Anda di halaman 1dari 24

Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

MODUL BAHAN AJAR


ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN,
PERSALINAN DAN NIFAS DENGAN
PENYAKIT SISTEMIK DAN ENDEMIK

DISUSUN OLEH
Hj.ROSMAWATY HRP,SSiT,M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MEDAN PRODI
KEBIDANAN PADANGSIDIMPUAN
T.A 2016/2017

1
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

DAFTAR ISI

MODUL 1

Kata Pengantar ....................................................... 00


Daftar Isi ................................................................ 00

Modul JUDUL POKOK BAHASAN


Pendahuluan ...........................................................
(deskrips materi, relevansi,tujuanKD dan petunjuk belajar)

Pengantar ....................................................... 00
Indikator ....................................................... 00
Uraian materi....... 00
Latihan ........................................................... 00
Rangkuman ..................................................... 00

Tes F o m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
K u n c i J a w a b a n Tes F o r m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 00
Senarai/Glosarium .............................................. 00
Daftar Pustaka .................................................. 00

MODUL 1 :
ANEMIA, PENYAKIT HODGKIN 2

DAN KELAINAN KEKENTALAN DARAH


Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

D E S K R I P S I S I N G K AT

M a t a ku l i a h i n i m e m b e r i ke m a m p u a n p a d a m a h a s i s w i u n t u k
m e m a h a m i t e n t a n g a s u h a n ke b i d a n a n p a d a
ke h a m i l a n , p e r s a l i n a n d a n n i f a s d e n g a n p e n y a k i t d a r a h .

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Darah.Yaitu :

1 . Anemia

2 . Penyakit Hodgkin

3 . Kelainan kekentalan darah ( sindrom hughes )

TUJUAN PEMBELAJARAN

3
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

TUjuan
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi Materi
asuhan kebidanan pada ibu hamil,bersalin, nifas dengan penyakit darah , y a i t u :

1. Ane mia

2 . Penyakit Hodgkin

3 . Kelainan kekentalan darah ( sindrom hughes )

PETUNJUK BELAJAR

Pada modul ini terdiri dari 4 kegiatan belajar yang berisi materi berserta
latihan, rangkuman, tes for matif, dan glosarium. Untuk bisa me ngerjakan
latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap sub pokok bahasan
d e n g a n s e k s a m a . m a h a s i s w a a k a n m e m p e l a j a r i Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Darah.Yaitu :

1 . Anemia

2 . Penyakit Hodgkin

3 . Kelainan kekentalan darah ( sindrom hughes )

URAIAN MATERI

4
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

1. ANEMIA
Pengertian Anemia

Anemia sering disamakan dengan tekanan darah rendah. Anemia adalah suatu penyaki
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Tekanan darah rendah adalah
kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga
menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai keotak dan bagian tubuh lainnya.
Anemi dapat disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya perdarahan, penyakit darah,
penyakit-penyakit menahun, seperti TBC, malaria menahun, ankilostomiasis, atau karena
makanan tidak sempurna seperti kekurangan zat besi, vitamin, protein dan sebagainya. Anemia
kehamilan yakni ibu hamil dengan kadar Hb <11gr% pada trimester 1 dan III atau Hb < 10,5 gr
%.
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hemotokrit 35-
54% dan pada pria memiliki nilai normal (Hb) 13,5 gr% atau hematokrit 41%.

Etiologi Anemia

Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar 10-20%. Hal
ini banyak disebabkan defisiensi makanan yang memegang peranan yang sangat penting dalam
timbulnya anemia. Oleh sebab itu pula banyak anemia ditemukan pada negara-negara
berkembang dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju.
Menurut Hoo Swie Tjiong, frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%,
pseudoanemia 57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12gr/100ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb
rata-rata 12,3gr/ml dalam trimester 1, 11,3gr/100ml dalam trimester II, dan 10,8 gr/100ml dalam
trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi nyata dengan lanjutnya umur
kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat.

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :


5
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.
Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis,

menstruasi, ulser kronis dan trauma.

Patofisiologi Anemia

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi


yg makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat
45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan
meningkatnya sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal tiga
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldosteron.

