B. Pengkajian Primer
1. Airway
Terdengar suara gurgling pada jalan nafas, tidak ada jejas, terdapat scret.
2. Breathing
Klien bernafas menggunakan bantuan nasal canul 3 liter, tidak ada batuk,
adanya retraksi dada, terdengar suara tambahan ronchi basah kasar pada
lapang paru, RR 21x/menit, saturasi 100%, tampak saat bernafas klien
menggunakan otot bantu pernafasan
3. Circulation
4. Dissability
5. Exposure
Terpasang infuse di tangan kanan asering 12 tpm. Tidak ada jejas pada
klien, tidak terdapat oedem, klien tidak mengalami cedera tulang belakang
maupun cervikal.
C. Keluhan utama
Klien mengatakan sesak nafas.
D. Pengkajian Sekunder
1. Riwayat keperawatan sekarang
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 29 Januari 2017, dengan keluhan
sesak nafas sejak semalam, semakin lama terasa semakin sesak. Kemudian
klien dibawa ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, klien
mendapatkan terapi infuse asering 10 tpm, injeksi furosemid 1 amp, ISDN
3x5mg, aspilet 2 tb, CPG 4 tb, simuastatin 1x40 mg, dan alprazolam
2x0.5mg. Kemudian klien juga mendapat pemeriksaan GDS 257mg/dl,
EKG, hematologi, kimia klinik, dan foto thorax. Dan klien di diagnosa
suspek CHF. Kemudian klien di kirim ke ICU RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus untuk mendapatkan perawatan intensif.
2. Riwayat keperawatan dahulu
Keluarga mengatakan bahwa klien sudah sering keluar masuk rawat inap
di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Terakhir kali klien dirawat di
rumah sakit adalah tanggal 29 november 2016 dengan penyakit yang sama.
3. Riwayat keperawatan keluarga
Keluarga klien mengatakan memiliki riwayat penyakit jantung koroner,
DM, dan hipertensi.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Breathing
- Inspeksi : tidak ada lesi, pengambangan dada kanan dan kiri
simetris.
- Palpasi : taktil fremitus pada paru kanan dan kiri simetris
- Perkusi : redup di lapang paru sebelah kanan
- Auskultasi : terdengar bunyi ronkhi
- Menggunakan alat bantu nasal canul 3 liter..
2. Blood
- TD : 128/72 mmHg
- N : 82x/mnt
- Inspeksi : tak tampak ictus cordis
- Palpasi : teraba ictus cordis
- Perkusi : redup
- Auskultasi: terdengar murmur jantung
- Terdapat edema pada ekstremitas gerak atas dan bawah
3. Brain
- Kesadaran : composmentis
- GCS : GCS E4 V5 M6
- Saraf 1 (Olfaktorius) : tidak ada kelainan fungsi penciuman
- Saraf II (Optikus) : tidak terdapat kelainan fungsi visual
- Saraf III, IV dan IV (Okulomotor, Throklearis, dan Abdusen): tidak
ada kelainan pada pergerakan otot mata
- Saraf V (Trigeminus) : tidak ada kelainan seperti penurunan
mengunyah
- Saraf VII (Facialis) : wajah asimetris, wajah datar
- Saraf VIII (Austikus) : tidak ditemukan tuli konduktif atau
persepsi
- Saraf IX dan XI (Glosofaringeus dan Aksesorius): tidak mengalami
penurunan fungsi menelan dan membuka mulut
- Saraf XII (Hipoglosus) : tidak ada atrofi otot
stemokleidomastoidecus dan trapezius
- Sistem motorik : indra pengecapan normal
4. Bladder
- Terpasang dc
- Warna urin kuning pekat dengan jumlah 200 cc
- Tidak ada distensi kandung kemih
5. Bowel
- Bibir kering pecah-pecah, terdapat caries gigi, lidah kotor
- Inspeksi : simetris, tidak terjadi distensi abdomen
- Auskultasi: peristaltik usus 5x/menit
- Palpasi : terdapat nyeri tekan
- Perkusi : timpani
6. Bone
- Ekstremitas atas dekstra sinistra 4/4
- Ekstremitas bawah dekstra sinistra 4/4
- Terdapat edema pada ekstremitas gerak atas dan bawah
- Suhu 37.8c
- CTR >2 detik
- Tidak ada sianosis
G. Program Terapi
Senin, 30 Januari 2017
- Aspilet (2tb) 1x1 - digoxin 2x1
- CPG (4tb) 1x1 - ulsafal 6x2 sendok
