Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN F6

Upaya Pengobatan Dasar

FIXED DRUG ERUPTION

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Oleh:

dr. Anita Mayasari

Pusat Kesehatan Masyarakat Kapuan

Kabupaten Blora - Jawa Tengah

Periode November Maret 2017


LATAR Fixed drug eruption (FDE) adalah reaksi alergi dengan
BELAKANG manifestasi berupa lesi kulit yang muncul ditempat yang sama dan
dapat bertambah akibat pemberian atau pemakaian jenis obat-
obatan tertentu.
Beberapa penelitian tentang morfologi dan agen pencetus
pada pasien-pasien dengan erupsi obat dirumah sakit atau bagian
kulit kelamin pada tahun 1986-1990 dilaporkan pada 135 kasus
terdapat kasus FDE sebanyak 16%
Gambaran klinik dari FDE berupa timbulnya satu atau
beberapa lesi kulit yang eritematous berbentuk bulat atau oval. Pada
mulanya terbentuk efloresensi berupa makula berbatas tegas
berwarna ungu atau coklat.
Diagnosis FDE ditegakkan berdasarkan anamnesa adanya
riwayat penggunaan obat sebelum timbulnya lesi dan gambaran
klinik yang ditemukan. Namun jika diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan jaringan kulit secara
patologi anatomi dimana akan didapatkan gambaran mikroskopis
berupa terdapatnya makrofag-makrofag dan adanya penumpukan
pigmen melanin.
Penatalaksanaan yang dipakai adalah dengan pengobatan
kausal berupa mengetahui dan menghindari terpaparnya kembali
dengan obat-obatan penyebab dan pengobatan simptomatis berupa
pemberian obat-obatan secara sistemis seperti kortikosteroid dan
antihistamin maupun secara topikal.
FDE bukan merupakan kasus yang mengancam jiwa dimana
akan menyembuh bila obat penyebab dapat diketahui dan
disingkirkan. Namun demikian dilihat dari sudut pandang kosmetik
sangat mengganggu dan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Jika
tidak diterapi secara kausal maka dapat bertambah parah dengan
adanya penambahan jumlah lesi.

PERMASALAHAN Kasus
Nama : An. K
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Wado, Kedungtuban
Suku : Jawa
Agama : Islam
No.Register : 3316044112120002

Anamnesis
RPS
Alloanamnesis
Pasien datang bersama ibu nya dengan keluhan kulit bibir dan
sekitarnya mengalami perubahan warna menjadi kehitaman.
Awalnya, 2 hari yang lalu pasien mengalami sakit pilek ,
kemudian ibu pasien membeli obat tanpa resep dokter berupa
amoxicillin syrup di apotik terdekat. Beberapa saat setelah minum
obat tersebut, pasien mengeluh gatal disekitar bibir kemudian
menggaruk-garuknya. Ibu pasien tidak terlalu memperhatikan
perubahan warna disekitar bibir setelah meminum obat tersebut.
Hari berikutnya, ibu pasien melihat semakin lama area kehitaman
disekitar bibir semakin meluas, pasien juga semakin sering
menggaruk disekitar bibir hingga menimbulkan sedikit luka yang
mengering. Pasien tidak merasakan keluhan mata merah,
sariawan, dan batuk. Pasien belum pernah menderita cacar air
maupun herpes. Pasien juiga tidak pernah menggunakan kempeng.
Karena keluhan belum mereda, Ibu pasien kemudian membawa
ke puskesmas.

RPD
Riwayat alergi (+), alergi udang
Riwayat alergi debu (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat sakit yang sama (-)

RPK
Riwayat alergi (+),pada ibu pasien, alergi udang
Riwayat alergi debu (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat sakit yang sama (-)

RP Sosial
Pasien memiliki kebiasaan mandi secara teratur 3x sehari. Ibu
pasien sering memberi obat-obatan yang dibeli dari apotik tanpa
resep dokter. Obat yang sering dibeli oleh ibu pasien adalah
parasetamol. Selama ini pasien tidak pernah mengalami alergi
dengan obat parasetamol.

Pemeriksaan Fisik
Respiration Rate : 26 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37oC
BB / TB : 10 kg / 90cm
Z Score : BB/TB -1 SD ( kategori gizi normal )
Keadaan Umum : composmentis
Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher : pembesaran Kelenjar Getah Bening (-), nyeri
tekan (-).
Thorax
- Inspeksi : simetris, tidak ada gerakan tertinggal, ictus cordis
tidak tampak, retraksi (-)
- Palpasi : ictus cordis teraba di SIC 5 LMCS
- Perkusi : sonor (+/+)
- Auskultasi : SDV (+/+), rhonkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi
jantung I-II tunggal, bising (-)
Abdomen
- Inspeksi : normal
- Auskultasi : bising usus 12x/menit
- Perkusi : timpani di seluruh lapang
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas
- Akral hangat (+/+)
- Oedem (-/-)

Status dermatologi :

Distribusi :Regional
Lesi :Lesi berupa makula hiperpigmentosa berbatas tegas.
Krusta (+)

PERENCANAAN Diagnosis:
DAN PEMILIHAN - Anamnesis
INTERVENSI - Pemeriksaan fisik
- Penatalaksanaan:
1. Nonmedikamentosa :
Hindari pemakaian obat yang diduga sebagai penyebab
Bersihkan bagian yang mengering dengan air hangat,
Kemudian olesi dengan salep 2x sehari, oles dengan tipis dan
rata, jangan sampai salep tersebut tertelan.
Kontrol untuk pemeriksaan kembali

2. Medikamentosa :

R/ Dexametason 0,5mg III

CTM 4mg III

Mf pulv no X 3 x 1

R/ Hydrocortison zalf (oles tipis disekitar mulut, jangan


sampai tertelan )
PELAKSANAAN Diagnosis:
Diagnosis Fixed Drug Eruption ditetapkan berdasarkan atas
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Nonmedikamentosa :
Hindari pemakaian obat yang diduga sebagai penyebab
Bersihkan bagian yang mengering dengan air hangat,
Kemudian olesi dengan salep 2x sehari, oles dengan tipis dan
rata, jangan sampai salep tersebut tertelan.
Kontrol untuk pemeriksaan kembali
Medikamentosa :

R/ Dexametason 0,5mg III

CTM 4mg III

Mf pulv no X 3 x 1
R/ Hydrocortison zalf (oles tipis disekitar mulut)

MONITORING Pasien diminta untuk kontrol ke puskesmas untuk


DAN EVALUASI mengevaluasi hasil pengobatan, pasien juga diminta untuk mencatat
semua jenis alergi yang pernah dialami, dan menghindari allergen
tersebut, terutama alergi yang pernah dialami. Edukasi kepada ibu
pasien agar jangan pernah membeli obat di apotik tanpa resep
dokter untuk menghindari reaksi alergi yang tidak diinginkan
terulang kembali.

Komentar/Umpan Balik:

Kapuan, Januari 2016


Peserta, Dokter Pendamping,

dr. Anita Mayasari dr. Budy Cahayany Halimatun N

Anda mungkin juga menyukai