Bab 9 Pipesim Gaslift PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

BAB IX

SOFTWARE PIPESIM
(DESAIN GAS LIFT)

9.1. DASAR TEORI


Software Pipesim merupakan simulator produksi yang
digunakan untuk mempermudah dalam proses analisa pemipaan
produksi dari dalam reservoir sampai ke permukaan, baik dalam
mendesain maupun optimasi dari sumur Natural Flowing atau
Artificial Lift (Gas Lift, ESP, dan Rod Pump).
Perintah-perintah pada Pipesim terbagi menjadi beberapa
macam tergantung kegunaannya, berikut pembagian perintah-
perintah pada Pipesim:
a) Well Performance
Tubing, digunakan untuk:
Konfigurasi tubing
Peralatan bawah permukaan
Pemasangan Artificial Lift (Gas Lift & ESP)
Detail tubing, MD/TVD dari tubing
Vertical Completion, memodelkan aliran fluida dari
reservoir ke dasar sumur menggunakan IPR pada sumur
vertical.
Data yang dimasukkan:
Temperatur reservoir
Tekanan reservoir
IPR
Sifat-sifat fluida
Horizontal Completion, memodelkan aliran fluida dari
reservoir ke dasar sumur menggunakan IPR pada sumur
horosontal.
Nodal Analysis Point, membagi sistem menjadi dua
untuk dilakukan analisa nodal. NA point diletakkan diantara
dua obyek.
b) Pipeline and Facilities
Select Arrow, untuk memilih dan meletakkan obyek pada
area kerja.
Text, memberi keterangan pada model.
Junction, tempat dimana dua atau lebih cabang bertemu.
Fluida yang berasal dari cabang-cabang yang ada akan
bercampur di junction. Di junction tidak terjadi penurunan
tekanan atau perubahan temperatur.
Branch, menghubungkan antara junction dengan junction
atau source/sink denga junction.
Source, titik dimana fluida mulai memasuki jaringan
(network).
Stream re-injection, satu titik di dalam jaringan dimana
aliran fluida dialihkan dari separator dan dapat dinjeksikan
ke cabang yang lain.
Sink, satu titik dimana fluida keluar dari sistem jaringan.
Production Well, titik dimana fluida mulai memasuki
jaringan (network). Hampir sama dengan Source.
Injection Well, sumur injeksi.
Fold, membagi jaringan menjadi sub-model jaringan dari
model jaringan utama. Digunakan untuk membagi model
jaringan yang besar menjadi sub-sub model.
c) Network Analysis
Select Arrow, untuk memilih dan meletakkan obyek pada
area kerja.
Text, memberi keterangan pada model.
Connector, digunakan untuk menghubungkan dua objek
dimana tidak terjadi perubahan tekanan atau temperatur
yang signifikan.
Node, digunakan untuk menghubungkan obyek dimana
tidak ada peralatan (equipment) diantara obyek tersebut.
Flowline , untuk memodelkan pipa yang akan digunakan.
Riser , digunakan untuk memodelkan Riser yang
digunakan.
Boundary Node, hampir sama dengan Node tapi hanya
satu obyek saja yang bias dihubungkan.
Source , titik dimana fluida mulai memasuki jaringan
(network).
Separator , memodelkan separator yang digunakan.
Compressor , memodelkan compressor yang digunakan.
Expander , memodelkan expander yang digunakan dalam
model.
Heat Exchanger , memodelkan Heat Exchanger yang
digunakan. Data yang dimasukkan yaitu perubahan
tekanan atau temperatur.
Choke , memodelkan Choke yang digunakan. Data yang
dimasukkan diameter choke, critical pressure ratio, batas
toleransi laju alir kritis
Multiplier/Adder , untuk memvariasikan laju alir fluida.
Report, untuk menampilkan hasil perhitungan di titik yang
telah ditentukan.
Engine keyword tool , digunakan untuk memasukkan
dan menyimpan dalam expert mode.
Injection point, digunakan untuk menambahkan
komposisi pada sistem utama.
Multiphase Booster , untuk memodelkan booster yang
digunakan.
Pump, untuk memodelkan pipa yang digunakan. Data
yang dimasukkan, perbedaan tekanan, tenaga yang
diperlukan, dll.
9.2. PROSEDUR PERCOBAAN
9.2.1. Input Data
1. Membuka Software Pipesim 2009 melalui shortcut yang
ada pada desktop atau start menu.
2. Setelah terbuka, mengklik new untuk memulai lembar
pekerjaan baru.

3. Klik New Single Branch Model pada tab Well/Pipeline


ModelsGambar
maka 9.1.
akanTampilan
munculAwal Software
tampilan Pipesim
seperti gambar
dibawah ini.

