Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 16 November 2014

Pengamalan Aqidah dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Oleh Hanifa Febsayana Khoirunnisa* 1406568910


*Mahasiswa FIK-UI Reguler 2014, email: hanifafebsayana@yahoo.co.id

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini semakin pesat


dan dibutuhkan manusia. Islam, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, maka
syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi,
kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah
itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia lebih-lebih lagi di akhirat kelak
(Effendi & Puspita, 2007). Meski demikian, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga berkaitan erat dengan pengamalan aqidah dalam agama Islam.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, tulisan ini akan menguraikan secara
singkat mengenai pengamalan aqidah dalam ilmu pengetahuan.
Islam memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
Islam memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan
aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu sebagaimana Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (QS. 96: 1). Dari ayat ini berarti
manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran
dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari aqidah
Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman
kepada Allah, yang merupakan asas aqidah Islam.
Pengamalan aqidah dalam ilmu pengetahuan dapat terlaksana dengan
memanfaatkan akal dan pemahaman, serta alam yang diberikan oleh Allah SWT
untuk melaksanakan tugasnya sebagai khalifah. Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka. (QS.3:190-191). Karenanya manusia senantiasa mengingat bahwa
teknologi dan hasilnya merupakan karunia dari Allah SWT dan manusia sebagai
khalifah yang kepadanya tunduk segala yang ada di alam ini.
Manusia sebagai ciptaan Tuhan dengan kesempurnaan akal pikirannya, di
1 Universitas Indonesia
2

dalam ajaran Islam dianjurkan untuk membaca ayat-ayat yang tersirat lewat
fenomena dan keteraturan alam. Dari kajian-kajiannya yang kemudian menjadi
ilmu pengetahuan dan teraplikasi dalam wujud teknologi, kehidupan manusia
menjadi lebih mudah dan sejahtera. Dengan mengetahui dan merenungi berbagai
keteraturan dan fenomena alam yang ada akan menimbulkan keimanan, ketaqwaan,
dan kesadaran rohaniyah dalam diri manusia bahwa betapa kecilnya makhluk
manusia dan betapa besarnya Allah SWT sebagai pencipta alam semesta serta
segala isinya.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, A.R., & Puspita, G. (2007). Membangun sains dan teknologi menurut kehendak
tuhan. Jakarta: Giliran Timur.
H. D, Kaelany. (2010). Islam dan ipteks. Islam agama universal (pp. 281-298). Jakarta:
Midada Rahma Press.
Wahyudi. (2011). Integrasi pendidikan agama Islam dengan sains dan teknologi.
Naskah tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Agama Islam,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai