Anda di halaman 1dari 170

SANGHYANG SWAWARCINTA

Teks dan Terjemahan

oleh:
Tien Wartini
Mamat Ruhimat
Ruhaliah
Aditia Gunawan

Diterbitkan atas kerja sama


Perpustakaan Nasional RI
dan Pusat Studi Sunda
2011
Katalog dalam Terbitan (KDT)

Sanghyang Swawarcinta: Teks dan Terjemahan/oleh: Tien Wartini [et al].- Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI bekerja sama dengan Pusat Studi Sunda, 2011.
viii + 163 hlm. ; 16 x 23 cm
Cetakan pertama: 2011

1. Manuskrip I. Tien Wartini II. Mamat Ruhimat III. Ruhaliah IV. Aditia Gunawan
V. Perpustakaan Nasional.

091

ISBN: 978-979-008-412-4

Perancang Sampul &Tata Letak


Aditia Gunawan

Diterbitkan oleh
Perpustakaan Nasional RI
Jl. Salemba Raya 28 A, Jakarta 10430
Telp: (021) 3154863/64/70 eks. 264
Fax: 021-3103554
Email: jumantara@pnri.go.id
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Pusat Studi Sunda


Jl.Garut No.2 Bandung
Telp/fax. 022-7272438

- ii -
SAMBUTAN
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang menyimpan
berbagai jenis informasi, baik dalam bentuk buku, maupun
non buku. Sebagian besar di antaranya berisi tentang hal ihwal
Indonesia, baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia, bahasa
Daerah, maupun bahasa Asing.

Diantara sekian banyak koleksi Perpustakaan Nasional RI,


koleksi naskah kuno nusantara tergolong istimewa, baik dari
segi fisik maupun isinya. Karya-karya tersebut sebagian besar
merupakan buah tangan leluhur bangsa Indonesia yang
mempunyai nilai historis yang tinggi. Kondisi dari karya
tersebut pada umumnya sangat memprihatinkan dan perlu
segera digarap serta disebarluaskan kepada masyarakat.

Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional RI melakukan


berbagai upaya untuk melestarikan karya budaya bangsa
tersebut. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi Perpustakaan
Nasional RI seperti yang tercantum dalam Undang-undang
Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan UU Nomor 5
tahun 1992 tentang Cagar Budaya.

Tahun ini merupakan tahun kedua Perpustakaan Nasional


RI menjalin kerjasama dengan Pusat Studi Sunda. Hasil dari
kerjasama tersebut adalah terbitnya buku Sanghyang Tatwa

- iii -
Ajnyana: teks dan terjemahan. Semoga dengan terbitnya buku
ini, masyarakat akan mengetahui salah satu peninggalan para
leluhur yang sangat tinggi nilainya. Saran dan tanggapan dari
pembaca untuk penyempurnaan buku ini akan kami terima
dengan senang hati.
Jakarta, Oktober 2011
Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan
Informasi

ttd.
Dra. Woro Titi Hariyanti, MA

- iv -
PENGANTAR
YAYASAN PUSAT STUDI SUNDA
Kerjasama Yayasan Pusat Studi Sunda dengan
Perpustakaan Nasional menggarap naskah-naskah Sunda
Kuna tahun 2011 ini, menghasilkan dua buku, yaitu pertama
Sanghyang Swawarcinta: teks dan terjemahan dan Sanghyang
Tatwa Ajnyana: teks dan terjemahan.
Mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus berlanjut
sehingga dapat membuka isi naskah-naskah Sunda Kuna yang
tersimpan pada kolksi Perpustakaan Nasional sampai selesai
yang menurut perhitungan kami akan memakan waktu 7-8
tahun.
Untuk itu kami mengharap agar para sarjana ahli naskah
Sunda Kuna akan tetap tekun dan bersemangat untuk
membukakan warisan rohani karuhun Sunda buat masyarakat
Sunda sekarang.

Yayasan Pusat Studi Sunda

Ajip Rosidi
Ketua Dewan Pembina

-v-
- vi -
Daftar Isi

Bab 1 1
Puisi Sunda Kuna 3
Naskah Sanghyang Swawarcinta 5
Bab 2 - Terbitan diplomatik 9
Bab 3 - Suntingan & Terjemahan Teks 49
Pengantar 49
Penyajian Suntingan Teks 51
Terjemahan 102
Glosarium 148
Bibliografi 162

- vii -
Bab 1
Pendahuluan
Naskah Sunda kuna merupakan salah satu
khazanah kebudayaan Nusantara yang patut mendapat
perhatian. Jika dibandingkan dengan naskah dari daerah
lain di Nusantara, naskah Sunda kuna jumlahnya relatif
lebih sedikit. Keadaan ini rupanya berbanding lurus
dengan upaya untuk mengkaji isinya. Penelitian yang
dihasilkan selama kurun waktu satu abad lebih pun
sangat terbatas.
Naskah Sunda kuna saat ini tersebar di beberapa
tempat penyimpanan, baik di dalam maupun di luar
negeri, baik tersimpan dengan sistem baku dan sistematis
di lembaga penyimpanan naskah maupun yang masih
tersebar di masyarakat umum (lih. Ekadjati, 1988;
Chambert-Loir & Fathurahman, 1999: 181-188).
Berdasarkan penelusuran katalog, baik yang sudah
maupun belum diterbitkan, jumlah naskah Sunda Kuna

Sanghyang Swawar Cinta 1


tidak sebanyak naskah Sunda dari periode kemudian.
Lembaga penyimpanan naskah yang menyimpan naskah
Sunda Kuna di antaranya adalah Perpustakaan Nasional RI
(PNRI) di Jakarta, Museum Sri Baduga di Bandung,
Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda, dan Bodleian
Library di Inggris (band. Ekadjati, 1988; Rickleff &
Voerhoeve, 1977).
Selain di lembaga-lembaga tersebut, NSK juga
disimpan di kabuyutan, yaitu daerah yang disucikan
kelompok masyarakat tertentu di Tatar Sunda, seperti
Kabuyutan Ciburuy-Garut dan Kabuyutan Koleang,
Jasinga-Bogor. Pada saat ditemukan, dapat diketahui
bahwa naskah Sunda kuna bukan lagi menjadi tradisi yang
hidup di masyarakat, karena tidak ada seorang pun yang
dapat membacanya1. Di Ciburuy diketahui ada sekitar 30-
an naskah yang telah dialih-mediakan oleh Andrea Acri
melalui program British Library2 dan saat ini sedang
diusahakan deskripsi singkatnya oleh Undang A. Darsa.
Sebelumnya, Saleh Danasasmita dkk (1986) melaporkan 27
naskah dari Kabuyutan Ciburuy.3 Kabuyutan Kolang

1 E. Netscher, Iets over eenige in de Preanger-regentschappen


gevonden Kawi-handschriften Tijdschrift van het Bataviaasch
Genootschap, I (TBG I, 1853: 469-479).
2 Lihat Retrieving heritage: rare Old Javanese and Old Sundanese
manuscripts from West Java (stage one) dalam
http://www.bl.uk/about/policies/endangeredarch/2009/acri.html.
Hasil alih media tersebut sudah dikirimkan ke PNRI, tetapi belum
dapat dilayankan karena masih dalam tahap pengolahan.
3 Dalam laporannya, Kropak 408 (Sewaka Darma) dan Kropak 630
(Sanghyang Siksakandang Karesian): Transkripsi dan Terjemahan (1986),
tim peneliti yang terdiri dari Saleh Danasasmita, Ayatrohaedi, Tien
Wartini dan Undang A. Darsa menyebutkan bahwa mereka
menyebutkan adanya 27 naskah di Ciburuy, yang bila dikalkulasikan
berjumlah sekitar 1130 halaman. Selain itu, tim mencatat di antara
naskah tersebut yang masih utuh hanya 10 naskah, sementara 17
lainnya tak utuh lagi. Di sana juga diterangkan, bahwa seluruh
naskah telah dipotret dan dokumentasinya disimpan di Bagian
Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi).

2 Sanghyang Swawar Cinta


Cicanggong di Jasinga Bogor rupanya masih menyimpan
beberapa NSK, meskipun belum ditelusuri lebih jauh. Pada
awal abad ke-20, beberapa naskah daun dari wilayah ini
diberikan kepada Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (BGKW) dan saat ini menjadi koleksi PNRI
(Krom, 1914: 32). Selain itu, tercatat pula beberapa NSK
yang disimpan oleh masyarakat perorangan yang tersebar
di beberapa daerah, seperti Cianjur4 dan Bandung5.
Di antara lembaga yang mengumpulkan dan
menyimpan NSK, PNRI dapat disebutkan sebagai lembaga
yang paling banyak koleksinya. Koleksi naskah PNRI
sebelumnya disimpan di Museum Pusat, Jakarta
(kemudian menjadi Museum Nasional). Menurut catatan
Noorduyn (1971: 151), jumlah naskah Sunda Kuna yang
disimpan di Museum Pusat Jakarta berjumlah sekitar
empat puluhan naskah. Inventarisasi paling mutakhir atas
naskah-naskah Sunda Kuna yang disimpan di
Perpustakaan Nasional RI dilakukan pada tahun 2010. Dari
hasil inventarisasi tersebut dapat diketahui bahwa naskah
Sunda Kuna berjumlah 63 buah dan tersebar di beberapa
peti.6

Puisi Sunda Kuna


Pada tahun 1994, Jacobus Noorduyn, seorang sarjana
Belanda pemerhati kebudayaan Sunda meninggal dunia.

4 Tercatat satu buah NSK yang ditulis pada bambu dalam inventarisasi
yang dilakukan oleh Yetti Kusmiati Hadish, dkk. dari daerah Mande,
Cianjur. Isi naskah berupa silsilah Prabu Siliwangi (1985: 96-97).
5 Sekurang-kurangnya ada dua NSK yang ditemukan di Bandung,
yaitu milik H. Sukandi yang bertempat tinggal di Cijenuk,
Sindangkerta (Ekadjati, 1988: 431) dan milik Abah Cahya dari
Antapani Bandung. Naskah Abah Cahya berupa terdiri dari lima
lempir lontar dan telah dialih-mediakan oleh Tedi Permadi (UPI
Bandung).
6 Lihat Aditia Gunawan (2010) Membuka Peti Naskah Sunda Kuna di
Perpustakaan Nasional RI: Upaya Rekatalogisasi dalam Sundalana
IX. Bandung: Pusat Studi Sunda.

Sanghyang Swawar Cinta 3


Selama hidupnya, kiranya ada beberapa naskah Sunda
Kuna yang secara khusus dikaji oleh Noorduyn. Teks
tersebut adalah teks Para Putera Rama dan Rahwana (atau
lebih dikenal dengan Pantun Ramayana), Pendakian Sri
Ajnyana, dan Perjalanan Bujangga Manik. Hasil kajian-
kajiannya atas ketiga teks itu diumumkan dalam
beberapa artikel yang membahas segi-segi tertentu
dalam teks. Perlu diketahui, meski Noorduyn telah
membaca naskah-naskah Sunda Kuna baik yang berada
di Jakarta maupun di Bodleian, tetapi sampai akhir
hayatnya ia tidak sempat mengumumkan satu pun
diantara teks-teks yang digarapnya itu secara
menyeluruh.
Adalah A. Teeuw, seorang profesor yang banyak
memberikan sumbangan tentang kesusasteraan
Indonesia sekaligus juga sahabat Noorduyn, yang
meneruskan hasil garapan temannya yang belum sempat
terselesaikan itu. Hasilnya sungguh mengagumkan.
Cara kerja Noorduyn dan Teeuw menggarap naskah-
naskah tersebut membukakan cakrawala baru bagi
penelitian Sunda Kuna. Segi-segi sastra dan linguistik
yang selama ini belum tergali secara mendalam dalam
penelitian-penelitian naskah Sunda Kuna sebelumnya
dibicarakan secara panjang lebar. Hasil kerja kedua
sarjana tersebut diterbitkan dalam buku Three Old
Sundanese Poem terbitan KITLV Press Leiden pada tahun
2006.
Selain dari menyajikan teks dan terjemahan disertai
catatan yang melimpah, kajian Noorduyn dan Teeuw
atas ketiga puisi Sunda Kuna yang disebut di atas juga
dilengkapi dengan analisis yang cukup memadai
tentang bentuk puisi yang termuat di dalamnya, daru
mulai struktur persajakan, keberformulaan dan repetisi,
rintangan metrum, dan lain-lain (Noorduyn & Teeuw,
2006).

4 Sanghyang Swawar Cinta


Dalam analisisnya, Noorduyn dan Teeuw (2009:84)
menemukan bahwa dalam teks-teks puisi Sunda Kuna
sering muncul beragam repetisi; bagian-bagian sajak
yang sama muncul lagi di bagian lain dari teks, kadang-
kadang dalam bentuk yang sama, kadang-kadang pula
dengan variasi dalam kata-katanya, baik panjangnya
maupun susunannya.
Ciri yang demikian muncul juga dalam teks
Sanghyang Swawarcinta yang diterbitkan kali ini dapat
dilihat di bawah ini.
390 Beuki katakul kalarung, Semakin terenggut dan terlewat.
beuki7 kash kagdng, Semakin tersisih dan terpinggirkan.

bait diatas paralel dengan baris 426 dengan variasi pada


kata pertama.

426 anggeus katakul kalarung, Setelah terenggut dan terlewat.


(anggeus) kash kagdng, Setelah tersisih dan terpinggirkan.

Naskah Sanghyang Swawar Cinta


Teks Sanghyang Swawarcinta (SSC) termasuk dalam
koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
dengan nomor koleksi L 626 peti 69. Naskah terdiri dari
39 lempir daun lontar yang berukuran 33 cm x 2,7 cm.
Diapit dengan pengapit bambu. Setiap lempir
mengandung empat baris tulisan. Ditulis menggunakan
aksara dan bahasa Sunda Kuna. Teks SSC ditulis dalam
bentuk puisi ostosilabik, yaitu puisi yang setiap baitnya
terdiri dari delapan suku kata. Tetapi terdapat sejumlah
kecil bait tidak memenuhi metrum delapan suku kata.
Berdasarkan Catatan kepurbakalaan N. j. Krom (1914:
41), naskah ini berasal dari kelompok koleksi Bandung.

7 kbi

Sanghyang Swawar Cinta 5


Keadaan fisik naskah cukup terawat, meski pada
beberapa bagian terdapat lubang-lubang kecil akibat
serangga. Bagian-bagian yang mulai rusak rupanya telah
dikonservasi dengan cara laminasi. Sebagaimana halnya
naskah-naskah Sunda Kuna yang ditulis di atas gebang,
lontar, bambu, dan daluwang, naskah ini pun belum
pernah dideskripsikan dengan baik dalam katalog
sebelumnya.
Naskah ini juga belum pernah diteliti sebelumnya.
Meski demikian, C. m. Pleyte sempat membaca dan
mengalih-aksarakan naskah ini ke dalam aksara Latin.
Hasil alih-aksaranya itu belum sempat dipublikasikan,
masih dalam bentuk tulisan tangan yang sekarang
tersimpan dalam kumpulan naskah koleksi Pleyte
dengan nomor koleksi Plt.17 Peti 121.
Judul yang tertera pada label naskah adalah Siksa
Kandang Karesian (SSKK). Setelah dibaca isinya, jelas teks
ini bukan teks SSKK. Teks ini tidak secara jelas
menyebut judul, tetapi pada bagian awal teks terdapat
keterangan bahwa pengarang tiba tiba teringat akan
Sanghyang Swawarcinta. Penegasan tentang Sanghyang
Swawarcinta pada bagian awal inilah yang menjadi
pertimbangan kami untuk memilih judul tersebut.
Swawarcinta mungkin merupakan perubahan dari
swargacyuta yang berarti jatuh dari surga (lihat
Zoetmulder, s.v). Munculnya kata swawarcinta mungkin
akibat dari silap baca penyalin terhadap aksara Buda.
Karena bentuknya yang mirip, aksara ga dibaca wa,
sementara panglayar (r) biasanya ditempatkan pada
aksara sesudahnya sehingga dibaca swawarcyuta dan
pada akhirnya menjadi swawarcinta. Makna Sanghyang
Swawarcinta dapat berarti sesuatu yang suci yang turun
dari surga. Inilah yang diangan-angankan oleh
pengarang pada awal teksnya. Tiba tiba ia
mengangankan sesuatu yang turun dari surga, dari

6 Sanghyang Swawar Cinta


dalam ketiadaan (ras hedip umangen-angen, di sanghyang
swawarcinta, di jero tan hanana).

Gambaran isi
Lain halnya dengan teks-teks puisi Sunda Kuna
yang telah diumumkan, teks SSC memiliki keunikan
tersendiri. Isi teksnya berupa rajah panjang, meliputi
seluruh bagian teks. Tidak ditemukan adanya dialog
ataupun tokoh cerita. Tokoh dalam teks ini selalu
menyebut dirinya boncah bocah yang, dengan segala
kerendahan hatinya, mencoba mengeluarkan
pengetahuannya kawacanaan. Seringkali ia memohon
maaf kepada pembaca (atau pendengar) yang budiman
agar sudi memaafkan jika disana-sini terdapat kesalahan
dalam tulisannya. Jelaslah bahwa pengarang yang
menyebut dirinya bocah itu pengetahuannya sangat
luas. Dalam baris yang cukup panjang, ia menerangkan
berbagai segi pengetahuan, baik keagamaan maupun
pengetahuan lain yang ia miliki.
Keluasan pengetahuan tersebut dapat terlihat ketika
pengarang melukiskan tentang berbagai jenis penganan
olah-olah (baris 165-193), berbagai kisah dari teks klasik
(baris 475 -520), pengetahuan tentang sesajian, dan lain-
lain.

Waktu dan tempat penulisan


Pada kolofon terdapat catatan bahwa naskah selesai
ditulis pada bulan kedelapan (wulan kadalapan) tanpa
keterangan angka tahun. Teks SSC ditulis (atau disalin?)
di Gunung Cikuray. Sebagaimana diketahui, Gunung
Cikuray adalah nama gunung di sebelah selatan Garut
Jawa Barat. Menurut beberapa peneliti terdahulu seperti
Pleyte dan Atja (1970), Cikuray memiliki nama purba,
yaitu Gunung Larang Sri Manganti. Penyebutan nama
Cikuray, bukannya gunung Larang Sri Manganti,

Sanghyang Swawar Cinta 7


mengarah pada beberapa kemungkinan. Pertama, kedua
nama tersebut merujuk kepada nama gunung yang
berbeda. Kedua, naskah ini dibuat kemudian, atau lebih
muda dari naskah yang berkolofon Gunung Larang Sri
Manganti. Ketiga, kedua istilah tersebut digunakan pada
periode waktu yang sama dan merujuk pada gunung
yang sama pula. Kemungkinan-kemungkinan hanya
menimbulkan hipotesis belaka. Oleh karena itu, kiranya
perlu dikaji lebih jauh dalam penelitian lain.

Sistematika penyajian
Untuk memahami teks Sanghyang Swawarcinta, disajikan
terbitan teks Sanghyang Swawarcinta dari naskah lontar L
626 peti 69. Teks disajikan dalam dua jenis terbitan,
yakni terbitan teks diplomatik dan suntingan teks.
Sebagai pengantar, pada bagian awal buku ini disajikan
gambaran tentang hal-ihwal naskah, yang meliputi asal-
usul, keadaan material, bentuk aksara, dan kandungan
teksnya. Terbitan teks yang disajikan dilengkapi dengan
terjemahan dalam bahasa Indonesia. Bagian akhir dari
buku ini dilengkapi oleh glosari dari teks.

8 Sanghyang Swawar Cinta


Bab 2
Terbitan Diplomatik
Pengantar
Dalam terbitan kali ini disajikan terbitan diplomatik
teks Sanghyang Swawar Cinta dari naskah lontar L 626
koleksi Perpustakaan Nasional RI. Terbitan diplomatik
dimaksudkan agar pembaca sedekat mungkin dapat
mengikuti teks sedekat mungkin sebagaimana termuat
dalam naskah sumber (Wiryamartana, 1990: 56). Meski
demikian, suatu terbitan tidak mungkin menghilangkan
sama sekali jarak pembaca terbitan dengan naskah itu
sendiri. Dalam terbitan ini pun termuat penafsiran
peneliti atas sistem aksara dan sistem ejaan dalam
naskah lontar 626. Tentu saja, peneliti lain mungkin
mempunyai tafsiran yang lain.
Terbitan diplomatik dalam penelitian kali ini
dilaksanakan sebagai berikut:

Sanghyang Swawar Cinta 9


1. Sistem transliterasi mengikuti sistem
Wiryamartana (1990) dalam menangani
Arjunawiwha (1990) dan Ayatrohadi dalam
menangani Kawih Paningkes (1995) dengan
beberapa perubahan, sesuai dengan penafsiran
peneliti ini atas sistem aksara dalam naskah
lontar L 626 dan harkat bunyi aksara:
: e atau eu
: e taling
: r final (panglayar)
: re atau reu
: le atau leu
: ny
: ng final (panyecek)
: nga
: h final (pangwisad)
. (titik): paten (pamah)

2. Urutan lempir disingkat Lp mengikuti urutan


rekonstruksinya. Urutan rekonstruksinya adalah
sebagai berikut.

Urutan Urutan Angka


setelah sebelum Sunda
rekonstruksi rekonstruksi Kuna
1. 17v
2. 16r 1
16v
3. 15v
15r
4. 18v
18r 3
5. 19v
19r 4
6. 20r 5

10 Sanghyang Swawar Cinta


20v
7. 21r 6
21v
8. 22r 7
22v
9. 7r 8
7v
10. 6r 9
6v
11. 5r 10
5v
12. 4r
4v
13. 10r 12
10v
14. 8r 13
8v
15. 11r 14
11v
16. 2v 15
2r
17. 3r 16
3v
18. 9v 17
9r
19. 14v 18
14r
20. 13v
13r
21. 12v
12r 20
22. 29r 22
29v
23. 23r 22
23v

Sanghyang Swawar Cinta 11


24. 24r 23
24v
25 25r 24
25v
26 26r 25
26v
27 27r 26
27v
28 28r 27
28v
29 30r 28
30v
30 31r
31v
31 32r 30
32v
32 33r
33v 33
33 34v
34r
34 35r 36?
35v
35 36v 34
36r
36 37v 35
37r
37 38v
38r 36
38 39r

3. disajikan transliterasi berdasarkan halaman dan


baris:
a. recto: halaman depan
b. verso: halaman belakang
c. baris ditandai dengan angka arab.

12 Sanghyang Swawar Cinta


4. Pada bagian lontar yang sobek dan berlubang
diberi catatan: lontar rusak.
5. Pemisahan kata dilakukan menurut bunyi teks
dan disesuaikan dengan ejaan, sama dengan ejaan
yang dipakai dalam suntingan teks.
6. Koreksi yang dibuat oleh penulis naskah tidak
dicantumkan dalam terbitan diplomatik. Koreksi
atas bagian yang salah kadang-kadang berupa
pembubuhan panyuku dan pemepet (panghulu)
dalam satu aksara. Kadang-kadang berupa
coretan tanpa mengenai aksaranya.

Sanghyang Swawar Cinta 13


Penyajian Terbitan Diplomatik

Lp. 1r

Lp. 1v

Lp. 17r

Lp. 17v
1. ///ooo/// ras. hdip. umae aen., di sahyi
swawa cinta di jero tan. hannana, tebey. mijil. ka
sakala, metu ti panwa pa, hwas. ba
2. yu metu ti tutup., pta sabda metu ti rasa, turun.
ti purana widu biji ti pus. taka jati, bna nuras. ti
ajjana, bijil. ti jati
3. nis. kala, sidi sida parama susemba, sede sira
sa amaca maucap. kaaanaan. metu wai
sakan. dadi, aranna ka suda mula, pa
4. sakannan. nika aji, ahu guru dwanan. ta, niti
jati manba sa karo pitu, kapitu sa hya hayu
pukulun. sama sum.

Lp. 16r
1. pamuhunnan. kami au patakallan. kami ada,
asi ka bra ka pti, ka jagat. bwana lamba
mihapkn awak kami, kami d sadu arita,
metu
2. kn. kawacanaan. kca ti ia sakann., batara
wena wissa ma sda, batari wena ma sati,
batara bayu ma, mula mwa swa

14 Sanghyang Swawar Cinta


3. rai, swara i ayna ini, mula mwa mihap ia,
sugan. ni sala tutap., sugan. ni sala sebat.,
sugan. ni sala ucap.
4. sap. tai pida karka, sab. dai pida ka man.
tra, uloni pida ka kukus. sumae jatin. maka
terus. (panlng)

Lp.16v
1. batan. ta, pa sagu rupa samapun.,
pamuhunnan. kami au, patakallan. mi
ka(dicort) abda pasaduan. kami ka nusyi sda
parama
[ga/1]
2. sda, nu sati parama sati, ka hyi nalika jan.
tra, aran. ni bra kahya nalika jan. tra aran.
pti kami sadu mm. ku
3. kus. malam lwamala can. dana, ki gugula ay.
batara, dn. kulit. naka brit., disila caka
pisittan., usa kalawa
4. n. jamaka, ju atp. d halihai, dibau d tjo
maya, dim. by. d mean. bm., dipun.
cakkan. mea puti

Lp. 15v
1. mas. urey. lun.aya dimaka rasa, arebu kukus.
ka magu, maka ambu ku ambui gan.
dawai di bwana, lamun. na cwadwa ka
2. ka wtan. asup. kana wana puti gsan. hyi
iswara, lamunna cwadwa ka kal asup. kana
wana hire gsan. na hyi wisnu, lamu
3. n. cwadwa ka kulwan. asup. kana wana kuni
gsan. hyi maha dwa, lamunna cwadwa ka
kidul. asup. kana wana mira, ka swa

Sanghyang Swawar Cinta 15


4. gaan. hyi bama, lamunna terus. ka magu
asup. kana catu wana, ka swagaan. hyi siwa,
ka magu ka sa rumuhun. ka sa

Lp. 15r
1. maamba sa maabu, ka sa pati wara
dsa, terus. dwakap. ka tan. hannana, pun. ca
sa hyi akasa, ka tutu ben. ti ni lai
[ro/2]
2. t. pun. ca sa hyi akasa, payu alas. payu dsa
dipaja payu bwana, mayuan. ka wo sajagat.
lamunna data ka ia ku
3. kus. kami jadi sa hub. jadi d hahm. jadi
mga pihujanann. lamun. na niga ka ma jadi
huu ma halaki, jadi
[.]
4. mah kaputihan. jadi mah sahyi lamun. na
niga ka batu jadi piligan. cadi ba cadi puti
jadi na batu sa hyi lamun.

Lp. 18v
1. na niga ka cai jadi cisanta cisanti cikatisan.ia
panti cihaliwu, aranna sahyi talagawana,
diala ku bwaca lana dibawa dis
2. tuban., diais. ku bwa lara, diiri ku
tatabhan. gwao kuni gasa lari, pakn. mwa
bacana dasa mala paruat. dasa ka (panlng),
3. lasa, kitu kawas. tuan. nana, lamun. na niga ka
kayu tara tart, tataneman. sarwwa pala,
makana gamu tulus. ga
4. ppwaswa, gulawi cani lurus. puhun. os.
sl ram. pyi dahan. ruum. kemba ammis.
bua kitu kawas. tua

Lp. 18r

16 Sanghyang Swawar Cinta


1. n. nana, maka uni lamun. n niga ka sawwa
sattwa mag ma demit. lamun. nniga kapca
kacil. puti, raja mu/me? pni, cl kupi sia
salat.
[/3]
2. na raja ma/mu. pna, mbu lilin. rajam. pni,
gaja puti rajapni, tutugaan. sa pabu, kitu
kawas. twaan. na
3. na, mauni lamun. na niga ka bwan. ca lan.
na, maka naga ma tulus. gapwa bwaswa,
gilipi paca gila tarros. ramwa para
[]
4. ja tagay. kasla glag dau kwan dann
pwatra cawn. n, pirigan. sahyi kaligan. pen.
wan. para twahaan. Sa

Lp. 19v
1. cip. ta cip. tani lani, as. tura as. turi arawa
oana, sakitu kawas. tuan. nana, maka uni
lamun. na niga ka bwaca
2. opoy. maka naga mu tulus. gapoposo,
glis. pawilis joh [aksara dicort] da
padawala, d muti bun. buu, da pa
3. ja kwan caropwa puhu buluna, hapitan.
karawala, cita wakt. pwa pwa cita nim.
am. al.mi
4. ceta ulag bra bra, mb nua nm.
akuduan. m. pu em. ba gadu, wan
ayen. su(m?)ma ela spa aen.ha

Lp. 19r
1. yam. aran. ct. kan. t pamulu, bt s. ku
sakitu, the plag. ola ola, na paray. dikemba
lwapa, hura ta dikemba dadap.
[ru/4]

Sanghyang Swawar Cinta 17


2. na hitu dipais. tutu, di ta dipais. bari, na ll
dicwacwab, na deg. dipanjel. pajel. na hiki
dij,
3. na kan. ca dilasa lasa, sisinn. na dirara man.
di, tulana dibat. curau pan. t dirokwatway.,
hayam. bwadas. ta di
4. padamara, hayam. bm. disarese, hayam.
cakes. diketi hayam. huri dipais. bari, hayam.
dan. ten. dipepecel.

Lp. 20r
1. hayam. bika dipapaga, hayam. kuru
dikudupu, hayam. ken. caran. disaratn.,
hayam. kam. bi ri ta dikasikacigey. tua carog,
the
2. na aa alakn. amumujet. arara man. di,
arara gedi, asat raraka hudan., sasat us.
sap.us. sap. l am. b sasat pawa
3. ra lun. ta, sasat uga agi, sakitu guna om.
pway., sakitu kawas. twaan. nana, /o/ makana
parat. ka hadap. kasinugaha ka pwa
4. basuka basuki ka batara nagaraja, ka sa pati
gara, dsa, ka nusyi awa lara nu nagy. sa
hya mma, nusi wena di han. dap.

Lp. 20v
1. ka sa hyi dig. dig. hra, ka lo kidul. kulon.
wttan. sa hyi samaradanna catu al. las. catu
dsa, dipaja catu man. dala ahibaran. bwa na
[ru/5]
2. tuha kalawa amia tutup.rahayu keta glis.,
para bujaga awas. tu dina bulan. kapitu, dina
bulan. rahasy dina ima mani ma

18 Sanghyang Swawar Cinta


3. ya, dina paca tigad.ana, ajiji sahyi hupri,
ajaya sahyi atma, arawu sa hyi hayu, uni
uni sa pan. dita, a(?)ja bayu sabda
4. hidep. aregep. cip. ta nimala ukup. hurip.
wwa sajagat. dina ani paluguhan. kitu
samapun. /o/ o kara nama siwaya,

Lp. 21r
1. cark dina sisa kada soha as. ti sakala witi, as.
titi metu ri ajina mas. t na mas. karana,
namas. tu na masi waya, seka tuja seka
2. pawitra, di sahyi pawiduan., di sahyi as. si
kuni, di sahyi assi bwana, di sahyi cin.
tamani, was. tu sakala samak
3. paya mta hapura, kami son. n mudu modana
a modanakn. sika pagaan. kalawan. si
katiwassan. ireg. pi
4. del. jugul. muna, tumatu di kapuguan.
sumasa di katiwassan., ipis. kadwayunian.,
balaka ulasapan. kad

Lp. 21v
1. l. kan. tppan. pidel., katutupan. ku si lupa,
kaparikus. tra, dn makoa, han. t katurunnan.
ku ad.ana wissa, lage meta
[u/6]
2. ka jal. maan. maki swa miasa di, ku kagiyan.
kami bon. ca d diaja metukn. kawacanaan.,
ku tika kami bon. ca
3. haja haja sasa jar, gra garawallan.,
ampag.ampag. gam. gam paan. popogallan.,
sabda an. caran. tika ar, kase

Sanghyang Swawar Cinta 19


4. de ku picip. tan., metukn. ri adi sasisi
sapata silka, makin. metukn. kawacanaan.,
ku gi hant katemu na

Lp. 22r
1. ampu guru lagu, tida tadu, basa basiki, patitis.
silapa hayap., sandi panali uku paran. ti sipat.
pamene cicik.aka padalisa
2. sauda pudakapa, ku gi kametukn. bayu ti
tup. sabda ti babahan.hidep. sak aen. bayu
sugan. tan.ana kapesa, sa
3. bda nu tan.ana ka, hdip. tan.ana kapiae
aen., maka gd maka was. maka redu
ika bayu, maka lu(?)ca sahyi a
4. jana na sari sip. pe pihideppn., susa
pirasyn., li e pamuaan., agadog. tiha
pagwa san. di tikilab. sam. pagogola, pegat.

Lp. 22v
1. s. karayunnan. kagedag. gedag. tageran., keru
sita kabuyuttan., kco talaga sahyi sarisipn.,
pihdep. pn. maka susa pirasy
[la/7]
2. n., ba bna nu midata kusut. bna nu
mrssan. ti tabu bna mapulukn., iris.
bna nu isibbn. kura b
3. na nu nebey. tan., sorca bna nu elappan.,
hila bna nu namakn., it. bna nu talitip.,
kasamu bna mitutu, ro
4. od. bna nu add mas. pad, ipat.
midana ula l ukuran., ka nu jau ka nu
dkt., kaceray. kapapasa

Lp. 7r

20 Sanghyang Swawar Cinta


1. kn. kapidwa. kapin. telukn., kaatgan.
kawuruannan. ku kebawa budi cip. ta,
lawan.am. be kubekana misi labu siloka
2. sarua palalun. knn. ja haya mahas. d dyaja
kapibaun. sasaya, d dyaja metukn. ni
ana bayu tiis. dia
3. n. palipuna, ruum. siit.rumawai, dwati
karayunnan., nitis. kn. nia ka sato, kapadaan.
maka hbl. hirup.
4. hbl.owana, han. kawiahan. kami bon. ca
sarwa palaluknnn.,kitu ku gi metukn. sabda,
ja haya mahaya, kapiba

Lp. 7v
1. un. sa mata (? lontar rusak), dk metukn. nia,
na sabda padsa, sabda anu mana pemana sabda
man. tra man. tri maha mulyi sabda tinuda tinudi
ti sa pan.
[ca/8]
2. dita, ka sa swaka dama, dk ia metukn. na
sabda rahayu, sabda mna ula mna, sabda
inadi inuda, sabda pasan.
3. ta nana pasan. ta, ambe pasan. ta, kama pasan.
ta, buda pasan. ta, an. mana mwa kapitukn.,
na sabda
4. s.mes. manis.harum., walat. man.hara, ruum. ti
can. du maha barati can. dana, tiis. diin.
palipuna,

Lp. 6r
1. sab. da hra mana lila, dipulu wuwus.
rahayu dipun. cakan., na abek. ku kagian.,
kami boca t mna nadakn.

Sanghyang Swawar Cinta 21


2. talia kara bna ma taki taki, susila satyi
bati, swaka mamu jati, puputut. nowca, ame
ame yugissora, tt
3. gadi dwa guru, raja kalawanugu walaka, wasi
para mauyu, maka uni para maha pan. dita,
para su para tutup., pa
4. ra wulakkan. patitillan. simat. makin. ka sa jati
wara ira ira dipiguna, a na twaa lumagana,
walaati d ka bumi, kura tako\

Lp. 6v
2. n. swa geni, naja sila isu sor taraban. poyan.
bki hbl. bki g., bki lawas. bki tiwas.,
lawas. lawas. nya
[da/9]
3. tu caca, hbl.hbl. tatu tas., han. t waya di
kabisa, aya bisa lalataan., aya aho bobocokkan.,
bora nu dk si
4. lajarot., sugan. di udyi taa mna petama,
supen. mupulikn. nia, ta, maat. bisa, ja
mj lain. dodonnan., na kajo
5. joan. ku kabogo, kabawa ku bakaba, kalolita
ku wahy, kura taa kura takon., swa geni,
naja sila janari tea wei, isu

Lp. 5r
1. kalawan.rahina, bki katakul. kalaru, kbi ka
s ka gd, nu dituti diwuli bki it., nu
disia bki hila, na dipitu
2. tu kasuma kahalaan. ku peca, soya ku rupa
wana, sarua palalun. knn. kami boca ma
kabian. jero bmla sarira, ka tu
3. tuggan ku(?) si lupa, kapu(?)rikas. tra dnng
makoa pepet. pete akra, gelo gelo i ,
ugul. biu mu na tiwas., kabit.

22 Sanghyang Swawar Cinta


4. ku malaikit., kasaputtan. ku tenares. na, yuga
paan. yuga inum., anop saba rahina, ku
gi t mna arahinakn. hdep. lawan. tutu

Lp. 5v
1. bwana lawan. sarira, masinikn. bayu sab. da
hdip., ti pti t humati kabawa ku guna turu,
kuat. malawi-lawi, asup. bijil. data mpa, paja
pete di (panlng)
[ga/1]
2. has. kn., ray. bra t mna inar(?) kabawa
ku guna ganal. T kadadan. t kaboro, t
kapapay. kapiguna, t katuti kawali guna alit.,
ja mj
3. lain. dodonan(?). sabda paaku sagala, t aya
paca ... sorana, ags. katakul. kalaru, kasa
ku gd katu(x)ka ka mpa
[o/0]
4. an., sarua palun. knn. han. t mna,
ipis.rampa raca ruca awas. pada
manarawa, ku gi kura balaa, han. t ili
gadi taliti

Lp. 4r
1. p. di eusi sa hyi rip. ta kabuyuttan., kura
binarum. macana, di jero guha cip. ta
soraan., di sahyi tato ajjana, kna pa
2. lias. ma palias. mjc. ageln. palias. eda
awada, ka para muha para pan. dita, saara ka
nu
3. isa ka nu mi(?)tutu, mauni ka abu aya
paguruan., makin. ka sa jati wara ja ags.
ma ags., kaguri

Sanghyang Swawar Cinta 23


4. t. kn. kagurat. kn., dina geba lawan. lota
mpihan. kukulun. tuan. dicari tan. na, hire
a

Lp. 4v
1. pa ge(?)la su... tan.si sahyi pus. taka. lain.
tatu babahayu, lain. gurit. jujutian. gurat. gurit.
nu biha
[]
2. ri, samakala nu ti hla, sisa kan. da sisa kuda
sisa kuru, sisa dapu, kalawan. dama sisa
pawereg.
3. d ciri natu sapti, bujaga mani muku
sakit. d tini cip. ta di mani saws. tra,
kalawan. sa hyi ajana, gas.
[a]
4. ti man. di katanyi kalawan.adi sa... na manoda ri
agu lara, tato di si wano, tari timba d
tin, sorodo di rat. ta s(sebelah)

Lp. 10r
1. ri kidu ma dadi agitta atati di pelabi,
cali buda kas. mala, paca idiya cin. ta sami,
boma dn. ramayana, korawa d adipawa,
adga pa
2. wa dona pawa san. ti pawa, satyi pawa, kana
pawa, soga pawa, kalawan. agas. ti sawatuti,
d cakawati, kalawanna sowra pat. tra salakat.
d
3. sawatuti, kon. tara j rajanata, tan. jali d caka
rohawati pugawa d bima soga, wiwaha d
pan. dawa jaya, kakus. d aci pure
4. sanapala kalawan. rat. tu asihan. pauittan.
parama dem. mit. dannansi ugan. pagoyyan.,
tun. du lawan. pakedut.

24 Sanghyang Swawar Cinta


Lp. 10v
1. han., cacadn. d karara sn. tahampkkan.
babahmman., pasi binaya pan. ti, patirama,
mada kullan. isiraja
[ga/1]
2. kapan. kapa, tataan. sa hyi meda, kalawan.
waruggan. na pakwa, patra d dama sona ruda
mala, d as. kara, mawi dama petu
3. ti, dama wya padon. naan. pagen. ni maba
kamal, pebota pute wissa, kukum. ba
mahapawitra, bubusa parahyi
[ro/2]
4. an.,maha buku meda tatu, dari ni d can.
da geni, sumin. n dama sasannna, d
pagagadan., ban. tis. ti puba jat. ti

Lp. 8r
1. si wanodi ma kusuma si magala maha pad.
ma kalawan. tatwa ajana, budi keli gagaaki
budi cip. ta idanata, kalawan. ku
2. n. jayakana, maun. ni hurip.huripan. kalawan.
si maha guru, sagela sa hya waya, metu ti
bwana tpitu, kalawan. si mag
3. katepi na dama jati ta nu di laraan. kn.,
pageba bet. sa wiku, upakara sa pan. dita,
gsan. nu nuda san. jata, pa
4. madem. man. ahkara, kna in.a tatu sa
sida karuhun., talata sa sida sukma, piikt.
sa sida ep. d sa sida hyi a

Lp. 8v
[ga/1]

Sanghyang Swawar Cinta 25


1. n. na, sa sida hyi widasara, wara hyi
yugisora, bumi lamba bumi pare si hyi pahi
ags. aci hurip., kawas. twaan.an. ja.
2. ti sun. da, sa hyi sum. maradan. na, cat. tu alas.
cat. tu dssa dipaja cat. tu bwana, na lo kidul.
kulon. wtan. sa
3. hyi han. t sa hyi bih lain. ka ta aran. na
hurip. sahyi patiwi, tja sahyi akasa, jujun.
na, sa hyi alas. mutyi
[/3]
4. na kabuyuttan. aran. na pasi bumi, ditdn.
di jero raga, pakn. ahurip. massada na pan.
dita pag pwa ram. ps.

26 Sanghyang Swawar Cinta


Lp.11r
1. mecat. di bulan. kasa, poroc. di bulan. karo,
tigal.raga di katiga, hila di bulan. kapat. telas.
di kalima, padem. dina bu
2. lan. kanem., muku di bulan. kapitu, da bulan.
di bulan. ka sapulu kna ia paturun. na
patiwa tiwa ti sa pan. dita ka sa swa
3. ka dama, toto tepus. siru tewu, tali tali tan.
pegat. mi ditiota diwuli dituti, disusu na
diran. can. na, disabda dipaambe
4. kan. disemmu di paawuru ditika twaa
calla puri d kia di paritama, mumul.ia bun.
tu pahat. tuan. tan. run. tu

Lp. 11v
1. n. na .. parugu, gan. tok rh, caga oegat.
carita maha pan. dita, talata nusyi ti hla, an.
mana mo kapapay. kapiguna,
[ga/1]
2. t katepi t kahusi, t kaboro t kapn. ton.,
kalasanakn. talata nusyi ti hla, sarua palalun.
knn. ku kagiyan. ka boca
3. metukn. kasamodanaan., kahapn. sa padita,
harag. gam. getas.rapu bahu baha ga pugel.
paru, naru ajana cara ka, dau j
[ru/4]
4. lu catc karo laka, han. das. nu kagiwa
ad.ana, mo bisa mitutu sabda rahayu, miajap.
sora keta, miumit. basa basiki, sarua hala

Lp. 2v
1. lunaknn. kitu samapun. /o/----/o/ makin.
sajan. samisa, atn. salara salari sacece aka
pada lisa, sauda pak pa, lita nu

Sanghyang Swawar Cinta 27


2. disagatakn. waya nu dipialian., talubu sau
salaju, tapakkan. sora sakecap., alian. seka
lpana, padulu sau rahayu, paa
3. ya sora keta, tamba sabda ajugala, d
askn. paabati, mipulukn. tatarukan.
dadaun. na kekembaan. parp porp rara
4. gaca halala, pasi bwana lamba, pakn.
ahaturkn. seka pupuon. suguhan. sasuru,
ditdnnan. kekembaan.

Lp. 2r
2. kktt. uki ukiran., daun. kalapa, dirka
kemba ditiru di j manu dirka tika
maura. kupat. halu
[ga/1]
3. kupat. manu, dn. kupat. parupuyyan.,
kupat. wala kupat iwa, tp. di jukut. palias.,
ririgit.
4. kasa pari, wuku waka, kuru at. ma, kupat.
karas. kemba piccu ruruday., d daun. jah,
terus. was. tu
[rur/5]
5. buju iwu, seka tuju pasi amman., paan. ti
paupatian., parawan. ten. seka puti pan.
jalin.

Lp. 3r
1. sawit. gata sakuli ka genelaran. pataut.
tra(?) sakillan. suguhan. saruru sinahuttan.
cc bulan., sina rapat/tu
2. tan. ku daluwa lalacaran. tinitissan. sahi
dwa tiga annawas. ta, alian. sahi tida
ad.ana, suru apu la
3. wan. jam. b, kalawan. seka satugel. anlum. layu
gs. s. par parp rara gaca, haca

28 Sanghyang Swawar Cinta


4. cara corca, tan. pa ladu tan. pa jemu seka
gaya, aga saat. sapala sipisa gra, camd
bct. sapn. pp

Lp. 3v
1. arupa wah awe awe cici weri, aood
amomor awad awahkn. /o/ maka
anisa measa, ku ka gi ro?an.
[ga/1]
2. kami ahakn. n ia, ka sa pan. dita, sugan. na
songg a gg nuka ahala, hant teteg.
hant bene, hant nia hant
3. nea han. t. katuuan. ni cip. ta, makan. ku
bna kamiahan. ni kusut.ambu ariwutu,
pabali pasula
[u/6]
4. sali (x), pasusa pahala hala paburyi
patulaya, pacoro paago ago mau tutu
sama takal. t luhu t pugu taru, tiha

Lp. 9v
1. n. dap. t pugu takal. di tea t pugu
arokayan. han. t papa sama jaja, hant tp.
pabbrs. hant ma
2. day.abarokayan. ruana ambaran. tilas. babad.
sa pan. dita, tan. segahn. hanu rubu
alulusu sk
3. kapawitraan. agisikn. kamatian. arun. da
kautamaan., ku gi ti bihari waya ayna, ireg. disi
4. p., ma cita di nu utama ahilakn. kasusan.
tra ku gi mo ahi di asi lawan. mulyi sora
nusyi ti hla, saru

Sanghyang Swawar Cinta 29


Lp. 9r
1. a palalun. kn. uni kama sa adadan.
kaluhuran. kalakahan. ku bahu kiwa lawan.
teen., nu rumaket. di salira
[ga/1]
2. panugahan. sa pan. dita, ka sa swaka
dama, daluwa kulit. ni kayu, upakara ni
bussana, cacut. baju paadua, ti pulu
3. sampit. bahiri, roroma buu salamba makin.
pasi bwana lawan. sarira, t. ni cidu
karaca k
[la/7]
4. sa, pat. ti ni kalulun. ni ksa, sak sarira,
ku gi mo kapilihan. kapin. jian. mo kadd
kaparas.

Lp. 14v
1. pad, mwa karana kaop rara ika ti kaya man.
dala parisuda, suda paan. suda inum., ku gi
tan paiyat. na hiwa sira
2. sa adadan. kpo sira si mahayu, ireg.ireg.
dinu pigili, malawarikn. na nu pura awata
ajjana, paja gi
3. sl. ma ana lain. ma lain. ku padan. kami
bwaat. asat. padan. t ka ilikkan. kabudyi,
kadayyan. kacuka
4. yyan., pukulun. sama sumaji, sarua palalun.
knn. kitu samapun. //ooo/// ma kin. sajan.
samiasa, kabna api api baba

Lp. 14r
1. hagi, di jeroni wawaunnan. sugan. metu sak
tan. hana, sugan. waya kan. tppan., ku saba
g saba km, ku rica d tahi ca
[ga/1]

30 Sanghyang Swawar Cinta


2. ca sumen. ni d tahi brit., hara hasu seka
sene, si rara d roab. ruta, harebu di tahi
bubu sarua palalun. knnn., uni basana di
dudu
3. t., digagarupu, didada digra gra, gupu
sigug. gapa kaa gra kapitin. nin. basana ti
alas.alas. san., ti cai ta
[ca/8]
4. gs. mandi, ti jalan. ti pasampaan., di lambu di
gsan. n., sugan. kalulun karikus. kapa
kapi, kahp.hp, ka (panlng)
Lp. 13v
1. dam. pt. kam. pt. an. tep. pt. kahp.hp.
kadpt., pasi as.as. san., pasi bwana
lamba, kna ny temahan. sa hyi
2. atma papa kalsa, bas. hila na dibyi, mas.
kanaka jati rupa, kacoro ku tambagga lawan.
tima, kamu kasalimu, lipi luppa di pitutu,
mupuku na si
3. sa guru, ampaan. sisa kanda ahantkn.
waya ag, alaloan. sapat. ga, naya naya wo
atuha, saara ka sa pandita, hant
4. sihan. ku pamshan. tiged. da ku pamali,
mi. ambe ma gi mitutu hidep. tan tuhu,
nijajap. sabda mahala, kabawa ku na

Lp.13r
1. timala, ahan. nakn. ana dus. tra, makin.
lamunn. na data ka masa, ukaran. salaka
huripp. mo na alaku nh, paa
[]
2. mo sala dunuan., mati taya wo makana,
tigal.raga di katiga, hila dina hapit. mma,
muku dina hapit.

