BAHAN PELEDAK
Disusun Oleh :
ANDY YANOTTAMA
F1D114008
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Teknik Peledakan dengan Judul BAHAN PELEDAK yang
disusun oleh ANDY YANOTTAMA, NIM : F1D114008 telah disahkan oleh Dosen
Pembimbing dan Asisten Praktikum pada Tanggal 21 Oktober 2016.
Disetujui:
Asisten Praktikum I,
Miftahul Janna
NIM. F1D113018
NIM. F1D114016
Diketahui:
Dosen Pembimbing,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kegiatan penambangan, salah satu kegiatan awal yang
dilakukan dan penting baik dari sisi teknis maupun ekonomis adalah
kegiatan
pengupasan
tanah
penutup
(over
burden).
Untuk
batuan.
Peledakan
adalah
merupakan
kegiatan
1.2. Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Bahan Peledak
Bahan peledak dapat di defenisikan sebagai suatu bahan atau
campuran bahan yang dengan spontan dapat berubah secara kimia
tanpa suplay oksigen dari luar dan melepaskan energi dalam jumlah
besar yang ditandai dengan pengembangan gas panas, atau
dengan kata lain adalah suatu bahan kimia berupa senyawa tunggal
atau campuran yang berbentuk padat atau cair yang apabila
dikenai oleh suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal
akan berubah menjadi bahan-bahan yang lebih stabil yang sebagian
atau seluruhnya dalam berbentuk gas dan disertai dengan tekanan
dan panas yang sangat tinggi.
Secara legal bahan peledak banyak digunakan dalam dunia
industri
yang
digunakan
dalam
pertambangan
seperti
pada
sedangkan
bahan
peledak
anorganik
biasanya
2.2.
Penggolongan
bahan
peledak
bukan
hanya
ditentukan
Nitrate
ester
ethyleneglycol
Dinitrate
(EGDN),
4. Campuran
oksidator
dan
reduktor,
black
powder,
2.3.
1. Density
Massa jenis bahan peledak merupakan factor yang sangat
penting dalam menentukan efek ledakan. Makin tinggi massa
menunjukkan
massa
jenis
kadang-kadang
2. Sensitifity
Sensitifitas
adalah
sifat
yang
menunjukkan
tingkat
suatu
bahan
peledak
untuk
melawan
air
kimia
bahan
peledak
maksudnya
adalah
pengepakan,
dan
fasilitas
gudang
bahan
peledak.
5. Characteristics Of Fumes (Karakteristik Gas)
Detonasi bahan peledak akan menghasilkan fume, yaitu
gas-gas, baik yang tidak beracun (non-roxic) maupun yang
mengandung acun (toxic). Gas-gas hasil peledakan yang tidak
beracun seperti uap air, karbon dioksida, dan nitrogen,
sedangkan yang beracun adalah nitrogen monoksida, nitrogen
oksida, dan karbon monoksida. Pada peledakan di tambang
bawah tanah gas-gas tersebut perlu mendapat perhatian
khusus, yaitu dengan system ventelasi yang memadai,
sedangka tambang terbuka kewaspadaan ditingkatkan bila
gerakan angina yang rendah.
Fumes
hasil
peledakan
memperlihatkan
warna
yang
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Peledakan dilaksanakan pada Sabtu, 8
Oktober 2016, yang bertempat di Laboratorium Energi, Material dan
Rekayasa dan juga di laksanakan di halaman Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Jambi.
6. Pasir
7. Tali tambang ukuran kecil
8. Paku Payung
9. Kayu bulat (diameter 2-4 cm, panjang 100 cm)
10.
dodol
sepanjang 15 cm
dan
masukkan
ke
dalam
plastik
powder
dan
kemudian
disaring
dengan
kabel
penghubungan
menuju
blasting
kabel
penghubungan
menuju
blasting
machine
7. Dipersentasekan pembuatan lubang ledak ANFO pada
asisten praktikum teknik peledakan
BAB IV
HASIL
5.1. Hasil Geometri Lubang Ledak ANFO
BAB V
PEMBAHASAN
6.1.