Penyebab Anemia

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :


Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit : gangguan sistem imun, talasemia.
Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.

Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat perdarahan akut,


perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis dan trauma

Tanda dan Gejala Anemia

Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang
sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama

6
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Letargi
Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas

Kepala terasa ringan

palpitasi
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat
pemeriksaan yaitu :

Pucat pada membrane mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.

Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur


sistolik
Gagal jantung

Perdarahan retina
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :

Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi

Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.

Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.

Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.

Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell

Deformitas tulang : terjadi pada talasemia

Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari


defisiensi vitamin B12.
Garing biru pada gusi (Burtons line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer
sering terlihat pada pasien yang keracunan metal
7
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Klasifikasi Anemia

o Klasifikasi Anemia akibat Gangguan Eritropoieses


Anemia defisiensi Besi

Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel
darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblastik

Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek
pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di
sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
Anemia Aplastik

Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat
terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan
DNA serta gen.
Anemia Mieloptisik

Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor,
kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.

o Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel


Anemia mikrositik : jhonpenyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia

(gangguan Hb)
Anemia normositik : contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan

ginjal.
Anemia makrositik : penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi

alcohol, dan anemia megaloblastik.

8
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Penegakan diagnosa Anemia

Dalam melakukan penegakan diagnosa, tenaga kesehatan harus melakukan anamnesa


terlebih dahulu terhadap pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan Pemeriksaan darah sederhana
bisa menentukan adanya anemia. Fisik dan dilakukan pemeriksaan darah.
Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah
hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian
dari hitung jenis darah komplit (CBC).

Pencegahan dan Terapi Anemia

1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi


Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging,
ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hujau tua, kacang-
kacangan, tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet Fe( tambah darah)
3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti kecacingan,
malaria, dan penyakit TBC.
Pengaruh Anemia pada Kehamilan

1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan

Dapat terjadi abortus

Persalinan prematuritas

Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

Mudah terjadi infeksi

Ancaman dekoinpensasi kordis (Hb < 6 gr%)


9
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Mola Hidatidosa

Hiperemesis Gravidarum

Pendarahan antepartum

Ketuban pecah dini ( KPO )

b. Bahaya saat persalinan

Gangguan his kekuatan mengejan

Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi portus terlantai

Kala kedua berlangsung lama sehingga dapat melelehkan dan sering memerlukan
tindakan operasi kebidanan.

Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan pendarahan postpartum karena atonia uteri

Kala keempat dapat terjadi pendarahan post partum sekunder dan atonia uteri

c. Pada Kala nifas

Terjadi subinvolusi uteri menimbulkan pendarahan post partum

Memudahkan infeksi puerpertum

Pengeluaran ASI berkurang

Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

Anemia kala nifas

Mudah terjadi infeksi mainmae

2. Bahaya terhadap janin

Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk :


10
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Abortus

Terjadi kematian intro uterin

Persalinan prematuritas tinggi

Berat badan lahir rendah

Dapat terjadi cacat bawaan

Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinantal

2. PENYAKIT HODGKIN

1 Pengetian Limfoma Hodgkin


Penyakit Hodgkin adalah penyakit keganasan tanpa diketahui penyebabnya yang berasal
dari sistem limfatika dan terutama melibatkan sistem limfe. (Keperawatan Medikal Bedah 2,
2002 : hlm.957).
Limfoma Hodgkin adalah kanker jaringan limfoid, biasanya kelenjar limfe dan limfa.
Penyakit ini adalah salah satu kanker yang tersering dijumpai pada orang dewasa muda, terutama
pria muda. Terdapat empat klasifikasi penyakit Hodgkin, berdasarkan sel yang terlibat dan
apakah bentuk neoplasmanya nodular atau tidak. Dari penentuan stadium penyakit Hodgkin
sangat perlu dilakukan, karena dapat memberi petunjuk mengenai pengobatan dan sangat
mempengaruhi hasil akhir. Stadium-stadium awal penyakit Hodgkin, stadium I dan II, biasanya
dapat disembuhkan. Angka kesembuhan untuk stadium III dan IV cenderung masing-masing
adalah 75% dan 60%.

