inspeksi
simetris,
tidak
terlihat
penonjolan,
distensi (-)
b. Palpasi
: soepel (+), nyeri tekan (-)
c. Perkusi
: timpani (+)
d. Auskultasi : bising usus meningkat (+), peristaltik
(+)
4. GENITALIA
Luka dengan ukuran 10 x 8 cm a/r scrotum, pus (+)
5. EKSTREMITAS
Deformitas (-), edema tungkai (-/-)
D. DIAGNOSIS BANDING
1. Fournier Gangrene a/r scrotum
2. Abses scrotalis
3. Hernia inkaserata inguinoskrotalis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : urine darah rutin, KGD, RFT, LFT
Radiologi : Rontgen thoraks AP lateral
F. DIAGNOSIS
Fournier Gangren a/r scrotum
G. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
: Bedrest
Rawat Luka
Menjaga kadar gula darah
Personal hygiene
Medikamentosa : IVFD RL 20 gtt/i
Inj Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 25 mg/8 jam
Inj Ketorolac 3 %/8 jam
Drip Metronidazol 1 fls/hr
Paracetamol tab 3 x 500 mg
Operatif
: debridement + nekrotomi
jahit
matras+ kompres
H. LAPORAN OPERASI
1. Pukul 12.00 WIB debridement dimulai
2. Pasien dengan posisi telentang dalam spinal anastesi
dilakukan tindakan aseptik.
3. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril
4. Cuci dengan NaCl + Betadine + H2O2 debridement +
nekrotomi
5. Jahit matras horizontal dengan menaikkan testis ke atas
dan menjahit sisa kulit bagian bawah skrotum dengan
kulit bagian atas.
6. Kompres betadine + NaCl drips
7. Pukul 12.45 WIB debridement selesai.
: dubia at bonam
: dubia at bonam
: dubia at bonam
K. DISKUSI
Tn. AR, 55 tahun, datang ke IGD RSU Cut Meutia dengan
keluhan adanya luka pada kantung buah zakar yang dialaminya
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Luka tersebut juga
terasa nyeri dan berbau tidak enak. Luka awalnya berupa bisul
yang banyak pada kantung buah zakar dan 3 hari kemudian bisul
yang
berbentuk
lurus
sesuai
dengan
hukum
Fungsi Hati
Bilirubin total
: 0,87 mg/dl
(N: 0,1-1,0)
Bilirubin direct: 0,76 mg/dl
(N: 0,0-0,3)
SGOT
: 20 IU/L
(N: 10-37)
SGPT
: 18 IU/L
(N: 10-40)
Fungsi Ginjal
Ureum
Creatinin
Uric acid
10
RESUME
No. RM : 04 61 36
Masuk tanggal : 12 Maret 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama pasien
: Tn.AR
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Syamtalira Bayu
Diagnosa masuk : Fournier Gangren a/r scrotum
Diagnosa utama : Fournier Gangren a/r scrotum
Jenis tindakan
: debridement + nekrotomi + jahit
matras + kompres
7. Keadaan pasien waktu masuk : KU lemah, kesadaran
compos mentis
8. Pemeriksaan fisik : nyeri pada luka (+), luka di skrotum
berbau (+)
9. Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin : LED meningkat
dan leukositosis
Urine rutin : leukosituria
Pemeriksaan lain : Ro thorax normal
Terapi
: - Ciprofloxacin 2 x 250 mg
- Asam mefenamat 3x 500 mg
- Ranitidin 2x1
- B Complex 2x1
12.
Keadaan pasien waktu pulang:
Telah dilakukan debridement, nekrotomi, jahit matras
10.
11.
Tanggal
S
13
Maret Luka basah
2013
(+),
nyeri
(+),
BAK
agak
tertahan
(+)
O
KU
:
lemah
Sens: CM
TD
:
100/70
mmHg
HR : 82
x/i
RR : 20x/i
T : 36,50C
A
Fournier
gangren
a/r
scrotum
14
Maret Rencana
2013
debridemen
t
KU
:
lemah
Sens: CM
TD
:
130/70
mmHg
HR : 82
x/i
RR : 16x/i
T : 35,90C
Fournier
gangren
a/r
scrotum
14
Maret Post
2013
debridemen
t
+
nekrotomi
+ kompres
Fournier
gangren
a/r
scrotum
12
P
IVFD RL 20
gtt/i
Inj
Cefotaxim 1
gr/12 jam
Inj Ranitidin
amp/8 jam
Inj Ketorolac
3%/ 8 jam
Metronidazol
fls/hari
PCT
3x500
mg (k/p)
Rencana
debridement
Co PD (+),
anastesi (+)
EKG (+). Ro
Thorax (+)
Bed rest
Puasa 4 jam
IVFD RL 30
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Inj
Torasic
amp/8 jam
Inj
Kalnex
amp/8 jam
Inj Diazepam
amp/12 jam
Kompres
scrotum:
500
cc
betadine +
500 cc NaCl
0,9 % tetesi
kompres
melalui infus
ke scrotum
17
Maret Nyeri
(-),
2013
luka basah
(+),
berdarah
(+)
KU
:
sedang
Sens: CM
TD
:
100/60
mmHg
HR : 88x/i
RR : 20x/i
T : 36,50C
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+3
IVFD RL 30
