Sejarah Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari manajemen pada umumnya. Sebelum permulaan abad kedua puluh manusia
dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat diperlakukan sekehendak kali
oleh majikan. Manusia tidak dihargai karena dianggap sebagai salah satu faktor
produksi yang disamakan dengan mesin, uang dan sebagainya. Majikan lebih
mementingkan atau memberikan perhatian pada sumber daya alam dari pada
sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut manusia masih
banyak yang belum mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai,
sehingga penghargaan pada manusia masih rendah dipicu pula jumlah tenaga
kerja yang berlebihan, padahal lapangan kerja sangat sedikit.
Suharyanto menyebutkan bahwa aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 ketika
militer Amerika Serikat mengembangkan suatu korps pengujian psikologi, suatu
tim penguji serikat buruh dan suatu tim semangat kerja (Suharyanto:2005).
Beberapa orang yang terlatih dalam praktek-praktek di ketiga tim tersebut
kemudian menjadi manajer-manajer personalia di bidang industri.
2. Kekurangan tenaga kerja pada perang dunia I bagi negara-negara yang terlibat
peperangan.
Adanya ke-lima faktor di atas, pada sekitar tahun 1950-an para ahli mengkaji
kembali pentingnya peranan sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi.
Teori ini dikemukakan oleh Henry Fayol (1841-1925) da Max Weber (1864-
1920). Fayol mengidentifikasi fungsi utama manajemen sebagai perencanaan,
pengorganisasian, komando, koordinasi dan pengendalian. Teori kemudian
menyempit menjadi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian (POLC). Weber mengklasifikasi organisasi sebagai struktur
wewenang yang karismatik, tradisional, dan legal rasional.
3. Teori Transisional
Teori ini dikemukakan oleh Mary Parker Follet (1868-1933) Chester I Barnard
(1886-1961) dan Lyndall F Urwirck (1891-1983). Mereka mengemukakan Teori
Sumber Daya Manusia dalam manajemen dan pendekatan klasik berlaku pada
hubungan kerja, faktor-faktor sosial dalam pekerjaan termasuk kerja tim, gaya
kepemimpinan dan sistem informal dalam organisasi
Dikemukakan oleh Burns and Stalker, Rice, Trist and Fred Emery. Mereka
mengemukakan organisasi sebagai penyatuan sistem dengan input dan output
yang spesifik. Gambaran pentingnya termasuk interaksi antara tugas, teknologi,
lingkungan (internal dan eksternal) dan mekanisme kontrol. Di dalamnya
termasuk komunikasi antara beragam subsistem, koordinasi input dan output dan
interaksi efektif antara pekerja dan sistem teknologi.
7. Pendekatan Kontingensi
Dikembangkan oleh Tom Burns, Henry Mintzberg, Hershey dan Blanchard. Teori
mereka memuat bahwa setiap organisasi dan setiap lingkungan adalah berbeda.
Manajemen ilmiah, teori organisasi, ilmu perilaku atau ilmu manajemen bisa atau
tidak bisa diterapkan, mengacu pada kondisi lingkungan usaha. Fred Fiedler dan
Victor Vroom telah berhasil menerapkan teori ini pada kepemimpinan dan
perilaku manajemen.
8. Studi Excellence
Populer pada tahun 80an. Dilakukan oleh Tom Peter dan Bob Waterman terhadap
perusahaan sukses dalam Fortune 500 di Amerika. Produktivitas dan kemampuan
memperoleh keuntungan secara langsung adalah hasil dari kesuksesan manajemen
karyawan, sebagian besar berdasarkan pada pendekatan yang berpusat pada
pegawai.
Dr. Edward Deming, secara efektif menerapkannya di Jepang dan Amerika setelah
Perang Dunia II. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
Di Indonesia masalah sumber daya manusia baru mulai diperhatikan lebih serius
pada tahun 1970-an. Hal ini dibuktikan dengan munculnya Undang-undang
tentang tenaga kerja, peraturan upah minimum, Kesejahteraan pegawai dan
sebagainya. Dalam arah pembangunan jangka panjang kedua disebutkan bahwa
melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya Nasional diarahkan menjadi
kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata,
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki kemampuan
memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kemampuan manajemen. Sumber daya manusia termasuk pemuda dan
wanita, sebagai penggerak pembangunan nasional dipadukan aspirasi, peranan
dan kepentingannya ke dalam gerak pembangunan bangsa melalui peran serta
aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Titik berat pembangunan jangka panjang kedua diletakkan pada bidang ekonomi
yang merupakan penggerak utama pembangunan, seiring dengan kualitas sumber
daya manusia dan didorong secara saling memerlukan, saling terkait dan terpadu
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya yang dilaksanakan seirama, selaras,
dan serasi dengan keberhasilan pembangunan bidang ekonomi dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
Sampai saat ini peningkatan kualitas sumber daya masih terus dilakukan, karena
meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan komparatif yang baik,
namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa lebih
bersaing dengan negara lain, contohnya Jepang. Sumber daya alam yang dipunyai
sangatlah minim, akan tetapi sumber daya manusia yang dimiliki sangatlah
berkualitas, hal ini dapat menempatkan Jepang sebagai negara maju di dunia.
Untuk itulah negara Indonesia yang sudah mempunyai keunggulan komparatif,
harus selalu digalakkan tentang peningkatan kualitas sumber daya manusianya
agar tidak ketinggalan negara-negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Basir Barthos. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara,
1994
Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga belas,
Bumi Aksara, Jakarta, 2006
Sejarah Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
MENEJEMEN SDM PERBANKKAN SYARIAH
Enny Puji Lestari, M.E.Sy