Sanghyang Swawar Cinta 31


3. kayu, atma macat. ti kuruan. lucut. bayu
sabda hdip., raga tigal. kasasara, sa atma ra
ma ri kawa, ora na batu
[da/9]
4. kacakup. tak si bala gadama, kalawan. bau
malura jukut. taji sula wesi, wot. goga ugal.
l agil.

Lp.12v
1. dai yasa geni muka, assu matidas., gaga
mahela curiga, kapagi sa yamadipati,
dilabukn. kanna kawa, dikm. dimaka
2. hbl. dikasi dimaka tadi, dikila dimaka asa,
lawas. nyi dina kawa, sariwu saratus. tahun.,
sata sala (panlng)
3. wa purana, en. tas. nyi sak kawa, diparab.
kn. ka asu di pacasora, asu matedas. iyasa,
gaga mahela cu
4. riga, tehena muwa ruji bisi, d na gaga san.
tana, asu ta maja mumul. gaga ty han. t
haya, kna gi twana, ba

Lp.12r
1. sadi madyipada, ahan. nakn. ana dus. tra,
mi ambek. mag mitutu hdip. tan. tuhu
mijajap. sapada mahala, twana bogo
[.]
2. cocoloan. ku ia sakana koyo, a mana
dicacag. dica ca, dihirib. dimaka n. ti,
dibau dikemba wura ditabukn. ka
3. madyipada, mirasakn. pagawna, basa di
manusa loka, a man. na patisalisa, pati sabe,
tem. ma sa hya atma, papa jadi otr
[o/0]

32 Sanghyang Swawar Cinta


4. jadi dagal. jam. belo limus. sakt. kasamu
hapu makalapa ratwa akinnaririsan., sato aki na
wedyi satoa mag madem. mit., ru

Lp. 29r
1. mabat. tan. kinawerahan. diarannan. nyi
paca tia nu kumelip. di piwi, sawo sato
pipilikkan. saba mabekan. si ni alas.
2. asa di mma di cai, am. ba di tea
sagara, kasuru ku alun. n agu kabawa ku ryi
bata, kasili sili ku ain. data a
3. in. barat. daya, jadi di tasi di nusa, mugu di
kayu di batu, mugu di taru di daun. asa di
cata di rara, di tugul. di kai raka, nepi ka
gunu ka
4. bukit., kaduus. kaudu udu, ka tegal. ka
hariwat. ta, w nusa siSIrihan., pajrattan.
pabajaan., w sma, siSIrahan.

Lp. 29v
1. palaruan., wo sajagat. waya ka pakukan.
ku atma papa kalsa, ja ia kahann. nana, ja ta
temahan. nana, /o/ sakila di utamana dina
dsa kabuyu
[ga/1]
2. t. tan., ma cai karetihan. na gunu pu hyiu
nunu maha pawit. tra w knh
kapakukan. ku atma papa kalsa, oo awo ka
nu
3. aho, aban. cana ka nu bsa, bda ka nu ram.
pas. twa, nu ccb. dipw di nu gel.
lan., bki data ka nu cci bki nepi, di kanis.
[ro/2]

Sanghyang Swawar Cinta 33


4. trakn. bki dihajakn. haya kasari kabuti,
huni icap. kaarot., nan. duan. sab. da mahala,
ka nu wat. te kas. taan. ha

Lp. 23r
1. ya d ruat. mmala, yi pidinn. papa, j
j kapraan., lun. ampa pandita tuhu lasana,
mt. imt. raj kn. paka
2. gina ditapa, awakkan. sahya dama, dia
tin na maku d milu sabaluluan., milu
awo d ajjana, haya haya hs. pab
(panlng)
3. bars. aduku sapadukukan., d mpa
duluran. d pan. dita tuhu tapa, ahirasa aho
di jalan. haya cun. du
4. ka puhun., haya data ka takal. huni nepi ka
jati isun. huni mo katepi, isun. haya mo
kasora, jati temu ggina, ja na sabda kala

Lp. 23v
1. n. tara, kasaru kattalajuraran., sarira sala
parannan. masa gsan. na ahannanan.,
sasariwu saratus. tahun. sa
[ro/2]
2. ta salaw purana, mo ora kasora tin, diri
ti sakit. ku jadi minta tibula ku waya, gamanti
kataba ma
3. lapala anda abanadacana maka gd maka
was., maka gil. la jjn., maka jiji
jarijipn. ma
[ro/2]
4. ka giru human. ciru, sarwa apalalun. knn.,
mana tadi dipipatitim., panja gina ditata,
mna mo gela tombada

34 Sanghyang Swawar Cinta


Lp. 24r
1. iyat. naan. matahyi sasana gaw pareket.,
sugan. waya kadkttan., ku nu tumatu mja,
ku nu sumelap. sumelip. sako
2. a karurusittan. sugan waya jaga jagl. kurica
ta hira waya, iwun.iwun. cidu irun. tata rua
tata rombo hiris. bopo limus. sa
3. sakt., wedit. caci d sodari, tan. kasari tan.
kabuti, tan. kasikep., tan. kagamel. ma pact.
d cocopt., laku laku d
4. danyi, sako kinaririsan., sako kinawedyian.,
sako si maha gla, sugan. kadudut. kadawut.
basana didada dig

Lp. 24v
1. ragira, sako saba nis. ti saba tamaha, bijil.
tina pan. ca tiya, nu mo een. na kasari kabuti,
ku nusyi daha pawitra, suga
[ro/2]
2. n. n aya kan. tppan. dina pata dina seka dina
pat. tra, dina suru dina a, dina jam. p,
salubana ku sikn., ja lai ma lain. ku
3. padan. boat. asat. odakn. sa panditta, ku
padan. kami kura wulat. kura tial., sarua
palalun. knn. ku ka
[/3]
4. gian. kami boca mapas. marug. armpannan.
atggan. awuruan., nu ak tata bata, k
lugu ligi siwi samadi ad

Lp. 25r
1. g. kin. cip. ta nimala nu k yoga samadi, ud.
da paan. ud. da inum., nu k aji awigi,
dina sibut. dina cawet. mauni

Sanghyang Swawar Cinta 35


2. ni tata kama, nu k al. lan. matin., tita
awa tita raga, ni tena ni sasaya, sarwa
apalalun. knn., ku
3. kagian. kami, mr bobot. mr rpot., mr
suna rurumpahn., nita hs sakali, iyatna
4. di katuturan., milihan. n ia, cama campuna,
suci na pawitrana, lamun. waya kawulattan.
kawulakan., sui

Lp. 25v
1. igis. wira alaati, dirasa tiga kapala,
umput. ku taan. katuhu tma ku taan. kn.
ca tibakn. ka pwa suci dara ni
[ro/2]
2. jat. ti, d pwa suci lasanna kna ta sedihan.
nnan., saba g saba kmm saba cam. ma
saba cam. pu, ia hala ia hayu,
3. dikiihan. diisian., dijinna picarian. pat.
cayahan. pastraan. pabajaan., pawaran. ja
k dikawasakn.
[ru/4]
4. dikalikali tan. paguna, han. t kaj susut.
pudu run. ti murina, dede lageng hra
tin, awakan. na kajatyian., komo lamun. di

Lp. 26r
1. pahayu, lun. dijin. saSAramman., ku nu waya
paawasan. sa, ia w ia ma dilalaan.
disiaran., ban. ta dilala, mwa
2. to mogo megat. pasi, ba dat. ta disiaran.
dilitaran., diinteyan., momogana tka waya,
nemu imma kabuyutan.
3. mma sakillan. pasagi, titina aliga manni
ram. ps., gurin. da enunana, lamun. na
diutamakn., pin. nahayu dn. Sa

36 Sanghyang Swawar Cinta


4. pan. dita, ditarawas. dicacaran., dituaran.
dipigiran., d dihuru, sugana pan. nas. babana,
kar paca naga

Lp. 26v
1. rana, tuluy. diduru disasap. dimaka lin.i,
disaraan. diradin. nan.ags. ma ta sakitu,
diilikkan. dibudyi disia
[ro/2]
2. ran.halana hayuna, yogyi rampos. dipahayu,
gs. ma ramps. dipahayu, doraka dipicin.ta,
diwin.
3. du diadu adu, dirka diwala saa, ditt
disam.puray.kn., ditan.d dipasigaran.kn.
ditiru
[rur/5]
4. dijy batu, dirka tika man.dala, diririn.ci
diriria diturun.kn. ditakn., dihac.hac.
bna a

Lp. 27r
1. manon.yuyukn. ti pigi ku mat.tu pat. ti,
bna ala tina tas.si was.tu bna nu mahayu,
ban.ta b
2. na adu balay. mma dikakan.can.nakn., was.
papagt. nan. was tu mann.di galagu ruba
3. y. man. nan. di dasin.na, katurut. dijampa
magu, sarwa d cat.ti hyi, kna tuja
mula carut.
4. sugan. sora sagala, batu ta di jambu raya, arann.
pun.ca nis. kala, dibalaya sakulina, diawuran.
ni as.sa, dibau d

Sanghyang Swawar Cinta 37


Lp. 27v
1. adu omas. disella diseg sipat. ditili ti
kajauhan., cartam. ht.ht. na, tajuna saba
kusuma kusuma
[ro/2]
2. aran. ni kemba hando ba d hado put.ti,
han.do lusi kayu puri man.dakaki jam.bu
dan.ti, wra tumpa wra lan. ca, ke
3. mba bulan. kamba tan.ju, jelag. d maara
parat. tatali seka waduri, taloki saru keli,
daliman. seka pupuon. paca d
[u/6]
4. kemba damaka, tarat d muya sor, bm.
kemba m.by by. syi kemba pus.pa lmba,
dn. kemba pus.pa gadi

Lp. 28r
1. malati kemba dodoman. kemba tuju
buawari, kemba susun. kemba menu,
kemba apaladara, kemba ta han.t nu
ramps. kucawa
2. li han. hiji panugahan. ti nis.kala, sakan.
waya, ka sakala, pawas.tu ka sa pabu, utama
di karajaan., lamun.
3. na dipak awas.tu raga sarira, na ruum.
dipicucudu nu wai dipisuSUmpa, nu
malaha dipiburat. kemba han. nt. dipip
4. nu ramps. dipicacan //o// makin. sajan.
samiasa, liwat. nu disagatakn. ti hulun. taman.
situ, di dora kowari

Lp. 28v
1. , d tocari, kalawan. na kamata, dipaht.
dihgt. hgt. wanana uka ukaran., ti luha
carita pan. du ti ha

38 Sanghyang Swawar Cinta


[ro/2]
2. n. dap. cata udarayana, ditea naga pahem.
pas., ulasan. caawalayut., mera igel. dipun.
na, barua patuka tuka ba
3. ro pa , udubasu adayi, batari
pasri sri, batara pakawa kawan., sili kal sili
cium. hara
[la/7]
4. n. na sa hya memet., ag ma ta sakitu ditn.
dnn., liga ligi, can.di ba can.di puti can.di
hjo can. Di

Lp. 30r
1. kuni hareca di bat.tu gasa, batu hareca
diwana, ags. ma ditdnnan., pijatinnan.an.
ja miru, patan.na
2. kkan. pakayuan. di lambu pamphan.,
romahya pattwaan. taman. mihapit.kn.
dara, salima d kara
3. jaan., bal pasajn. lami gadi pan.ca tulis. dii
n. bal paykkan. saga papaiyillan., pa
4. hwaman. uru jala[nu/ni], kalawan.
pasamidaan., gsan. ukus. puja apu, di umun.
tan. palagu nu nu semba tanu

Lp. 30v
1. pagira hwi hajin. ti kaj gumi ha
gumihi, malakara di bwana, dd lage
hra tin, awakan. kapetiwian., kila
[ro/2]
2. ranoas. dipahayu dicacaran. dicaaan. diradin.
na disadi galagaran., sapututu ugal.isu
dikukus. san. dipujaan. dise
3. mba dikabatian., didupa ku ruruumman. has
dupa mak irrum. ruum. ii gan. dawai,

Sanghyang Swawar Cinta 39


[ca/8]
4. sa, waun. tuju j metu dibalay. ku batu
data, ditao ku batu rop, ditam.ba liga parasi,
tatapakkan., batu welas. saca

Lp. 31r
1. kateras. sawala, milam.baran. kayu laka,
suhunnan. susyi tan.du dilayisan. saryi kuray.
kwakwat na lam.m kwan, dijure
2. kawu cawn dit ruyu si waku
ditarikkan. terus. jati di pasekanan. gal. pe,
dikaci kamuni keli, palupu na awi temen.
3. disela ku awi surat., dibau betu laraan.,
bna alatikan. tnan. paluguhan. jati wulu,
san.
4. daan. surya gadi wana uki ukirannan. tat.tra
lua, pat.tra wida ti luhu pat.tra gumulu, ti han.
da

Lp. 31v
1. p. pat.tra gumula, ti gigi pat.tra kasili, ti to
karapuran. tyan. puna cali, dilan.caan. ku
kanaa, pa
[da]
2. paku na jati rupa, tiha kuwu balan. iju di
galran. jam.b bas.ma, di bukit. ku en.ju sili,
di
3. hatppan. kiray. ora diturub. ku eju silipa
tam. buyu bnana iju kald bna a d
dg. ba
4. n. ta bna ata pina, titip. lii dada lsa,
kadi gunu kapwayannan. katn.jo sak
kadohan. d juru tra

40 Sanghyang Swawar Cinta


Lp. 32r
1. s.(sebelah) tagulun. di jeroan. tras. carun.
pasunu dipaja ran.ma utama, su rat. tu nu
di umun. basa put.tra nu disemba
2. , wena etu laut.ada dsa alalaca na bwana,
dwata turun. majal. ma, hyi muba ka sakala,
ipis. malaka di
3. l.aana, kuturun. nan. ku nis. kala, raps. rua
rampas. tua, rampas. budi ram. pas. pigi, tutug.
tu
4. lus. deres.ags., acini dwa manusa, han. t
kna ku jamula, elu paka pat. tra ban. tut. di
tenga alas.asa

Lp. 32v
1. n., titiron. saba kusuma cariin.uru jalan.
muru yan. cai sahyi, bwagwa ai ku satwaana,
aranna pasa badayyan., hibi
[da/]
2. apu ka magukn., span. seka dwata, ka
puhun. ta ma ramps., ceta sa magaway. pan.
dita maha wis
3. sa, petatu wijasana, ttla maha pia, ti ar
lain. wo ppja, lain . jal. ma tatan. paraca d
halu ku
[o]
4. mba, yi tan. na j dwa, ago nu cali
dipwapwa jaja nu cali di gira, baris. nu cali
dipaga ja mene sa dwa batu

Lp. 33r

Sanghyang Swawar Cinta 41


1. sa pkin. d tu napa sad.anaan. sakawana
diwayakn. kabuti bna, bihari kasampa
bna bhla, kaipuan., ka
2. cukkn., nu sunugu ugal.isu nu mawa tagu
babu lalay., nu mapag. pada wa uma
pula ka mpa
3. nu nuga kawarasan. mala, nu ditapa tha
ba, hiu buyut.ry bwan. ca, gg dituggn.,
tehe ry i
4. n. da ebwan., was. si dhs. ramma kada,
hulun. jau sanakal. lan., mauyu d bala
wiku kaasa, d panwagaran.,

Lp. 33v
1. paigit. pahawin. dhs. nu pura ags. kn.
tin, ahalaan. guna gaw hulun. batu, awa
sra ela li
[da]
2. n.iyila ni lala sa awa sakapat.aba na
paca rabakkan., sakwa guna twatwannan.,
bulis. ti bna
3. aligis. burahay. na panataran. nagilis.,
tumpa di pasi, sumaray. tupa di data
samagu aliga payu, si
[]
4. ben. ti a ligamani si cudu naga aloy.,
aap. na abahu min. tra, gawullan.
paawuru batu, paawuru ka

Lp. 34v
1. imaruan. kikila ry nu ca, sumbaga
dayhan. batu, gna nusyi lasana, a
byitakn.hidap. tamba mela,

42 Sanghyang Swawar Cinta


2. nu daaca han. t pegat. na, sakali nu adon.
budi, iha tika turut. tann., di duluran. ku
sars, maka
3. n. nu sakd, kma sida nu salala, awei nu
pula pwayan., glis. bumi kaspa bala, da na
patanikkan.ra
4. gi na panakilan., burahay. na pageraan.,
pana na si pakayuan., pagu luju pa daun.
nan., ged ba

Lp. 34r
1. l paola han. ca ruat. mala, mwata ti
kahannan. papa, kitu samapun. /o/ maka uni
samyi saluput. liwat., sarik
[da]
2. raka lin. ta nu disagatakn., hbl. gina
ditdn., lawas. gina ditun. da, kakara kare
3. pulikn., disamwadanakn., ku sarini dwa
tiga, sire sataru haru bau lukut., sati(da?)p.
cama
4. (paten)pu, satktk taw, sahla badag.
srahan., gwa sapanten., samaduwigan.,
tas.ra

Lp. 35r
1. hayu hra tin, tinebhunnan. byitana ka sakala,
tudun.ura ry, kawas. twaan. di sakala, na
babu hya petiwi, ywag.ya
2. turut. tann. nana kuna ura wo sajagat., ia
tuha ia larey., ku nu adwa lawan. pare,
mauni nu
3. di man. dalana, pahidin.hya buyut., lain.
basa nu urug. jura tem. bi gawi cadas.eli,
swadwa rahwa batu ba

Sanghyang Swawar Cinta 43


4. kwa, par batu patga, han. kabtahan.
nana, ku nu huni d ditapa, nu hayu d
tigal.raga, sarwa palalun. knnn., titis.

Lp. 35v
1. ku rahayu, di sakala di nis. kala, w kn
sakila sakitu, sugan.k duum. nyi unyi
ketanyi ngun. ni, tita wates. ni uku ma, dum.
man. nyi, haga
[/3] sann.
2. way., ti nis. kala sakala, dipak kaawuwu
ibu ratu pameget.reuhawa sugi, lamun. na
tiis. pijatin. nana, kitu samapun. /o/ makin.
3. sajan. samyasa gas. gwadwag. kwam, sari sari
tan. pasari, titimu na sari jati, maka n.han.
dl. ta ku aya, n. geruk.
[u/6]
4. taku jadi, guman. ti maka uruy. cidu bay.
ksa, bm. bt. mira dada, ade urat. di
tara, telu niha piakaan., maka susa
barusaha

44 Sanghyang Swawar Cinta


Lp. 36v
1. n. lwag. lwag. bna agwan.agwan., lugay.
bna babasahan., balas. kapurug. kaparag.,
kuri ni dwa tiga, kura jaga kura
2. jagi, kura taan. paawasa, kpwan. sira sa
magaway., mauni ditt p. kn. ka dsa
mahapawitra, ka bwa
3. na lawan. sarira, dipiswt. mwa mad,
dipitipulu mwa ci jucu, dipisaMP mwa
matep., dipisimbat. mwa haruhu,
4. sarua palalun. knn., kitu samapun. /o/
mauni sajan. myisa, waya nu dipas. san. takn.,
waya padaluras. sa

Lp. 36r
1. n. nana, waya nu disagatakn., mikwanwakn.,
raja bussana panugahan. sa pan. dita, ti pulu
saMPit. bahiri, roroma d buu bada
[/3]
2. g. baju taj, abad. da hire, awala ka sasakali,
sakit. tu disan. tahakn., waya daluwa samba,
ku ti na pwa
3. n. dwa ht., sararaan., ipis.raMPi raca
ruca, sisina gunu gunuan., udu beru ata
cakal., kura (panlng)
[ru/4]
4. tat kura po, kura rasi kura cai,
disamodanakn. ku kagian., kaya budi kami
sakini, dyija metukn. kawacanaan.

Lp. 37v
1. mwadana sabda sakicap., tika paroda paroc.,
na mikonokn. bu ba..iddicikm., tika bun.
tuna gi a

Sanghyang Swawar Cinta 45


2. u pegat. nu tika abda, sau bun. tu, sabda
tinnuda, paregat.an. cal.an. calan., podo bna
aahwakn.
3. sipen. bna humati, kura bna maritama,
bu,tu bna ku mageru saara sana nu mak
busa, mikwanwakn. parot. ca
4. i, bna kami ulub. kkman., ola uli hala
buka saba bti, cau tiwu byi tal.s., hui suwg.,
kalawana

Lp. 37r
1. . na geda rati, d kalapa bna naman. kn.,
ku gi na gge gn. t.. kura sn, di golwa
kura tasi
[/3]
2. hum. bu hum. bu, han. t acan. tulus.hipu, sarwa
palalun. knn., kitu samapun./o/ makin. sajan.
samyi sa nu
3. tari gaal. jual.n. dyija ppi ora, na ireg.
dikd kd, na tiwas. dikaya kaya, ksa bag
ksa
[ru/5]
4. n. ti, bm. bt. ditaan. kn., ku ra mo
kataan. nan. sapupulu kacuwali, asi nu
mitwa ia, palias. ka

Lp. 38v
1. sa pan. dita, aya basa lumagana, medi p.,
diam., daa lamun. di rhna, d nita ka hulu
kumba, maja man han. t
2. bisa, ra guru lag. la, sora pepe sora py,
han. t patut. kana lag. gu, na sora bct. kan.
dr

46 Sanghyang Swawar Cinta


3. pisri srin. sakali, upat.upat. tn., nu ca na
ali hila eni sakapat. d hu kum. ba, ja mibi
sum
4. ra seri saara na hulu kumba, bogo puji puji
suka, dipila r salos. sa i kna kara ikn. og,
nu

Sanghyang Swawar Cinta 47


Lp. 38r
1. muji kapibati, nu md. d pibahan., nu cici
parud. na parud. rugan. maja man ry gg, na
ali
[/3]
2. hiala eni, maja man han. t ari, saara
ura sinommo so ry pihalan., na paapa t
katagap.
3. , na pisalin. lilijian., kapapara katg. togan.,
ditada ka sa pan. dita, karua ku nu miwara,
jaro
[u/6]
4. t. sugan. na paag., sugi wara ceta ucap. kit.
tu samapun., /o/telas. sinurat.ri wulan. ka dala

Lp. 39r
1. pan. suru.. pacan. ten. dua na uli sa anurat.
batu madala sunyi saabuyut. tja sasida
pun. ca cikuray.,hulu kumba ti ba
2. tuwai /o/ malapa ham. pura sa amaca,
kuna sat. tra oc lot kadi tapa yuyu ri tan. ca
ri tasi kura wuhan. wi loan. blota
3. . benekn.ar na luhu mayan. ta banili pun.

---

48 Sanghyang Swawar Cinta


Bab 3
Suntingan dan Terjemahan Teks
Pengantar
Pada bagian ini disajikan suntingan teks. Dapat
dikatakan bahwa suntingan teks merupakan
pengulangan terbitan diplomatik dengan
menghilangkan sedapat mungkin hambatan untuk
pemahaman teks. Di sini terdapat campur tangan
peneliti sebagai pembaca. Suntingan teks tersebut
dilakukan sebagai berikut:
1. Teks dikembalikan dalam bentuk puisi ostosilabik
dengan memperhatikan jumlah suku kata. Cukup
banyak baris yang kurang atau lebih dari delapan
suku kata. Untuk kasus demikian, sedapat mungkin
teks diperbaiki berdasarkan kesaksian baris-baris
yang lain, baik yang terdapat dalam teks yang sama
maupun teks yang lain. Tetapi, untuk beberapa

Sanghyang Swawar Cinta 49


kasus tertentu, dibiarkan sebagaimana terdapat
dalam naskah.
2. Kata-kata distandarisasikan berdasarkan kesaksian
kamus. Kamus yang digunakan dalam terbitan ini
antara lain: Kamus Umum Basa Sunda (LBSS, 1978),
Kamus Basa Sunda (Satjadibrata, ), Kamus Basa
Sunda (Danadibrata, 2006), Sundanese-Nederlansche
Woordenboek (Eringa, ). Kata-kata yang
diperkirakan berasal dari, atau sama dengan, kata
Jawa Kuna distandarisasikan berdasarkan Kamus
Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder, 2006) dengan
perubahan ejaan sesuai ejaan bahasa Sunda
sebagaimana diterapkan pada terbitan teks Para
Putera Rama dan Rahwana, Pendakian Sri Ajnyana,
dan Perjalanan Bujangga Manik pada terbitan
Noorduyn dan Teeuw (2006).
3. Dalam suntingan teks digunakan tanda-tanda
sebagai berikut:
() : ditambahkan pada bacaan;
[]: dihapuskan pada bacaan.
4. Angka arab di sebelah kiri teks menunjukkan nomor
baris, sementara angka arab dalam teks
menunjukkan catatan kaki. Teks dalam catatan kaki
menunjukkan suku kata atau kata dalam naskah.