2 ETIOLOGI

11
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Penyebab pasti limfoma Hodgkin masih belum diketahui (idiopatik). Namun, orang yang
mengidap penyakit ini atau yang sudah mengalami remisi memperlihatkan mengalami penurunan
imunitas yang diperantarai oleh sel T. selain itu kelompok kelompok kasus sporadic
mengisyaratkan bahwa suatu virus, mungkin dari kelompok herpes, ikut berperan. Mungkin
terdapat kecenderungan genetic untuk mengidap penyakit ini. Diperkirakan aktivasi gen
abnormal tertentu mempunyai peran dalam timbulnya semua jenis kanker, termasuk limfoma.
Penyebabnya tidak diketahui, walaupun beberapa ahli menduga bahwa penyebabnya adalah
virus, seperti virus Epstein Barr dan penyakit ini tampaknya tidak menular. Namun terdapat
beberapa faktor risiko terkait timbulnya penyakit limfoma, yaitu :
Orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau yang mendapat terapi
imunosupresan memiliki risiko tinggi untuk timbulnya limfoma.
Orang yang sering kontak dengan herbisida atau pestisida, misalnya petani
Infeksi virus Epstien-Barr atau human T-cell lymphocytotropic virus (HTVL). HTVL
menyebabkan limfoma sel T
Genetik
Jenis kelamin

3 Patofisiologi
Sistem limfatik membawa tipe khusus dari sel darah putih (limfosit) melalui pembuluh
getah bening ke seluruh jaringan tubuh, termasuk sumsum tulang. Tersebarnya jaringan ini
merupakan suatu kumpulan limfosit dalam nodus limfatikus yang disebut kelenjar getah bening.
Limfosit yang ganas (sel limfoma) dapat bersatu menjadi kelenjar getah bening tunggal/dapat
menyebar di seluruh tubuh, bahkan hampir di semua organ. Hal ini dapat kita sebut sebagai
keganasan dari sistem limfotik atauLimfoma. Limfoma dibedakan berdasar jenis sel kanker
tertentu, yaitu limfoma hodgkin dan limfoma non hodgkin. Penyebab terjadinya limfoma
hodgkin tidak diketahui secara pasti, tapi terdapat beberapa faktor risiko terjadinya penyakit ini,
12
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

antara lain: orang yang terinfeksi HIV AIDS, orang yang terinfeksi virus epstein-barr(HTLV),
usia 15-40 th, >55 th, jenis kelamin laki-laki. Penyakit ini ditandai dengan adanya sel reed-
steinberg yang dikelilingi oleh sel radang pleomorf. Sel reed-steinberg ini memiliki limfosit
besar yang ganas yang lebih besar dari satu inti sel, yang bersifat patologis. Hal inilah yang
menjadi penanda utama limfoma hodgkin.

4 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan limfoma Hodgkin, antara lain :
1. Malam berkeringat
2. Unexplained berat badan
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Splenomegali
5. Hepatomegali.
6. Hepatosplenomegali.
7. Nyeri
8. Purpura
9. Ptekie
10. Pruritis
11. Demam

5 Penatalaksanaan medis

1. Operasi : cara yang sering ditemui berupa operasi limfoma gastro-intestinal ganas,
operasi limfoma sistem urin dan reproduksi ganas, operasi limfoma limpa ganas, dll.
13
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

2. Kemoterapi : obat kemo bisa membunuh sel tumor yang tumbuh dengan cepat,
merupakan cara pengobatan yang paling utama untuk limfoma.
3. Radioterapi : dengan menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk menyinari bagian tumor
untuk mencapai tujuan membunuh sel tumor.
4. Transplantasi sumsum tulang : Jika penyakit kembali kambuh setelah remisi dicapai
dengan kemoterapi inisial, maka kemoterapi dosis tinggi dan transplantasi sumsum tulang
atau sel induk perifer autologus (dari diri sendiri) dapat membantu memperpanjang masa
remisi penyakit. Karena kemoterapi dosis tinggi akan merusak sumsum tulang, maka
sebelumnya dikumpulkan dulu sel induk darah perifer atau sumsum tulang.

