( PSYSICAL ASSASSMET )
1. TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu,melakukan pemeriksaan fisik pada klien
dengan cara sistematik dan benar, sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa dan akhirnya
memberikan intervensi serta implementasi keperawatan dengan benar
A. ANAMNESE
Keluhan Utama, merupakan keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan klien dibawa
ke Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang, kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di
bawa ke RS secara lengkap meliputi ;
a. P = Provoking atau Paliatif
Apa penyebab gejala ?, Apa yang dapat mengurangi dan memperberat penyakitnya ?, Apa yang
dilakukan pada saat gejala mulai dirasakan ?, Keluhan psikologis yang dirasakan !
b. Q = Quality and Quantity
Seberapa tingkat keparahan yang dirasakan klien
c. R = Regio or Radiation
Pada area mana gejala dirasakan?, Sejauh mana penyebarannya?
d. S = severity
Tingkat/skala keparahan, hal-hal yang memperberat atau mengurangi keluhan
e. Time
Kapan gejala mulai muncul?, Seberapa sering dirasakan?, Apakah timbul tiba-tiba atau
bertahap?, Kambuhan, dan lama dirasakan?
Riwayat Penyakit Yang Lalu,
Penyakit apa saja yang pernah dialami klien, baik yang ada hubungannya dengan penyakit yang
diderita sekarang atau tidak ada hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang, riwayat
operasi, dan termasuk riwayat alergi.
Riwayat Kesehatan Keluarga,
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama?, Penyebab kematian bila ada anggota
keluarga yang meninggal?, Apakah ada jenis penyakit herediter dalam keluarga?
B. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Mengkaji jenis, jumlah, dan waktu makan selama di rumah dan di rumah sakit. Pantangan
makanan?, Kesulitan menelan, mengunyah, mual, anoreksia?, Usaha mengatasi kesulitan
yang dialami klien?
b. Pola Eliminasi
Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi, Incontinentia,frekuensi, BAB dan
BAK klien?, Upaya mengatasi masalah yang dialami klien ?
c. Pola istirahat tidur
Mengkaji waktu mulai tidur, waktu bangun, penyulit tidur, yang mempermudah tidur,
gangguan tidur, pemakaian jenis obat tidur, hal yang menyebakan klien mudah terbangun?
d. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene
Mengkaji status kebersihan mulai rambut hingga kaki, frekuensi mandi, gosok gigi, cuci
rambut, potong kuku?
e. Aktivitas Lain
Olah raga yang dilakukan, hobby dsb?
C. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah laku yang menonjol, suasana yang
membahagiakan klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman.
b. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah pola komunikasinya spontan atau
lambat, apakah klien menolak untuk diajak komunikasi, Apakah komunikasi klien jelas,
apakah klien menggunakan bahasa isyarat.
c. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat dan dipercaya klien, apakah klien aktif
atau pasif dalam berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka atau tertutup.
d. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi masalahnya
e. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di RS.
D. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Apakah klien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, apakah ada konflik social yang dialami
klien, bagaimana ketaatan klien dalam menjalankan agamanya, apakah klien mempunyai
teman dekat yang senantiasa siap membantu.
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat, apakah ada masalah keuangan dan
bagaimana mengatasinya
B. KEADAAN UMUM
Menilai keadaan sakit klien dari hasil inspeksi umum, misalkan klien terbaring lemah di tempat
tidur dengan terpasang infuse D5%, pernafasan dyspnoe. Klien dapat makan sendiri, dan tidak
dapat ke kamar mandi.
