Mengikuti di belakang punggungnya. . Gelap dan tak terlihat.. Kasat mata..
Terdiam kala banyak yang membicarakannya. .
Seakan tak seorang pun memandang kearah ku.. Sibuk mengagumi pesonanya.. Sibuk meminta senyumannya. .
Akulah sang tak terlihat..
Saat dia berada di dekat ku..
Akulah sang gelap..
Dibalik wajah cerah nya..
Akulah sang kasat mata..
Ada namun seakan tak ada..
Akulah sang bayang..
Sesuatu yang tak dianggap ada..
menunggu
Hari terhitung minggu
Minggu pun menjadi bulan.. Pagi ku mengingat mu Malam ku mengenangmu
Tetap saja semua sama
Sejak kau pergi.. Ku masih saja menanti mu Hingga kau kembali Dan takkan tinggalkan ku lagi.. Entah kapan..
Menunggu mu masih.. Setia tetap ku janji.. Hingga ku dapat kau kembali.. Bersama jalani hari..
CINTA SETUBUH PADAS
Oleh Kahlil Gibran
Cinta setubuh padas!
Bergelang waktu menggoda sesal anak rahim di kandung celaka. Mengunci tabir di buih-buih selaksa doa.
Mungkin karunia itu berakhir patah, atau
sekedar mengusap lempeng cumbu bertahta angin! Dan cinta kian menitik air mata di seanyam arang, mantra hati menyusut di susuk semangat.
Kembalikanlah amarahku; oh, cermin sangga!
Lembut suara angannya mengelus padas,
agar memeluk kerat penguak duri percintaan bersanding ajal. Keadilan Cinta ketika hati melangkah ketika hasrat menggema ketika rasa bergetar saat itu daya tak kuasa menemukan kekasih hati
Dimanakah posisi cinta
dikala hati menginginkannya apakah cinta hanya sebuah pelampiasan dari hasrat diri dimanakah rasa dikala posisi cinta bergeser
Cinta, adakah cinta untukku apakah cinta bisa berbuat adil
Entahlah... dayaku tak kuasa lagi untuk menemukan cinta