Penyakit hodgkin merupakan suatu jenis limfoma yang dekat pada leukomia dan
limfosarkoma. Tempatnya biasanya pada kelenjar-kelenjar leher dan mediastium. Dikenal 3
bentuk penyakit ini: granuloma, para-granuloma, dan sarkoma. Pada ketiga-tiganya selalu
ditemukan sel-sel reed-sternberg dalam kelenjar getah bening.
Kehamilan tidak jarang ditemukan pada penderita penyakithodgkin karena kesuburan
tidak tidak dipengaruhinya. Penyakit ini tidak mempengaruhi jalannya kehamilan dan persalinan,
dan tidak pula beralih kepada janin, walaupun kemungkinan ini tidak dapat diabaikan sama
sekali.
Pengobatan dengan obat-obat seperti digunakan pada leukemia, asal dalam dosis rendah,
tidak menyebabkan kelainan janin, sehingga dapat diberikan pula dalam trimester 1 (dosis tinggi
mengandung bahaya, sebaiknya diberikan setelah trimester 1). Apabila diberikan penyinaran
pada limfomanya, janin harus dilindungi sabaik-baiknya.

14
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

3. KELAINAN KEKENTALAN DARAH ( SINDROM HUGHES )

Sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah menjadi
kental. Sindrom yang dapat terjadi pada semua golongan usia ini pertama kali ditemukenali oleh
Hughes sehingga kelainan ini dinamakan sindrom Hughes (Hughes Syndrome) dan oleh karena
pada penderita sindrom ini ditemukan antibodi antifosfolipid di dalam darahnya, kelainan ini
juga disebut sebagai sindrom antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome/APS)

Antibodi antifosfolipid merupakan salah satu faktor risiko trombosis dimana darah di
dalam tubuh cenderung kental dan mudah membeku sehingga dapat menyebabkan sumbatan di
dalam pembuluh darah nadi (arteri) maupun pembuluh darah balik (vena). Keberadaan antibodi
terhadap fosfolipid ini dapat diketahui melalui pemeriksaan antibodi dalam darah dengan
mendeteksi adanya Antibody Anticardiolipin (ACA) dan Lupus Anticoagulan (LA). Adanya
antibodi ini pada seseorang tidak serta merta atau tidak secara absolut menunjukkan bahwa
akan terjadi pembekuan darah, namun kemungkinan terjadinya pembekuan darah akan lebih
besar daripada orang lain. Banyak individu dengan antibodi ini tidak mengalami sumbatan
pembuluh darah (trombosis), ada yang baru akan mengalami gejala akibat trombosis suatu saat
kemudian, namun ada pula yang menunjukkan gejala sindrom darah kental ini di usia muda.
Seseorang harus memenuhi beberapa kriteria tertentu untuk didiagnosis menderita sindrom darah
kental.

Terdapat sejumlah penyebab kecenderungan terjadinya pembekuan darah selain sindrom


ini. Perlu pula diketahui faktor lain yang dapat menimbulkan trombosis seperti merokok,
imobilisasi (tirah baring lama akibat sakit, perjalanan panjang dengan kendaraan/pesawat lebih
dari 6 jam, dan sebagainya), dehidrasi, obat kontrasepsi hormonal, dan penyakit autoimun lain.
Selain itu, terdapat kecenderungan genetik atau keturunan dalam kasus darah kental.

Akibat darah kental, pasokan darah yang membawa oksigen, zat-zat nutrisi, dan lain-lain
ke organ dan jaringan di dalam tubuh dapat berkurang bahkan terhenti sama sekali, -tergantung
pada tingkat keparahan kelainan tersebut-, sehingga menimbulkan gangguan pada berbagai organ
di dalam tubuh. Gejala pada otak berupa sakit kepala atau migren berulang, vertigo, kejang, daya
ingat menurun, bahkan strok yang tidak lazim pada usia 40-an.