mana ANFO dengan senyawa Amonium Nitrat (AN) sebagai pengoksida dan Fuel Oil
(FO) sebagai bahan bakar. Bahan peledak ANFO termasuk ke klasifikasi bahan
peledak dengan daya ledak kuat (high explosive) dengan kecepatan detonasi 1.0008.500 m/s dan saat ini masih banyak digunakan pada industri-industri pertambangan
karena bahan peledak ANFO ini sangat sederhana, banyak digunakan, mudah untuk
dibuat, dan dengan cost yang efektif tetapi bahan peledak ANFO ini sifatnya tidak
tahan air.. Dalam hal pembuatan ANFO ini, kita harus memperhatikan komposisi
yang tepat agar komposisi kimia dari bahan peledak tersebut setimbang sehingga gas
yang dihasilkan dari kegiatan peledakan tidak menimbulkan gas beracun yang sangat
berbahaya bagi lingkungan, perbandingan antara senyawa AN = 94,3% dan senyawa
FO = 5,7% untuk memperoleh zero oxygen. Dimana dalam teorinya zero oxygen
adalah kesetimbangan jumlah oksigen yang tepat dalam suatu campuran bahan
peledak sehingga seluruh reaksi menghasilkan hydrogen menjadi hidrogen dioksida
(H2O), Carbon menjadi CO2 dan nitrogen menjadi N2 bebas, sehingga dalam hasil
reaksinya hanya ketiga unsur tersebut yang terbentuk. Kelebihan senyawa FO atau
yang disebut overfuelled akan menghasilkan reaksi peledakan dengan konsentrasi CO
yang berlebih, sedangkan bila kekurangan senyawa FO atau yang disebut
underfuelled akan menambah konsentrasi NO2. Seperti reaksi kimia setimbang
pembuatan ANFO dibawah ini :
2NH4NO3 + CH2
5H2O + CO + N2
(AN)
(SMOKE)
(FO)
a) Volume ANFO
Diketahui :
Tinggi = 2 m
r = d. = x 0.1 = 0.05 m
Jawab :
2
v = r t
Volume = 3.14 x (0.05)2 x 2
= 0.0157 m3
b) Volume stemming
Diketahui :
Tinggi = 0.5 m
r = . d = x 0.1 = 0.05 m
Jawab :
v = r 2 t
Volume = 3.14 x (0.05)2 x 0.5
= 0.003925 m3
c) Volume dodol
Diketahui :
Tinggi = 0.15 m
r = . d = x 0.03 = 0.015 m
Jawab :
2
: v = r t
Tinggi = 0.15 m
r = . d = x 0.04 = 0.02 m
Jawab :
v = r t
Volume = 3.14 x (0.02)2 x 0.15
= 1.88 x 10-4 m3
6.2.
komposisi campuran dari berbagai macam senyawa tunggal dan black powder ini
merupakan jenis bahan peledak dengan daya ledak rendah (low explosive) yang
memiliki kecepatan dotonasinya sekitar 400-800 m/s. Pemakaian bahan peledak black
powder saat ini berkurang pada industry pertambang dikarenakan bahan peledak ini
tidak ekonomis dan tidak aman untuk digunakan.
Praktikum kegiatan kedua dilakukan dengan membuat geometri lubang ledak
yang juga pada bidang horizontal mendatar di atas permukaan tanah yang terlihat
seperti tampak samping dari kedudukan sebernanya pada lubang ledak. Geometri
lubang ledak yang kedua ini di buat dengan isian bahan peledak berupa Black
Powder, yang mana bubuk bahan peledak Black Powder ini disimulasikan pada
Batubara yang dihancurkan hingga dapat lolos dengan ayakan ukuran 40 skala mesh
(0,4 mm). Ukuran kedalaman lubang ledak ini yaitu 1,5 meter dengan 1 meter untuk
isian bahan peledak Black Powder dan 0,5 meter untuk isian stemming (peredam)
berupa campuran kerikil dan pasir, dan ukuran diameter lubang ledaknya yaitu 10
cm. Penggunaan steaming (peredam) yang berupa kerikil dan pasir ini sangat bagus,
karena steaming yang berupa campuran kerikil dan pasir ini dapat meredam suara
dari hasil peledakan dan meredam batuan-batuan yang terbang dari hasil peledakan.
Dalam teori dan praktiknya dilapangan, komposisi steaming kerikil agak lebih sedikit
dibandingkan dengan pasir yang agak banyak. Hal ini dikarenakan bahwa
memperbanyak komposisi steaming pasir dapat mengisi penuh rongga-rongga dalam
ruang lubang ledak sehingga hasil peledakan akan optimal.