B. \Tipe Sekunder
a. Pustula : Vesical / Bulla yang berisi nanah
b. Ulkus : Luka terbuka yang diakibatkan oleh vesikula/bulla yang pecah
c. Crusta : Cairan tubuh yang mongering ( serum, darah / nanah )
d. Exsoriasi : Pengelupasan epidermis
e. Scar : Pecahnya jaringan kulit sehingga terbentuk celah retakan
f. Lichenifikasi : Penebalan kulit karena garukan atau tertekan terus
c. Perkusi
Menempelkan jari tengah pemeriksa pada intercosta klien dan mengetuk dengan jari tangan
yang satunya, normalnya suara dinding torak saat diperkusi adalah sonor. Hipersonor
menandakan adanya pemadatan jaringan paru atau penimbunan cairan dalam dinding torak
(pnemotorak)
d. Auskultasi
1. Suara nafas
Vesikuler : terdengar di seluruh lapang paru dengan intensitas suara rendah, lembut dan
bersih.
Bronchial : di atas manubrium sterni, suara tinggi, keras dan bersih
Bronkovesikuler : Intercosta 1 dan 2, dan antara scapula, intensitas sedang dan bersih
Trakeal : di atas trakea pada leher, imtensitas sangat tinggi ,keras dan bersih
2. Suara Ucapan
Anjurkan klien mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang, dengan stetoskop
dengarkan pada area torak, normalnya intensitas suara kakan dan kiri sama
Kelainan yang dapat ditemuka :
Bronkophoni : Suara terdengar lebih keras di banding sisi lain
Egophoni : Suara bergema ( sengau )
Pectoriloquy : Suara terdengar jauh dan tidak jelas
3. Suara tambahan
Rales : Suara yang terdengar akibat exudat lengket saat inspirasi
Rales halus , terdengar merintik halus pada akhir inspirasi
Rales kasar , terdengar merintik sepanjang inspirasi
Rales tidak hilang dengan batuk, tanda adanya cairan atau pus di alveoli. Pada
klien gagal jantung, atau pneumonia, atau fibrosis paru.
Ronchi : Akibat penumpukan exudat pada bronkus-bronkus besar, terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi, hilang bila klien batuk. Tanda-tanda pasien Bronkhitis
Wheezing : Terdengar ngiik-ngiik saat ekspirasi akibat penyempitan bronkus. Nada
tinggi, seperti peluit. Tanda-tanda pasien Astma, atau tumor,atau terdapat benda
asing
Pleural tricion rub : terdengar kasar seperti gosokan amplas akibat peradangan pleura
terdengar sepanjang pernafasan lebih jelas pada antero lateral bawah dinding
torak. Tanda-tanda pasien inflamasi pada pleura
G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Amati ictus cordis : denyutan dinding torak akibat pukulan ventrikel kiri pada dinding torak,
normalnya pada ICS V Mid clavikula kiri selebar 1 Cm, sulit ditemukan pada klien yang gemuk.
b. Palpasi
Adanya pulsasi pada dinding torak, normalnya pulsasi tidak ada :
ICS II ( area aorta pada sebelah kanan dan pulmonal pada sebelah kiri )
ICS V Mid Sternalis kiri ( area tricuspidalis atau ventrikel kanan )
ICS V Mid Clavikula kiri ( area Bicuspidalis )
c. Perkusi
Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara kasar, batas-batas
jantung normal adalah :
Batas atas : ICS II Mid sternalis
Batas bawah : ICS V
Batas Kiri : ICS V Mid Clavikula Sinistra
Batas Kanan : ICS IV Mid Sternalis Dextra
d. Auskultasi
Dengarkan BJ I pada ICS IV linea sternalis kiri BJ I Tricuspidalis, dan pada ICS V Mid
Clavicula/Apeks BJ I bicuspidalis: terdengar LUB lebih keras akibat penutupan katub mitral dan
tricuspidalis.
Dengarkan BJ II pada ICS II linea sternalis kanan BJ II Aortic, dan ICS II linea sternalis kiri BJ
II pulmonik, terdengar DUB akibat penutupan katup aorta dan pulmonal.