Gejala pada mata dapat menyebabkan penglihatan kabur hingga buta mendadak. Pada
telinga dapat terjadi pendengaran berkurang bahkan tuli mendadak. Gejala pada jantung dapat
15
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

berupa serangan jantung. Organ lain seperti ginjal, hati, paru-paru juga dapat mengalami
trombosis, demikian pula pada kulit dan vena dalam di lengan atau kaki.

Khusus pada perempuan, sindrom ini dapat menyebabkan kesuburan berkurang,


keguguran berulang, janin tidak berkembang bahkan meninggal dalam kandungan, preeklamsia-
eklamsia, dan trombosis vena kaki pada saat mulai menggunakan alat kontrasepsi hormonal
(misalnya pil KB). Pada masa kehamilan darah secara alamiah menjadi sedikit lebih kental
dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini ditambah dengan adanya antibodi antifosfolipid akan
menyebabkan darah sulit mencapai pembuluh-pembuluh darah kapiler yang kecil di ari-ari
(plasenta), mengakibatkan aliran darah ke janin berkurang sehingga dapat terjadi keguguran dan
kematian janin.

Sindrom darah kental dapat diobati. Obat-obatan yang lazim digunakan adalah Aspirin
dosis rendah (75-100 mg/hari), Warfarin, dan Heparin (Unfractionated Heparin/UFH atau Low
Molecular Weight Heparin/LMWH). Aspirin dosis rendah efektif untuk mengurangi kelengketan
trombosis, sedangkan Warfarin dan Heparin bermanfaat untuk mengencerkan darah
(antikoagulan).

Warfarin berupa tablet yang diminum. Dosis Warfarin yang diberikan pada penderita
ditentukan secara uji coba dengan titrasi sampai didapatkan dosis yang dapat membuat darah
menjadi encer tetapi tidak menyebabkan komplikasi perdarahan. Pengukuran yang digunakan
adalah International Normalized Ratio/INR) yang membandingkan darah pasien dengan darah
normal, semakin tinggi rasio, darah semakin kurang kental (semakin encer). Pengukuran INR
tersebut dilakukan secara berkala dan dicatat dalam kartu catatan khusus mengenai dosis
antikoagulan dan hasil INR. Umumnya diharapkan target INR antara 2-3.

Heparin, baik UFH maupun LMWH, diberikan lewat suntikan/injeksi. LMWH dapat
disuntikkan sendiri oleh penderitanya dengan mudah menggunakan jarum suntik kecil yang telah
tersedia dalam paket obatnya. Heparin digunakan pada tiga kondisi utama, yakni segera setelah
terjadinya trombosis karena mula kerjanya cepat, menjelang operasi atau melahirkan karena
kerja obat dapat dihentikan dan dimulai lebih cepat daripada Warfarin, dan digunakan bila
diperlukan pada kehamilan karena Warfarin dapat berbahaya dan bersifat racun bagi
perkembangan janin pada masa kehamilan tertentu.

Bila kontrol dengan obat yang tepat tercapai, penderita sindrom darah kental dapat kembali
hidup normal.
16
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka kerjakanlah soal berikut
ini.

1. Apakah Pengertian dari Anemia :


2. Penyebab terjadinya Anemia
3. Tanda Dan Gejala Anemia
4. Apakah Pengertian dari penyakit hodgkin :
5. Penyebab terjadinya penyakit hodgkin
6. Tanda Dan Gejala penyakit Hodgkin
7. Apakah Pengertian dari Sindrom Hughes
8. Penyebab terjadinya Sindrom Hughes
9. Tanda Dan Gejala Sindrom Hughes

RANGKUMAN
Anemia sering disamakan dengan tekanan darah rendah. Anemia adalah suatu penyaki
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal. Tekanan darah rendah adalah
kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh sehingga
menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai keotak dan bagian tubuh lainnya.

Anemi dapat disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya perdarahan, penyakit darah,
penyakit-penyakit menahun, seperti TBC, malaria menahun, ankilostomiasis, atau karena
makanan tidak sempurna seperti kekurangan zat besi, vitamin, protein dan sebagainya. Anemia
kehamilan yakni ibu hamil dengan kadar Hb <11gr% pada trimester 1 dan III atau Hb < 10,5 gr
%.
17
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12-15 gr% dan hemotokrit 35-
54% dan pada pria memiliki nilai normal (Hb) 13,5 gr% atau hematokrit 41%.