Pada lubang ledak isian bahan peledak Black Powder ini juga menggunakan
dynamite (primer) yang dibentuk dengan menggunakan kayu bulat ukuran diameter
Tinggi = 1 m
r = . d = x 0.1 = 0.05 m
Jawab :
2
v = r t
Volume = 3.14 x (0.05)2 x 1
= 7.85 x 10-3 m3
b) Volume stemming
Diketahui :
Tinggi = 0.5 m
r = . d = x 0.1 = 0.05 m
Jawab :
v = r 2 t
Volume = 3.14 x (0.05)2 x 0.5
= 0.003925 m3
c) Volume dodol
Diketahui :
Tinggi = 0.15 m
r = . d = x 0.03 = 0.015 m
Jawab :
v = r 2 t
Volume = 3.14 x (0.015)2 x 0.15
= 1.05 x 10-4 m3
d) Volume dynamit
Diketahui :
Tinggi = 0.15 m
r = .d = x 0.04 = 0.02 m
Jawab :
v = r 2 t
Volume = 3.14 x (0.02)2 x 0.15
= 1.88 x 10-4 m3
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa
1. Bahan peledak ANFO dan black powder dapat kita bedakan berdasarkan
komposisi penyusun bahan kimianya ataupun kenampakan fisiknya,
ANFO merupakan bahan peledak yang mengandung alumunium nitrat dan
fuel oil, sedangkan black powder merupakan bahan peledak yang
digunakan pada periode terdahulu bersifat eksplosif
2. Kita dapat membuat bahan peledak baik ANFO ataupun black powder
dengan prosedur yang ada, pada prmbuatan ANFO praktikum ini
menggunakan urea dan pewarna,s edangkan black powdernya dibuat
dengan mengguanakan batubara yang telah dihaluskan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Tedy Cahyadi . Dkk. 2006. Kajian TeknismOperasi Peledakan
untuk Meningkatkan Nilai Perolehan Hasil Peledakan Tambang
Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
http:
//
repository.
upnyk.
ac.
id/
3158/1/7_Kajian_Teknis_Operasi_Peledakan_Untuk_Meningkatka
n_Nilai_Perolehan_Hasil_Peledakan_di_Tambang_b.pdf.
UPV
Yogyakarta.
Anonim.
2011.
Bahan
Peledak.
file:///C:/Users/user/Downloads/Bahan%20Peledak-USU
%20Medan.pdf. (Diakses pada 14 Oktober 2016)
Taufik, Achmad. 2010. Makalah Teknik Peledakan. https: // www.
scribd.
com/
doc/
42119480/MAKALAH-TEKNIK-PELEDAKAN.
LAMPIRAN TUGAS
Soal :
1. Jelaskan sejarah dari bahan peledak
2. Sebutkan klasifikasi dari bahan peledak
Jawab :
1. Sejarah dari bahan peledak
a. Black Powder( Hitam Bubuk)
Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa
Cina jaman dinasti Sung, terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang
dikenal dengan nama black powder. Roger Bacon (1242) telah menulis
formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang
black powder sebagai senjata api.
Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk pertama kalinya
black powder digunakan pada operasi penambangan di Hungaria.
Amerika ( 1675) membangun pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya
Inggris (1689) menggunakan bahan ini untuk penambangan timah. Begitu
juga dengan Switzeland (1696) menggunakannya untuk konstruksi jalan.
Sedangkan di Amerika (1705) digunakan untuk penambangan tembaga..
c. Nitrogliserin
Gambar : Nitrogleserin
d. Nitroselulosa
Gambar : Schonbein
Pada 1846, Chemist Kristen Schonbein menemukan nitroselulosa atau
guncotton ketika ia sengaja menumpahkan campuran asam pada kapas dan
celemek apron meledak. PADA 1846, Chemist Kristen Schonbein
Menemukan
nitroselulosa
atau
guncotton
ketika
AGLOCO
sengaja
Gambar : Nitroselulosa
e. TNT (Trinitrotoluene)
disediakan sarana yang lebih aman dan dapat diandalkan dari nitrogliserin
detonator. Tutup peledakan disediakan Sarana Yang Lebih aman murah dapat
diandalkan Dari nitrogliserin detonator.
guncotton,
Penambahan aseton.
murah
Zat
minyak
gelatinized
DENGAN
Gambar : Dinamit
h. Bahan Peledak modern
Pada tahun 1955, bahan peledak tinggi modern dikembangkan. PADA
Tahun 1955, bahan peledak Tinggi yang modern dikembangkan. Bahan
peledak seperti nitrat-bahan bakar campuran minyak atau ANFO dan
amonium nitratbasis air gel sekarang account untuk tujuh puluh persen dari
pasar peledak. Bahan peledak seperti Nitrat-bahan bakar minyak atau ANFO
Campuran murah amonium Nitrat-dasar gel udara SEKARANG UNTUK
Tujuh Puluh akun Persen Dari pasar peledak.
bahan
peledak
bukan
hanya
ditentukan
berdasarkan
struktur
kimia,
kegunaannya,
penempatannya dalam rantai detonasi dan berdasarkan sifatsifat ledakannya yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Berdasarkan Struktur Kimianya
(EGDN),
Campuran
oksidator
dan
reduktor,
black
powder,
Bahan
peledak
industri
dinamit,
amonium
nitrat,
emulsion explosives.
Booster : PETN
REAKSI
Deflagrate
CONTOH
Black Powder
explosive)
Bahan peledak kuat (high
(terbakar)
Detonate
explosive)
Blasting agent
(meledak)
Detonate
ANFO, Slurry,
(meledak)
Emulsi
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Pembuatan Dodol