Dengarkan BJ III (kalau ada) terdengar di daerah mitral, pada awal diastolic terdengar LUB-
DUB-EE, BJ III terdengar normal pada anak-anak, dewasa muda dan orang hamil. Bila ada BJ
III pada orang dewasa yang disertai dengan oedema/dipsneu berarti abnormal. BJ III pada klien
decompensasi cordis disebut Gallop Rhythm, yang terjadi akibat getaran karena derasnya
pengisian ventrikel kiri dari atrium kiri, dari ruang sempit ke ruang yang lebih lebar.
Dengarkan adanya suara murmur, suara tambahan pada fase sistolik, diastolic akibat dari getaran
jantung atau pembuluh darah karena arus turbulensi darah.
Derajat Murmur : 1 : Hampir tidak terdengar
2 : Terdengar lemah
3 : Agak keras
4 : Keras
5 : Sangat keras
6 : Sampai stetoskop di angkat sedikit suara masih terdengar
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
Teknik pemeriksaan abdomen dengan urutan inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi, karena
palpasi dan perkusi dapat meningkatkan peristakltik usus.
Abdomen terbagi dalam 4 Kuadran atau 9 Regio :
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : Membusung, atau datar
Massa / Benjolan : pada derah apa dan bagaimana bentuknya
Kesimetrisan bentuk abdomen
Amati adanya scar, striae (tanda peregangan pada ibu hamil),
warna: Cullen's sign (warna kebiruan di umbilikus, karena perdarahan peritonium), Grey
Turner's sign (lebam/memar pada panggul, karena perdarahan retroperitoneal), bayangan
pembuluh darah vena, kalau terlihat pada bagian atas abdomen dan mengalir ke bagian yang
lebih atas berarti ada obstruksi vena porta hepatica, kalau tampak pada bagian bawah abdomen
menuju ke atas berarti ada obstruksi pada vena cava inferior, normalnya bila terlihat pembuluh
darah pada abdomen berasal dari bagian tengah menuju ke atas atau ke bawah, dan tidak terlihat
terlalu menonjol.
b. Auskultasi
Untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus. Catat frekuensinya dalam satu menit,
normalnya 5 35 kali per menit, bunyi peristaltic yang panjang dan keras disebut Borborygmi
biasanya terjadi pada klien gastroenteritis, dan bila sangat lambat (meteorismus) pada klien ileus
paralitik.
c. Palpasi
Menanyakan pada klien bagian mana yang mengalami nyeri.
Palpasi Hepar :
Atur posisi pasien telentang dan kaki ditekuk
Perawat berdiri di sebelah kanan klien, dan meletakan tangan di bawah arcus costae 12,
pada saat inspirasi lakukan palpasi dan diskripsikan :
- Ada atau tidak nyeri tekan, ada atau tidak pembesaran berapa jari dari arcus costae,
perabaan keras atau lunak, permukaan halus atau berbenjol-benjol, tepi hepar tumpul
atau tajam.
- Normalnya hepar tidak teraba.
gambar 3: Palpasi Hepar
Palpasi Lien :
Posis pasien tetap telentang, buatlah garis bayangan Schuffner dari midclavikula kiri ke
arcus costae- melalui umbilicus berakhir pada SIAS kemudian garis dari arcus costae
ke SIAS di bagi delapan. Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan nyeri tekan
terletak pada garis Scuffner ke berapa ? ( menunjukan pembesaran lien )
Palpasi Appendik :
Posisi pasien tetap telentang, Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc.
Burney yaitu dengan cara menarik garis bayangan dari umbilicus ke SIAS dan bagi
menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar titik Mc Burney : Bila ada nyeri tekan
,nyeri lepas dan nyeri menjalar kontralateral berarti ada peradangan pada appendik.
Palpasi Ginjal :
Dengan bimanual tangan kiri mengangkat ginjal ke anterior pada area lumbal posterior,
tangan kanan diletakan pada bawah arcus costae, kemudian lakukan palpasi dan
diskripsikan adakah nyeri tekan, bentuk dan ukuran.
Normalnya ginjal tidak teraba.
