Anda di halaman 1dari 3

3.3.3.

implikasi terhadap rancangan sistem

Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua


perusahaan akan di organisasikan kedalam unit-unit bisnis. Hal ini di sebabkan karena di dalam
organisasi unit bisnis, setiap manajemen unit harus bertanggung jawab untuk meningkatkan
kemampuan setiap produk yang di hasilkan oleh unitnya guna menghasilkan laba, melakukan
perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen yang berpengaruh pada
kemampuan itu.

Karena dalam unit bisnis ada tanggung jawab yang jelas atas perolehan laba, maka para
perancang sistem pengendalian manajemen sering merekomendasikan organisasi seperti ini tanpa
mempertimbangkah hal-hal lain yang terkait. Ini adalah suatu kekeliruan seorang perancang sistem
harus mencocokkan sistem kedalam organisasi bukan sebaliknay.

Hal ini juga penting diperlakukan dalam konteks yang lain. Sebagai contoh, banyak agen
periklanan memeperaktikkan kebijakan untuk memindahkan seorang superpisor dari satu bagian ke
bagian lain terlalu sering untuk mendapatkan tenaga yang segar dalam aktivitas promosi produk
kliennya. Sistem tidak di ciptakan untuk melayani seorang perancang sistem; yang benar adalah
perancang sistemlah yang harus melayani sistem.

1. Fungsi Kontroler

Orang banyak bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
sistem manajemen di sebut sebagai seorang kontroler. Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan
orang ini adalah Chiff FinancialOfficer (CFO). Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi
sebagai berikut :

1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.


2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak)
kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterprestasikan laporan-laporan ini
untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikan kedalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin vadilitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian
dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan
personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali.

2. Relasi ke Jajaran Organisasi

Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler bertanggung jawab
untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi,
pemanfaatan informasi ini adalah tanggungjawab jajaran manajemen.

Akan tetapi, bagaimana yang telah di nyatakan di atas kontroler tidak membuat ataupun
mendorong pihak manajemen untuk mengambil keputusan .

Akan tetapi, kontoler juga membuat keputusan khususnya mengenai penerapan kebijakan
yang di tetapkan oleh jajaran manajemen.sebagai contoh, seorang anggota organisasi kontroler sering
mengambil keputusan mengenai batasan yang wajar dari beban-beban yang tertera pada voucher
perjalanan,karena kebanyakan jajaran manajemen lebih suka menghindari diskusi mengenai biaya
makanan atau mengapa para pengguna jasa merasa perlu untuk terbang ke kelas pertama dan
bukannya kelas ekonomi.

3. Kontroler Unit Bisnis

Para kontroler unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka.pada satu sisi,
mereka berutang kesetiaan pada kontroler korporat, yang memegang tanggung jawab operasi sistem
pengendalian secara keseluruhan.

Dibeberapa perusahaan, kontroler unit bisnis memberikan laporan kepada manejer unit bisnis
dan mereka dihubungkan dengan garis putus-putus ke kontroler korporat. Disini manajer umum unit
bisnis adalah atasan langsung kontroler, dan dia memiliki wewenang dalam mempekerjakan, melatih,
memindahkan, memberikan kompensasi, memperomosikan, dan mencatat para kontroler di unit yang
bersangkutan.

Pendekatan ini bisa menjadi alasan mengapa GE di kenal sebagai perusahaan yang paling
disegani karena struktur dan kinerja pengendaliannya.

Gambar: 3.3. Hubungan-hubungan Alternatif Kontroler

Garis putus-putus Gari Penuh

Kontroler
Kontroler
Korporat
Korporat

Manajemen Unit Manajer Unit


Bisnis Bisnis

Kontroler Unit Kontroler Unit


Bisnis Bisnis

Sumber: (Tjakrawala, Kurniawan,2005: 125). Dimodifikasi

Menurut (Tjakrawala, Kurniawan,2005: 126). Diperusahaan-perusahaan lain, para kontroler


unit bisnis memberikan laporan secara langsung kepada kontroler korporat yaitu, kontroler korporat
adalah atasan mereka, sebagaimana di tunjukkan dalam garis penuh pada diagram organisasi,
perusahaan ITT menggunakan pendekatan ini.

Ada sejumlah permasalahan yang ditemui pada masing-masing hubungan ini. Jika para
kontroler unit bisnis terutama pekerja untuk manajer unit bisnisnya, ada kemungkinan bahwa dia tidak
akan memberikan laporan yang objektif mengenai anggaran dan kinerja unit bisnis kepada manajer
senior.
Terlepas dari hubungan-hubungan tersebut, diharapkan agar kontroler tidak mentolerir atau
terlibat dalam memberikan informasi-informasi yang menyesatkan atau menyembunyikan informasi-
informasi yang tidak menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai