Anda di halaman 1dari 2

Naskah Monolog

Adhy Pratama Irianto (Teater Petass)

LILIN
Setting :

Sebuah meja ditengah, lilin yang menyala di ujung kanan depan. Dibawah
panggung terlihat dunia setengah lingkaran yang berputar. Suara gitar mengalun
di Dm, dan suara halus bersenandung.

1. Seorang wanita, berbaju putih, bertampang cerah namun sinis, melihat


puluhan kertas kecil yang berserakan dihadapannya. Dipenglihatannya,
kertas kecil itu tak ubahnya seperti nasi yang berserakan, tapi sombong
dengan keadaannya.
2. Wanita itu mengambil focus dikanan, dengan suasana temaram di kiri dan
sinar kearah kertas secara dominan, dari sana ia tersenyum sinis melihat
kearah kertas-kertas itu, ia juga mencibir kearah depan, selanjutnya
memandang kertas-kertas itu dengan tajam.
3. Wanita moving, sedikit, paling banyak 5 langkah kekiri, kemudian statis
sebentar. Setelah itu menatap tajam kekertas, selanjutnya bergerak perlahan
kedepan dan meditative. Merenung.
4. Wanita tiba-tiba berdiri, seperti tersentak.
Wanita : kalian itu kecil (pause) kalian itu kecil, (tertawa sinis).
5. Wanita berjalan mengelilingi meja yang bertabur kertas kecil itu perlahan-
lahan. Tiba-tiba terhenti ketika tepat berada di belakang meja.
6. Berbalik badan tiba-tiba.
Wanita : kalian itu hanya lilin! Kalian hanya lilin! (pause). Yah kalian telah
berjasa member I cahaya kepada kehidupan. Tetapi cahaya kalian, (pause)
kecil,,(memegang kertas kecil ditangan kanan dan menatap tajam pada
kertas itu kemudian mengembalikannya) huh,,, (mengambil sebuah kertas
yang lain)kecil,, kecil sekali(perlahan menghembusnya)
7. Wanita meditative, moving kekanan sedikit, dan kembali lagi ketempat
dengan setengah berlari.
Wanita : coba kau liihat matahari. Dia tidak pernah sombong! Dia tidak
pernah sombong ! di-a ti-dak per-nah som-bong (menatap tajam ke dunia
didepan kemudian tertawa sinis)
8. Wanita tertawa seperti putus asa, sambil moving ke sudut kiri depan
panggung. Kemudian berdiri menghadap meja, dengan kondisi badan
menyerong kekanan sekilas, kemudian menghadap kedepan.
9. Wanita : (sambil terus menghadap kedepan)kalian itu tidak berdaya, kalian
itu tidak berdaya, percayalah, percayalah!
10.Wanita seperti bingung, seperti berbicara pada bola dunia di depan.
Wanita : apa kalian tidak percaya? Kalian mau tahu kalian itu tidak percaya?
Mau buktinya? Mau bukti!
11.Wanita moving cepat ke belakang meja.
Wanita : bagai mana kalau begini (mengibaskan kertas ke kiri) sadar kalian
itu lemah! (pause) oh,, belum sadar juga! (pause) bagai mana kalau begini!
(mengibaskan kertas kekanan) (pause)
12.Wanita seperti orang kehilangan akal, dia seperti berfikir, berdiri meditative,
menyentuhkan jari telunjuk ke atas telinga kiri dan tiba-tiba tersenyum.
Wanita : kalian belum sadar juga ya, belum juga! (pause, kemudian tertawa)
oke,, oke sekarang kalau begini apa kalian belum sadar juga!
13.Wanita mengumpulkan kertas yang masih tersisa seprti gundukan kertas,
selanjutnya menghidupkan korek api dan membakar kertas-kertas yang
berbentuk gundukan.
14.Wanita tertawa melihat gundukan terbakar dan api mulai berkobar.
Wanita : hahaha,, bagaimana sadar belum,, kalian hanya kecil tidak ada apa-
apanya,, hahahaha (terus tertawa fadeout sambil berjalan keluar panggung
meninggalkankan kertas yang masih terbakar)

selesai

Anda mungkin juga menyukai