Oleh :
Verta Vera Syaulatia
19360156
Pembimbing :
dr. Arief Effendi, Sp.KK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Usia : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Antasari
Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Kamis, 11 Maret
2020 pukul 20.50 WIB di tempat praktek dr.Arief Effendi, Sp.KK dilakukan
secara Autoanamnesis
1. Keluhan Utama
2. Keluhan Tambahan
6. Riwayat Pengobatan
- Minum obat herbal tidak di sangkal yaitu Habatus Sauda ± 3 minggu yang
lalu
Distribusi : Regional
Warna : Eritematous
Ukuran : Plakat
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan
VI. RESUME
Tn. K 56 tahun datang ke tempat praktek dr.Arief Effendi,Sp.KK pada
hari Rabu, 11 Maret 2020 pukul 20.50 dengan keluhan sejak 4 hari muncul
kemerahan di daerah kemaluan. Kadang – kadang Os mengeluh gatal di
daerah tersebut. Riwayat Os minum obat herbal tidak di sangkal yaitu
Habatus Sauda ± 3 minggu yang lalu.
VII. DIAGNOSA BANDING
- Fixed drug eruption
- Herpes genitalia
- Dermatitis kontak alergi
- Mastositosis
IX. PENATALAKSANAAN
A. Non Medikamentosa
- Hentikan penggunaan obat yang diduga sebagai penyebab
- Menjaga kebersihan
- Cukup istirahat
- Minum obat dan kontrol secara teratur
B. Medikamentosa
Oral : - Merilprednisolon 3 x 4 mg
- Cetirizine tab 1 x 1 malam
Topikal : - Desonide krim 2 x 1
X. PROGNOSIS
2.1 DEFINISI
Fixed drug eruption (FDE) adalah reaksi alergi pada kulit atau daerah
tertentu yang biasanya dikarakteristik dengan timbulnya lesi berulang pada tempat
yang sama dan tiap pemakaian obat akan menambah jumlah dari lokasi lesi.
2.2 EPIDEMIOLOGI
pasien dengan erupsi obat dirumah sakit atau bagian kulit dan kelamin pada
kulit lainnya (18%). Sejak tahun 1956 proporsi dari reaksi erupsi obat berupa
2.3 ETIOLOGI
2.4 PATOFISIOLOGI
atau non imunologik. Yang dimaksud dengan erupsi obat adalah alergi terhadap
obat yang terjadi melalui mekanisme imunologik. Hal ini terjadi pada pemberian
berperan pada mulanya sebagai antigen yang tidak lengkap atau hapten. Obat
dengan protein, misalnya jaringan, serum atau protein dari membran sel untuk
ialah obat-obat dengan berat molekul yang tinggi yang dapat berfungsi langsung
FDE dapat timbul dalam waktu 30 menit sampai 8 jam setelah ingesti
obat secara oral. Lesi berupa makula oval atau bulat, berwarna merah atau
keunguan, berbatas tegas, seiring dengan waktu lesi bisa menjadi bula,
mengalami deskuamasi atau menjadi krusta. Ukuran lesi bervariasi mulai dari
lentikuler sampai plakat. Lesi awal biasanya soliter, tapi jika penderita
meminum obat yang sama maka lesi yang lama akan timbul kembali disertai
dengan lesi yang baru. Namun jumlah lesi biasanya sedikit. Timbulnya kembali
lesi ditempat yang sama menjelaskan arti kata “fixed” pada nama penyakit
tersebut.
Lesi dapat dijumpai dikulit dan membran mukosa yaitu di bibir, badan,
tungkai, tangan dan genital. Tempat paling sering adalah bibir dan genital. Lesi
Gejala lokal meliputi gatal dan rasa terbakar, jarang dijumpai gejala
sistemik. Tidak dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lesi pada
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Terapi medikamentosa:
a. pengobatan sistemik
- kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik.
Dosis standar untuk fixed drug eruption pada orang dewasa ialah 3 x
10 mg prednisone sehari.
- antihistamin
dengan kortikosteroid
b. pengobatan topikal
apakah kering atau basah. Pada FDE, jika kelainan membasah dapat
diberi kompres dan jika kering dapat diberi krim kortikosteroid, misalnya
2. Terapi non-medikamentosa:
2.8 PROGNOSIS
Johnson, prognosis dapat menjadi buruk bergantung pada luas kulit yang
terkena.
DAFTAR PUSTAKA
Freedberg Irwin, Eisen Arthur, Wolff Klaus et al. Dermatology in General Medicine,
America,1999:1633-41
Habif TP. Clinical Dermatology. 3rd ed. St Louis. Mosby Year Book. 1996: 439-40
eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 2001:
139-42
Noegrohowati T. Alergi obat pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Widaty S,
Rihatmaja R, eds. Alergi kulit pada bayi dan anak. Masalah dan Penanganan.
Prof. DR. Adhi Djuanda, Dr. Mochtar Hamzah, Dr. Siti Aisah. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin, edisi ketiga. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
142
Scahner LA, Hansen RC. Vascular Reactions. In: Pediatric Dermatology. 2nd ed. Vol
Shear NH, Landau M, Shapiro Le. Hypersensitivity reactions to drug. In: Harper J,
1743-63
Soebaryo RW, Effendi EHF, Suyoto EK. Eksantema Fikstum. Dalam: Sularsito SA
dkk eds. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Erupsi Obat Alergik. Balai
and treatment in Dutch general practice in 1987 and 2001: results from two