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Inj
Torasic
amp/8 jam
Inj
Kalnex
amp/8 jam
18
KU
:
sedang
Sens: CM
TD
:
110/70
mmHg
HR : 88x/i
RR : 19x/i
T : 370C
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+4
IVFD RL 30
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Maret Nyeri
(-),
luka basah
2013
(+),
berdarah
(+)
13
DC (+)
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Inj
Torasic
amp/8 jam
Inj
Kalnex
amp/8 jam
19
Maret Nyeri
(-),
luka basah
2013
(+),
berdarah (-)
KU
:
sedang
Sens: CM
TD
:
80/60
mmHg
HR : 86x/i
RR : 21x/i
T : 370C
DC (+)
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+5
IVFD RL 30
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Inj
Torasic
amp/8 jam
25
KU : baik
Sens: CM
TD
:
100/60
mmHg
HR : 60x/i
RR : 16x/i
T : 36,70C
Urin
<100cc
sejak
pagi jam
5, DC (+)
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+11
IVFD RL 20
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Maret Nyeri
(-),
luka kering
2013
(+),
berdarah (-)
14
Inj
Torasic
amp/8 jam
26
Maret Nyeri
(-),
luka kering
2013
(+),
berdarah (-)
KU : baik
Sens: CM
TD
:
90/60
mmHg
HR : 72x/i
RR : 16x/i
T : 370C
DC Af
(+)
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+12
IVFD RL 20
gtt/i
Inf
metronidazol
1 fls/12 jam
Inf
cairan
nutrisi
1
fls/hari
Inj
Cefotaxim 1
gr/8 jam
Inj
Gentamycin
amp/12 jam
Inj
Torasic
amp/8 jam
27
KU : baik
Sens: CM
TD
:
100/60
mmHg
HR : 84x/i
RR : 21x/i
T : 370C
DC Af
(+)
Post
debridem
ent
Fournier
gangren
a/r
scrotum
H+13
Pasien
Pulang
Berobat
Jalan (PBJ)
Maret Nyeri
(-),
luka kering
2013
(+),
berdarah
(-), jahitan
sudah
dibuka (+)
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Definisi
Fournier gangren merupakan suatu gangren pada skrotum
atau
uvula
yang
disebabkan
15
oleh
bakteri
anaerob
yang
bidang
urologi
karena
onsetnya
berlangsung
sangat
Etiologi
Infeksi dari kolorektal (13-50%), diantaranya abses
perianal, abses perirektal, abses isiorektal, perforasi
sekitar genitalia.
Faktor risiko yang mempengaruhi penyakit ini antara
lain diabetes mellitus, alkoholisme, higiene skrotum
yang kurang baik, penurunan imunitas tubuh seperti
1.3
coli
(bakteri
aerob),
Bacteriodes
(anaerob),
16
gangren
adalah
Staphylococcus,
Enterococcus,
Clostridium,
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering pada fournier gangren adalah
ditemukan
juga
gas
dalam
jaringan.
Hal
ini
trombositopenia,anemia,
hipokalsemia,
hiperglikemia.3
17
dan
Jalur Penyebaran
Untuk mengetahui jalur penyebaran fournier gangren,
terlebih dahulu harus mengenal anatomi perianal dan bagian
fascia. Perineum terdiri dari dua segitiga yaitu segitiga anal dan
segitiga urogenital.3
antara
tuberositas
ischiadica,
sedangkan
segitiga
18
19
maka
fascia
Buck
dapat
dipenetrasi
dan
infeksi
dapat
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi atau gejala
klinis
dan
pemeriksaan
fisik.
Pemeriksaan
fisik
yang
diagnosis
Fournier
Gangren
meliputi
sebagai
berikut:
1. Edema skrotum yang berkembang cepat menjadi gangren
dengan atau tanpa sebab yang jelas.
2. Penderita tampak sakit berat.
3. Melibatkan sebagian atau seluruh bagian skrotum dan
kadang-kadang permukaan bawah penis.
4. Gangren dapat mencakup seluruh kulit skrotum tetapi tidak
pernah mencapai testis.3,4
20
Pemeriksaan
penunjang
yang
dapat
dilakukan
untuk
menyebabkan
adanya
bayangan
kotor
Gambar 2.7 Suspek fournier gangren pada lakilaki usia 71 tahun dengan
demam. USG
21
menunjukkan adanya daerah echogenik
yang
2. Radiografi
Pada radiografi, hiperlusen menunjukkan adanya gas pada
jaringan lunak yang terdapat di regio skrotum atau perineum. 5
3. CT Scan
22
1.7
Fournier
gangren
membutuhkan
pendekatan
mengoreksi
cairan
dan
keseimbangan
elektrolit,
fournier
gangren
karena
jika
terlambat
akan
23
1.8
Awalnya
dilaporkan
tingkat
sekitar
kematian
80%,
tetapi
akibat
setelah
fournier
gangren
penelitian
terbaru
primer,
penanganan
yang
terlambat,
status
yang
bebas
dari
nyeri.
Fungsi
seksual
mungkin
25