50 Sanghyang Swawar Cinta


Penyajian Suntingan Teks
1. /ooo/ Ras hidep umange(n)-angen,
di sanghiyang swawarcinta,
di jero tan hana[na],
te(m)bey mijil ka sakala,
5. metu ti panwa(n) pangreungeu,
hwas bayu metu ti tutuk8,
pt[a] sabda metu ti rasa,
turun ti purana wi(n)du,
biji(l) ti pustaka jati.

10. Beunang nuras ti ajnyana9,


bijil ti jati niskala,
sidi sida paramasuksma10.

Sedeng sira sang amaca,


mangucap kaa(j)nyanaan,
15. metu wangi sangkan dadi,
ngaranna kasuda mula,
pasangkanan nikang aji.
Ahung guru dwananta,
niti jati mane(m)bah sang karo pitu,
20. kapitu sanghyang hayu.

Pukulun sama sumanger, /17v/ [1]


pamuhunan kami nyaur,
patangkalan kami nya(b)da,
nyaksi ka beurang ka peuting,
25. ka jagat bwana lamba.

Mihapkeun awak kami,


kami d(k) sadu nyarita,

8 tutup
9 ajjana
10 paramasuksembah

Sanghyang Swawar Cinta 51


metukeun kawacanaan,
kna ti inya sangkanna.
30. Batara wenang wissa ma sda,
batari wenang ma sakti,
batara bayu mangreungeu,
mulah mwa reungeu swaraing,
swaraing ayeuna ini,
35. mulah mwa mihap inya,
sugan[n]ing salah tucap11,
sugan[n]ing salah sebut,
sugan[n]ing salah ucap,
sabdaing12 pi(n)dah ka rka,
40. sabdaing pi(n)dah ka mantra,
uloning pi(n)dah ka kukus.

Sumange(r) jatina,
mangka terus /16r/ btan ta.

/0/ Pasaguru pasamapun,


45. pamuhunan kami nyaur,
patangkalan kami13 nyabda,
pasaduan kami ka nu siya,
sda paramasda,
nu sakti paramasakti.
50. Ka hiyang nalika jantra ngaraning beurang,
ka hyang nalika jantra ngaran(ing) peuting,
kami sadu meuleum kukus,

mala mlwa mala candana,


ki gugula areuy batara,
55. deungeun kulit nangka beurit,
disilang cangkang pisitan,

11 tutap
12 saptaing
13 mi ka(dicort)

52 Sanghyang Swawar Cinta


usar kalawan jamaka,
jungateup deung halihair,
dibaur deung t(n)jomaya,
60. direumbeuy deung menyan beureum,
dipuncak(k)an menya(n) putih. /16v/

Omas urey lun aya dimangka rasa,


nyarebung kukus ka manggung,
mangka ambung ku ambuing,
65. gandawangi nu wangi di bwana.

Lamunna cwa(n)dwang ka[ka] wtan,


asup kana warna putih,
geusan hiyang iswara.

Lamunna cwa(n)dwang ka kalr,


70. asup kana warna hireng,
geusanna hiyang wisnu.

Lamun(na) cwa(n)dwang ka kulwan,


asup kana warna kuning,
geusan hiyang mahadwa.

75. Lamunna cwa(n)dwang ka kidul,


asup kana warna mirah,
kaswargaan hiyang bra(h)ma.

Lamunna terus ka manggung,


asup kana catur warna,
80. kaswargaan hyang siwah.
ka manggung ka sang rumuhun.
ka sang /15v/ mangambang sang manga(m)bung, [2]
ka sang patih warahdsa,
terus dwangkap ka tan hana [na],
85. puncak sanghiyang akasa.

Sanghyang Swawar Cinta 53


ka tungtung bentik ning langit,
puncak sanghiyang akasa,
payung alas payung dsa,
dipajar payung bwana,
90. mayungan ka wong sajagat.

Lamunna datang ka inya,


kukus kami jadi sanghub,
jadi reueuk deung haleungheum,
jadi mga pihujananeun.

95. Lamunna ni(ng)gang ka lemah,


jadi hunyur lemah halaki,
jadi lemah kaputihan,
jadi lemah sanghiyang.

Lamunna ni(ng)gang ka batu,


100. jadi batu pilinggaeun,
ca(n)di bang ca(n)di putih,
jadi na batu sanghiya(ng).

Lamun /15r/na ni(ng)gang ka cai,


jadi cisanta cisanti cikatilesan.
105. inya panti cihaliwung,
ngaranna sanghiyang talagawarna.
Diala ku bwacah lanang,
dibawa di sng tuban,
diais ku bwah larang,
110. diiring ku tatabeuhan,
gwaong kuning gangsa lari,
pakeun mwa ba(ny)cana dasamala
pangruat dasakalsa,
kitu kawastuanana.

115. Lamunna ni(ng)gang ka kayu

54 Sanghyang Swawar Cinta


taratang rt,
tataneman sarwwa pala,
mangkana galemuh tulus,
(mangkana) galepwang (bwang)swar,
120. gulawing canir lurus puhun,
os slr rampiyang dahan,
ruum kembang amis buah,
kitu kawastua /18v/nnana.
[3]
Mangka nguni lamun ninggang ka sarwwa sattwa,
125. mageung mademit.
Lamun ninggang ka peucang
kanycil putih raja[m]pni,
clng kuping singa salat,
na raja[m]pni,
130. lembu lilin raja[m]pni,
badak putih rajapni,
gajah putih rajapni,
tutunggangan sang prabu,
kitu kawastwaanana.

135. Manguni lamunna ni(ng)gang ka bwancah lanang,


mangkana galemuh tulus,
(mangkana) galepwang bwangswar,
giling pingping pancuh14 geulang,
tarros ramwa para(n)jang,
140. tanggay kas langg [langg] dadar ,
kwanng gann pwatrang cawn,
pirigan sanghiyang kalih
ganpenwan para twahaan.
Sa /18r/cipta ciptaning lanang15,
145. astura asturi arawa inyana,
sakitu kawastuanana.

14 pacah
15 laning

Sanghyang Swawar Cinta 55


Mangka nguni lamunna,
ninggang ka bwacah opoy,
mangkana galemuh tulus,
150. galepong bongsor geulis pawilis,
doh (n)dah padawala,
deumuk (pipi) ti(m)bun buuk,
doh pa(ny)jang kwanng,
caropwang puhu buluna.
155. Hapitan karawala,
ceta16 nywa(ng)kt pwak-pwak,
ceta neuleum (m)alem-(m)alem,
ceta nyulag beurang-beurang,
meubeur nuar neuleum nyangkuduan,
160. ngem(bang) (ka)puk ngembang gadung,
ngwanng ngayen ngasumba,
ngela sepang ngangeun ha /19v/yam17
[4]
ngaranct kanth pamulu.

Beuteung reueus ku sakitu,


165. teher plag olah-olah,
na paray dikembang lwapang:
hurang ta dikembang dadap,
na hitu dipais tutung,
le(n)di ta dipais bari,
170. na ll dicwacwabk,
na deleg dipanjel-pa(n)jel,
na hikeu18 dileuleu(n)jeur,
na kancra dilaksa-laksa,
sisitna dirara mandi,
175. tulangna dibatcu rangu,

16 cita
17 hayan
18 hiki

56 Sanghyang Swawar Cinta


pantingna dirokwatway.

Hayam bwadas ta dipadamara,


hayam beureum disarengseng,
hayam cangkes diketrik,
180. hayam hurik dipais bari,
hayam danten dipepecel, /19r/
hayam bikang dipapanggang,
[5]
hayam kurung dikudupung,
hayam kencaran disaratn,
185. hayam kambeuri ta dikasi,
kacigeuy tuang carog.

T(e)herna nyanga nyanglarkeun,


ngamumujet ngarara[ng]mandi,
ngararang geding,
190. nyasat raraka hudan,
sasat usap-usap lamb,
sasat pawarang lunta[ng],
sasat ugang-aging.
Sakitu guna (na) o[m]pway,
195. sakitu kawastwaanana. /o/

Mangkana parat ka ha(n)dap,


ka si nurgaha ka pwa basuka basuki,
ka batara nagaraja,
ka sang patih wara(h)dsa,
200. ka nu siya awak larang,
nu nanggeuy sanghya(ng) lemah,
nu siya wenang di handap /20r/.
ka sanghiyang digdig
hrang,
ka lor kidul kulon wtan,
205. sanghiyang sumaradana,

Sanghyang Swawar Cinta 57


catur alas catur dsa,
dipajar catur mandala,
ngahibaran bwa[]na,
tuha kalawa(n) amengan,19
210. tutup rahayu kreta geulis,
para bujangga ngawastu,
dina bulan kapitu,
dina bulan rahasa,
dina imah manikmaya,
215. dina panycatiga ajnyana.20

Ngajingjing sanghiyang hurip21,


ngajayak sanghiyang atma,
ngarawu sanghyang hayu.

Nguni-nguni sang pandita,


220. ngajang bayu sabda hidep,
ngaregep cipta nirmala,
ngukup hurip wwang sajagat,
dinaan ing panglungguhan.
Kitu samapun.

225. /o/ Ongkara nama sihwaya, /20v/


[6] cark dina siksa ka(n)dang,
sohah asti sakala wreti,
astiti metu ring aji.
Namast namas karana.
230 Namastu nama sihwaya.
Sekar tu(n)jung sekar pawitra,
di sanghiyang pawi(n)duan,
di sanghiyang asri kuning,
di sanghiyang asri bwana,

19 aminga
20 dnyana
21 hupri

58 Sanghyang Swawar Cinta


235 di sanghiyang cintamanik,
wastu sakala samangk.

Teu22 paya m(n)ta ha(m)pura,


kamisonn mu(n)dur,
modana nya modanakeun,
240 si kapanggangan kalawan si katiwasan,
ireug pidel jugul muna,
tumangtu(ng) di kapunggung-an,
sumangsang di katiwasan,
ipis kadwayunian,
245 (a)bala kaulasrapan.
kadeu /21r/ kaeunteupan pidel,
katutupan ku si lupa,
kapari(ng)kus[tra] dn(ng) makoh.
hanteu katurunan ku ajnyana23 wissa,
250 langgeng meta[h] kajalmaan.

Mangki(n) s[w]amiasa deui,


ku kageuian kami,
boncah d(k) diajar,
metukeun kawacanaan,
255 ku tingkah kami boncah,
hangjar hangjar sasalengjar,
geura garawalan, ampag ampag
ga[m]gampangan popogalan,
sabdaan caran tingkahan ra,
260 kasedek ku piciptaeun.
Metukeun ring ngaji,
sasirih sapatah silka,
mangkin metukeun kawacanaan,
ku geui hanteu katemu,
265 na /21v/ ampuh gurulagu,

22 leu
23 adnyana

Sanghyang Swawar Cinta 59


[7]
ti(n)dak ta(n)duk basa basiki,
patitis sila pah[h]ayap,
sanding panali ukur paranti,
sipat pamener cecek24
270 angka padali(ng)sa.

Sau(n)dak-[p]u(n)da(k) kalepa,
ku geui kami (me)tukeun bayu,
tutup25 sabda ti babahan,
hidep sakng angen-angen.

275 Bayu sugan tan ana[k] kapresa,


sabda nu tan ana[k] kareungeu,
hdip tan ana[k] kapiange(n)-angen,
mangka gdr mangka reuwas,
mangka reduh ikang bayu,
280 mangka lucang sanghiyang ajnyana,
na sarisipeu(n) pihidepeun,
susah pirahasaeun26,
(lingga) linger pamujaan,
ngagdog tihang ra(n)jang pagwasan,
285 deung tikelab samping gonggolang,
pegat [t]apu /22r/ s karayunan.
kagedag-gedag tanggeran,
keruh situ kabuyutan,
kcong talaga sanghiyang,
290 sarisipeun pih(i)depeun,
mangka susah pirahasaeun27.

Lebak beunang nu midatar,

24 cicik
25 titup
26 piraseun
27 piraseun

60 Sanghyang Swawar Cinta


kusut beunang nu mrsan,
titabur beunang mangpulungkeun,
295 iris beunang nu nyisib[b]eun,
kurang beunang nu ne(m)beyan,
corngcang28 beunang nu nyelapan,
hilang beunang nu namakeun,
leungit beunang nu taliti[p],
300 kasamur beunang mitutur,
rongod beunang nu ngadngdng,
ma(ra)spad nyipat midana,
ngulak ngel(k) ngukuran,
ka nu jauh ka nu deukeut,
305 kaceray kapapasah /22v/ keun
kapi(n)dwa kapintelukeun,
[8]
kaa(n)tgan kawurunganan,
ku se(m)bawa budi cipta,
lawan ambek ku (am)bekna,
310 misi (na) labuh siloka,

sarua palalunkeuneun,
ja hayang maharesa.
Dk diajar kapibangun sangsaya,
dk diajar metukeun ning (aj)nyana,
315 bayu tiis dingin29 palipurna,
ruum seungit30 rumawangi,
dwa ti karayunan,
nitiskeun inya ka sato,
kapadangan mangka heubeul,
320 (heubeul) hirup heubeul nyowana,
hngan kawingahan kami,
boncah sarwa palalu(n)keuneun,

28 sorngcang
29 dingan
30 singit

Sanghyang Swawar Cinta 61


kitu ku geui metukeun sabda,
ja hayang manghayang,
325 kapibang /7r/ ngun sang mata,
dk metukeun inya,
na sabda (kau)padsa(n),
sabda anumana premana sabda,
mantra-mantri maha muliya,
330 sabda ti nuda ti nudi,

(sabda) ti sang pandita,


ka sang swaka darma.
[dk inya] Metukeun na sabda rahayu,
sabda mnak ulah mnak,
335 sabda inadi inuda,
sabda pasanta (j)nyana pasanta,
ambek pasanta karma pasanta,
bud(a) (pasanta) (bu)di pasanta,
ngan manah mwa kapetukeun,

340 na sabda leuleus lemes,


manis harum,
wulat manohara,
ruum ti candu,
mahabara ti candana,
345 tiis dingin palipurna. /7v/
[9]
sabda hrang manah linglang,
didulur wuwus rahayu,
dipuncakan nak a(m)bek,
ku kageuian kami bo(n)cah.
350 teu meunang nadahkeun talinga,
kurang beunang mataki-taki,
suksila satiya bakti,
swaka mamu(ja) jati.
Puputut nowca,

62 Sanghyang Swawar Cinta


355 ameng-ameng yugisora,
ttga deung dwa guru,
raja kalawan unggu walaka,
wasi para manguyu,
mangka nguni para mahapandita,
360 para(ma)suk paratutup,
para walakan patangkilan31.
sim(b)at mangkin ka sang jati warah
irang-irang dipiguna.
ja na twa[a]h lumanggana,
365 walangati d(k) ka bumi,
kurang tako /6r/ n swageni,

na(n)jak sila isuk sor,


(sabuat) taraban poyan,
beuki heubeul beuki ireug,
370 beuki lawas beuki tiwas,
lawas-lawas nyatu cacah,
heubeul-heubeul nyatu32 taleus,
hanteu waya di kabisa.
aya bisa lalatangan,
375 aya nyaho bobocokan,
borang nu dk sila jarot,

sugan di udiya tanya,


meunang pretama,
supen mupulihkeun inya.
380 tang, mana mangat bisa,
ja meujeuh lain dongdonan,
na kajo(ng)jongan ku kabogoh,
kabawa ku (ka)ba-kaba,
kalolita ku waha33,

31 patikilan
32 tatu
33 wah

Sanghyang Swawar Cinta 63


385 kurang tanya kurang takon,
(kurang takon) swageni,
na(n)jak sila (isuk sor),
janari tengah wengi,
isuk /6v/ kalawan rahina.
[10]
390 Beuki katakul kalarung,
beuki34 kash kagdng,
nu ditungtik diwulik beuki leungit,
nu disiar beuki hilang,

nu dipitutur kasamur35,
395 kahalangan ku preca(la),
songya ku rupa warna.

Sarua palalunkeuneun kami,


bonycah mo kabireungeuhan,
jero bumla36 sarira,
400 katutupan ku si lupa,
kapuringkas [tra] dnng makoh,
pepet peteng akra,
gelo-gelo leungi-leungeu,
jugul bingung muna tiwas,
405 kabilet ku mala iket37,
kasaputan ku tre[nare]sna,
yuga pangan yuga inum.
nopksa brah rahina,
ku geui teu meunang ngarahinakeun.

410 H(i)dep lawan tutur /5r/,


bwana lawan sarira,

34 kbi
35 kasumar
36 bmla
37 ikit

64 Sanghyang Swawar Cinta


masinikeun bayu sabda hidep.

Ti peuting teu humareti,


kabawa ku guna turu,
415 ku at(ma) manglawi-lawi,
asup bijil datang leumpang,
pajang peteng dihskeun,
ray beurang teu meunang nginar,
kabawa ku guna ganal,
420 teu kadongdon teu kaboro,
teu kapapay kapiguna,
teu katungtik kawulik guna alit,
ja meujeuh lain do(ng)donan,
Sabda pangaku sagala,
425 teu aya panycaksarana,
anggeus katakul kalarung,
(anggeus) kash kagdng,
katukang(ang) kaleumpangan.
Sarua pa(la)lunkeuneun,
430 (boncah) hanteu meunang,
ipis ramping ranycang runycang.
Awas padang manarawang,
ku geui kurang balangah,
hanteu ilik38 deung39 taliti /5v/[p].
435 Di eusi sanghiyang ripta kabuyutan,
kurang beunang ru[m]macana,
di jero guha cipta sorangan,
di sanghiyang tato ajnyana40,
kna palias ma palias.
440 (palias) mjc ngageln
palias nyeda ngawada,
ka paramuha para pandita,

38 iliga
39 ding
40 ajjana

Sanghyang Swawar Cinta 65


sanyarah ka nu nyi(k)sa ka nu mitutur,
manguni ka a(m)bu ayah ka pangguruan,
445 mangkin ka sang jatiwarah.
ja anggeus ma anggeus,
kaguritkeun kaguratkeun,
dina gebang lawan lo(n)tar,
lempihan kukuluntungan,
450 dicarik (ku) ta[n]nah hireng,
a- /4r/ mpar gelar susuratan,
eusi sanghiyang pustaka.

Lain tangtu babahayu,


lain gurit juju(n)tian,
455 gurat gurit nu bihari,
sasakala nu ti heula,
siksa kandang siksa kudang
siksa kurung siksa dapur,
kalawan darmasiksa pangwereg,
460 [deung cirik] deung ceurik nangtung sapeuting,
bujangga manik mungku sakit,
deung tineunging cipta,
di manik sawstra,
kalawan sanghiyang aj(ny)ana,
465 gas ngati man. ding kataniya
kalawan adi sasana
mano(n)dari agung larang,
tato di sri wano,
tarik timbang deung tineunging,
470 sorodong di rat,
ta /4v/sik kedung madangding,
[12]
anggit artati deung prelabi,
calik deung buda kasmala,
panyca i(n)driya cinta soma,
475 boma deungeun ramayana,

66 Sanghyang Swawar Cinta


korawa deung adiparwa,
angdgaparwa dornaparwa
santiparwa satyaparwa,
karnaparwa sorgaparwa,
480 kalawan agasti sarwatuti,
deung cakrawati,
kalawan na sowrapatra,
salakat deung sarwatuti,
kontara jeung rajanata,
485 tanjali deung cakra rohawati,
punggawa deung bima sorga,
wiwaha deung pandawa jaya,
kangkus deung aci puresanapala,
kalawan ratu asihan,
490 pauitan paramademit,
danansri ugan pagoyan,
tunduk lawan pakedut /10r/tan,
caca(n)dn deung kararangsn.
tahampkan babaheuman,
495 pangeusi binaya panti,
patikrama, madangkulan.
isiraja kapan kapa,
tataan sanghiyang medang,
kalawan waruganna pakwa,
500 patra deung darmason(y)a,
rudamala deung askara,
mangleuwi darmapretuti,
darmawya padonaan,
pagenni mangbang kamal,
505 prebokta putre wissa,
kukumba mahapawitra,
bubuksah parahiyangan,
maha bungku medang tangtu,
jarini deung candrageni,
510 sumana deung darmasasana,

Sanghyang Swawar Cinta 67


deung pagagadan,
purbatisti41 purbajati /10v/,
[13]
sri wano dremakusumah
sri manggala mahapadma
515 kalawan tatwa anyjana,
budi keling gagang aking,
budi cipta i(n)dranata,
kalawan kunjarakarna42,
manguni hurip-huripan,
520 kalawan sri mahaguru,
sagelar sanghyang wayang,
metu ti bwana [t] pitu,
kalawan sri mageung,
katepi na darmajati,
525 ta nu dilarangankeun,
pagerba lebet sang wiku,
upakara sang pandita,
geusan nu nu(n)da sanjata,
pamademan ahangkara43,
530 kna i[n]nya tangtu sang sida karuhun,
talatah sang sida sukma,
piteket44 sang sida lenyep,
deung sang sida hiyang (aj)nyana, /8r/
sang sida hiya(ng) widasara,
535 warah hiyang yugisora,
bumi lamba bumi parek,
sri hiyang pahi anggeus aci hurip,
kawastwaan ajnyana45 ti sunda,
sanghiyang sumaradana,

41 bantisti
42 kunjayakarna
43 aheungkara
44 piingkeut
45 anjany

68 Sanghyang Swawar Cinta


540 catur alas catur dsa,
dipajar catur bwana,
na lor kidul kulon wtan,
sanghiyang hanteu sanghiyang biheung,
lain ka ta ngaranna,
545 hurip sanghiyang pratiwi,
tja sanghiya(ng) akasa,
jungjunna sanghiyang alas,
mutiya na kabuyutan,
ngaranna pangeusi bumi,
550 diteu(n)deun di jero raga,
pakeun ngahuripan masa,
dk pantg . ramps,
[14]
mecat di bulan kasa,
poroc di bulan karo,
555 tinggal raga di katiga,
hilang di bulan kapat,
telas di kalima,
padem dina bulan kanem,
mungkur di bulan kapitu,
560 di bulan
di bulan kasapuluh.

Kna inya paturunna,


patiwah-tiwah ti sang pandita,
ka sang swaka darma.

565 Totok tepus sirung teuwu,


tali-tali tan pegat,
nu dititah diwulik ditungtik,
disusukna46 dirancana,
di sabda di pangambekan,

46 disuksuna

Sanghyang Swawar Cinta 69


570 di semu di pangawuruh,
di tingkah twa[a]h cala purih,
dk inya diparitama,
mumul inya buntu,
pahatuan tan runtu /11r/na
575 saparung[g]u gantok rh,
canggang pegat
carita mahapandita,
talatah nu siya ti heula,
ngan mana mo kapapay kapiguna,
580 teu katepi teu kahusir,
teu kaboro teu kapnton.
Kalaksanakeun talatah nu siya ti heula.
Sarua palalunkeuneun,
ku kageuian ka(mi) bo(n)cah,
585 Metukeun kasamodanaan,
ka hareupeun sang pa(n)dita.
Harunggampung47 getas rapuh,
bahu bahangga punggel paku.
naruk ajnyana carang i(ng)kah,
590 jauh jeueung,
lu(n)cat cihna(?) karo langkah,
handas nu kagiwang ajnyana48,

mo bisa mitutur sabda rahayu,


mingajap sora kreta,
595 miumit basa basiki,
sarua pala /11v/ lunkeuneun.49
[15]
Kitu samapun. /0/

Mangkin sajan samiyasa,

47 haraggampung
48 adnyana
49 halalunakeuneun

70 Sanghyang Swawar Cinta


a(n)ten salarak-salarik,
600 sacecek angka padalingsa,
sau(n)dak pak leu(m)pang,
le(n)tang nu disanggatakeun.

