Anda di halaman 1dari 62

KLASIFIKASI TANAH

TIM PENGASUH
M.K. DASAR-DASAR ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIN UNPAD


Tunjukkan sistem klasifikasimu, agar
saya dapat menunjukkan sejauhmana
kamu mendalami masalah-masalah
penelitianmu
Kubiene (1948)
Ahli Fisika Amphere

Klasifikasi yang baik dan ilmiah, baru


dapat dibuat bila orang mengetahui segala
sesuatunya tentang benda yang
diklasifikasikan
Pendahuluan
Klasifikasi tanah adalah usaha untuk
membeda-bedakan tanah berdasarkan
atas sifat-sifat yang dimilikinya
Sangat penting. Kenapa?
Tanah yang berbeda memerlukan perlakuan
(pengelolaan) yang berbeda pula
TUJUAN KLASIFIKASI
Mengorganisasi (menata) tanah
Mengetahui hubungan individu tanah satu sama lain
Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah
Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan tertentu;
Menaksir sifat-sifatnya

Menentukan lahan-lahan terbaik (prime land)

Menaksir produktivitasnya

Untuk penelitian kemungkinan eksplorasi

Mempelajari hubungan-hubungan dan sifat-sifat tanah


yang baru
BEBERAPA DEFINISI
Kelas; Kelompok individu dgn sifat2 ttt yang sama.
Takson (Taksa): suatu kelas pada tk taksonomik
(pengelompokan) ttt. Atau kelas pd kategori ttt.

Kategori: suatu susunan taksa berdasarkan sifat pembeda pd


masing2 tk klasifikasi, terdiri dari semua kelas.
Sifat-sifat Pembeda: sifat2 tanah yang digunakan sbg
pembeda untuk mengelompokkan individu2 tanah.
Sifat Kategori Berganda (Multiple): sistem kategori
secara hierarkis.
ASAS KLASIFIKASI TANAH
Asas Genetik Asas Sifat
(Genetic thread Pembeda Makin
principle) Bertambah
(Principle of
accumulating
differentia)

Pembatasan Asas
Asas Menyeluruh Bebas
Kategori Taksonomik (Ceiling of independence
(Principle of wholeness
principle)
of taxonomic categories)
Klasifikasi Alami Vs Klasifikasi Teknis
Klasifikasi tanah yang Klasifikasi tanah yang
didasarkan atas sifat didasarkan atas sifat-
tanah yang dimilikinya sifat tanah yang
tanpa menghubungkan mempengaruhi
dengan tujuan kemampuan tanah
penggunaan tanah tsb untuk penggunaan-
Gambaran dasar (sifat penggunaan tertentu
fisik, kimia, mineralogi) Sebutan Klasifikasi
Sebutan Klasifikasi Kemampuan atau
Tanah kesesuaian lahan
PE R K E M B A N G A N S I S T E M K LA S I F I K A S I T A N A H
D I D UN IA

5 (L IM A) P E R IO D E

K L A S IF IK A S I TE K N IS

Th aer (1 8 5 3 )

F allou (1 8 6 2 )

R ich th ofen (1 8 8 6 )

D ITE M U K A N N YA P E D O L O G I

D ok u c h aev (1 8 8 3 )

S ib erstsev - G lin ka

A M E R IK A A W A L

R u ffin (1 8 3 2 )

H ilg ard (1 8 3 3 -1 9 0 6 )

M ilton W h itn ey (1 9 0 9 )

A M E R IK A P E R TE N G A H A N

M arb u t (1 9 3 5 )

B ald win , K ellog , & Th orp (1 9 3 8 )

K U A N TITA TIF M O D E R N

Th orp & S m ith (1 9 4 9 )

R iec k en & S m ith (1 9 4 9 )

S oil S u rvey S taff (1 9 7 5 )


KLASIFIKASI TANAH MARBUT (1935)
Kategori 6 Pedalfers Pedocals
Kategori 5 Tanah-tanah berasal dari Tanah-tanah berasal dari
cumminuted secara mekanis cumminuted secara mekanis
Tanah-tanah berasal dari
bahan dekomposisi siallitik
Tanah-tanah berasal dari
bahan dekompisisi allitik
Kategori 4 Tundra Chernozem
Podzols Tanah Coklat Gelap
Podsolik Coklat Kelabu Tanah Coklat
Tanah Merah Tanah Kelabu
Tanah Kuning Tanah Pedocalik
Tanah Lateritik
Tanah Laterit
Kategori 3 Kelompok Tanah matang tetapi Kelompok Tanah matang tetapi
seri-seri tanah terkait seri-seri tanah terkait
Tanah Rawa Tanah Rawa
Tanah Glei Tanah Glei
Rendzina Rendzina
Tanah Aluvial Tanah Aluvial
Tanah belum matang pada Tanah belum matang pada
lereng lereng
Tanah Bergaram Tanah Bergaram
Tanah Alkali Tanah Alkali
Tanah Gambut Tanah Gambut
Kategori 2 Seri-seri Tanah Seri-seri Tanah
Kategori 1 Satuan atau Tipe Tanah Satuan atau Tipe Tanah
P
ERK
EMB
ANG
ANK
LAS
IF
IK
ASIT
ANA
HDIIN
DON
ESIA

B
ERD
IR
IN
YAP
PT1
905 S
EJ
AK T
H1955 K
ONGRESK
E-5H
IT
IDIME
DAN
MODIF
IK
ASI 7-1
0DE
S EM
BE
R 19
89

M
oh
r(1
910-1
916
) D
ud
al-S
up
ra
pto
hard
jo(1
957
)

T
olle
naa
r(1
932
) fa
o/u
nes
co(1
974
)

D
ru
if(1
936
) S
oilT
ax
ono
my(1
975
) K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
983
) K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
987
) K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
990
)

K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
992
)

K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
994
)

K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
996
)

K
eyT
oSo
ilT
ax
ono
my(1
998
)
Soil Classification
Based on 5 factors of soil formation
Pedon
- 1-10 m2
- large enough to permit study of horizons,
chemistry; too small for mapping
Polypedon
- approximates a series (16,000 in U.S.)
- a grouping of similar, contiguous pedons
- constitutes a mapping unit
7th approximation - Soil Taxonomy
soils as natural bodies capable of classification (vary
systematically)
classification based on extant properties, not presumed genesis
systematic nomenclature

Diagnostic Horizons - characterize an order or


suborder
Surface horizons (epipedons) -
Mollic (A) - Thick, dark colored, high base
saturation, strong structure; Diagnostic for Mollisols
Umbric (A) - Same as Mollic, except low base
saturation
Ochric (A) - Light colored, low organic content,
may be hard and massive when dry
Histic (O) - Very high in organic content, wet
during some part of year diagnostic for Histosols
Subsurface horizons
Argillic (Bt)
- Silicate clay accumulation
Natric (Btn)
- Argillic, high in sodium, columnar or prismatic
structure
Spodic(Bhs or Bs)
- Organic matter and/or Al and Fe oxide accumulation
Cambic (B)
- Changed or altered by physical movement or
by chemical reactions; characteristic Inceptisols
Oxic (Bo)
Fragipan (x)
- Brittle pan, usually loamy textured, weakly cemented
(Spodosols)
Calcic - (k)
- Accumulation of CaCO3 or CaMg(CO3)2 - "calicheusually in
Aridisols or Mollisols
Gypsic (y)
- Accumulation of Gypsum; only in arid soils
Albic (E)
- Light colored, clay, Fe and Al oxides mostly removed
PERBANDINGAN KLASIFIKASI (Tumbuhan - Tanah)

KATEGORI NAMA KATEGORI NAMA

Phylum : Pteridophyta Order : Alfisol


Kelas : Angiospermae Suborder : Udalf
Subkelas : Dicotyledoneae
Great Group: Hapludalf
Ordo : Rosales
Subgroup : Typic Hapludalf
Famili : Leguminoseae
Genus : Trifolium Family : Fine loamy,
Species : Trifolium mixed, mesic
repens Seri : Miami
(Phase) : Tererosi
HORISON PENCIRI
EPIPEDON
HORISON BAWAH PENCIRI
HORISON PENCIRI UNTUK TANAH
ORGANIK
PENCIRI KHUSUS
REGIM TEMPERATUR
REGIM KELEMBABAN
EPIPEDON
E. HISTIK : b.o > 20%
E. MOLLIK : b.o > 1%; warna lembab/value > 3,5 tebal
18 cm atau lebih; KB > 50%
E. UMBRIK : spt mollik tetapi KB < 50%
E. ANTHROPIK : spt mollik tetapi > 250 ppm P2O5 larut
dlm asam sitrat
E. OCHRIK : warna terang value > 3,5; b.o < 1% atau
keras-sangat keras & masif
E. PLAGGEN : Tebal > 50 cm, hitam, terbentuk krn
pemupukan organik yg terus menerus
+ HORISON ARENIK : banyak pasir tebalnya > 50 cm
terletak diatas hor. argilik
+ HORISON GLOSSARENIK : spt arenik, tetapi
tebalnya > 100 cm
HORISON BAWAH PENCIRI
H. AGRIK : di bwh lap olah terdapat akumulasi debu, liat & humus
H. ALBIK : Hor berwarna pucat (A2) warna value lembab > 5
H. ARGILIK : Hor penimbunan liat (B, paling sedikit 1,2 X liat diatasnya);
selaput liat
H. KALSIK : tebal > 15 cm, CaCO3 atau MgCO3 tinggi
H. KAMBIK : Indikasi lemah adanya argilik/spodik tdk memenuhi syarat
utk kedua hor tsb
H. GIPSIK : Gipsum (CaSO4)
H. NATRIK : Hor argilik Na
H. OKSIK : tebal > 30 cm, KTK (NH4OAc) < 16 me/100 g liat, KTK eff < 12
me/a00 g liat
H. PETROKLASIK: Hor kalsik yang mengeras
H. PETROGIPSIK : Hor gipsik yang mengeras
H. SALIK : tebal > 15 cm, banyak garam2 sekunder mdh larut
H. SOMBRIK : Hor berwarna gelap, sifat spt epi umbrik, terjadi iluviasi
humus tanpa Al & tdk terletak di bawah hor albik
H. SPODIK : Hor iluviasi sesquioksida bebas & b.o
H. SULFURIK : Hor sulfat masam (cat clay); pH < 3,5, karatan --jerosit
H. KANDIK : Spt argilik tetapi KTK (NH4OAc) < 16 me/100 g liat, KTK eff <
12 me/a00 g liat
HORISON PENCIRI
UNTUK TANAH ORGANIK

BAHAN FIBRIK : b.o. kasar > 2/3


BAHAN HEMIK : b.o. kasar 1/3 - 2/3
BAHAN SAPRIK : b.o. kasar < 1/3
BAHAN HUMILLUVIK : iluviasi humus
setelah lama digunakan cocok taman
BAHAN LIMNIK : endapan organik/anorganik
dari mahluk hidup di air
PENCIRI KHUSUS

KONKRESI KROTOVINAS
PADAS (PAN) PLINTIT
ORTERDE SLICKENSIDE
ORSTEIN SELAPUT LIAT
FRAGIPAN (CLAY SKIN)
DURIPAN KONTAK LITHIK
PADAS LIAT (CLAY KONTAK
PAN) PARALITHIK
REGIM TEMPERATUR
PERGILIC - Suhu tanah rata2 thn < 0oC
CRYIC - Suhu tanah rata2 thn 0o - 8oC, m.panas < 15oC
FRIGID - Suhu tanah rata2 thn 0o - 8oC, m.panas > 15oC
MESIC - Suhu tanah rata2 thn 8o - 15oC
THERMIC - Suhu tanah rata2 thn 15o - 22oC
HYPERTHERMIC - Suhu tanah rata2 thn > 22oC
ISO (FRIGID, MESIC, THERMIC, HYPRETHERMIC)
- Perbedaan suhu tanah rata2 m.panas dan m.dingin < 5oC
TROPIC - Sifat iso & suhu tanah rata2 thn > 8o (iso mesic atau lebih
panas)
REGIM KELEMBABAN
AQUIC Tanah jenuh air reduksi karatan, kroma rendah
ARIDIC / TORIC Kering > 6 bln (bila tanah tdk pernah
beku). Tdk pernah lembab > 90 hr berturut-turut atau lebih
setiap tahun

PERUDIC CH setiap bln selalu > evapotranspirasi


UDIC Tdk pernah kering 90 hr (kumulatif) setiap thn
USTIC Kering >90 hr (kumulatif) setiap thn, tetapi < 180 hr
XERIC hanya di mediteran, setiap thn kering > 45 hr
berturut-turut di m.panas, dan lembab > 45 hr berturut-turut di
m.dingin
TATA NAMA
NAMA ORDER AKHIRAN UNTUK ARTI ASAL KATA
KATEGORI LAIN

ALFISOL ALF dari Al - Fe


ARIDISOL ID Eridus, sangat kering
ENTISOL ENT dari Recent
HISTOSOL IST Histus, jaringan
INCEPTISOL EPT Inceptum, permulaan
MOLLISOL OLL Mollis, lunak
OXISOL OX Oxide, oksida
SPODOSOL OD Spodos, abu
ULTISOL ULT Ultimus, akhir
VERTISOL ERT Verto, berubah
ANDISOL AND Ando, tanah hitam
GELISOL GLEI Gleik,
Contoh:
Ordo :
Ultisol (ultus=akhir, perkembangan tanah pada
tingkat akhir).
Subordo :
Udult (udus=humida, lembab, tidak pernah kering)
Great group :
Fragiudult (fragifan=padas rapuh, ditemukan
fragipan)
Subgroup :
Aquic Fragiudult (aqua=air, kadang-kadang jenuh
air)
Famili :
Aquic Fragiudult, halus, kaolinit, isohipertermik
(halus=besar butir tanah halus/berliat halus;
kaolinitik=mineral liat yang dominan; adalah kaolinit;
isohipertermik=suhu tanah > 22 0C, perbedaan suhu
musim panas dan musim dingin < 5 0C
Seri : Granada (pertama kali ditemukan di daerah Granada)
Penciri Utama
Ordo
Horizon Penciri Sifat-sifat Penciri lain
Alfisol Horison argilik KB >35 %, pada kedalaman 180
cm

Andisol Mempunyai sifat-sifat tanah


andik

Aridisol Regim kelembaban tanah


aridik (sangat kering)

Entisol Hanya ada epipedon ochrik, albik -


atau histik

Gelisol - Mempunyai sifat gelik


(membeku sepanjang tahun)

Histosol Epipedon histik tebalnya > 40 cm -

Inceptisol Horison kambik -

Mollisol Epipedon mollik KB (NH4OAc pH 7) seluruh


solum > 50%

Oxisol Horison oksik -

Spodosol Horison spodik -

Ultisol Horison argilik KB rendah (< 35%), pada


kedalaman 180 cm

Vertisol - Sifat vertik (mengembang-


mengkerut) > 30% liat
Classification Categories
Faktor Pembeda:
ada atau tidaknya Horison Penciri
serta jenis (sifat)nya

Order 12 Faktor Pembeda:


Keseragaman genetik

Suborder 64
Faktor Pembeda:
Kesamaan jenis, tingkat perkembangan,
Great Group 317 Susunan horison; KB, regim suhu, kelembaban
Pendiri lain: plinthite, fragipan, duripan.
Subgroup 1,200
Faktor Pembeda:
Family 6,600 - Sifat inti great group
- Sifat tanah peralihan ke GG, Subordo, ordo
Series 17,000 - Sifat tanah peralihan ke bukan tanah

Jenis & susunan horison, warna, Faktor Pembeda:


Tekstur, struktur, konsistensi, Sifat2 tanah yang penting utk pertanian &
pH di setiap horison, sifat kimia engineering, Mis:
-Sebaran besar butir, susunan mineral (liat),
& mineral di setiap horison -Regim tremperatur pd ked. 50 cm
Sub Order
Emphasize similar genesis
Especially wetnesss, temperature

Entisols Vertisols
Inceptisols Aridisols
Mollisols Spodosols
Alfisols
Histosols
Ultisols
Andisols
Oxisols
Gelisols
Entisols
Entisols are soils of recent
origin.
These are soils developed in
unconsolidated parent material
They usually have no genetic
horizons except an A horizon
All soils that do not fit into one of
the other ten orders are Entisols
Parent Material may be
refreshed, interupting soil
development (floodplains)
Typical of sandy, wet or dry
areas
Inceptisols
Inceptisols are soils that exhibit
minimal horizon development
They are more developed than
Entisols, having a Cambic
horizon
They still lack the features that
are characteristic of other soil
orders
Inceptisols are widely distributed
and occur under a wide range of
environmental settings.
They are often found on fairly
steep slopes, young geomorphic
surfaces, and on resistant parent
materials. Eutrochrept asal Northen Micigan
Mollisols
Mollisols are the soils of grassland
ecosystems.
They have a thick, soft, dark surface
called a mollic epipedon
This dark, fertile surface horizon results
from addition of organic materials from
plant roots.
They have high base saturation and
good crumb structure
Mollisols occur in the middle latitudes
in prairie regions such as the Great
Plains.
Mollisols are among some of the most
productive agricultural soils in the
world.

Endoaquol asal Illinois


Alfisols
Alfisols are forest soils that have
relatively high native fertility
These soils are well developed
and contain an argillic
subsurface horizon in which
clays have accumulated
The argillic horizon has greater
than 35% base saturation
Alfisols are mostly found in
temperate humid and subhumid
regions of the world
This, along with the native
fertility, allows Alfisols to be very
productive soils for agriculture Udalf asal Southern Michigan
and silviculture
Ultisols
Ultisols are acid forest soils with
relatively low native fertility
They have an acidic argillic horizon with
less then 35% base saturation
They are found in warm, humid
temperate and tropical areas of the
world, typically on old, stable
landscapes
The dominant clay is usually kaolinite
They often have a yellowish or reddish
color due to the formation of Fe oxides
Ultisols cannot be used for continuous
agriculture without the use of fertilizer
and lime.

Udult asal North Carolina


Oxisols
Oxisols are very highly
weathered soils that are found
primarily in tropical regions
They contain few weatherable
minerals and are rich in Fe and Al
oxide (oxic horizon)
Oxisols have an extremely low
level of native fertility, however,
they can be extremely productive
soils with inputs of lime and
fertilizers.

Torrox asal Hawaii


Vertisols
Verisols are montmorillinite clay-rich
soils that shrink and swell with changes
in moisture content.
They occur under climates that have a
seasonal dry period.
During the dry period, the soil volume
shrinks and deep, wide cracks form.
The soil volume expands considerably
as it wets up, creating serious
engineering problems.
Because of the shrink/swell activity of
these soils, they often do not have
distinct, well-developed horizons.
Illuvial clays coat the cracks forming
diagnostic "slickensides"

Xerert asal Idaho


Idaho

Vertisols cracks Slickensides


Aridisols
Aridisols are desert soils that have a
subsurface horizon
They are dry most of the year.
Aridisols contain subsurface horizons in
which clays, calcium carbonate, silica,
salts, and/or gypsum have accumulated.
Surface horizons are often sandy, and an
ochric epipedon may be evident
Where irrigation water is available,
Aridisols can be very productive although
salinization is a problem