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Genetalia Pria
a. Inspeksi :
Amati penyebaran dan kebersihan rambut pubis
Kulit penis dan scrotum adakah lesi, pembengkakan atau benjolan
Lubang uretra adakah penyumbatan, lubang uretra pada bagian bawah (Hipospadia) lubang
uretra pada batang penis (Epispadia)
b. Palpasi
Penis : adakah nyeri tekan, benjolan, cairan yang keluar
Scrotum dan testis : Adakah benjolan, nyeri tekan, ukuran penis, testis normalnya teraba
elastis, licin dan tidak ada benjolan.
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
- Hidrocele : akumulasi cairan serosa diantara selaput visceral dan parietal pada tunika
vaginalis.
- Scrotal Hernia : Hernia dalam scrotum
- Spermatocele : Cysta epididimis, terbentuk karena, adanya obstruksi pada tubulus/
saluran sperma.
- Epididmal Mass/Nodularyti : Disebabkan adanya neoplasma benigna atau maligna,
syphilis ,atau tuberculosis.
- Epididmitis : Inflamasi atau infeksi oleh Escherichia coli, Gonorrhoe, atau
Mycobacterium tuberculosis.
- Torsi pada saluran sperma : Axil rotasi atau vuvulus pada saluran sperma diakibatkan
infarktion pada testis.
- Tumor testiscular : tumor pada testis penyebabnya multiple sifatnya biasanya tidak
nyeri.
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Amati daerah inguinal dan femoral, adakah pembengkakan. Sebelum palpasi, Anjurkan klien
berdiri dengan sebalah kaki, dengan sisi yang akan diperiksa agak ditekuk.Masukan jari
telunjuk ke dalam kulit scrotum dan dorong ke atas cincin inguina eksternal. Bila cincin
membesar suruh klien mengejan atau batuk, dengan cara ini hernia inguinalis akan teraba.
a) Pria
Posisikan pasien berbaring miring, atau berdiri membungkuk berdasarkan meja pemeriksaan
dan panggul fleksi.
Inspeksi :
1) Area sakrokoksigius. Kemungkinan terdapat kista pilonidal atau sinus.
2) Area perianal. Kemungkinan terdapat hemoroid, kutil, herpes, syangker, kanker.
Palpasi :
Palpasi kanul anus dan rektum dengan jari (menggunakan sarung tangan dan beri pelumas).
Kemudian raba pada:
1) Dinding rektum. kemungkinan terdapat kanker rektum atau polip.
2) Kelenjar prostat. kemungkinan terdapat hiperplasia benigna, kanker, prostatitis akut.
Kemudian cobalah mempalpasi bagian atas prostat untuk menilai ketidakteraturan atau nyeri
tekan , kemungkinan terdapat sekat rektal dari metastasis peritoneal; nyeri tekan pada
inflamasi.
b) Wanita
Baringkan pasien pada posisi litotomi atau berbaring miring.
Kemudian lakukan:
Inspeksi anus. kemungkinan terdapat hemoroid.
Palpasi kanul anus dan rektum. kemungkinan terdapat kanker rektum, serviks uterus normal
atau tampon (teraba melalui dinding rectum ).
Valgus
Varus
2. Palpasi
- Obsevasi Suhu dengan menggunakan punggung tangan
- Kelainan bentuk (Deformities)
- Crepitus (KREPP-it-us) karena pergerakan fragmen tulang pada fraktur
- Tenderness dan rasa tidak nyaman (nyeri)
3. Pergerakan Sendi (ROM)
a. ROM Aktif
- Jika terdapat injuri atau nyeri mulailah dari sisi yang normal terlebih dahulu
- Bandingkan kesimetrisan ROM diantara sendi
- Observasi nyeri, penurunan ROM, gerakan abnormal
b. ROM Pasif
Pemeriksa harus memegang dengan lembut tapi dengan kuat ekstremitas dan persendian
4. Uji Kekuatan Otot
- Jika nyeri atau ada injury, mulailah pada sisi normal.
- Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara
manual atau Manual Muscle Testing (MMT).
- Prosedur pelaksanaan MMT adalah sebagai berikut :
1. Pasien diposisikan sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan
kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot dan gerakan
mudah diobservasi.
2. Bagian tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian yang menghambat.
3. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.
4. Pasien mengontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen proksimal.
5. Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi, baik palpasi pada tendon.
6. Memberikan tahanan pada otot yang dapat bergerak dengan luas, gerak sendi penuh
dengan melawan grafitasi.
7. Melakukan pencatatan hasil MMT.Gunakan taxonomy dibawah ini ketika mencatat
dan melaporkan hasil uji kekuatan otot:
a) 5 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan
melawan tahanan maksimal. Normal
b) 4 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan
melawan tahanan sedang. Good
c) 3 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, melawan gravitasi, tanpa
tahanan. Fair
d) 2 : mampu bergerak dengan luas, gerak sendi penuh, tanpa melawan gravitasi.
Poor
e) 1 : tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi. Trace
f) 0 : kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi. Zero
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Menguji tingkat kesadaran
a. secara kualitatif
1. ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,
berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak
dalam satu kalimat. Misalnya aduh, bapak)
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat
diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari
mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
c. Pemeriksaan Brudzinski
1. Brudzinski I (Brudzinskis neck sign)
Pasien berbaring dalam sikap terlentang, tangan kanan ditempatkan dibawah
kepala pasien yang sedang berbaring , tangan pemeriksa yang satu lagi
ditempatkan didada pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala
pasien difleksikan sehingga dagu menyentuh dada. Brudzinski I positif bila
gerakan fleksi kepala disusul dengan gerakan fleksi di sendi lutut dan panggul
kedua tungkai secara reflektorik.
gambar 4: pemeriksaan tanda brudzinski I
2. Brudzinski II
Pasien berbaring terlentang. Tungkai yang akan dirangsang difleksikan pada sendi
lutut, kemudian tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul.
c. Refleks Pupil
i. Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak
memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk
melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur
ini pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil.
e. Tes warna
Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n. optikus.
Nervus V, Thrigeminus :
- Cabang optalmicus : Memeriksa refleks berkedip klien dengan menyentuhkan kapas
halus saat klien melihat ke atas
- Cabang maxilaris : Memeriksa kepekaan sensasi wajah, lidah dan gigi
- Cabang Mandibularis : Memeriksa pergerakan rahang dan gigi
Nervus X, Vagus
Memeriksa sensasi faring, laring, dan gerakan pita suara
b. Reflek trisep :
- Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar
dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan
bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku
- Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku
dan sedikit pronasi
- Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku
c. Reflek brachiradialis
- Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat
longgar di pangkuan pasien.
- Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari
pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan.
posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.
- Respons: - flexi pada lengan bawah
- supinasi pada siku dan tangan
gambar 7 reflek brachiradialis
d. Reflek patella
- posisi klien: dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang
- Cara : ketukan pada tendon patella
- Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris
e. Reflek achiles
- Posisi : pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan
berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang
lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak.
- Identifikasi tendon:mintalah pasien untuk plantar flexi.
- Cara : ketukan hammer pada tendon achilles
- Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius
2. Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski:
- Pesien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki diluruskan.
- Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki
tetap pada tempatnya.
- Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke
anterior
- Respon : posisitf apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari kaki dan
pengembangan jari kaki lainnya
b. Reflek chaddok
- Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis
dari posterior ke anterior
- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
c. Reflek schaeffer
- Menekan tendon achilles.
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
d. Reflek oppenheim
- Pengurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksiml ke distal
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
e. Reflek Gordon
- menekan pada musculus gastrocnemius (otot betis)
- Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
f. Reflek bing
g. Reflek gonda
- Menekan (memfleksikan) jari kaki ke-4, lalu melepaskannya dengan
cepat.
- Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya
(fanning) jari-jari kaki lainnya.
M.
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
( PSYSICAL ASSASSMENT )
BIODATA PASIEN
1. Nama : ...........................................................................................
2. Umur : ...........................................................................................
3. Jenis Kelamin : ...........................................................................................
4. No. Register : ...........................................................................................
5. Alamat : ..........................................................................................
6. Status : ..........................................................................................
5. Kekuarga terdekat : ..........................................................................................
6. Diaqnosa Medis : ..........................................................................................
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Saat Masuk Rumah Sakit : ........................................................
Saat Pengkajian : .........................................................
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal hingga di bawa ke RS secara
lengkap meliputi( PQRST ) :
a. P = Provoking atau Paliatif :
b. Q = Quality : .........................................
c. R = Regio : ....................................
d. S = Severity : .
e. T = Time : ..
C. Riwayat Penyakit Yang Lalu :
D. Riwayat Kesehatan Keluarga :
................................................................................................................
2. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
N Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
o Makan/Minum
1 Jumlah / Waktu Pagi : Pagi : .
Siang : . Siang : ..
Malam : .. Malam : .
2 Jenis Nasi : .. Nasi : ..........................
Lauk : .. Lauk : .........................
Sayur : . Sayur : .......................
Minum : Minum/ Infus : .........
3 Pantangan
4 Kesulitan
Makan /
Minum
5 Usaha-usaha
mengatasi
masalah
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Eliminasi BAB /BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi : . Pagi : ..
Siang : Siang :
Malam : Malam : .
2 Warna
3 Bau
4 Konsistensi
5 Masalah Eliminasi
6 Cara Mengatasi
Masalah
3 Upaya Mengatasi
Gangguan tidur
4 Hal Yang Memper-
mudah Tidur
5 Hal Yang Memper-
mudah bangun
e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
1. Tensi : e. BB : ................................
2. Nadi : f. TB : ................................
3. RR : G. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
4. Suhu : Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal / Gemuk )
e. KEADAAN UMUM
f. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
1. Integument
Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Jaringan parut ( + / - )
Warna Kulit :
Bila ada luka bakar lokasi : ............., dengan luas : ................ %
Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor / Kelenturan ( baik / jelek ), Struktur
( keriput /tegang ), Lemak subcutan ( tebal /
tipis ),Nyeri tekan ( + / - ) pada daerah.........................................
Identifikasi luka / lesi pada kulit
1. Tipe Primer
Makula ( + / - ), Papula ( + / - ) Nodule ( + / - ) Vesikula ( + / - )
2. Tipe Sekunder
Pustula ( + / - ), Ulkus ( + / - ), Crusta ( + / - ), Exsoriasi
( + / - ), Sear (+/-), Lichenifikasi ( + / - )
Kelainan- kelainan pada kulit :
Naevus Pigmentosus ( + / - ), Hiperpigmentasi ( + / - ),
Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),
Haemangioma ( + / - ), Angioma/toh ( + / - ), Spider
Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )
2. Pemeriksaan Rambut
a. Ispeksi dan Palpasi :
Penyebaran (merata / tidak), Bau . rontok ( + / - ),
warna .............Alopesia ( + / - ), Hirsutisme ( + / - ),
alopesia ( + / - )
3. Pemeriksaan Kuku
e. Inspeksi dan palpasi, warna . , bentuk..
kebersihan
4. Keluhan yang dirasakan oleh klien yang berhubungan dengan
Px. Kulit : .............................................................................................
g. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba (sama / tidak
sama). Lebih bergetar sisi ............................
h. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
i. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih / halus /
kasar ) Area Bronkovesikuler ( bersih / halus / kasar )
2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )
3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),
Pleural fricion rub ( + / - )
l. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Genetalia Pria
Inspeksi :
Rambut pubis (bersih / tidak bersih ), lesi ( + / - ), benjolan ( + / - )
Lubang uretra : penyumbatan ( + / - ), Hipospadia ( + / - ), Epispadia ( + / - )
Palpasi
Penis : nyeri tekan ( + / - ), benjolan ( + / - ), cairan ...............................
