Anda di halaman 1dari 3

RINDU

Jujur saja aku benci dengan kata rindu, kata yang membuat dadaku selalu
sesak. Tapi rindu ini, datang setiap hari dalam hidupku. Walaupun begitu, aku
tidak bisa terbiasa dengan perasaan ini. Perasaan yang selalu ingin bertemu,
memeluk dan mencurahkan segala rasa rinduku kepadanya. “Ibu aku rindu”,
iya semua rinduku hanya untukmu.

7 tahun yang lalu, Ibuku bekerja dinegera tetangga, aku masih sangat ingat
terakhir dengannya. Saat itu aku masih kelas 6 SD. Aku bahagia ibuku datang
menumuiku, karena aku ditinggalkan sejak umur 1 tahun. Tapi sayangnya,
ibuku cuma beberapa bulan saja menemuiku. Saat aku dan keluargaku
menjemputnya di bandara, aku merasa bahagia. Aku melihat ibuku lagi. Aku
melihat bagaimana dia tersenyum, dia berjalan kearahku dan memelukku.
Sampai sekarang pelukkan itu masih sangat terasa. Kita pulang diperjalanan
Saling bercerita bagaimana ibuku disana, bagaimana aku disini. Aku melihat dia
tersenyum dan aku bahagia. Sesampainya dirumah ibu selalu memelukku aku
melihat matanya yang penuh dengan kasih sayang.

Malam itu aku tidur dengan ibuku, itu adalah hal terindah yang selalu aku
impikan sejak kecil. Saat tidur dia memelukku dengan sangat erat terasa dia
tidak ingin kehilangan aku. Malam itu adalah malam terindah dari 1000
bintang. Dipagi hari ibu membangunkanku dan menyuruhku sholat subuh,
setelah itu menyuruhku mandi lalu makan. Mungkin itu terdengar sangat biasa,
tapi itu sangat istimewa untukku. Aku merekam baik setiap momen bersama
dengannya. Bahkan aku tidak ingin satu detikpun momen terlewatkan.

Setelah satu bulan kemudian ibuku memberi sebuah kotak hitam saatku buka
itu berisi sebuah kalung hadiah darinya. Itu untuk pertama kalinya dia
memberiku sebuah kado tepat diulang tahunku. Dia menciumku dengan
sebuah senyuman dibibirnya. Aku selalu ingin berada disampingnya.

Beberapa bulan kemudian tiba-tiba aku dapat kabar, kalau ibu akan kembali
lagi bekerja. Saat itu tidak ada perasaan sedih karena dia masih didekatku. Aku
tidak pernah berpikir bagaimana dia akan pergi, karena aku sudah ditinggal
sejak kecil mungkin saja aku sudah terbiasa dengan semua itu. Tapi saat dia
berpamitan dengan saudara dan temannya. Entah kenapa hatiku sangat sakit
dadaku terasa sesak. Seperti ada sesuatu yang akan hilang dalam diriku. Aku
tidak bisa menangis saat melihatnya. Ibu datang memelukku dengan sangat
erat. Air mata yang deras membuat aku merasakan kesedihannya. “Ibu jangan
pergi”, gumamku dalam benak, tetapi aku tidak bisa mengatakannya. Ibu
melambaikan tangan kepadaku hingga dia tak terlihat lagi. Setelah ibu pergi
aku tidak tau pasti apa yang ada dalam benakku. Dadaku semakin sesak
pikaranku benar-benar kacau dan aku tidak bisa mengendalikan air mataku.
Aku baru sadar inilah yang dinamakan kehilangan. Dimana waktu itu aku sudah
terbiasa dengan dia. Hari-hariku terasa sangat gelap aku tidak bisa memulai
dari awal lagi hidup tanpa ibu. “Ibu aku rindu! Aku rindu ibu, rindu rindu
rindu”, itulah yang bisa kukatakan setelah dia pergi sampai saat ini. Aku rindu
bagaimana dia menatapku dengan penuh kasih sayang. Aku rindu tidur dengan
dia. Aku rindu setiap detik momen bersamanya. Aku rindu, bahkan 1000 kata
rindupun tidak akan pernah bisa menggambarkan betapa aku sangat
merindukkanmu.

Semua telah berlalu, tapi kata rindu selalu mengelilingiku sampai saat ini.
Perasaan yang kubenci selalu mendampingi. Perasaan yang membuat dadaku
terasa sangat sesak. Semua terasa sangat gelap, jujur aku sangat lelah dengan
rindu ini. Aku ingin dia pulang dan menjadi wali muridku saat smp, tapi masa
smpku telah berlalu tanpanya. Aku berharap dia menjadi wali muridku saat
SMK, tetapi masa SMKku juga telah berakhir tanpanya. Aku sangat membenci
rindu, tetapi aku tidak pernah sekalipun membencimu ibu. Bagaimana aku bisa
membenci seseorang yang sangat istimewa dalam hidupku.

Malam ini kupejamkan mataku, angin berhembus sangat kencang sekali.


Seakan menyampaikan kerinduan ibu padaku. Aku yakin dia juga selalu
merindukkan aku. Saat semua terasa sepi aku teringat semua momen
kebersamaan dengan ibu. Walaupun itu membuat dadaku terasa semakin
sesak. Apa yang bisa kulakukan, semua ingatan itu juga datang tiba-tiba. Dan
aku hanya bisa mengingat saja, saat aku merindukkannya. Karena aku tidak
bisa berbicara padanya. Mendengar suaranya saja membuat air mataku jatuh
.“Ibu kapan pulang?’’, kataku lewat chat whatsApp. “Sabar sayang, ibu masih
cari uang”, balasan ibu. Itu jawaban yang sama setiap tahun aku tanyakan. Tapi
dengan jawaban seperti itu aku selalu bersemangat. Aku selalu menunggu. Aku
yakinkan diriku, “Ini tidak akan lama may, sebentar lagi Ibu akan datang
memelukmu dengan penuh kasih sayangnya”. Memang sabar itu tidak mudah,
sabar sangat membosankan dan sangat meresahkan. Tapi sabar adalah ciri
orang bijaksana. Itu menurut pendapatku.

Nama : Maya Noer Kasanah

Prodi : DIII KEPERAWATAN

NIM : 17001028

Anda mungkin juga menyukai