Durid with duripan from Idaho


Spodosols
Spodosols are acid forest soils
characterized by a subsurface
spodic horizon of humus (Bh)
and/or Al & Fe oxides (Bs)
These soils often have a light-
colored E horizon overlying a
reddish-brown spodic horizon.
Spodosols often occur under
coniferous forest in cool, moist
climates
Spodic horizons are created by
organic acid leaching
Endoaquod in North Carolina
Groudwater leaching
Histosols
Histosols are soils composed
mainly of organic materials
They contain at least 20-30%
organic matter by weight and are
more than 40 cm thick (Histic
horizon)
Histosols typically form where poor
drainage inhibits decomposition of
plant remains
Histosols are often referred to as
peats and mucks and can be very
productive if drained
Saprist from Michigan
Andisols
Andisols are soils that have formed
in volcanic ash.
These soils are dominated by
amorphous minerals such as
allophane and imogolite
Andisols have a high water-holding
capacity and the ability to 'fix' (and
make unavailable to plants) large
quantities of phosphorus
They occur near many volcanoes
around the Pacific rim
Xerand from idaho
Gelisols
Tundra soils Occur over
permafrost Cryoturbation
(frost churning) Gelid
(cold)
Keterangan lebih lanjut
Beberapa Ordo Tanah
MEMAHAMI TANAH DENGAN
SIFAT & CIRINYA UNTUK
KEPENTINGAN PENGELOLAAN
PERTANIAN
Alfisol
Menyebar di semiarid (beriklim kering
sedang) sampai tropis (lembap);
Tanah ini terbentuk dari proses-proses
pelapukan, serta telah mengalami
pencucian mineral liat dan unsur-unsur
lainnya dari bagian lapisan permukaan
ke bagian subsoilnya (lapisan tanah
bagian bawah), yang merupakan bagian
yang menyuplai air dan unsur hara
untuk tanaman.
Alfosil (lanjutan)
Cukup produktif untuk pengembangan
berbagai komoditas tanaman pertanian
mulai tanaman pangan, hortikultura,
dan perkebunan.
Tingkat kesuburannya (secara kimiawi)
tergolong baik. pH-nya rata-rata
mendekati netral. Di seluruh dunia
diperkirakan Alfisol penyebarannya
meliputi 10% daratan.
Andisol
Pembentukannya melalui proses-proses
pelapukan yang menghasilkan mineral-
mineral dengan struktur kristal yang
cukup rapih. Mineral-mineral ini
mengakibatkan Andisol memiliki daya
pegang terhadap unsur hara dan air
yang tinggi.
Dijumpai di daerah dingin (> 1000 m
dpl) dengan tingkat CH yang sedang
sampai tinggi, terutama daerah-daerah
yang ada hubungannya dengan
Andisol (lanjutan)
Andisol cenderung menjadi tanah yang
cukup produktif, terutama setelah diberi
masukan amelioran (Co; pupuk
anorganik).
Pemanfaatan untuk pengembangan
pertanian tanaman pangan & sayur-
sayuran atau bunga-bungaan (seperti di
daerah Lembang Kabupaten Bandung).
Andisol diperkirakan meliputi sekitar 1%
dari luas permukaan daratan dunia di
luar daratan es
Aridisol
Berada di daerah-daerah dengan
tingkat kekeringan yang ekstrem
(sangat kering), Sangat sulit
dimanfaatkan sebagai lahan untuk
bercocok tanam, terutama apabila
sumber air untuk irigasi tidak tersedia
(air tanah atau sungai).
Dijumpai di padang-padang pasir dunia,
dan luasnya sekitar 12% dari daratan
bumi (di luar daratan es).
Entisol
Daerah dg bahan induk dari
pengendapan material baru atau di
daerah-daerah tempat laju erosi atau
pengendapan lebih cepat dibandingkan
dengan laju pembentukan tanah;
Pertanian yang dikembangkan
umumnya adalah padi sawah secara
monokultur atau digilir dengan
sayuran/palawija. Entisol diperkirakan
terdapat sekitar 16% dari permukaan
daratan bumi, di luar daratan es.
Gelisol
Terbentuk dalam lingkungan permafrost
(lingkungan yang sangat dingin).
Dinamakan Gelisol, karena
terbentuknya dari material Gelic
(campuran bahan mineral dan organik
tanah yang tersegregasi es pada
lapisan yang aktif).
Diperkirakan penyebarannya meliputi
sekitar 9% daratan permukaan bumi.
Histosol
Mengandung bahan organik tinggi dan
tidak mengalami permafrost.
Kebanyakan selalu dalam keadaan
tergenang sepanjang tahun, atau telah
didrainase oleh manusia.
Terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan,
yang cepat membusuk yang
terdekomposisi dan terendapkan dalam
air.
Histosol (lanjutan)

Penggunaan paling ekstensif adalah


sebagai lahan pertanian, terutama
untuk tanaman sayur-sayuran seperti
buncis, kacang panjang, bayam, dll.
Histosol menyusun sekitar 1% dari
daratan dunia.
Inceptisol
Menyebar mulai di lingkungan iklim semiarid
(agak kering) sampai iklim lembap.
Memiliki tingkat pelapukan dan
perkembangan tanah yang tergolong
sedang
Umumnya berkembang dari formasi geologi
tuff volkan, namun ada juga sebagian yang
terbentuk dari batuan sedimen seperti batu
pasir (sandstone), batu lanau (siltstone),
atau batu liat (claystone).
Inceptisol (lanjutan)
Pemanfaatannya pun oleh manusia
bervariasi sangat luas pula, mulai untuk
bercocok tanam hortikultura tanaman
pangan, sampai dikembangkan sebagai
lahan-lahan perkebunan besar seperti
sawit, kakao, kopi, dan lain sebagainya,
bahkan pada daerah-daerah yang
eksotis, dikembangkan pula untuk
agrowisata. Inceptisol menyusun sekitar
17% dari tanah dunia diluar daratan es.
Mollisol
Mempunyai horison permukaan
berwarna gelap yang mengandung
bahan organik yang tinggi.
Kaya akan kation-kation basa
Secara karakter terbentuk di bawah
rumput dalam iklim yang sedang.
Tersebar luas di stepa di Eropa, Asia,
Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Molisol (lanjutan)

Walaupun dikatakan subur (dengan


kondisi yang dijelaskan di atas), namun
intensitas pengelolaan dan
pemanfaatannya relatif masih rendah.
Diperkirakan meliputi luasan sekitar 7%
dari tanah dunia.
Oxisol
Mengalami pelapukan tingkat lanjut di
daerah-daerah subtropis dan tropis.
Kandungan didominasi oleh mineral-
mineral dengan aktivitas rendah, seperti
kwarsa, kaolin, dan besi oksida.
Oxisol (lanjutan)
Memiliki kesuburan alami yang rendah.
pH masam, kandungan Al yang tinggi,
unsur hara rendah, sehingga diperlukan
pengapuran dan pemupukan serta
pengelolaan yang baik agar tanah dapat
menjadi produktif dan tidak rusak.
Oxisol meliputi sekitar 8% dari daratan
dunia. Adapun di Indonesia, banyak
dijumpai di Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua.
Spodosol
Terbentuk dari proses-proses pelapukan
yang di dalamnya terdapat lapisan iluviasi
(penumpukan) bahan organik
berkombinasi dengan Al (dengan atau
tanpa besi).
Cenderung tidak subur (kurus unsur hara)
dengn pH masam.
Spodosol (lanjutan)

Sebaiknya tanah Spodosol tidak dijadikan


lahan pertanian, tetapi tetap dibiarkan
sebagai hutan. Selain kesuburannya
rendah, tanah ini juga peka terhadap erosi
karena teksturnya berpasir sehingga
cenderung gembur (remah). Spodosol
menyusun sekitar 4% lahan-lahan di
dunia.
Ultisol
Terbentuk di daerah yang lembab.
Kendala fisik, kimia, & biologi --
sebaiknya tidak digunakan untuk
pertanian tanaman pangan terlalu
intensif, dalam arti jangan ditanami
tanaman semusim sepanjang tahun,
tetapi perlu diselingi dengan tanaman
pupuk hijau/leguminosa.
Ultisol diperkirakan meliputi sekitar 8%
dari lahan-lahan di dunia.
Vertisol
memiliki sifat khusus, yakni mempunyai
sifat vertik, karena mengandung banyak
mineral liat yang mudah mengembang
apabila basah atau lembap, tetapi kembali
mengerut apabila kering. Akibatnya, tanah
ini seringkali mengalami perubahan
volume dengan berubahnya kelembapan.
Vertisol (lanjutan)

Dicirikan mempunyai rekahan yang


membuka dan menutup secara periodik.
Sifat fisiknya yang konsisten keras,
menjadikan tanah ini termasuk berat untuk
diolah. Tanah ini diperkirakan meliputi 2%
dari daratan di dunia.

Anda mungkin juga menyukai