4. Sebelum memulai menggunakan software, membuat folder


penyimpanan pada
Gambar 9.2. tempat
Tampilan yang
Page disediakan
New sesuai
Single Branch nama
Model
kelompok dan plug.

Gambar 9.3. Tampilan Windows Explorer


5. Membuka file excel Data Produksi PT Pertamina EP.exe
yang berisi data praktikum.

6. Kembali ke jendela Pipesim, klik Setup pada menu bar


kemudian pilih Black Oil maka akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini.
Gambar 9.4. Tampilan Page Microsoft Excel Data
Produksi PT. Pertamina EP

Gambar 9.5. Tampilan Page Pengisian Black Oil


Properties
7. Mengisi kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan data
yang ada (Fluid name, WC, GLR, SGw, SGgas dan API)
kemudian klik export, lalu klik OK.
8. Masukan icon pada toolbar ke lembar kerja dengan cara
mengklik kiri pada toolbar kemudian klik kiri pada lembar
kerja mulai dari Vertical Completion, Node, dan
Tubing.

Vertical Tubin
Completion g
Node

Gambar 9.6. Tampilan Page Lembar Kerja dengan Icon


Vertical Completion Tubing, dan Node
9. Mengklik dua kali icon Vertikal Well_1. Isikan data yang
tersedia ke dalam kotak yang ada tanda merahnya,
kemudian klik OK.
Gambar 9.7. Tampilan Page Pengisian Vertical Completion

10. Mengklik dua kali icon Tubing_1. Lalu isikan data


pada tabel Deviation Survey, Geothermal Survey, dan
Tubing Configuration, kemudian klik OK.

Gambar 9.8. Tampilan Page Pengisian Tubing

9.2.2. Analisa Nodal Untuk Natural Flow


1 Klik icon Nodal yang kemudian didrag dengan Tubing_1
dan tambahkan Connector .

Gambar 9.9. Tampilan Page Lembar Kerja dengan Icon Nodal


dan Connector

11. Memilih opsi Nodal Analysis pada Operations


toolbar.
Gambar 9.10. Tampilan Pilihan Operations Nodal Analysis

12. Mengisi data pada Nodal Analysis dengan mengisi


besarnya Outlet Pressure, kemudian Run Model.

Gambar 9.11. Tampilan Nodal Analysis Input

13. Dari grafik didapatkan kurva IPR yang menunjukkan


tidak adanya aliran di permukaan. Setelah itu Close.
Gambar 9.12. Tampilan IPR Curve
9.2.3. Desain Gas Lift
1 Memilih menu Artificial Lift pada toolbar, kemudian
memilih Gas Lift Design pada menu Gas Lift.

Gambar 9.13. Tampilan Menu Artificial Lift pada Toolbar


14. Mengisi data pada Design Parameter dan
mengubah Reservoir Pressure dengan satuan psig. Isi
Target Injection Gas sebesar 1 mmscf/d, setelah itu
Perform Design.

Gambar 9.14. Tampilan Design Parameter pada Gas Lift


Design
15. Setelah klik Perform Design maka akan muncul
tampilan Gas Lift Design-Summary.

Gambar 9.15. Tampilan Summary pada Gas Lift Design


16. Klik Graph pada Gas Lift Design-Summary, maka
akan muncul tampilan Gas Lift Design-Graph. Setelah itu
Close kemudian pilih Install Design > Yes, lalu OK.

Gambar 9.16. Tampilan Grafik pada Gas Lift Design

9.2.4. Penentuan QInjeksi Optimum pada Gas Lift


1 Klik Operations System Analysis. Kemudian memilih
Liquid Rate dan mengisi data pada Outlet Pressure,
kemudian mengganti Range pada baris pertama dan
kedua dengan Gas Lift Data dan Injection Gas Flow.
Setelah itu mengisi table Range dari 1 sampai dengan 4,
lalu Run Model.
Gambar 9.17. Tampilan Pengisian Data pada System
Analysis
17. Setelah Run Model didapatkan grafik. Menentukan
nilai QInjeksi Optimum.

Gambar 9.18. Tampilan Page Plot Data Setelah Run Model


18. Setelah mendapatkan QInjeksi Optimum, masukkan
nilai tersebut ke dalam Gas Lift Design.
Gambar 9.19. Tampilan Design Parameter pada Gas Lift
Design
19. Klik Perform Design pada layar Gas Lift Design
sehingga akan mendapatkan kembali summary, klik Graph
dan mendapat grafik Gas Lift design, lalu Close dan klik
Install Design.

Gambar 9.20. Tampilan Summary Gas Lift Design dan Graph


9.2.5. Analisa Nodal dan Outflow Sensitivity untuk Gas Lift
1 Klik Operations pada toolbar, kemudian pilih Nodal
Analysis.

Gambar 9.21. Tampilan Pilihan Operation Nodal Analysis


20. Setelah itu pada layar Nodal Analysis klik Run
Model. Kemudian kita dapatkan grafik IPR antara Inflow
dan Outflow yang berpotongan. Cari titik potongnya dan
kita dapatkan Qoptimum.

Gambar 9.22. Tampilan Perpotongan Kurva IPR


9.2.6. Pressure/Temperature Profile
1 Klik Operations pada toolbar, kemudian klik
Pressure/Temperature Profile
Gambar 9.23. Tampilan Pilihan Operation
Pressure/Temperature Profile

2 Pada menu Pressure/Temperature Profile klik Run


Model

Gambar 9.24. Tampilan Windows Pressure/Temperature


Profile
21. Klik Run Model, maka akan tampil page dibawah ini.

Gambar 9.25. Tampilan Page Grafik Elevation vs Pressure

9.3. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita telah melakukan simulasi
produksi pada suatu sumur vertical dengan menggunakan
Software Pipesim 2009. Simulasi dilakukan untuk tujuan
mengetahui production performance dari suatu sumur, sehingga
dapat dilakukan penanganan lebih lanjut untuk tetap menjaga
nilai keekonomisan sumur tersebut.
Data yang analisa diperoleh dari sumur horizontal Plug E2
pada lapisan BRF. Sumur tersebut memproduksikan minyak dan
air (WC 80%). Minyak yang terproduksi memiliki oAPI sebesar
36,15402844. Setelah diproduksikan selama periode tertentu,
sumur tersebut menunjukan kurva IPR dan tubing intake yang
tidak berpotongan lagi sehingga harus dilakukan metode
produksi buatan (Artificial Lift ) dan dalam hal ini menggunakan
injeksi Gas Lift.
Pada sumur ini, kita melakukan simulasi metode produksi
buatan untuk desain Gas Lift. Pada awal simulasi, desain
parameter yang digunakan menggunakan asumsi, antara lain:
Pinjeksi = 1000 psig, Pso = 100 psig, dan Qinjeksi = 1 MMSCF/D. Dari
data tersebut diperoleh hasil simulasi berupa data-data desain
Gas Lift, antara lain: Valve depth (kedalaman valve injeksi),
Open-Closed Pressure (tekanan buka-tutup katup), Gas Rate (laju
alir injeksi gas), dan Unloading Liq. Rate. Dari hasil simulasi
tersebut, diperoleh grafik Pressure Vs Depth yang menunjukan
letak kedalaman dan jumlah valve injeksi, dari hasil perpotongan
antara gradien tekanan gas dengan gradien tekanan alir produksi
diperoleh kedalaman titik injeksi pada valve terakhir (Operating
Valve) pada kedalaman 3516,47 ft.
Setelah hasil simulasi dieksport ke dalam profil sumur,
kurva antara IPR dan Tubing Performance menjadi saling
berpotongan pada Q = 755 STB/D yang merupakan laju produksi
optimum yang diperoleh setelah dilakukan Gas Lift. Kemudian
dilakukan simulasi lagi untuk menentukan laju injeksi gas yang
lebih optimal dengan memplot data antara Q prod dengan Qinjeksi.
Dari simulasi tersebut, diperoleh Qinjeksi optimum sebesar 1,5
MMSCF/D. Kemudian dari data tersebut dilakukan kembali
simulasi untuk desain Gas Lift dengan menggunakan Qinjeksi hasil
dari simulasi. Dengan menggunakan data Qinjeksi optimum (1,5
MMSCF/D) sebagai desain parameter, data-data untuk desain
Gas Lift dan kurva antara IPR dengan Tubing Performance pun
berubah. Pada akhir simulasi, diperoleh kedalaman titik injeksi
pada kedalaman 4518 ft dan hasil perpotongan kurva IPR dengan
Tubing Performance pada Q = 696 STB/D sebagai laju alir
optimum sumur Plug E2 setelah dilakukan Gas Lift.

9.4. KESIMPULAN
Dari hasil analisa simulasi menggunakan Software
Pipesim 2009 ini dapat diambil kesimpulan antara lain:
1 Data hasil analisa:
a) API Minyak = 36,15402844
b) Qinjeksi Gas Lift = 1 MMSCF/D
c) Qproduksi = 696 STB/D
d) Pinjeksi = 510 psig
e) Point of Injection = 4518 ft
22. Fluida sudah tidak dapat mengalir ke permukaan dengan
sembur alam karena kurva IPR dan Tubing Intake
Performance sudah tidak berpotongan.
23. Simulasi metode produksi dilakukan dengan menggunakan
metode Gas Lift.
24. Kurva antara IPR dengan Tubing Intake Performance saling
berpotongan setelah dilakukan simulasi dengan
menggunakan metode Gas Lift.

Anda mungkin juga menyukai