Scrotum dan testis : beniolan ( + / - ), nyeri tekan ( + / - ),
Kelainan-kelainan yang tampak pada scrotum :
Hidrochele ( + / - ), Scrotal Hernia ( + / - ), Spermatochele ( + / - ) Epididimal
Mass/Nodularyti ( + / - ) Epididimitis ( + / - ), Torsi pada saluran sperma ( + / - ), Tumor
testiscular ( + / - )
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Inguinal hernia ( + / - ), femoral hernia ( + / - ), pembengkakan ( + / - )
2. Pada Wanita
Inspeksi
Kebersihan rambut pubis (bersih / kotor), lesi ( + / - ),eritema ( + / - ), keputihan ( + / - ),
peradangan ( + / - ).Lubang uretra : stenosis /sumbatan ( + / - )
m. PEMERIKSAAN ANUS
1. Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )
Perineum : jahitan ( + / - ), benjolan ( + / - )
2. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus :
...........................................................................................................
n. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL ( EKSTREMITAS )
1. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (+ / -), fraktur (+ /-)
lokasi fraktur .., jenis fraktur kebersihan
luka.., terpasang Gib ( + / - ), Traksi ( + / - )
2. Palpasi
Oedem :
Lingkar lengan : .
o. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
Menilai respon membuka mata ..
Menilai respon Verbal .
Menilai respon motorik ..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
(Compos Mentis / Apatis / Somnolen / Delirium / Sporo coma / Coma)
2. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual muntah
( + / -) kejang ( + / -) penurunan tingkat kesadaran ( + / -)
3. Memeriksa nervus cranialis
Nervus I , Olfaktorius (pembau ) ..
Nervus II, Opticus ( penglihatan )...............
Nervus III, Ocumulatorius .....................
Nervus IV, Throclearis
Nervus V, Thrigeminus : - Cabang optalmicus : ...................
- Cabang maxilaris : .............................
- Cabang Mandibularis : ..........................
Nervus VI, Abdusen ..
Nervus VII, Facialis .............................
Nervus VIII, Auditorius ..........................
Nervus IX, Glosopharingeal .................................
Nervus X, Vagus ..
Nervus XI, Accessorius .................................
Nervus XII, Hypoglosal ..................................
c. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : .., Tingkah
laku yang menonjol :. Suasana yang
membahagiakan klien : Stressing yang
membuat perasaan klien tidak nyaman :
..................................................................
d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah pola komunikasinya
( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk diajak komunikasi ( ya / tdk ), Apakah
komunikasi klien jelas ( ya / tdk ), apakah klien menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).
e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon : Siapa orang yang
dekat dan dipercaya klien :
Bagaimanakah klien dalam berinteraksi ( aktif / pasif ), Apakah tipe kepribadian klien
( terbuka / tertutup ).
f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya :
g. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di
RS : .......................................................
2 Lapang persepsi
Baik Menurun Menyempit Kacau
3 Kemampuan
Mampu Mampu Tidak Tdk
menyelesaikan
dengan bantuan mampu ada tanggapan
masalah
4 Proses Berfikir
Mampu Kurang Tidak Alur fikiran
berkonsen mampu mampu kacau
trasi dan mengingat dan mengingat
mengingat berkonsentrasi dan
dengan berkonsentr
baik asi
5 Motivasi
Baik Menurun Kurang Putus asa
C. ANALISA ELEKTROLIT :
Natrium : ............................. ( N : 136 145 mmol / l )
Kalium : ............................. ( N ; 3,5 5,0 mmol / l )
Clorida : ............................. ( N : 98 106 mmol / l )
Calsium : ............................. ( N : 7.6 11.0 mg / dl )
Phospor : ............................. ( N : 2.5 7.07 mg / dl )
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG, CT-Scan, MRI, Endoscopy
dll.
I. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN :
................................................................................................................................