Waya nu dipialingan,
talubu saur salajur,
605 tapakan sora sakecap,
alingan sekar lpana,
pangdulur saur rahayu,
pangayak sora kreta,
tamba sabda ngajugala,
610 d(k) ngangseukeun pangabakti,
mingpulungkeun tangtarukan,
dangdauna(n) kekembangan,
parp parp rangrang,
ga(n)cang halalang,
615 pangeusi bwana lamba,
pakeun ngahaturkeun sekar,
pupungon suguhan sasurung,
diteu(n)deunan kekembangan, /2v/
keukeureut ukir ukiran,
620 daun kalapa dirka kembang,
ditiru dijieu(n) manuk,
dirka tingkah manyurak,
kupat halu kupat manuk,
deungeun kupat parupuyan,
625 kupat walang kupat [eu] iwak,
eu(n)teup di jukut palias,
riringgit kasang pari,
wuku waka kurung atma,
kupat karas kembang picung,
630 ruru(n)day deung daun jah.

Sanghyang Swawar Cinta 71


Teruswastu hujung50 iwung,
sekar tu(n)jung paksi aman,
panga(n)ti pang[ny]upatiyan,
parawanten sekar putri,
635 panjalin /2r/[ 16] sawilet gatah,
sakulingkang ginelaran51,
patra uttra,
sakilan suguhan sarurung
sinahutan cecengbulan,
640 sinarapa[tu]tan ku daluwang lala(n)caran,
tinitisan sanghiyang dwa tiga anawasta,
alingan sanghiyang tiga52 ajnyana53,
suruh apu lawan jamb,
kalawan sekar satugel.

645 Alum layu geres euleus.


par parp rangrang ga(n)cang,
hareucang carang corngcang,
tanpa laduh tanpa jemuh,
sekar gayang angar saat,
650 sapala sipi sapira(ng),
camdk bct rarapn,
pp /3r/ ja rupa waha,
awir-awir cici weri,
ngajojor ngamomor,
655 ngawad ngawahakeun.

/o/ Mangka nguni samiyasa54,


ku kageuian55 kami ngahareukeun inya,

50 bujung
51 genelaran
52 tida
53 adnyana
54 samasa
55 giro?an

72 Sanghyang Swawar Cinta


ka sang pandita,
suganna songgng nya(ng)ggng,
660 (suganna) nukang nyanghalang,
hanteu teteg hanteu bener,
hanteu ningar hanteu nengah,
hant(eu) katujuan ning cipta,
mangkin ku beunang kami ngahanceng
665 kusut ambuk ariwutu,
pabali(k) pasulang-saling,
pasungsang pahalang-halang,
paburiya patulayah,
pacorok paagor-agor,
670 maur tungtung samar tangkal,
ti56 luhur teu puguh taruk,
ti ha/3v/ndap teu puguh tangkal,
[17] di tengah teu puguh ngarongkayan,
hanteu papak sama jajar,
675 hanteu (n)tp pabbrs,
hanteu maday ngarongkayan.
ruana ambaran tilas babad,
sang pandita tan segaheun,
ngarurubuh ngalulungsur,
680 ngsrkeu(n) kapawitraan.

Ngagingsirkeun kama(n)trian.
ngarundak kautamaan,
ku geui ti bihari waya,
ayeuna ireug disieup,
685 ma cita di nu utama,
ngahilangkeun kasuksantran,
ku geui mo nyaho57,
di asri lawan muliya,
sora nu siya ti heula.

56 teu
57 nyahi

Sanghyang Swawar Cinta 73


690 Saru /9v/ a palalunkeun,
nguni karma sang[ng]adangdan,
kaluhuran kalangkahan,
ku bahu kiwa lawan tengen,
nu rumaket di salira,
695 pangnurgrahan sang pandita,
ka sang swaka darma.

Daluwang kulit ning kayu,


upakara[ng] ning busana,
cangcut baju pangadua,
700 tipulung sampit bahiri,
roroma buuk salambar,
mangkin pangeusi,
bwana lawan sarira,
lelet ning ciduh karacak ksang,
705 paleut[t]ik ning kalulureun,
ning ksang sakng sarira,
ku geui mo kapilihan,
kapinjian mo kadngdng kaparas/9r/pad,
710 mwa karaksa58 kaopksa ika,
tri kaya mandala parisuda,
suda pangan suda inum,
ku geuing tanpa iyatna,

hiwang sira sang [ng]adangdan.


715 Kpo sira sing manghayu,
ireug-ireug di nu pregili,
malawarikeun na nu purah ngawarah59 ajnyana60,
panyjang geui nyeuseul manh,
lain ma lain ku padan,
720 kami bwaat nyangsat padan,

58 karakna
59 ngawatah
60 ajjana

74 Sanghyang Swawar Cinta


teu kailikkan kabudiya(n),
kagadayyan kacukayyan,
pukulun sama sumarji,
sarua palalunkeuneun,
725 kitu samapun. //ooo///

Mangkin sajan samiasa,


ku beunang a(m)pih-a(m)pih baba[h]/14v/ hagi,
[18] di jeroning wawangunan,
sugan metu sakng tan hana,
730 sugan waya kaeunteupan,
ku sarba geuleuh sarba keumeuh,
kuricak deung tahi cakcak,
sumeuni deung tahi beurit,
haranghasu sekar seneng,
735 sirara deung roab ru(n)tah,
harebuk di tahi bubuk,
sarua palalunkeuneun,
nguni basana didudut digagarupuh,
didadak digeura-geura,
740 gupuh sigug ga(m)pang kaeur
geura kapitineungeun61.
Basana ti alas-alasan,
ti cai ti62 geusan63 mandi,
ti jalan ti pasampangan,
745 di lembur64 di geusan eureun.

Sugan kalulun karingkus.


(Sugan) kalepah-kalepih.
(Sugan) kahphp ka/14r/dmpt.
(Sugan) kalempt nyantept.

61 kapitin.ningeun
62 ta
63 nggeus
64 lembur

Sanghyang Swawar Cinta 75


750 (Sugan) kahphp kad(m)pt,

Pangeusi a(la)s-a(la)san.
Pangeusi bwana lamba.
kna rya temahan,
sanghiyang atma papa kalsa,
755 les65 hilang na drebiya66,
mas kanaka jati rupa,
kacoro(k) ku tambaga lawan timah,
kalemur kasalimur,
lipi lupa di pitutur,
760 mupungkur na siksa guru,
ngaleumpangan siksa kandang,
ngahanteukeun watang ageung,
ngalaloan sipat galeng,
naya-naya wong atuha,
765 sanyarah ka sang pandita,
hanteu siheun ku pameuseuh,
hanteu67 geder ku pamali,
milelek ambek ma geuleuh,
mitutur hidep tan tuhu,
770 mijajap68 sabda mahala,

kabawa ku na /13v/ trimala,


ngahanakeun (j)nyana dust[r]a.

Mangkin lamunna datang ka masa,


ukuran69 sakala70 hurip,
775 mo ngeunah ngala ku (ma)nh,

65 bas
66 dibiya
67 han.ti
68 nijajap
69 ukaran
70 salaka

76 Sanghyang Swawar Cinta


pah mo salah dunungan,
mati taya wong mangkana,
tinggal raga di katiga,
hilang dina hapit lemah,
780 mungkur dina hapit kayuh,
atma mecat71 ti kurungan,
lucut bayu sabda hidep,
raga tinggal kasangsara,
sang atma rama ring kawah,
785 nyorang na batu kacakup,
leutak si balagadama,
kalawan banyu manglurah[k],
jukut taji sula wesi,
wot gonggang ugal-agil, /13r/
790 deung iyaksa geni muka,
asu[h] mangtendas72 (iyaksa),
gagak ma(ng)helar curiga,
kapanggih sang yamadipati,
dilabuhkeun kana kawah,
795 dikeueum dima(ng)ka heubeul,
dikasi dimangka tadi,
dikela dimangka asak.

Lawasniya dina kawah,


sariwu saratus tahun,
800 satak salaw purana.

Entasniya sakng kawah,


diparabkeun ka asu di panycasora,
asu mangte(n)das iyaksa,
gagak manghelar curiga,
805 teherna mawa ruji beusi,
deung na gagak santana,

71 macat
72 matidas

Sanghyang Swawar Cinta 77


asu ta majar mumul.
Gagak ta73 hanteu hayang,
kna gilek twahna,
810 ba /12v/ sa di madiyapada.
[20]
ngahanakeun (j)nyana dust[r]a,
milelek ambek mageuleuh,
mitutur hidep tan tuhu,
mijajap sabda74 mahala,
815 twahna bogoh congcolongan,
ku inya sangka(n)na koyo,
nya mana dicacah[g] direcah-recah,
dihirib dimangka lentik,
dibaur dikembang wura,
820 ditabu(r)keun ka madiyapada,
mirasakeun pagawna,
basa di manusa loka,
nya[a] mana pati(ng)saliksak pati(ng)saleber.

825 Temah sanghyang atma papa,


jadi otr jadi janggl.
jambelong limus sakeureut,
kararamu hapur mungkal
satwaa kinaririsan,
830 satoa kinawedi(an),
satoa mageung mademit,
ru /12r/mabat tan kinaweruhan75,
[22]
dingarananniya panycatriak,
nu kumelip di pr(et)iwi,
835 sarwo sato pingpilikan,
sarba mabekan eusi ning alas,

73 t
74 sapada
75 kinawerahan

78 Sanghyang Swawar Cinta


nyangsang di lemah di cai,
ngambang di tengah sagara,
kasurung ku alun-agung,
840 kabawa ku riyak batang,
kasilir-silir ku angin.

Datang angin barat daya,


jadi di tasik di nusa,
munggu di kayu di batu,
845 munggu di taruk di daun,
nyangsang di catang di rangrang,
di tunggul di kai rungka(d),
nepi ka gunung ka bukit,
ka dungus ka udung-udung,
850 ka tegal ka hariwata,
leuweung nusa sisirihan,
pangratan babajangan,
leuweung sema sisirihan76 /29r/
panglarungan wong sajagat,

855 Waya kapangkukan,


ku atma papa kalsa,
ja inya kahanan(an)a,
ja ta temahanana. /o/

Sangkilang di utamana,
860 dina dsa kabuyutan,
lemah cai karetihan,
na gunung panghiyangan77,
gunung78 mahapawitra,
(h)euweung knh kapangkukan,

76 sisirahan
77 punghiyangung
78 nungnung

Sanghyang Swawar Cinta 79


865 ku atma papa kalsa,
nyorok awor ka nu nyaho,
ngabancana ka nu bisa79,
ngabda ka nu ramp[a]s twah.

Nyeueung nu ceuceub direupweung.


870 Dinugellan beuki datang,
ka nu cicing80 beuki81 nepi,
dikanistrakeun beuki dihajakeun,
hayang kasari kabukti,
huning kaicap kaarot.

875 Nu na(n)dangan sabda mahala,


ka nu watek lekas tangan,
ha /29v/ yang dk ruat [m]mala,
[22]
nyiyar pideungeuneun82 papa,
reujeung-reujeung kapraan.

880 Lun nyampak pandita tuhu laksana,


mt imeut rajeu(n) leukeun,
pakageui na ditapa,
ngawakan sanghyang darma.

Dinya tineungna mangkuk.


885 D(k) milu sabilulungan,
milu awor deung aj(ny)ana,

[hayang] hayang hs pabbrs,


ngadungkuk sapangdungkukan,
d(k) leumpang duluran,

79 beusa
80 ceucing
81 bingki
82 pidingeuneun

80 Sanghyang Swawar Cinta


890 deung pandita tuhu tapa.

Ngahiras[a] nyaho di jalan,


hayang cunduk ka puhun,
hayang datang ka tangkal,
huning nepi ka jati,
895 isun huning mo katepi,
isun hayang mo kasorang.

Jati temu geugeuina,


ja na sabda kala/23r/ntara,
kasarung katala(n)jura[ra]n,
900 sarira salah paranan,
masah geusanna ngahana[na]n,
[sa]sariwu saratus tahun,
satak salaw purana,
mo nyorang kasorang tineung,

905 diri ti sakit ku jadi,


mintar ti bala ku waya,
gumanti ku tabah mala pala,
ngabda ngabancana,
mangka gdr mangka reuwas,
910 mangka gila jeungjeueungeun,
mangka jiji jarijipen,
mangka giruk humanciru,
sarwa [a]palalunkeuneun,
mana tadi dipipatingtim,
915 panja(ng) geui na ditata,
meunang mo gelar tombada. /23v/
[23]
Ngiyatnaan matang hiyang,
sasana gaw pareket,
sugan waya kadeukeutan,
920 ku nu tumangtung (tu)mja,

Sanghyang Swawar Cinta 81


ku nu sumelap-sumelip,
sakoh83 karurusitan,
sugan waya jangga-janggl,
kuricak tahi rawayang,
925 iwun-iwun ciduh ingsun84,
tata rua tata rombok,
hiris bopoh limus [sa]sakeureut,
wedit cacing deung so(n)dari,
tan kasari tan kabukti,
930 tan kasikep tan kagamel,
mar pact deung cocopt,
laku-laku di duniya85,
sakoh kinaririsan,
sakoh kinawediyan,
935 sakoh si mahagila86.
Sugan kadudut kadawut.
Basana didadak digeu/24r/ra-geura87.
Sakoh sarba nistri sarba tamah[h],
Bijil tina pancatriyak,
940 nu mo we[n]nang kasari kabukti,
ku nu siya dahar pawitra,
Sugan aya kaeunteupan,
dina patah dina sekar,
dina pattra dina suruh.

945 Dina apu dina jamb,


salubarna kaeusikeun88.
Ja lai(n) ma lain ku padan.

83 sakwah ah
84 ingrun
85 daniya
86 mahageula
87 gira
88 ku eusikeun

82 Sanghyang Swawar Cinta


Boat nyangsat nyodakeun
Sang pandita ku padan kami.
950 Kurang wulat kurang tingal.

Sarua palalunkeuneun,
ku kageuian kami bonycah.
Mapas marug ngarmpanan,
nga(n)tgan ngawurungan,
955 nu eukeur89 tapabrata90,
eukeur lungguh linggih siwi
samadi ngade /24v/ gkeun cipta nirmala,
[24]
nu eukeur yoga samadi.
Nyuda pangan nyuda inum,
960 nu eukeur ngaji ngawigih,
dina si(m)but dina cawet,
manguni ning tata karma,
nu eukeur ngangl[l]an ma(n)ten,
tita(h) awak tita(h) raga,
965 nirtre(s)na nirsangsaya.

Sarwa [a]palalunkeuneun.
Ku kageuian kami,
mr bobot mr rpot,
mr susah rurumpaheun,
970 nitah hs sakalih.
Iyatna di katuturan,
milihan inya,
camah campurna,
sucina pawitrana.
975 lamun waya kawulatan,
kawulikan, sui /25r/
inggis wirang alangati,

89 akeur
90 tatabrata

Sanghyang Swawar Cinta 83


dirasa tinggang kapalang.

Ngumput ku tangan katuhu,


980 tma ku tangan knca,
tibakeun ka pwah suci darani jati,
deung pwah suci laksana,
kna ta sedihanan,
sarba geuleuh sarba keumeuh,
985 sarba camah sarba campur,
inya hala inya hayu,
dikiihan diisingan,
dijieun na picarian,
pa[t]cayahan pastraan,
990 pangbajangan pangwaleran,
ja eukeur dikawasakeun,
dikali-kali tanpa guna,
hanteu kajeueung susut91,
pu(n)dung runtik murina,
995 dengdeng langgeng hrang tineung,
ngawakan na kajatiyan.
Komo lamun di /25v/ pahayu,
[ 25]
lun dijieun sangsaraman,
ku nu waya pangawasan [sa],

1000 inya leuweung inya reuma,


dilanglangan disiaran,
bantar dilalar,
mwatong mogor megat pasir,
lebak datar disiaran,
1005 dili(n)taran diintiyan,
momoganna tka waya,
nemu imah kabuyutan,

91 mungkin metatesis dari sustu

84 Sanghyang Swawar Cinta


lemah saki[l]lan pasagi,
teherna ngalingga manik,
1010 ramps gurindaeu[nu]nana,
lamunna diutamakeun,
pinahayu dn sang pandita,
ditarawas dicacaran,
dituaran dipinggiran.

1015 D(k) dihuru,


suga(n)na panas babakna,
kaar panycanaga /26r/rana.
Tuluy diduruk,
disasap dimangka linyih,
1020 disaraan diradinan,
anggeus ma ta sakitu,
diilikan dibudiyan,
disiaran halana hayuna,
yogiya ramps92 dipahayu,
1025 geus ma ramps dipahayu.
doraka diprecinta,
diwindu diadu-adu,
dirka diwalangsanga.
Diteukteuk disampuraykeun,
1030 ditand dipasigarankeun,

ditiru dijiyeu(n) batur,


dirka ti(ng)kah mandala,
diririncik diririak,
diturunkeun ditakkeun,

1035 dihaeuc-haeuc.
beunang nga /26v/ manon yuyukeun,
[26]

92 rampos

Sanghyang Swawar Cinta 85


ti pinggir ku batu93 putih94,
beunang ngala ti na tasik.
Wastu beunang nu mahayu,
1040 bantar beunang ngadu balay,
lemah dikakancanakeun,
(ka)was papagt[n]an,
Wastu man(a)n di galunggung95,
ru(m)bay manan di daksina.

1045 Katurut di jampang manggung,


sarwa deung catih hiyang,
kna tunyjuk mulah carut,
sugan sora sagala.

Batur ta di jamburaya,
1050 ngarann(a) punycak niskala,
dibalay[a] sakuli(li)ngna,
diawuran (ma)nik a[s]sra,
dibaur deung /27r/ adur omas,
diselang diseg sipat,
1055 ditilik ti kajauhan,
car(n)tam heuleut-heuleutna.

Tajurna sarba kusumah,


kusumah ngaraning kembang,
handong bang deung ha(n)dong putih,
1060 handong lungsir kayu puri(ng),
mandakaki jambu danti,
wra tumpang wra lancar,
kembang bulan kembang96 tanjung,
jelag deung manyara parat,

93 mattu
94 pattih
95 galanggung
96 kambang

86 Sanghyang Swawar Cinta


1065 tatali sekar widuri97,
taloki saru(ni) keling,
dalima[n] sekar pupungon,
pacar deung kembang damaka,
tarat deung maya sor,
1070 beureum kembang reumbeuy-reu(m)beuy,
siyang kembang puspa lmbang,
deungeun kembang puspa gading, / 27v/
[27]
malati kembang dongdoman,
kembang tu(n)ju(ng) bungawari,
1075kembang susun kembang menur,
kembang ngapaladarah,
kembang ta hanteu nu ramps,

kucawali hngan hiji,


panugrahan ti niskala,
1080sangkan waya ka sakala,
pangwastu ka sang prabu,
utama di karajaan,
lamunna dipak
ngawastu raga sarira,
1085nu ruum dipicucu(n)duk,

nu wangi dipisusumping98,
nu malahar dipiburat,
kembang haneut dipipeureuh,
nu ramps dipicacan //o//

1090Mangkin sajan samiasa.

Liwat nu disanggatakeun
ti hulueun taman situ,

97 waduri
98 dipisusumpang

Sanghyang Swawar Cinta 87


didora kowari /28r/
deu(ng) panto curi,
1095 kalawan na kamateuang,
dipaheut dihnggt-hnggt,
warnana ukar ukaran,
ti luhur99 carita pandu,
ti handap ca(ri)ta udarayana,
1100 di tengah naga pahempas,
ulasan cangawalayut,
m[r]erak ngigel di pu(hu)nna,
baruang patukang-tukang,
barong pangr-ngr,
1105 udubasu ngadangiyang,
batari paseuri-seuri,
batara pakawa(n) kawan.
Silih kalng silih cium,
haranna sanghyang memet.

1110 Anggeu(s) ma ta sakitu,


diteundeun lingga linggir,
candi bang candi putih,
candi hjo candi /28v/ kuning,
[28]
hareca deung100 batu gangsa,
1115batu hareca diwarna,
ageus ma diteu(n)deunan,
pijatieun[nan] anjang miru,
patanakan pakayuan,
deung ing lambu pameupeuhan,
1120romahyang patngtwangan,
taman mihapitkeun dwara,
salimar deung karajaan ,
bal pasajn,

99 luhar
100 ding

88 Sanghyang Swawar Cinta


lami(n) gading pancatulis,
1125deungeun101 bal pangeuyeukan,
sanggar paiyil[l]an ,
pahwaman ngurung jalan[u],
kalawan pasamidaan,
geusan ngukus puja nyapu,

1130di umun tanpa langguk,

nu disembah tan /30r/pa girang,


heuweung102 hajin teu kajeueung,
gum[ri]reuha gumrihi,
malangkara di bwana,
1135dengdeng langgeng hrang tineung,
ngawakan kapretiwian.

Kilang ra(m)ps dipahayu,


(ditarawas) dicacaran,
dicaangan diradina(n),
1140disapu digalagaran,
sapu tutur unggal isuk,
dikukusan dipujaan,
disembah dikabaktian,

didupa ku ruruuman,
1145 haseu(p) dupa mrebuk [k]arum
ruuming [ing] gandawangi,
Sangkan beunang na mahayu,
pada kaopksa,
wangun tujuh reujeung metu,
1150 dibalay ku batu datar,
dita(n)d ku batu ro(m)p,
ditambak lingga parasi,

101 dingingn
102 heuwing

Sanghyang Swawar Cinta 89


tatapakan batu welas,
saca /30v/ka teras sagala,
1155 milambaran kayu laka,
suhunan suriya103 tanduk,
dilayeusan104 suriya kuray,
kwakwatna lam kwanng,
dijure(y) kawung cawn,
1160 ditr ruyung suwangkung105,

ditarikan teras jati,


dipaseukan galeuh epring106,
dikanycing kamuning keling,
palupuhna awi temen,
1165 diselang ku awi surat,
dibaur beutung larangan,
beunang ngala ti kantenan,
panglungguhan jati wulung,
Sandaan suriya gading,
1170 warna ukir-ukiranan,
pattra107 luar pattra widar,
ti luhur patra gumulung,
ti handa(p) /31r/p patra gumelar108,
ti gigir patra kasilir,
1175 ti toh karang purant(ng),

(ditali)yan purnacali,
dilancangan ku kananga,
papakuna jati rupa,
tihang kuwung balun eu(n)juk,

103 susiya
104 dilayisan
105 siwangkung
106 preeung
107 tattra
108 gumunglar

90 Sanghyang Swawar Cinta


1180 digalran jamb basma,
dibukit ku eunjuk silih,
dihateupan kiray ngora,
diturub ku eu(n)juk silih,
[prak] tambuyuk beunangna ngi(n)juk,
1185 kandel109 beunang ngadeweleg,
bantar beunang nyatang pinang,
titip linyih dadar lsang,
kadi gunung kapwayanan,
katnjo sakng kadohan,
1190 deung juru tera /31v/ s tanggulun,
[30]
dijaroan teras carun.
Pasunuk di pajajaran,
(jal)ma utama,
sunuk ratu nu diumun,
1195 bangsa putra nu disembah,

wenang nyeutu [laut] ngadang dsa,


ngalalaca na bwana,
Dwata turun mangjalma.
Hiyang murba ka sakala,
1200 ipis mala ka(n)del aj(nya)na,
ku turunan ku niskala,

ra(m)ps rua ramps110 tuah,


ramps111 budi ramps112 pigeui,
tutug tulus deres anggeus,
1205 acining dwa manusa,
hanteu keuna ku jamulah,
eluk paku patra bantut,

109 kalude (kadelu)?