- simuastatin 1x40 mg - lavenox 2x0.6mg
- ISDN 3x5mg - furosemide 2x1amp
- alprazolam 2x0.5mg - pamol extra 3x1
Selasa, 31 Januari 2017
- digoxin 2x1 - oxtercid 2x1 vial
- ulsafal 6x2 sendok - pamol 3x1
- furosemide 2x1amp - metil 1x125 injeksi oplos Ns 100
- meylon f15/hari - nebulizer (pulmicort+combivent)
Rabu, 1 Februari 2017
- digoxin 2x1 - oxtercid 2x1 vial
- ulsafal 6x2 sendok - pamol 3x1
- furosemide 2x1amp - metil 1x125 injeksi oplos Ns 100
- meylon f15/hari - nebulizer (pulmicort+combivent)
H. Pemeriksaan Penunjang
Hasil hematologi tanggal 29 Januari 2017
- Hb : 8.7 g/dL L
- Ht : 25.9 L
- Eritrosit : 3.00 jt/uL L
- Leukosit : 16.1 10^3/uL H
- Netrofil : 87.8% H
- Limfosit :3.5% L
- Eosinofil : 0.0% L
- Ureum : 55.1 mg/dL H
- Kreatinin : 2.2 mg/dL H
Hasil kimia klinik tanggal 29 Januari 2017 : CKMB 32u/l H
I. Proses Keperawatan
1. Daftar masalah
Tgl
No Tgl/Jam Data Fokus Masalah TTD
teratasi
1. 30.01.17 DS : Gangguan perfusi jaringan
10.30 - Klien hanya diam cerebral
DO :
- Klien terlihat lemas
- CRT > 2 detik
- Mukosa bibir kering
- Klien hanya terbaring
lemas di tempat tidur
- TD: 123/70 mmHg
- N: 102x/menit
2. 30.01.17 DS : Pola nafas tidak efektif
10.30 - Klien mengatakan sesak
DO :
- Napas cepat irreguler
- Terlihat bernafas dengan
otot bantu pernafasan
- Saat di auskultasi
terdengar bunyi ronkhi
- RR: 24x/menit
- Terpasang nasal canul 3
liter
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d. penurunan suplai darah ke
jaringan
b. Pola nafas tidak efektif b.d. kongesti paru
3. Rencana keperawatan
Hari/ Diagnosa
No Tujuan Intervensi Ttd
Tgl keperawatan
1. 30.01.17 Gangguan perfusi Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau data
jaringan cerebral Selama 3x24 jam laboratorium
b.d. penurunan ketidakefektifan perfusi elektrolit
2. Kaji warna kulit,
suplai darah ke jaringan kardiopulmonal
suhu, sianosis dan
jaringan teratasi dengan kriteria
nadi perifer
hasil:
3. Kaji kualitas
- Klien tidak mengeluh
peristaltik
lemas 4. Catat adanya mur-
mur jantung
- TD (dbn) 5. Pantau frekuensi
dan irama jantung
- N (dbn)
6. Berikan makanan
- CRT(dbn) kecil, mudah
dikunyah dan
- Urine > 600 ml/hari
batasi kafein
7. Kolaborasi dengan
- CTR < 2 detik
dokter untuk
pemberian obat
4. Implementasi
Tanggal 30 Januari 2017
Diagnosa
Tgl/jam Tindakan Respon Ttd
keperawatan
Gangguan perfusi 07.00- 1. Memonitor TTV TD : 117/67 mmHg
jaringan cerebral b.d. 14.00 HR : 88 x/mnt
penurunan suplai RR : 20 x/mnt
darah ke jaringan S :36c
5. Menganjurkan
Klien tidak bisa melakukan
klien untuk batuk
batuk efektif karena lemah
efektif dan nafas
dalam
6. Memberikan terapi
Klien mengatakan lebih baik
oksigen 4 lt/menit
7. Kolaborasi
Pemberian obat digoxin 2x1
pemberian obat
Diagnosa
Tgl/jam Tindakan Respon Ttd
keperawatan
Gangguan perfusi 07.00- 8. Memonitor TTV TD : 106/65 mmHg
jaringan cerebral b.d. 14.00 HR : 93 x/mnt
penurunan suplai RR : 26 x/mnt
darah ke jaringan S :36.5c
Pola nafas tidak 07.00- 11. Mengauskultasi Terdengar bunyi ronkhi pada
efektif b.d. kongesti 14.00 bunyi nafas, catat paru
paru adanya suara
ronkhi
12. Menganjurkan
Klien tidak bisa melakukan
klien untuk batuk
batuk efektif karena lemah
efektif dan nafas
dalam
14. Kolaborasi
Pemberian obat digoxin 2x1
pemberian obat
Diagnosa
Tgl/jam Tindakan Respon Ttd
keperawatan
Gangguan perfusi 07.00- 15. Memonitor TTV TD : 110/60 mmHg
jaringan cerebral b.d. 14.00 HR : 78 x/mnt
penurunan suplai RR : 30 x/mnt
darah ke jaringan S :37.6c
19. Menganjurkan
Klien tidak bisa melakukan
klien untuk batuk
batuk efektif karena lemah
efektif dan nafas
dalam
21. Kolaborasi
Pemberian obat digoxin 2x1
pemberian obat
P : Lanjutkan intervensi