Regulasi Dan Standar Sektor Publik
Regulasi Dan Standar Sektor Publik
Disusun oleh:
Kelas : 2D / Akuntansi
CIREBON
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai Regulasi dan Standar Sektor
Publik suatu permasalahan yang selalu dialami sebuah pemerintah.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman materi mengenai tentang
Akuntansi Sektor Publik karena dalam sebuah pemerintah sangat diperlukan dengan harapan
bahwa dapat memahami tentang sektor publik. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi
tugas penulis dalam bidang studi ASP.
Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jualah penulis memohon doa sehingga bantuan dari
berbagai pihak bernilai ibadah. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian sajalah yang dapat penulis
berikan. Penulis juga sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari para pembaca sehingga
penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Cirebon,September 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Secara umum, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Secara khusus penulisan makalah ini untuk mengenal, menambah
wawasan dan pemahaman mahasiswa tentang regulasi dan standar akuntansi sektor publik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Regulasi di Sektor Publik
Regulasi di sektor publik dibagi dalam dua bagian besar, yaitu perkembangan regulasi
yang terkait dengan organisasi nirlaba dan instansi pemerintahan. Sifat regulasi disektor
publik setiap jenis bersifat lebih spesifik untuk setiap organisasi. Pada instansi pemerintah,
regulasi yang digunakan cenderung lebih rumit dan detail.
C. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara ( BHMN ) adalah satah satu bentuk badan hukum di
Indonesia yang awalnya dibentuk untuk mengakomodasi kebutuhan khusus dalam rangka
privatisasi lembaga pendidikan yang memiliki karakteristik tersendiri, khususnya sifat non-
profit meski berstatus sebagai badan usaha.
Penetapan sebuah universitas menjadi berstatus BHMN ditetapkan melalui peraturan
pemerintah. Universitas yang ditetapkan berstatus BHMN oleh pemerintah:
1. Universitas Indonesia (UI) tahun 2000
2. Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2000
3. Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2000
4. Institut Tekhnologi Bandung (ITB) tahun 2000
5. Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2003
6. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melalui Peraturan Pemerintah No. 6
tahun 2004
7. Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui peraturan pemerintah No. 30 tahun
2006
Pada akhir tahun 2008, disahkannya Undang-Undang tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP). BHP adalah badan hukum penyelenggaraan pendidikan formal dengan
berprinsip nirlaba yang memiliki kemandirian pengelolaannya dengan tujuan memajukan
satuan pendidikan.
Dalam pengelolaannya, BHP mendasarkan pada sepuluh prinsip berikut:
1. Nirlaba 6. Layanan Prima
2. Otonom 7. Akses yang berkeadilan
3. Akuntabel 8. Keberagaman
4. Transparan 9. Keberlanjutan
5. Penjaminan Mutu 10. Partispasi atas tanggung jawab negara
D. Regulasi tentang Badan Layanan Umum
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instasi dilingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakt berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLU dibentuk untuk mempromosikan
peningkatan layanan publik melalui fleksibelitas pengelolaan keuangan BLU yang dikelola
secara profesional dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas.
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual (accrual
basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk
basis kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik
yang sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke akrual basis. Jika demikian, maka
organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut
IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis
akrual yang diatur oleh IPSAS.
Pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor
publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah regional
(provinsi), pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-
dinas).
Belum adanya standar akuntansi pemerintahan yang baku memicu perdebatan siapa
yang berwenang menyusun standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sementara itu,
pelaporan dan penyajian keuangan harus tetap berjalan sesuai dengan peraturan perundangan
meskipun standar belum ada.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sifat regulasi disektor publik setiap jenis bersifat lebih spesifik untuk setiap organisasi.
Pada instansi pemerintah, regulasi yang digunakan cenderung lebih rumit dan detail.
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran
dasar yang mengatuir penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses
perumusan atau formulasi standar akuntansi.
DAPTAR PUSTAKA