110 rampas
111 rampas
112 ram.pas

Sanghyang Swawar Cinta 91


di tengah alas-a(la)sa/32r/n,
titiron sarba kusumah.
1210 Caringin ngurung jalan,
muruyan cai sanghiya(ng),
bwagwah aing ku satwaana,
ngaranna paksi badayan,
hiber113 ngapung ka manggungkeun,
1215 nyeuseupan sekar dwata.
Ka puhun ta ma ramps,
ceta sang manggaway,
pandita mahawissa,
pretangtu wijaksana,
1220 ttla mahaprajnya114,
ti ar lain wong ppja,
lain jalma tatan,
paracang deung halu kumbang,
nyiya(r) tannak reujeung dwa,
1225 agrong nu calik di pwa(ng)pwak,
jajar nu calik di girang,
baris nu calik di pinggir,
jumeneng sang dwa batur, /32v/
sang[peu]kan [deung]
1230 tuna pasajnyanaan,
sakawarna diwayakeun,
kabukti beunang bihari,
kasampak beunang beuheula,
kai(m)pungan kacu(n)dukkan,
1235 nu sunuguh unggal isuk,

nu mawa tanggung babuk lalay,

nu mapag padagwa-dagwa,
nu nyumah pulang kaleumpang,

113 hibi
114 mahaprinya

92 Sanghyang Swawar Cinta


nu nunggang kawarasan malah,

1240 nu ditapa teher115 beung(h)ar,


hiur buyut ra116 bwancah,
geunggeung banda ditundagan,
teher ra117 indang ebwan,

wasi deuheus rama kadang,


1245 hulun jauh sanangkulan,
manguyu deung balawiku,
kaasa deung pacwagaran, /33r/
[33]
panginggit panghawin deuheus,
nu purah nga(ng)geuskeun tineung,
1250 ngahalangan guna gaw,

hulun batur awak srang,


nyela linnyi(h) ukya langening,

langlangsar awak sakapat,


nga(m)bah na panycarabakkan.
1255 Sakwah guna twangtwanan,
bulistir beunang ngalinggis,
burahay na panahtaran,
nanggilis tumpak di pasir,
sumaray tu(m)pak di datar,
1260 ser manggung ngalingga payung,
ser bentik ngalinggamanik,
ser cu(n)duk naga ngalngoy,
nyang(h)areupna ngabahumintra,
ngawulan pangawuruh batur,

115 teuhar
116 r
117 r

Sanghyang Swawar Cinta 93


1265 pangawuruh ka /33v/[da]impungan,
ki(ng)kila ra118 nu ngca,
sumbaga dayeuhan batur,
genah nusiya laksana,
ngabiya(k)takeun hidep tambak melar,
1270 nu ngca hanteu pegatna,
sakalih nu ngadon budi,

nyihar tingkah turutaneun,


diduluran ku sarsh.
Mangka eureun nu sakeudeung,
1275 mangka si(n)dang nu salalar,

ngawengi nu pulang pwayan,

Geulis bumi kasp[a] bal.

(n)dah na patanakkan.
Ranggeuik na panangkilan,
1280 burahay na pageurangan,
pinuh na eusi pakayuan,
pangguh lu(n)juk pangdaunan,
ged ba /34v/l pangolahan,
(han)ca (nu dk) ruat mala,
1285 mwakta ti kahanan papa.
Kitu samapun. /o/

Mangka nguni samiyasa.

Luput liwat sarikng raka,

Lentang nu disanggatakeun,
1290 heubeul geuina diteu(n)deun,

118 r

94 Sanghyang Swawar Cinta


lawas geuina ditunda,
kakara kapupulihkeun,
disamwadanakeun ku sarining dwa tiga.

Seureuh sataruk hangru bau lukut.


1295 satiup campur satktk taw,

saheulang badag srahan,


wwah sapanten samar duwegan.
Teuas rah /34r/ hayu hrang tineung,
[36]
1300 Tinebun[n]an biya(k)tana ka sakala,
tuduheun urang ra,
kawastwaan di sakala.
Na babu hyang pretiwi,
ywagya turutaneunana,
1305 ku na urang wong sajagat.
Inya tuha inya larey,
ku nu adwah lawan parek,
manguni nu di mandalana,
pahi deungeun119 hyang buyut.

1310 Lain basa nu urug jurang,

tembing gawir cadas ngelir,


swadwang rahwang batu bangkwang,
para(ng) batu patnggang.
Hngan kabetahanana,
1315 ku nu huning d(k) ditapa,

nu hayu dk tinggal raga.

Sarwa palalunkeuneun,

119 dingeun

Sanghyang Swawar Cinta 95


Titis /35r/ ku rahayu,
di sakala di niskala.
1320 Euweung knh sangkilang sakitu,
sugan eukeur duumniya
nguniya kretaniya nguni,
tita(h) wates ni(ng) ngukur,
magaway du(u)mmanniya ,
1325 hagasaneun ti niskala sakala,

dipak ngawuwuh ngi(m)buh,

ratu pameget puhawang sugih,


lamunna tiis pijatieunana.

Kitu samapun. /o/

1330 Mangkin sajan sam(i)yasa,

regas gwadwag kwamng,


sari-sari tanpa sari,
titimu na sari jati,

mangka eureun handeueul ta ku aya,


1335 eureun geuruk ta ku jadi.

Gumanti mangka uruy,


(uruy) ciduh reu(m)bay ksang.
Beureum beungeut mirah dada.
Ngare(n)deng urat di tarang.
1340 telu nihang pijangkaan,
mangka susah barusaha, /35v/
[34] [n].
Lwaglwag beunang anggwan-anggwan.
Lugay beunang babasahan.
Balas kapurug kaparag.

96 Sanghyang Swawar Cinta


1345 Kuri ning dwa tiga.
Kurang jagang kurang jaging,

kurang tangan pangawasa,


kpwan sira sang manggaway,

manguni diteuteuhreupkeun,
1350 ka dsa mahapawitra,
ka bwana lawan sarira.
Dipiswt mwa mad,
dipitipuluh mwa [cing] jucung,
dipisamping mwa matep,
1355 dipisimbut mwa harukhuk.

Sarua palalunkeuneun.
Kitu samapun /o/

Manguni sajan (sa)miyasa.

waya nu dipasantakeun,
1360 waya pangdalu rasa /36v/nana,
waya nu disanggatakeun,
mikwanwakeun raja busana,

pangnugr(a)han sang pandita,


tipulung sampit bahiri,
1365 roroma deung buuk badag,
baju ta(n)jeur ngabada(n) hireng,
ngawalaka sasakali(h),
sakitu disantahakeun,
waya daluwang salembar,
1370 ku geui na pwandwak heureut,

sarangrangan.
Tpis ramping racang rucang.

Sanghyang Swawar Cinta 97


Sisina gunung-gunungan,
uduh beruh atah cakal,

1375 kurang ttr kurang po,


kurang rasi kurang cai,
disamodanakeun ku kageuian.

Kaya budi kami sakini,


diyajar metukeun kawacanaan /36r/
[35]
1380 mwadana sabda sakicap,
tingkah paro(n)dwak pwaroc,
na mikonokeun beuuk babah buddi cangkem,
tingkah buntu na geui
nyaur pegat nu ti(ng)kah nyabda.
1385 Saur buntu sabda tinu(n)da,

paregat ancal-ancalan.
po(n)dok beunang nganyahwakeun,
sipen beunang humareti,
kurang beunang maritama,
1390 buntu beunang kumaweruh,
Sanyarah [sana] nu mak busa(na).
Mikwanwakeun pangrot cai,
beunang kami ngulub kekeleman,
olah ulih pala bungkah,

1395 sarba beuti, cau, tiwu

biya taleus hui suweg,


kalawana /37v/na gedang rateng,
deung kalapa beunang namankeun,
ku geui na
1400 geuhgeur geunteul kurang seuneu,
digolwar kurang sambara,

98 Sanghyang Swawar Cinta


kurang tasik humbu-humbu,
hanteu acan tulus hipu.
Sarwa palalunkeuneun.
1405 Kitu samapun./o/

Mangkin sajan samiyasa,


nu tari(ng)ga[a]l jualeun,
diyajar peungpeunging ngora,
na ireug dikeudeu-keudeu,
1410 na tiwas dikaya-kaya,
ksang bag ksang lentik,
beureum beungeut ditangankeun,
ku ra mo katanganan,
sapupulu kacuwali,
1415 asing nu mitwah inya,

Palias ka /37r/sang pandita,


aya basa lumanggana,
medi(ng) elep dialem,
dak120 lamun di rhna,
1420 d(k) nitah ka hulu kumbang,

majar manh hanteu bisa,


(sanya)rah ku guru lagu,
sora peper sora peuyeuh,
hanteu patut kana lagu,
1425 na sora bct kandr,
piseuri-seurieun sakalih,
upat-upateun nu ngca,
nu ngali(h) hingalangeni,
sakapat deung hu(lu) kumbang,
1430 ngumibisu meura seuri,

120 daak

Sanghyang Swawar Cinta 99


sanyarah na hulu kumbang,
bogoh puji-puji suka,

dipicark salos aing


kna karah ingkeun og,
1435 nu /muji kapibakti, /38v/
nu mdk (ka)pibahan,
nu cicing parud-parudeun,
sugan121 majar manh rya gaw,
nu ngalih hingalang ngeni,
[36]
1440 majar manh hanteu ari,
sanyarah urang sinom(b)o
sok ra kapihalan,
na pangapah teu katanggap,
na pisalin lili(n)jingan,
1445 kapaparah katgtogan,

dituduh ku sang pandita,


Karunya ku nu miwarang,
jarot sugan na pareuag.
Sugih warah ceta ngucap.
1450 Kitu samapun /o/

Telas sinurat ring wulan kadala /38r/pan. Suru(d)


pacanten dua nak.
Ulih sang nganurat batur ma(n)dala suniya sang abuyut
tja sa(ng) sida puncak cikuray, hulu kumbang ti batu
wangi /o/

121 rugan

100 Sanghyang Swawar Cinta


Mala(m)pah hampura sang amaca, ku na sa(s)tra ock
lotr kadi tapak yuyu ri tancang ri tasik. Kurang wuhan
leuwih longan blot benerkeun. Nyarna luhung mayan
taba nilih. pun. /39r/

Sanghyang Swawar Cinta 101


Terjemahan
1. Ingatan, pikiran, dan angan-angan,
di Sanghyang Swawarcinta,
di dalam ketiadaan,
mulai keluar kepada dunia nyata,
5. keluar dari mata dan telinga,
keluar bayu dari mulut,
keluar sabda dari rasa,
turun dari untaian sair kuna,
keluar dari pustaka sejati.
10. Hasil saripati pengetahuan,
Muncul dari keabadian sejati,
kesempurnaan keabadian tertinggi.

Tepatlah engkau hai pembaca,


mengucapkan pengetahuan,
15. keluar wewangian dari asal kejadian,
yang disebut kemurnian asal,
keasalian daripada aji.
Aum, guru dewananta,
niti jati menyembah sang Karopitu,
20. ketujuh Sanghyang Hayu.

Hamba sama-sama bersuka cita.


Sebagai awal kami berkata,
sebagai asal kami bersabda,
bersaksi pada siang dan malam,
25. kepada jagat dunia semesta.
Kami titipkan diri,
kami akan meminta izin bercerita,
mengeluarkan kewacanaan,
karena dari situlah asalna.
30. Batara Wenang Wisesa sempurna,
Batari Wenang yang sakti,
Batara Bayu yang mendengar,

102 Sanghyang Swawar Cinta


janganlah tidak mendengar suaraku.
Suaraku sekarang ini,
35. haruslah menerimanya,
barangkali salah kata,
barangkali salah sebut,
barangkali salah ucap,
sabdaku pindah ke tulisan,
45. sabdaku pindah ke mantra,
suaraku pindah ke asap dupa.
Sukacitalah batinnya.
Semoga sampai lebih dari itu.

Bimbingan dan ampunan,


45. sebagai awal kami berkata,
sebagai asal kami bersabda,
permohonan izin kami kepada yang mulia,
(Yang) Sempurna yang Mahasempurna,
Yang Sakti yang Mahasakti.
50. Kepada Hyang Nalikajantra yang bernama siang,
kepada Hyang Nalikajantra yang bernama malam,
kami mohon izin membakar dupa,
malai melwa malai cendana,
kigugula sulur batara,
55. serta kulit cempedak,
diselingi kulit langsat,
usar dan jamaka,
jungateup dan halihair,
dicampur dengan tenjomaya,
65. dipadukan dengan kemenyan merah,
ditaburi kemenyan putih.

Bijih emas kalau ada supaya terasa,


membubung asap ke angkasa,

semoga tercium oleh Sunan Ambu,

Sanghyang Swawar Cinta 103


65. segala jenis aroma yang wangi di dunia.

Kalau asap condong ke timur,


masuklah ke warna putih,
tempat Hyang Iswara.
Kalau asap condong ke utara,
70. masuklah ke warna hitam,
tempatnya Hyang Wisnu.
Kalau asap condong ke barat,
masuklah ke warna kuning,
tempat Hyang Mahadewa.
75. Kalau asap condong ke selatan,
masuklah ke warna merah,
kesorgaan Hyang Brahma.
Kalau sampai ke atas,
masuklah ke empat warna,
80. kesorgaan Hyang Siwa.
Ke atas kepada sang Rumuhun,

kepada sang Mangambang sang Mangambung,


kepada sang Patih Warahdesa,
terus datang ke ketiadaan,

85. puncak sanghyang angkasa.


Ke ujung lengkungan langit,
puncak sanghyang angkasa,
payung alas payung desa,
yang disebut payung bwana,
90. memayungi manusia sejagat.

Kalaulah datang ke situ,


asap dupa kami menjadi kabut,
menjadi awan hitam dan mendung,
menjadi mega pertanda hujan.

104 Sanghyang Swawar Cinta


95. Kalau jatuh ke tanah,
menjadi gundukan tanah subur,
menjadi tanah kaputihan,
menjadi tanah sanghyang.

Kalau jatuh ke batu,


100. menjadi batu untuk lingga,
candi merah candi putih,
menjadi batu sanghyang.

Kalau jatuh ke air,


menjadi air suci untuk membasahi.
105. yaitu deretan Cihaliwung,
namanya Sanghyang Talagawarna.
Diambil oleh anak laki-laki,
dibawa dalam dandang Tuban,
digendong dengan boeh larang,
110. diiringi dengan tetabuhan,
gong kuning dan gangsa lari,
untuk mencegah bencana dasamala (sepuluh noda),
untuk meruat dasakalesa (sepuluh keadaan kotor),
begitulah ketentuannya.

105. Kalau jatuh pada kayu,


tunas dan benih tumbuh,
tanaman semuanya berbuah,
menjadi subur dan sehat,
menjadi besar dan tinggi,

120. akarnya besar batangnya lurus,


rantingnya rimbun dahannya banyak.
Bunganya harum buahnya manis,
Begitulah ketentuannya.
Demikian pula kalau jatuh kepada segala binatang,
125. baik besar maupun kecil.

Sanghyang Swawar Cinta 105


Kalau jatuh kepada kancil,
kancil putih rajapeni,
celeng kuping singa salat,
yaitu rajapeni,
130. lembu lilin rajapeni,
badak putih rajapeni,
gajah putih rajapeni,
tunggangan sang prabu.
Begitulah ketentuannya.

135. Demikian pula kalau jatuh kepada anak laki-laki,


Menjadi gemuk dan sehat,
menjadi besar dan tinggi,

kekar paha kukuh betisnya,

jemarinya lancip dan panjang,


140. kukunya bersih panjang dan berkilauan,
kuning langsat memikat gadis,

pengiring Sanghyang Kalih,


pengawal para pangeran.
Sebaik-baiknya lelaki,
145. astura asturi teriakannya.
Begitulah ketentuannya.

Demikian pula kalau


jatuh kepada anak perempuan,
menjadi gemuk dan sehat,
150. mulus tinggi cantik molek,
montok indah seperti daun muda,
ranum pipinya tebal rambutnya,
montok tinggi dan kuning,
kulitnya bersih tanpa bulu.
155. Kayu hapit, karawalea,

106 Sanghyang Swawar Cinta


pandai menyongket di waktu gelap,
pandai neuleum di waktu malam,
pandai memintal di waktu siang,
meubeur, nuar, neuleum, nyangkuduan,
160. tenunan kembang kapuk dan kembang gadung,
ngoneng, ngayen, ngasumba,
merebus lalab menggulai ayam,
merapihkan benang lusi.

Setelah kagum oleh semua itu,


165. kemudian terampil memasak:
ikan paray dikembang lopang,
udang dimasak kembang dadap,
ikan hitu dipepes gosong,
ikan lendi dipepes bari,
170. ikan lele dibumbu cobek,
ikan gabus dipanjel-panjel,
ikan hikeu dileuleunjeur,
ikan kancra dilaksa-laksa,
sisiknya dibuat raramandi,
175. tulangnya dibatu rangu,
siripnya dirokotoy.

Ayam putih dipadamara,


ayam merah disarengseng,
ayam cangkes diketrik,
180. ayam burik dipepes bari,
ayam dara dibumbu pecel,
ayam betina dipanggang,
ayam kurung dikudupung,
ayam liar disaraten,
185. ayam kebiri dikasi,
kesukaan sang suami.

Kemudian nyanga nyanglarkeun,

Sanghyang Swawar Cinta 107


ngamumujet ngararamandi,
membuat rarageding,
190. membuat sate untuk raraka hudan,
membuat sate usap-usap lambe,
membuat sate pawarang lunta,
membuat sate ugang-aging.
Itulah kepandaian wanita,
195. begitulah ketentuannya.

Semoga tembus ke bawah,


Ke si nugraha kepada Pwa Basuka Basuki,
Kepada Batara Nagaraja,
kepada sang Patih Warahdesa,
200. kepada yang mulia Awak Larang,
yang menyangga bumi,
yang mulia wenang di bawah,
kepada sanghyang Digdig Herang,
ke utara selatan barat timur.
205. Sanghyang Sumaradana,
catur alas catur desa,
disebut catur mandala,
menerangi buana,
tua serta muda,
210. sempurna selamat makmur cantik,
para bujangga yang mengatur,
pada bulan ketujuh,
pada bulan rahasia,
di dalam rumah Manikmaya,
215. pada pancatiga ajyana.

Menuntun Sanghyang Hurip,


membimbing Sanghyang Atma,
merangkul Sanghyang Hayu.

Pertama-tama sang pandita,

108 Sanghyang Swawar Cinta


220. membuat sesaji bayu sabda hidep,
memusatkan pikiran yang suci,
mengharumkan hidup orang sedunia,
kehinaan dalam kedudukan.
Demikian. Mohon maaf.
225. Ongkara Nama Sihwaya.
Nasihat dalam Siksakandang.

Hiduplah, jadilah seluruh kelakuan.


Pujian keluar dari aji:

Namaste namas karana.


230. Namastu namas Sihwaya.
Bunga tunjung bunga suci,
di Sanghyang Pawinduan,
di Sanghyang Asri Kuning,
di Sanghyang Asri Bwana,
235. di Sanghyang Cintamanik,
nyata tampak sekarang.

Sedikit-sedikit minta maaf,


seolah-olah mundur,
gembira menggembirakan.
240. Si Kapanggangan dan si Katiwasan,
bodoh, penidur, tolol, dungu
berdiri dalam kebodohan,

bersandar pada kelalaian.


Tipis keyakinan kepada dewa,
245. Lemah .
Terus dihinggapi penyakit si penidur,
tertutup oleh si lupa,
terbelenggu oleh ketamakan.

Tidak diwarisi oleh ilmu pengetahuan,

Sanghyang Swawar Cinta 109


250. langgeng berprilaku manusia.
Sekarang berbahagia lagi,
dengan perasaan kami,
Anakku akan belajar,
mengeluarkan kewacanaan,
255. oleh tingkah kami, Anakku.
Belajarlah dengan kesenangan.
Jangan tergesa-gesa dan acuh tak acuh,
menganggap mudah dan ugal-ugalan.
Ucapan, kelakuan, tingkah, malu.
260. Terdesak oleh pemikiran.

Mengeluarkan aji,
sedikit sepatah seloka.
Sekarang mengeluarkan kewacanaan,
oleh perasaan tidak ditemukan,
265. pada keampuhan gurulagu,

tindak tanduk dan tutur kata yang baik,


teratur, kebajikan, berpandangan lurus.
simpul, tali, ukuran, alat,
penggaris untuk meluruskan titik,
270. angka dan baris.

Tahap-tahapan aturan,
dengan perasaan kami mengeluarkan bayu,
tutup ucapan dari mulut,
pikiran dari angan-angan.

275. Bayu mungkin tidak terasa.


Sabda mungkin tidak terdengar.
Hidep mungkin tak terbayangkan.
Supaya kaget supaya terkejut.
Supaya ringan bernapas,
280. supaya lega sanghyang ajnyana.

110 Sanghyang Swawar Cinta


Bila tidak mengena pada pikiran.
Sukar merahasiakan,
lingga batu pemujaan.
Menggoyang tiang ranjang ribut,

285. dan tersingkap kain terabaikan.


Putuslah tali ayunan,
tergoyang-goyang pancangnya.
Keruh danau kabuyutan,
beriak telaga sanghiang.
290. Tidak mengena pada pikiran,
sehingga sulit dirahasiakan.

Cekunglah hasil meratakan.


Kusutlah hasil membereskan,
berhamburan hasil mengumpulkan,
295. bocor hasil menampung,
kurang hasil yang memulai,
jarang hasil merapatkan,
hilang hasil menyamakan,
hilang hasil meneliti,
300. tertutup dari nasehat,
kasar hasil menghaluskan,
merapihkan, meluruskan, mengeraskan,
menakar, ngelk, mengukur,
kepada yang jauh dan dekat
305. tercerai dan terpisahkan,
terbagi dua terbagi tiga,

terhalangi dan tergagalkan,


dengan kekuatan budi cipta,
serta pikir dengan pemikirannya,
310. barangkali salah memahami pepatah,
sama-sama memaklumi,
karena ingin mencapai tujuan.

Sanghyang Swawar Cinta 111


Akan belajar menyadari keragu-raguan.
Akan belajar mengeluarkan pengetahuan,
315. bayu sejuk dingin sempurna,
wangi harum semerbak indah,
dewa turun dari ayunan,
menitiskan ia kepada binatang,
supaya lama terangnya,
320. lama hidup lama berbakti,
hanya untuk kecerahan pikiran kami.
Anakku, sama-sama memaklumi,

dengan perasaan mengeluarkan sabda,


karena ingin mencapai keinginan,
325. membukakan mata,
akan mengeluarkannya,
yaitu sabda yang menjadi ajaran,
sabda kasih sabda yang benar,
mantra-mantra yang mahamulia,
330. sabda dari kemurnian kesucian,
sabda dari sang pandita,
kepada sang Sewaka Darma.
Mengeluarkan sabda kebaikan,

sabda dan laku yang menyenangkan,


335. sabda yang bagus dan murni,
sabda yang tenang jnyana tenang,

ambek yang tenang, karma yang tenang,


buda pasanta, budi pasanta,
hanya hati tidak akan dikeluarkan.
340. Sabda yang lemah-lembut,
manis harum,
terlihat mempesona,
lebih wangi daripada candu,
lebih semerbak dari cendana,

112 Sanghyang Swawar Cinta


345. sejuk dingin sempurna.

Sabda jernih hati bening,


disertai ucapan yang baik,
dipayungi pikiran yang senang,
dengan perasaan kami, Anakku.
350. Tidak mendapat hasil mendengar,
kurang hasil melatih diri,
mendirikan sila setia bakti,
mengabdi memuja yang sejati.
Puputut, noweca,
355. ameng-ameng, yogiswara,
tetega dan dewaguru,
raja serta ungguwalaka,
wasi dan para manguyu,
teristimewa para mahapandita,

360. paramasuk, paratutup,


para walakan, patangkilan,
kian mengena kepada sang jatiwarah,
hal memalukan diperbuat,
karena perbuatan yang melanggar,
365. takut turun ke dunia,
kurang bertanya kepada Siwageni,
melakukan sila pagi sore,
ketika siang hari,
makin lama makin bodoh,
370. makin lama makin celaka,
lama-lama memakan cacah,
lama-lama memakan talas,
tidak punya kemampuan.

Kalaupun bisa hanya lalatangan.


375. Kalaupun tahu hanya bobocokan.
Takut mengamalkan perbuatan baik,

Sanghyang Swawar Cinta 113


barangkali diuji dengan pertanyaan,
mendapat giliran pertama,
malu mengatakannya.
380. Sadarlah! Bagaimana akan bisa,
karena bukan tujuan,
karena terbuai oleh kesenangan,
terbawa oleh godaan,
tergoda oleh penampilan,
385. kurang bertanya kurang menyapa,
kurang bertanya kepada Siwageni,
mendirikan sila pagi dan sore,
dinihari tengah malam,
pagi-pagi serta siang.

390. Semakin terenggut dan terlewat.


Semakin tersisih dan terpinggirkan,
yang diteliti dan dipelajari makin musnah,
yang dicari makin hilang,
yang dinasihatkan tersamar,
395. terhalang oleh kecacatan,
tertutupi oleh aneka warna.