Penyakit hodgkin merupakan suatu jenis limfoma yang dekat pada leukomia dan
limfosarkoma. Tempatnya biasanya pada kelenjar-kelenjar leher dan mediastium. Dikenal 3
bentuk penyakit ini: granuloma, para-granuloma, dan sarkoma. Pada ketiga-tiganya selalu
ditemukan sel-sel reed-sternberg dalam kelenjar getah bening.
Kehamilan tidak jarang ditemukan pada penderita penyakithodgkin karena kesuburan
tidak tidak dipengaruhinya. Penyakit ini tidak mempengaruhi jalannya kehamilan dan persalinan,
dan tidak pula beralih kepada janin, walaupun kemungkinan ini tidak dapat diabaikan sama
sekali.
Pengobatan dengan obat-obat seperti digunakan pada leukemia, asal dalam dosis rendah,
tidak menyebabkan kelainan janin, sehingga dapat diberikan pula dalam trimester 1 (dosis tinggi
mengandung bahaya, sebaiknya diberikan setelah trimester 1). Apabila diberikan penyinaran
pada limfomanya, janin harus dilindungi sabaik-baiknya.

Sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah menjadi
kental. Sindrom yang dapat terjadi pada semua golongan usia ini pertama kali ditemukenali oleh
Hughes sehingga kelainan ini dinamakan sindrom Hughes (Hughes Syndrome) dan oleh karena
pada penderita sindrom ini ditemukan antibodi antifosfolipid di dalam darahnya, kelainan ini
juga disebut sebagai sindrom antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome/APS)

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal berikut ini.

1. Berikut ini merupakan penyakit yang tidak disertai dengan


pembesaran limpa, ..
18
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

a. anemia aplastik dan MDS


b. anemia hemolitikum
c. anemia aplastik dan myeloma multiple
d. anemia megaloblastik dan MDS
2. Anemia karena kekurangan vitamin B12 dan folat memberikan
gambaran eritrosit yang makrositik dan inti yang belum matur
disertai dengan sitoplasma yang maturHal ini dikarenakan..
a. adanya gangguan sintesis DNA pada inti
b. folat dan vit B12 tidak tersedia sehingga sintesis DNA tidak
terjadi secara normalc. adanya produksi berlebihan dari sumsum
tulang akibat kekurangan zat gizi
d. adanya kelainan pada sumsum tulang sehingga sintesis tidak
berlangsung normal
3. Berikut ini penyebab anemia makrositik nonmegaloblastik,
kecuali
a. Alkoholisme
b. Penyakit Liver
c. Defisiensi Kobalamin
d. Anemia Aplastik
e. Retikulositosis
4. Anemia yang ditandai dengan sel darah merah di perifer yang
besar-besar dan MCV>92fL adalah anemia
a. Mikrositik
b. Makrositik
c. Megaloblastik
d. Nonmegaloblastik
e. Defisiensi Besi
5. Dibawah ini merupakan peran besi dalam tubuh kita, kecuali...
a. Sebagai donor proton dan elektron
b. Mengkatalisis H2O2 menjadi radikal bebas
c. Komponen enzim ligase
d. Komponen enzim katalase
e. Komponen myoglobin

6. Apakah pengertian dari limfoma ?


a. Yaitu kanker yang berkembang dalam system getah bening, yang
merupakan bagian dari system kekebalan tubuh

19
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

b. Yaitu kanker yang berkembang dalam system getah bening, yang bukan
merupakan bagian dari system kekebalan tubuh
c. Yaitu kanker yang berkembang dalam tubuh dewasa
d. Yaitu kanker yang berkembang dalam tubuh dewasa yang menyerah system saraf
e. Yaitu kanker yang berkembang dalam tubuh dewasa yang menyerah system saraf
dan system kekebalan tubuh
7. Ada beberapa indikasi bahwa bahan kimia tertentu, seperti :
a. Insektisida dan bahan pengawat kayu
b. Bahan pengawet makanan dan bahan insektisida
c. Pengawet kayu dan cat kayu
d. Insektisida dan borax
e. Borax dan pengawet makanan
8. Dengan apakah penyakit limfoma Hodgkin dapat diobati ?
a. Kemoterapi
b. Fisioterapi
c. Psikoterapi
d. Dengan perobatan dari dokter
e. Dengan terapi yang menggunakan laser
9. Gejala awal penyakit limfoma kelenjar getah bening Hodgkin yang tersering adalah
a. Pembengkakan kelenjar limfe simetrik yang tidak nyeri
b. Pembengkakan kelenjar limfe asimetrik yang tidak nyeri
c. Pembengkakan kelenjar yang tidak nyeri
d. Pembengkakan kelenjar limfe asimetrik tanpa nyeri
e. Pembengkakan kelenjar limfe simetrik tanpa nyeri
10. Manifestasi klinis pada klien dengan limfoma Hodgkin, antara lain :
a. Malam berkeringat
20
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

b. Unexplained berat badan


c. Pembengkakan kelenjar getah bening
d. Pruritis
e. Semua Benar

11. Sindrom hughes adalah


a. Suatu kelainan kesehatan yang ditandai dengan kecenderungan penggumpalan
darah yang berlebihan, baik di pembuluh darah arteri maupun vena
b. Suatu kelainan kesehatan yang ditandai dengan kecenderungan penggumpalan darah
yang berlebihan, baik di pembuluh darah arteri
c. Suatu kelainan kesehatan yang ditandai dengan pengenceran darah yang berlebihan,
baik di pembuluh darah arteri maupun vena
d. Suatu kelainan kesehatan yang ditandai dengan kecenderungan pengenceran yang
berlebihan
e. Suatu kelainan kesehatan yang ditandai dengan kecenderungan pengenceran yang
berlebihan di arteri

12. Sindrom darah kental dapat diobati. Obat-obatan yang lazim digunakan adalah
Aspirin dosis rendah..

A. (75-100 mg/hari)
B. (85-100 mg/hari)
C. (65-100 mg/hari)
D. (50-100 mg/hari)
E. (55-100 mg/hari)

13. Sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan


21
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

A. Darah menjadi kental


B. Darah menjadi membeku
C. Darah menjadi mencair
D. Darah menjadi menggumpal
E. Darah menjadi mengalir

14. Khusus pada perempuan, sindrom ini dapat menyebabkan, kecuali


A. kesuburan berkurang
B. keguguran berulang
C. janin tidak berkembang bahkan meninggal dalam kandungan,
D. preeklamsia-eklamsia dan trombosis vena kaki pada saat mulai menggunakan alat
kontrasepsi hormonal (misalnya pil KB).
E. Janin mengalami kecacatan
JA
15. Heparin digunakan pada beberapaWA kondisi utama yakni, kecuali
BA
A. segera setelah terjadinya trombosis karena mula kerjanya cepat
N
B. menjelang operasi atau melahirkanTEkarena kerja obat dapat dihentikan dan dimulai
lebih cepat daripada Warfarin S
C. digunakan bila diperlukan pada FO kehamilan karena Warfarin dapat berbahaya dan
RM
bersifat racun bagi perkembangan janin pada masa kehamilan tertentu
ATI
D. digunakan selalu pada kehamilan F karena Warfarin tidak berbahaya dan tidak
bersifat racun bagi perkembangan janin pada masa kehamilan tertentu
E. menjelang operasi

22
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

1. B
2. A
3. D
4. E
5. A
6. A
7. A
8. A
9. B
10. E
11. A
12. A
13. A
14. E
15. D

A.
B. GLOSARIUM/SENARAI
C.

HTLV : virus epstein-barr


INR : International Normalized Ratio

23
Mata Kuliah: Asuhan kebidanan Pada Kehamilan,Persalinan dan Nifas dengan Penyakit Sistemik

dan Penyakit Endemik

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede.1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid I, EGC Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid I, EGC Jakarta.


Manuaba, Ida Bagus Gede.1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid I, EGC Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai