PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 ANATOMI
Patella
Margo superior atau basis patellae berada di bagian proximal dan apex
patellae berada di bagian distal. Margo medialis dan margo lateralis bertemu
membentuk apex patellae.
Articulatio Genu
Dibentuk oleh ujung distal condylus femoris dengan ujung proximal
condylus tibiae dan dengan facies dorsalis patella. Tipe : Condiloidea.
Inervasi
II.2 ETIOLOGI
II. 3 DIAGNOSIS
Anamnesis
Riwayat trauma baik secara langsung maupun tidak langsung, nyeri pada
lutut yang terkena, bengkak, laserasi atau abrasi, tidak dapat mengekstensikan
lutut pada kaki yang sakit.
Pemeriksaan Fisik
Status General: dimana kesan umum pasien tampak kesakitan, dan cara berjalan
yang kesakitan, atau dipapah.
Radiologi
Non Operatif
Operatif
TEHNIK OPERASI
Rehabilitasi
Latihan beban berat pada posisi ekstensi harus segera dilakukan. Latihan
fleksi aktif dan ekstensi pasif segera bermanfaat untuk meminimalisir tensile dan
bending forces pada implant. Sedangkkan latihan resistive sebaiknya dihindari
sampai ada bukti penyembuhan yang adekuat.
II. 5 KOMPLIKASI
1 Knee Stiffness
Penurunan ROM merupakan komplikasi umum setelah terjadinya fraktur
patella,.pada beberapa kasus keterbatasan pada derajat maksimal fleksi knee.
Tidak ada laporan mengenai korelasi efek sampimg imobilisasi cast selama 6
minggu, namun latihan ROM secara umum dianjurkan segera post operatif untuk
merangsang cartilage healing dan menurunkan insidensi dan derajat kakakuan
sendi. Bila terjadi stiffness dan hilangnya ROM tidak dapat diperbaiki dengan
terapi fisik maka aff instrumentasi, manipulasi dan artroscopi release adesi
intraarticular perlu dipertimbangkan.
2. Loss of reduction
Dilaporkan sekitar 0-20% dari seluruh kasus, ini disebabkan mungkin
karena tehnik fiksasi yang kurang tepat, kominusi yang tersisa, mobilisasi awal
yang tidak tepat, loss reduction yang menghasilkan gangguan /disruption
mekanisme ekstensor dan displacement yang unacceptable sering membutuhkan
reoperasi. Seperti partial patellectomy.
3. Osteoarthrosis
Biasanya diakibatkan karena kerusakan artikular pada saat trauma atau
karena ketidaktepatan fiksasi fraktur. Sebuah studi melaporkan evaluasi terhadap
10 orang selama 30 tahun setelah fraktur patella meningkatkan insidensi
osteoarthritis patellofemoral.
4. Hardware Irritation
Biasanya disebabkan oleh adanya wire dan simpul wire pada jaringan
lunak. Sebuah studi melaporkan gejala karena iritasi hardware membutuhkan aff
implant sekitar 15 % kasus.
5. Infection
Beradasarkan studi disebutkan angka infeksi post operatif sekitar 3-10%,
dan delayed healing jaringan lunak sekitar 12 %. Penanganannya antara lain
dengan wound care dan imobilisasi yang tidak lama. Sedangkan pada infeksi
profunda dicegah dengan melakukan irigasi dan debridement intraoperatif.
6. Non-union
Kejadian non-union lebih sedikit dari 1% pada pasien post operatif fraktur
patella yang displaced. Biasanya berupa non union fibrous asymptomatic dengan
mekanisme ekstensor yang intake.dan tidak membutuhkan pengobatan.
Pseudoarthrosis dilaporkan terjadi 3% dari pengobatan operatif mmaupun non
operatif. Symptomatic non union berupa nyeri dan kelemahan mekanisme ekstensi
mungkin membutuhkan treatment. Pilihannya antaralain ORIF dengan canulated
screw dan wire bila fragment fraktur memungkinkan. Autogen born graft dapat
dipakai untuk mengisi defek atau partial patellectomy bila tidak dapat di fiksasi
secara stabil.
PENUTUP
FRAKTUR PATELLA
OLEH:
Arif Hidayat
Tahap II
2016