Sama-sama memaklumi kami.


Anakku, tidak terlihat,
dalam membela diri,
400. tertutup oleh si lupa,
terbelenggu oleh ketamakan,

gelap gulita dan malu,


tertipu dan hilang ingatan,
tolol, bingung, dungu, celaka,
405. terbelit oleh jerat dosa,
terselubung oleh keinginan,
banyak makan banyak minum.
Memperhatikan terangnya siang,

114 Sanghyang Swawar Cinta


dengan rasa tidak dapat merasakan siang.

410. Pikiran dan kesadaran,


buana dengan jasmani,
memadukan bayu sabda hidep.

Waktu malam tak merenungi,


terbawa oleh kelelapan tidur,
415. dengan jiwa menghibur,
masuk keluar datang pergi,
terang gelap ditidurkan,
datang siang tidak dapat berjemur,
terbawa oleh sipat kasar,
420. tak tercapai tak terkejar,
tak terlacak tak termiliki,
tak menemukan dan menangkap sipat halus
karena bukan tujuan.
Ucapan untuk segala pengakuan.
425. tidak ada panca aksara-nya.
Sudah terenggut dan terlewat.
Sudah tersisih dan terpinggirkan,
Terlewat dan terlampaui.
Sama-sama memaklumi.
430. Anakku, janganlah
tipis ramping bolong berlekuk.

Jelas terang benderang,


dengan rasa kurang lengah,
tidak cermat dan tidak teliti.

435. Pada isi tulisan kabuyutan,

kurang pandai menyusunnya,


di dalam pikiran sendiri,
pada sanghyang Tatoajnyana

Sanghyang Swawar Cinta 115


karena tabu yang ditabukan.
440. Janganlah mengejek, menggelitik.
Janganlah menyalahkan dan menghina,
kepada paramuha para pandita,
juga kepada yang mengajar dan mendidik,
demikian pula kepada ibu, ayah, dan guru,
445. lebih-lebih kepada sang jatiwarah.
Karena memang sudah
tertuliskan tersuratkan,
pada gebang pada lontar,
lipatan dan gulungan,
450. ditulis dengan pena hitam,
terhampar tergelar tulisan,
isi sanghyang pustaka.

Bukan cerita hiasan,


bukan karangan palsu,
455. karangan jaman dahulu,
catatan peristiwa masa lalu.
Siksa Kandang, Siksa Kudang,
Siksa Kurung, Siksa Dapur,
dan Darmasiksa Pangwereg,

460. dan menangis berdiri semalaman,


Bujangga Manik tidak sakit,
dan kenangan pikiranku,
di Manik Sawstra,
serta Sanghiyang Ajnyana,
gas ngati man. ding kataniya ?
serta Adisasana
Manondari Agunglarang,
Tato di Sri Wano,
tarik timbang dan kenanganku,

470. sorodong di rat,

116 Sanghyang Swawar Cinta


tasik, kedung, madangding,
anggit Artati dan Prelabi,
calik dengan Budakasmala,
panyca i(n)driya Cintasoma,
475. Boma dengan Ramayana,
Korawa dan Adiparwa,
Angdgaparwa, Dornaparwa,
Santiparwa, Satyaparwa,
Karnaparwa, Sorgaparwa,
480. serta Agasti Sarwatuti,
dengan Cakrawati,
serta Sowrapatra,
Salakat dan Sarwatuti,
Kontara dan Rajanata,
485. Tanjali dan Cakrarohawati,
Punggawa dan Bimasorga,
Wiwaha dan Pandawa Jaya,
Kangkus dengan Aci Puresanapala,
serta Ratu Asihan,
490. Pauitan, Paramademit,
Danansri, Ugan Pagoyan,
Tunduk serta Pakedutan,
Cacandn dan Kararangsn.
Tahampkan, Babaheuman,
495. yang mengisi binaya panti,
Patikrama, Madangkulan,
isi Raja Kapa-kapa,
Tataan Sanghiyang Medang,
serta Waruganna Pakwa,
500. Patra dengan Darmasonya,
Rudamala dan Askara,
Mangleuwi, Darmapretuti,
Darmawya, Padonaan,
Pageni Mangbang Kamal,
505. Prebokta, Putrewissa,

Sanghyang Swawar Cinta 117


Kukumba, Mahapawitra,
Bubuksah, Parahiyangan,
Mahabungku, Medang Tangtu,
Jarini dan Candrageni,
510. Sumana dan Darmasasana,
dengan Pagagadan,
Purbatisti122, Purbajati

Sri Wano Dremakusumah,


Sri Manggala Mahapadma
515. serta Tatwa Anyjana,
Budi Keling, Gagang Aking,
Budi Cipta, Indranata,
Serta Kunjarakarna,
Demikian pula, Hurip-huripan,
520. serta Sri Mahaguru,
Sagelar Sanghyang Wayang,
keluar di Buana Pitu,
serta Sri Mageung,
tercapailah Darmajati,
525. itu yang disucikan,
bagian dalam sang wiku,
pertolongan sang pandita,
tempat menyimpan senjata,
pemadam kesombongan,
530. karena itu kisah sang sida karuhun,
amanat sang sida sukma,
peringatan sang sida lenyep,
dan sang sida hiyang (aj)nyana,

sang sida hiya(ng) widasara,


535. ajaran hiyang yugisora,
bumi kecil bumi dekat,

122 Nskh: bantisti

118 Sanghyang Swawar Cinta


sri hiyang semua sudah menjadi hidup,
ketentuan pengetahuan dari Sunda,
sanghiyang Sumaradana,
540. catur alas catur desa,
yang disebut catur buana,
yaitu utara selatan barat timur,
sanghiyang hanteu sanghiyang biheung,
bukan itu namanya,
545. hidup di sanghiyang pratiwi,
cahaya sanghiyang angkasa,
kekasih sanghiyang alas,
mutiara di kabuyutan,
namanya isi bumi,
550. disimpan di dalam raga,
untuk menghidupi masa,
akan berhenti baik,

terpental pada bulan kasa,


terlepas pada bulan karo,
555. meninggalkan raga pada bulan katiga,
lenyap pada bulan kapat,
habis pada bulan kalima,
padam di bulan kanem,
pergi di bulan kapitu,
560. di bulan
di bulan kasapuluh.

Karena dia penjelmaannya,


titisan dari sang pandita,
kepada sang sewaka darma.

565. Bunga tepus tunas tebu,


tali temali tidak putus.
Yang disuruh dipelajari didalami,
dipahami dipikirkan,

Sanghyang Swawar Cinta 119


pada sabda pada pemikiran,
570. pada air muka pada pengetahuan,
pada tingkah laku yang tidak tetap,
dia akan dilindungi,
malas dia (sehingga) gagal,
sebatang kara tidak ada tempat bersandar,
575. bunyi genta pun tidak terdengar.
Ikatan putus,
cerita mahapandita,
amanat yang mulia terdahulu.
Tetapi tidak akan terlacak terpahami,
580. tak tergapai tak tercapai,
tak terkejar tak terlihat.
Terlaksana amanat yang mulia terdahulu.

Sama-sama memaklumi.
Dengan perasaan kami, Anakku.
585. Meluapkan kegembiraan,
ke hadapan sang pandita.

Kasar dan tergesa-gesa,


sering lekas naik darah dan pemarah.
Memetik pengetahuan
590. jauh pandangan,
meloncat jauh dua langkah,
tegaklah yang tergoncang pengetahuan,
tidak bisa menyampaikan sabda rahayu,
mengidamkan suara yang sempurna,
595. mengungkapkan tutur kata yang baik,
sama-sama memaklumi,
Demikian. Maaf.

Sekarang menuju kebahagiaan.


Ada beberapa larik,
600. satu titik angka dan baris.

120 Sanghyang Swawar Cinta


Satu tahap untuk berjalan,
datang bersama-sama.

Ada yang ditutupi,


bergores ucapan satu baris,
605. berbekas suara satu kata,
penutup sekar lepana,
penyerta ucapan yang mulia,
penyaring suara yang baik,
penawar ucapan yang congkak,
610. akan menyampaikan persembahan,
mengumpulkan hasil memetik,
dedaunan dan bebungaan,
parepe parepe ranting kering,
gancang ilalang
615. pengisi alam semesta,
untuk menghaturkan bunga,
bunga rampai sesaji diangsurkan,
ditaburi bunga-bungaan,

pahatan ukir-ukiran,
620. daun kalapa dibentuk bunga,
ditiru seperti burung,
dibentuk seperti merak,
kupat halu kupat manuk,
dengan kupat parupuyupan,
625. kupat walang kupat iwak,
hinggap di rumput palias,
hiasan kain bunga padi,
wuku-waka kurung atma,
Kupat karas bunga picung.
630. Rumbai-rumbai daun jahe.

Pedupaan pucuk rebung.


Bunga tunjung paksi aman,

Sanghyang Swawar Cinta 121


penunggu kelahiran kembali.
Sesajian sekar putri.
635. Rotan membelit periuk,
sutra tipis dihamparkan,
daun dibentuk hiasan,
sejengkal sajian diangsurkan,
digigit oleh kera hitam,
640. dilapisi dengan selembar daluang.
Disirami oleh sanghiyang dewa tiga anawasta,
Dilindungi sanghiyang tiga ajnyana.
Sirih, kapur, dengan pinang,
serta setangkai bunga.

645. Lemas layu lemah lunglai,


par parp rangrang gancang,

hareucang carang corngcang,


tidak subur tidak berbiak,
bunga layu, gersang kering,
650. buah kerdil serta mengering,
pendek kecil dan kerontang,
terjemur dan rupanya jelek,
compang-camping tercabik-cabik,
memburukkan menyepelekan.
655. menghina dan menjelekkan.

Tentu saja sama-sama bisa,


dengan perasaan kami menghadapkan dia,
kepada sang pandita.
Barangkali menungging mencangkung,
660. barangkali membelakangi menghalangi.
Tidak tetap tidak benar,
tidak seimbang tidak cukup,
tidak lurus pikirannya.
Selanjutnya hasil kami menyusun,

122 Sanghyang Swawar Cinta


665. kusut masai kacau-balau,
terbalik dan bersilangan,
menyerong dan menghalangi,
berhamburan berserakan,
bercampur baur,
670. tidak jelas ujung pangkalnya,
dari atas tidak jelas pucuknya,
dari bawah tidak jelas pohonnya,

di tengah tidak jelas batang kayunya,


tidak rata dan tidak lurus,
675. tidak teratur dan tidak rapih
tidak cukup menjadi batang kayu,
terlihat kering bekas ditebas,
sang pandita tidak khawatir,
merubuhkan menurunkan,
680. menggeserkan kesucian.

Memindahkan kebajikan,
merusak keutamaan,
dengan rasa dari dahulu ada.
Sekarang kebodohan diperbaiki,
685. pikiran pada yang utama,
menghilangkan rintangan,
dengan rasa tidak akan tahu,
pada keindahan dan kemuliaan,
suara yang mulia dahulu.
690. Sama-sama memaklumi.
Lebih-lebih perbuatan sang adangdan,
terlampaui terlangkahi,
dengan lengan kiri dan kanan,
yang menempel pada badan,
695. anugerah sang pandita,
kepada sang sewaka darma.

Sanghyang Swawar Cinta 123


Daluwang kulit kayu,
perlengkapan pakaian,
cawat, baju, celana,
700. ikat kepala, selempang, bahiri,
bulu roma selembar rambut,
semakin (banyak?) pengisi,
buana dengan badan,
terbit air liur dan berkeringat,
705. terperciki terluluri,
dengan keringat dari badan,
dengan rasa takkan terpilih,
terurai tetapi tidak menjadi rata dan tidak rapih,
710. takkan terjaga takkan terpelihara,
trikaya mandala parisuda,
kurang makan kurang minum,
dengan tingkah tanpa kewaspadaan,
khawatirlah dia sang adandan.
715. Bingunglah dia sang manghayu,
Bodohlah dia yang pregili,
Mengumumkan yang selalu mengajari
pengetahuan.
Panjang rasa memarahi diri sendiri.
Bukanlah bukan dengan padannya.
720. Kami untuk melihat padannya.
Tak teramati tak terpikirkan.
Tergadaikan tercukaikan,
hamba sama-sama ikhlas,
sama-sama memaklumi.
725. Demikianlah. Maaf.

Sekarang menuju kebahagiaan,


dengan hasil dari menabung dan hasil berbagi
di dalam bangunan.
Barangkali keluar dari ketiadaan.

124 Sanghyang Swawar Cinta


730. Barangkali terhinggapi
dengan serba kejijikan dan kekotoran,
kuricak dan tahi cecak,
sumeuni dan tahi tikus,
haranghasu sekar seneng,
735. sirara dan roab runtah,
harebuk dan tahi bubuk.
Sama-sama mohon dimaafkan.
Lebih-lebih waktu ditarik tergesa-gesa,
mendadak dan terburu-buru
740. gugup, gemetar, mudah bingung,
segera diingat-ingatkan.
Waktu di hutan di belantara,
dari jamban tempat mandi,
dari jalan dari persimpangan,
745. di kampung di tempat berhenti.
Barangkali tergulung terjerat.
Barangkali terlipat-lipat.
Barangkali tertindih terhimpit.

Barangkali tersepit terjepit.


750. Barangkali tertindih terhimpit.
Pengisi hutan belantara.
Pengisi alam semesta.
Karena banyak perubahan
sanghiyang atma hina dina,
755. hilanglah segala kekayaan,
emas, perak, logam mulia,
tercampur dengan tembaga dan timah,
tersamarkan terpalsukan,
melupakan petuah,
760. membelakangi siksaguru,
melewatkan siksakandang,
menggagalkan watang ageung,
melewati pematang lurus,

Sanghyang Swawar Cinta 125


meniadakan orang tua,
765. demikian pula kepada sang pandita,
tidak takut dengan siksaan,
tidak gentar oleh pamali,
mendalami pikiran yang menjijikkan,
menguraikan hidep yang tidak benar,
770. mengantarkan sabda yang mencelakakan,
terbawa oleh trimala,
mengadakan pengetahuan bohong.
Kelak jika datang masanya,

ukuran lamanya hidup,


775. tidak enak memetik sendiri,
mati tidak akan salah tujuan,
mati tidak akan menjelma lagi,
meninggalkan raga di bulan katiga,
hilang pada bulan hapit lemah,
780. pergi di bulan hapit kayu,
jiwa terlepas dari badan,
keluar bayu sabda hidep,
badan yang tinggal sengsara,
sang jiwa kotor di kawah,
785. melalui batu berhimpit,
lumpur panas si balagadama,
dengan air terjun ke jurang,
rumput taji tombak besi,
jembatan bergoyang-goyang,
790. dan raksasa berkepala api,
anjing berkepala raksasa,
gagak bersayapkan keris,
bertemu dengan sang Yamadipati,
dilemparkan ke dalam kawah,
795. direndam selama-lamanya,
dipanggang berlama-lama,
direbus sampai matang.

126 Sanghyang Swawar Cinta


Lamanya di dalam kawah,
seribu seratus tahun,
800. dua ratus dua puluh lima purana.
Setelah dia keluar dari kawah,
dijadikan makanan anjing si Pancasora,
anjing yang berkepala raksasa,
gagak bersayapkan keris,
805. kemudian membawa jeruji besi,
dengan gagak santana,
Anjing tersebut katanya malas.
Gagak tersebut tidak mau,
karena perbuatannya menyeleweng,
810. waktu di hidup dunia.

Mengadakan pengetahuan bohong,


mendalami pikiran yang menjijikkan,
menguraikan hidep yang tidak benar,
mengantarkan sabda yang mencelakakan.
815. Perbuatannya suka mencuri,
oleh dia supaya luput.
Karena itu dicacah dipotong-potong,
diiris-iris kecil-kecil,
dicampur seperti bunga rampai,

820. ditaburkan ke dunia,


merasakan perbuatannya,
waktu menjadi manusia di dunia,
sehingga hancur lebur,
terbang berhamburan.

825. Akibat sanghiyang atma hina,


menjadi ulat menjadi lintah,
jambelong dan limus sakeureut,
kararamu hapur mungkal,

Sanghyang Swawar Cinta 127


binatang mengerikan,
830. binatang yang menakutkan,
binatang besar dan kecil,
merayap tidak diketahui,

dinamainya pancatriak,
yang hidup di muka bumi,
835. segala macam binatang,
yang menjadi penghuni hutan,
diam di tanah di air,
terapung di tengah laut,
terdorong ombak besar,
840. terbawa oleh riak batang,
tertiup-tiup angin.
Datang angin barat daya,
hidup di danau di pulau,
berdiam di kayu di batu,
845. berdiam di pucuk di daun,
tersangkut di batang di ranting,

pada tunggul kayu tumbang,


sampai di gunung di bukit,
ke semak udung-udung,
850. ke padang rumput hariwata,
hutan, pulau kosong,
pangeratan kuburan anak-anak,

hutan dan kuburan terbuang,


tempat pembuangan mayat orang sedunia.
855. Adalah dihuni,
oleh atma hina dina.
Karena di situlah ia berada,
karena itu akibat dari perbuatannya.

128 Sanghyang Swawar Cinta


Meskipun di tempat yang utama,
860. di desa kabuyutan,
tanah air yang makmur,
di gunung kahiangan,
gunung mahapawitra,
masih saja ditinggali,

865. oleh atma hina dina,


merasuk bercampur dengan yang tahu,
mengganggu kepada orang yang bisa,
menggoda kepada orang baik budi.
Melihat yang membenci digodanya.
870. Dihalangi makin didatangi,
didiamkan makin mendatangi,
dihinakan makin disengajakan,

ingin terlihat terbukti,


juga termakan terminum.
875. Yang menderita sabda celaka,
kepada orang terampil,
ingin membersihkan noda (ruat mala),
mencari teman melakukan dosa,
sama-sama berbuat yang memalukan.
880. Kalau ada pandita yang taat,

cermat, teliti, rajin, tekun,


sangat khusyuk dalam bertapa,
mengamalkan sanghyang darma.

Di situlah tempatnya tinggal.


885. Akan ikut bersama-sama,
ikut campur dengan pengetahuan.
Ingin tidur berdampingan,

berdiam setempat tinggal,

Sanghyang Swawar Cinta 129


berjalan bersama-sama,
890. dengan pandita taat bertapa.

Meminta menunjukkan jalan,


ingin sampai ke puhun,
ingin tiba kepada tangkal,
supaya sampai kepada jati,
895. aku mau tapi tidak tercapai,
aku ingin tapi tidak terlaksana.

Jati bertemu dengan perasaannya,


karena sabda tertunda,
tersesat terus-menerus,
900. diri salah tujuan,
terpisah tempatnya berada,
seribu seratus tahun,
dua ratus dua puluh lima purana,
tidak akan menemukan kesadaran,
905. sembuh dari sakit dengan obat,
keluar dari bahaya dengan kekuatan,
berganti dengan balasan kejahatan,
menggoda dan mengganggu,
Supaya kaget supaya terkejut.
910. Supaya ngeri terbayang-bayang.
Supaya terus merasa jijik.
Supaya terus merasa benci.
Sama-sama mohon maaf.
Karena tadi dibicarakan.
915. Panjang rasanya disebut.
Hasilnya tidak mendapat ampunan.

Mewaspadai sebab
tempat bekerja keras,
barangkali ada kedekatan,
920. oleh yang berdiri bersinar,

130 Sanghyang Swawar Cinta


oleh yang tersembunyi,
semua kesulitan,
barangkali ada jangga-janggel,
kuricak tahi rawayang,
925. bertimbun-timbun ludahku,
menata rupa menata keburukan,
hiris bopoh, limus sakeureut,
wedit, cacing, dan sondari,
tak terlihat tak terbukti,
930. tak tertangkap tak terpegang,
mear, pacet, dan cocopet,
tingkah laku di dunia,
semua mengerikan,
semua menakutkan,
935. semua si mahagila.
Barangkali tertarik tercabut.
Ketika mendadak diburu-buru.

Semua serba hina serba gelap.

Keluar dari pancatriak,


940. yang tidak boleh terlihat terbukti,
oleh yang mulia makanan suci.
Barangkali ada terhinggapi,
pada daun pada bunga,
pada pattra pada sirih.

945. Pada kapur pada pinang,


sesudahnya terisikan.
Bukanlah bukan dengan padannya.
Kami untuk melihat padannya.
Sang pandita dengan padan kami.
950. Kurang memandang kurang melihat.
Sama-sama memaklumi,
karena perasaan kami, Anakku.

Sanghyang Swawar Cinta 131


Memapas memotong menakut-nakuti,
menghalangi, menggagalkan,
955. orang yang bertapa,
sedang duduk diam memuja,
bersamadi mendirikan
cipta nirmala,

yang sedang bersungguh-sungguh samadi.


Tidak makan tidak minum.
960. Yang sedang belajar memilih,
pada selimut pada cawat,
terlebih pada tata karma,
yang sedang menempa diri,

titah badan titah raga,


965. nirtresna, nirsangsaya.

Sama-sama hohon dimaklumi.


Dengan perasaan kami,
memberati merepotkan,
menyusahkan melelahkan,
970. menyulitkan orang lain.
Waspadalah dalam pembicaraan,
memilih (ucapan)nya,
kotor dan campurnya,
suci dan keramatnya.

975. Kalau ada tertampak,


terbuka, janganlah
takut, malu, dan khawatir,
dirasakan kepalang tanggung.

Mengambil dengan tangan kanan,


980. menerima dengan tangan kiri.
Sampaikan kepada Pwah Suci Darani Jati,

132 Sanghyang Swawar Cinta


dan Pwah Suci Laksana,
karena itu bagiannya.
Serba jijik serba kumuh,
985. serba kotor serba campur,
iya celaka iya selamat,
dikencingi diberaki,
dibuatlah pecomberan,
pacayahan pemandian,
990. pekuburan pangwaleran,
karena sedang dikuasakan,
digali-gali tanpa kepandaian,
tidak terlihat tepat,
marah, kesal, takut,
995. tetap langgeng bening indah,
mengemban kesejatian.
Apalagi kalau diperindah,
Kalau dibuat petuah,
oleh orang yang memiliki pandangan.
1000. Iya hutan iya ladang,
ditengoki dan dicari,
bantar dilewati,
jalan pintas memotong bukit,
lembah dan dataran dicari,
1005. ditelusuri dan diamati.
Semoga akan ada.
Menemukan rumah kabuyutan.
Tanah sejengkal persegi,
kemudian ngalingga manik,
1010. yang bagus kalau diasah,
kalau dijadikan keutamaan,
diperindah oleh sang pandita,
disiangi, dipangkas,
ditebangi, diratakan pinggirnya.

1015. Akan dibakar,

Sanghyang Swawar Cinta 133


supaya panas tempat tinggalna,
terkuasai mancanegaranya.

Kemudian dibakar,
diratakan supaya bersih,
1020. disapukan dan dibersihkan.
Setelah selesai itu,
diamati diperhatikan,
dicari buruk dan baiknya.
Pantas, baik, diperindah,
1025. sudah baik tambah diperindah.
Pintunya diperbagus.
Berdampingan diluruskan.
Direka-reka seperti walangsanga.

Dipotong dibiarkan tergerai,


1030. dionggokkan seperti belahan kayu,
ditiru seperti pertapaan,
direka seperti mandala,
ditetesi diririak,
diturunkan dinaikkan,

1035. dipercepat.
Hasil menggubah seperti mata kepiting,

dari samping dengan batu putih,


hasil mengambil dari danau.

Nyata hasil memperindah,


1040. bantar hasil ngadu balay,
tanahnya dibuat seperti emas,
seperti ukiran.
Lebih jelas daripada di Galunggung,
lebih panjang daripada di selatan.

134 Sanghyang Swawar Cinta


1045. Ditiru di Jampangmanggung,
Sama dengan catih hiyang,
karena petunjuk jangan disalahkan,
barangkali merendahakan semua.
Pertapaan di Jamburaya,
1050. Namanya puncak niskala,
dipagari batu sekelilingnya,
ditaburi manik asra,
dicampur dengan adur emas,
diselingi
1055. dilihat dari kejauhan,
gemerlapan warna-warni.

Kebunnya serba bunga-bungaan,


kusumah nama bunganya,
hanjuang merah dan hanjuang putih,
1060. hanjuang lungsir, kayu puring,
mandakaki, jambu danti,
wera tumpang, wera lancar,
kembang bulan, bunga tanjung,
jelag dan manyara parat,
1065. tatali, bunga widuri,
taloki, seruni Keling,
delima, bunga pupungon,
pacar dan bunga jamaka,
teratai dan mayasore,
1070. merah warna bunga yang bercampur-campur,
gemilang bunga puspalembang,
serta bunga puspagading,

melati, bunga dongdoman,


bunga tunjung bungawari,

1075. bunga susun, bunga menur,

Sanghyang Swawar Cinta 135


bunga ngapaladarah.
Bunga tersebut tidak ada yang baik,
kecuali hanya satu,
anugrah dari niskala,
1080. permulaan ada di dunia nyata,
penghormatan kepada sang prabu.
Utama di kerajaan
kalau dipakai
untuk mengormati diri pribadi,
1085. yang harum dijadikan cucunduk,
yang wangi dijadikan susumping,
yang semerbak dijadikan boreh,
kembang haneut dibuat peureuh,
yang bagus dibuat cacane.

1090. Sekarang menuju kebahagiaan.


Lewat yang bersama-sama,
dari arah hulu taman danau,
diberi pintu dengan kowari,
serta dengan pintu curi,
1095. serta dengan kamateuang,
dipahat bergaris-garis.
Bermacam-macam ukir-ukiran,
di atas cerita Pandu,
di bawah cerita Udarayana,
1100. di tengah naga berhempas,
diwarnai cangawalayut,
merak menari di pangkalnya.
Beruang saling membelakangi.
Baroeng saling
1105. Udubasu
Batari tersenyum-senyum.
Batara berkawan-kawan.
Bergandengan berciuman,

136 Sanghyang Swawar Cinta


namanya sanghyang memet.

1110. Sudah selesai begitu,


ditaruhlah lingga batu,
candi merah, candi putih,
candi hijau, candi kuning,
arca dan batu gangsa,
1115. batu arca diwarnai.
Setelah itu ditaruhlah
untuk tempat anjangmiru,
patanakan pekayuan,
serta lembu penempaan,

1120. romahyang berserakan,


taman mengapitkan pintu,
salimar dengan kerajaan,
balai persajian,
ruang tamu penuh lukisan,
1125. serta balai pengolahan,
sanggar paiyilan,
perapian mengurung jalan,
dengan pasamidaan,
tempat membakar dupa puja nyapu,
1130. dalam bakti tanpa kesombongan,
yang disembah tanpa girang,
masih gelap tak terlihat,

berwarna warni,
perhiasan di dunia,
1135. tetap langgeng bening indah,
mengamalkan kepertiwian.

Sudah bagus diperindah,


disiangi dipangkas,
diterangi diratakan,

Sanghyang Swawar Cinta 137


1140. disapu diberi pagar,
sapu tutur tiap pagi,
diasapi dengan dupa dan dipuja,
disembah dan dijadikan kebaktian,
diberi dupa dengan wewangian,
1145. asap dupa semerbak harum,
harumnya mewangi.
Agar berhasil memperindah,
semua terpelihara,
bangunan tujuh serta keluar,
1150. diberi balay batu datar,
disangga dengan batu rompe,
dipagari dengan batu parasi,
ditopang dengan batu welas,
bertiangkan teras sagala,
1155. berdinding kayu laka,
atapnya memakai suria tanduk,
kaso-kaso suria kuray,
kokote lame kuning,
dijurey dengan kawung cawene,
1160. ditr dengan ruyung suwangkung,
diperkokoh dengan teras jati,
diberi pasak dengan bambu,
diberi paku kamuning keling,
palupuhnya dari awi temen,
1165. diselingi dengan awi surat,
dibaur dengan beutung larangan,
diambil dari kantenan.
Tempat duduk jati wulung.
Tempat bersandar suria gading.
1170. Berbagai warna ukirannya.
sayap luar sayap terbentang,
di atas sayap bergulung,
di bawah sayap terhampar,

138 Sanghyang Swawar Cinta


di samping sayap melambai,
1175. di bawah karang bergantung,
bertali dengan purnacali,
diselingi dengan kenanga,
dipaku dengan jati rupa,
tiang atap dibalut ijuk,
1180. digagaleran pinang basma,
ditimbun dengan ijuk berlapis,
beratapkan kiray muda,
ditutup dengan ijuk berlapis,
bertumpuk lapisan ijuk,
1185. tebal hasil mengencangkan,
rata hasil menyambung,
bersih rapih rata licin,
seperti gunung tersinari matahari,
terlihat dari kejauhan,
1190. serta sudutnya dari teras tanggulun,
dijaroan dengan carun.
Peranakan di Pajajaran,
manusia utama,
anak raja yang dihormat,
1195. bangsa putra yang disembah.
Bisa membuat danau membangun desa,
pendahulu di dunia.
Dewata yang turun menjelma.
Hiyang menguasi dunia.
1200. Tipis mala tebal ajnyana,
dengan titisan dan dengan gaibnya,
baik rupanya baik amalnya,
baik budi baik pikirannya,
tamat sudah cepat selesai,
1205. inti dewa manusia,
tidak terkena perbuatan dosa,
pucuk paku daun bantut,
di tengah belukar,

Sanghyang Swawar Cinta 139


tiruan berbagai macam bunga.
1210. Beringin meneduhi jalan,
bercermin di air sanghiyang.
Suka sekali aku pada satwanya,
namanya burung badayan,
terbang tinggi ke angkasa,

1215. mengisap bunga dewata.


Pada pohon dia hinggap,
seperti yang membuatnya,
pandita mahawisesa,
ketentuan yang bijaksana,
1220. jelas benar sangat bijaksana,
dari luar bukan orang
bukan orang tanpa (?),
paracang dan hulukumbang,
mencari tanak serta dua,
1225. tegak yang duduk di sudut,

berjajar yang duduk di hulu,


berbaris yang duduk di pinggir,
berdiri sang dewa pertapaan,
asal
1230. kurang pengetahuan,
segala macam diadakan,
terbukti hasil dahulu,
terdapat hasil masa lalu,
didatangi orang banyak,
1235. yang membawa suguhan tiap pagi,
yang membawa tanggungan tiap sore,
penjemput saling menunggu,
yang lelah pulang berjalan,

yang menunggang malah tetap baik,


1240. yang bertapa menjadi kaya,

140 Sanghyang Swawar Cinta


banyak cicit serta anak,
banyak harta yang disimpan,
kemudian banyak indang dan ebon,
wasi jadi dekat rama jadi saudara,
1245. hamba jauh berkumpul,
manguyu dan balawiku,
kaasa dan pacogaran,
pembantu pelayan dekat,
yang selalu menyelesaikan pikiran,
1250. menghalangi tugas pekerjaan,
hamba pertapaan awak sawah,
mencela kebersihan membuang keindahan,
mempermudah sekujur badan,
menempuh lakau sembarangan.
1255. Semua manfaat dari penglihatan,
gundul hasil menggali,
bercahaya di pelataran,
berdiri di atas bukit,
1260. bersandar di dataran,
ke atas seperti payung,
melengkung ngalinggamanik,
datang seperti naga melenggok,
menghadapnya dengan ilmu yang dalam,
mengabdikan pengetahuan pertapaan,
1265. pengetahuan banyak berdatangan,
pertanda banyak yang ingin,
keindahan milik pertapaan,
betah yang mulia laksana,
membuktikan hidep tambak melar,

1270. yang ingin tiada putusnya,


kawan yang datang dengan kearifan,
mencari tingkah untuk teladan,
dibarengi dengan keramahan.
Untuk perhentian yang sebentar,

Sanghyang Swawar Cinta 141


1275. untuk tempat mampir yang lewat,
tempat menginap yang pulang pergi.
Cantik rumahnya tampan balainya.
Indah tempat memasaknya.
Bagus balai penghadapannya.
1280. Megah pageurangannya.
Penuh isi pakayuannya.
Kokoh tinggi pangdaunannya.
Besar balai pengolahannya.
Garapan yang akan me-ruat mala,
1285. Lepas dari keadaan hina.
Demikianlah, mohon maaf.

Demikian pula tentang kebahagiaan.


Lepas lewat mereka dari pembagian.
Datang bersama-sama,
1290. lama rasanya disimpan,
lama rasanya ditunda,
baru sekarang dikabarkan,
digembirakan dengan keindahan para dewa yang
tiga.

Setangkai sirih berbau lumut.

1295. Setiup bercampur selipat jadi penawar,


selembar besar serahan,
sebutir buah seperti kelapa muda.

Keras selamat bening indah.

1300. Bertimbun kenyataannya di dunia.


Petunjuk bagi orang banyak,
ketentuan di dunia.
Ialah Ibu Hyang Pertiwi,

142 Sanghyang Swawar Cinta


benar untuk diteladani,
1305. oleh kita orang sejagat.
Baik tua maupun muda,
oleh yang jauh dan yang dekat,
demikian pula yang di mandala,
serta dengan hyang buyut.

1310. Bukan ketika yang longsor jurang,


tebing dan cadas memanjang,
sodong, rahong, batu bangkong,
pareang batu patenggang.
Hanya yang menjadi betah,
1315. oleh yang tahu akan bertapa,
yang selamat meninggalkan raga.

Sama-sama mohon dimaklumi.


Hidup kembali dengan selamat,
di dunia nyata dan dunia gaib,
1320. Masih tetap meskipun begitu.
Barangkali untuk tugasnya.
Sebelum sentosanya dahulu.
Aturan, batasan, dan ukuran,
melaksanakan tugasnya.
1325. Untuk keturunan dari niskala sakala,
dipakai untuk menambah dan mengimbuh,
ratu, pejabat, dan nakhoda kaya.
Kalau dingin yang menjadi kesejatiannya.
Demikian. Mohon maaf.

1330. Sekarang menuju kebahagiaan.


Getas, goyang, tidak sempurna,
bagus juga tapi tanpa sari.
Bertemunya pada keindahan sejati.
Supaya berhenti sesal dengan keadaan.
1335. Berhenti membenci dengan kejadian.

Sanghyang Swawar Cinta 143


Berganti dengan terbit selera.
Terbit air liur keluar keringat.
Merah padam merah dada,
Urat menyembul pada dahi.
1340. Bertolak pinggang.
Sehingga susah berusaha.

Lepaslah hasil berpakaian.

Tanggal pakaian kebesaran.


Karena sering diserang,
1345. Kuri ning dewa tiga.
Kurang penopang kurang kekuatan,
kurang daya dan tenaga.
Bingunglah dia yang mengerjakan.
Demikianlah ditetapkan
1350. ke desa mahapawitra,
ke dunia serta jasmani.
Dijadikan kain takkan cukup,
dipitipuluh takkan sampai.
dijadikan samping takkan mantap,
1355. dijadikan selimut takkan tertutupi.
Sama-sama memaklumi.
Demikianlah . Mohon maaf.

Demikianlah menuju kebahagiaan.


Ada yang dijadikan penenang.
1360. Ada pe
Ada yang bersama-sama,
membicarakan tentang raja busana,
pemberian sang pandita,
tipulung sampit bahiri,
1365. roroma dan rambut kasar,
baju tanjeur menutup badan hitam,
seperti pemuda bersaudara.

144 Sanghyang Swawar Cinta


Demikianlah yang dipikirkan.
Ada selembar daluang.
1370. Dengan rasa terasa pendek, sempit
dan jarang-jarang.
Tipis ramping bolong berlekuk.
Pinggirannya bergelombang,
rapuh lipatannya mentah bahannya,
1375. kurang pipih kurang jemur,
kurang mekar kurang air,
digembirakan dengan perasaan.

Seperti budi kami sekarang.


Belajar mengeluarkan kewacanaan.

1380. Senanglah sabda satu kata,


tingkah pendek dan lepas.
Yaitu membicarakan bau lubang dan pendapat
mulut.
Tingkah buntu karena rasa.
Ucap terputus yang sedang bicara.
1385. Ucapan buntu sabda tertunda,
terputus terbata-bata.
Pendek hasil mengetahui,
singkat hasil mengerti,
kurang hasil menolong.
1390. buntu hasil mengetahui.
Demikian pula yang memakai busana.
Membicarakan air minum.
Hasil kami menjerang dan terendam.
Hasil mengolah buah dan gelagah,
1395. serba umbi, pisang, dan tebu,
wyah, talas, ubi, suweg,
serta dengan pepaya matang,
dan kelapa hasil menanam.

Sanghyang Swawar Cinta 145


Dengan rasa menjadi,
1400. biru lebam karena kurang api,
encer karena kurang rempah-rempah,
kurang garam serta bumbu,
belum sampai empuk benar.
Sama-sama memaklumi.
1405. Demikianlah. Mohon maaf.

Sekarang menuju kebahagiaan.


Yang tinggal untuk dijual,
belajar selagi masih muda.
Yang bodoh dipaksa-paksa,
1410. yang celaka dianiaya,
keringat besar keringat kecil,
merah padam ditahan-tahan,
dengan malu takkan tertahan,
pada raut wajah kecuali,
1415. barang siapa yang mengamalkannya.
menjauhi sang pandita,
ada bahasa yang melanggar,
terlalu sering dipuji,
mau kalau sedang diam,
1420. menyuruh kepada hulu kumbang.
Menyebut dirinya tidak bisa,
juga dengan gurulagu,
suara tertahan suara parau,
tidak patut pada lagu,
1425. suara riuh rendah,
bahan tertawaan orang lain,
untuk umpatan yang berminat.
Yang pindah dibuat terpesona.
Sejajar dengan hulukumbang.
1430. Membisu yang sedang tertawa.
Demikian pula hulukumbang.
Suka dengan pujian yang menyenangkan,

146 Sanghyang Swawar Cinta


Diumpat setelah aku pergi.
Meskipun begitu, biarkan saja.
1435. Yang memuji sebagai bakti,
yang mendekat sebagai bahan,
yang diam untuk diparut-parut,
barang kali katanya banyak pekerjaan.
Yang pindah dibuat terpesona.

1440. Katanya tidak ada gunanya.


Demikianlah kita dibujuk,
seringkali banyak kekeliruan,
bujukan tidak ditanggapi,
diberi hadiah malah marah,
1445. tujuan yang benar malah menyeleweng,
ditunjukkan oleh sang pandita,
kasihan kepada yang menyuruh.
Segan barangkali pareuag.
Kaya ilmu pandai bicara.
1450. Demikianlan. Mohon maaf.

Selesai ditulis pada bulan kedelapan. Berkurang cahaya


dua naik? Hasil sang penulis pertapaan Mandala Sunia
Sang Abuyut Tejanagara Yang sempurna puncak
Cikuray, Hulukumbang, dari Batuwangi.

Mohon maaf pada sang Pembaca, oleh karena tulisan


jelek berantakan ibarat tapak kepiting di laut. Kurang
tambahi lebih kurangi salah perbaiki. Nyarna luhung
mayan taba nilih (?). Demikian. /39r/

Sanghyang Swawar Cinta 147


Glossarium

adur emas, emas cair untuk sepuhan.


ajnyana, jnyna, pengetahuan sejati, kebijaksanaan.
ambek pasanta, hasrat yang menjadi penenang.
ameng-ameng, rahib.
anawasta, anawarata (Sk.), terus-menerus, tiada putusna.
anjangmiru, mungkin anjung mru, bangunan dengan
atap berbentuk meru.
awi surat, Gigantochloa verticillata, MUNRO.
awi temen, Gigantochloa verticillata, MUNRO.
bahiri, pakaian pertapa dari kulit kayu.
bahiri, pakaian pertapa yang terbuat dari kulit kayu.
balawiku, prajurit yang ditugaskan untuk menjaga
keselamatan mandala dan para wiku.
balay, batu-batu yang disusun dan direkat dengan tanah
untuk memperkuat tebing supaya tidak tergerus
air atau longsor.
bantar, pematang yang rapih dan lurus pada punden
berundak.
bantut, tunas atau pucuk daun yang masih kuncup.
bari, pais bari, pepes ikan yang disimpan semalam supaya
lebih meresap bumbunya dan dagingnya kenyal.
barong, sejenis beruang.
batara, areuy batara, mungkin pohon batarua (pasang),
Quercus induta, BL.
batu bangkong, batu besar yang menghalangi jalan.
batu gangsa, batu perunggu.
batu parasi, batu yang lunak.
batu patnggang, batu nungku batu bersusun tiga seperti
tungku.
batu rompe, batu pipih yang diratakan dan dibentuk
menjadi persegi, (diromps, Sd.M).
batu welas, batu wela, batu pembatas berbentuk lingga
persegi.

148 Sanghyang Swawar Cinta


bayu, napas, angin, kekuatan, daya hidup.
beutung larangan, Dendrocalamus asper, BACKER.
binaya panti, pusat pendidikan dan pelatihan, khususnya
untuk para putra raja dan prajurit pilihan.
bobocokan, sejenis perdu, mungkin boroco, jengger ayam
(Celosia argentea, LINN).
boh larang, kain mori yang dianggap keramat.
buda pasanta, Budha yang menjadi penenang.
budi pasanta,budi yang menjadi penenang.
bujangga, ahli ilmu falak.
bungawari, Tabernaemontana difaricata, RBR.
cacah, tumbuhan sejenis talas hutan, mungkin cariwuh
atau cariang (Homalomena alba, HASSK).
cacane, canay, tktk (Sd.M), sirih masak, sirih yang
sudah dilipat lengkap dengan kapur, gambir,
pinang, kapol, lmo, cengkeh, dan rempah-rempah
lainnya.
cangawalayut, motif hiasan atau ukiran.
cangkes,hayam cangkes, ayam hitam.
carang,jarang-jarang, tetapi dalam formasi teratur.
carun,Pterospermum javanicum, JUNGH.
catih hiyang, tempat tinggal para hiang.
celeng kuping,sebagian dari lambang kebesaran raja.
cipta nirmala, tekad, pikiran yang bersih, hanya
mengingat Tuhan.
cobk, ikan bakar dengan bumbu cobk (garam, jahe,
kencur, bawang putih, gula merah)
cocopt, serangga bercapit pada bagian duburnya yang
berfungsi sebagai senjata perlindungan dan
pemangsa, biasanya hidup di antara celah-celah
kayu atau anyaman bambu.
corngcang, jarang-jarang tetapi dengan formasi yang
tidak teratur.
cucunduk, hiasan atau bunga yang diselipkan pada ikat
kepala atau sanggul.

Sanghyang Swawar Cinta 149


curi, pintu curi, pintu yang menggunakan ruji-ruji.
daluang, kertas yang terbuat dari kulit kayu sah
(Broussonetia papyrifera, VENT)
dasakalesa, sepuluh noda karena salah menggunakan
dasaindria: telinga, mata, kulit, lidah, hidung,
mulut, tangan, kaki, dubur, kemaluan.
dasamala, sepuluh noda atau cacat, yaitu: tandri
kelesuan, kemalasan, klda bimbang, ragu-ragu,
leja sifat bodoh, jahat, kuhaka penipu, mtraya
keras kepala, menjengkelkan, megata merintangi,
menghalangi, ragastri maniak perempuan, kutila
curang, bhaksabhuwana rakus, dan kimburu
pencemburu, iri hati.
dwaguru, pemimpin komunitas agama.
dibatu rangu, mungkin dimasak dengan cara direbus
sampai empuk (tulang lunak).
digagalran, balok kayu melintang yang menahan tiang-
tiang rumah paling bawah.
dijurey, jur, bentuk atap rumah seperti limas yang
terpotong.
dikasi, kakasian, mungkin dimasak dengan cara direbus;
kasyan (JK).
dikembang lopang,dimasak dengan bumbu kuning seperti
warna bunga lopang (Luffa cylindrica, ROEM).
dikudupung, mungkin dimasak dengan cara direbus
sampai empuk (opor).
dilaksa-laksa, mungkin dimasak dengan bumbu laksa
(kari).
dileuleunjeur, mungkin dimasak tanpa dipotong-potong
(saleunjeur, sabeuleugeunjeur).
dipadamara, dimasak dengan bumbu sayur padamara.
dipanjel-panjel, mungkin dimasak dengan bumbu
pindang.
dipitipuluh, mungkin dipitipulung dijadikan ikat kepala.
dirokotoy, mungkin dimasak dengan santan yang kental.

150 Sanghyang Swawar Cinta


disaratn, mungkin dibuat sate.
disarengseng, mungkin ditumis dengan sedikit minyak
dan air.
dongdoman, Andropogon aciculatus, RETZ.
ebon, wanita pertapa senior.
gagak santana, burung gagak yang ada di neraka.
gancang, Amorphophallus variabilis, BL.
gangsa lari, gangsa rari, simbal kuningan.
girang, geurang, kepala, pemimpin tertinggi.
gurulagu, bunyi suku kata terakhir pada baris puisi
(rima).
halihair, mungkin harikukun (Actinophora fragrans, R.BR)
hanjuang lungsir, Pleomele angustifolia, BROWN.
hapit kayu, desta, bulan keduabelas dalam
pranatamangsa
hapit lemah, kasada, bulan kesebelas dalam
pranatamangsa
hapit, kayu pengapit untuk menggulung kain tenunan
yang biasa dipangku oleh penenun.
hapur mungkal, binatang yang melekat pada batu.
haranghasu, asap yang mengendap dan menempel pada
jaring laba-laba atau paraseuneu para-para di atas
tungku.
harebuk, mungkin ulat penggerek daging bambu yang
menyebabkan bambu keropos, kotorannya
berebenuk serbuk kekuningan.
hareucang, mungkin harepang, harepang prongpng
(Macaranga subfalcata, MUELL)
hariwata, padang rumput yang luas dan kering, sabana.
hidep, tekad, niat, pikiran, pendapat.
hikeu, sebangsa ikan sungai, di daerah Cianjur disebut
soro.
hiris bopoh, sejenis cacing kecil seperti lintah.
hitu, sebangsa ikan rawa.
hiyang yugisora, raja para pertapa, mahapandita.

Sanghyang Swawar Cinta 151


hulukumbang, mungkin hulukembang pertapa yang
bertugas menyediakan bunga-bungaan untuk
sesaji.
indang, wanita pertapa junior.
jamaka, Belamcanda chinensis, LEMAN.
jamaka, tumbuhan berdaun harum (tegari) Dianella
bancana.
jamb basma, Actinorhytis calapparia, WENDL.
jambelong, lintah kerbau, lintah besar dan hitam yang
tempat hidupnya di tanah lembab.
jambu danti, Eugenia Jambos, LINN.
jangga-janggl, bermacam-macam lintah.
jaro, tiang.
jati rupa, Tectona grandis, LINN.
jati wulung, Tectona grandis, LINN.
jati, inti, pusat yang sesungguhnya, kesejatian.
jatiwarah, jatiwara, dari yatiwara (Sk.), pertapa unggul.
jelag, Willughbeia coriacea, WALL.
jnyana pasanta, pengetahuan yang menjadi penenang.
jungateup,jungrahab, Baeckea frutescen, LINN.
kaasa, pegawai, bawahan.
kabuyutan,tempat suci yang dikeramatkan dan menjadi
lambang kehormatan sebuah kerajaan. Apabila
sebuah kabuyutan berhasil direbut pihak lain
maka harkat dan martabat raja pemilik kabuyutan
tersebut lebih hina daripada kulit lasun di jarian
kulit musang di tempat sampah(Saleh
Danasasmita, dkk. 1987).
kalima, bulan kelima dalam pranatamangsa, lamanya 27
hari.
kamateuang, kehormatan, kekaguman, yang mempesona.
kamuning keling, Murraya paniculata, JACK.
kancra, ikan sungai sejenis karper(Cyprinus carpio) yang
sisiknya besar dan mengkilap.

152 Sanghyang Swawar Cinta


kanem, bulan keenam dalam pranatamangsa, lamanya 43
hari.
kantenan, ka-anten-an, ka-hana-an: tempat.
kapat, bulan keempat dalam pranatamangsa, lamanya 25
hari.
kapitu, bulan ketujuh dalam pranatamangsa, lamanya 43
hari.
kararamu, mungkin tataman semut api yang gigitannya
panas dan perih.
karawala, karawali (Sk.) mungkin kayu pohon sukun
(Artocarpus communis, FORST) atau kitimbul
(Glochidion rubrum, BL).
karma pasanta, perbuatan yang menjadi penenang.
karo, bulan kedua dalam pranatamangsa, lamanya 23
hari.
kasa, bulan pertama dalam pranatamangsa, lamanya 41
hari.
kasapuluh, bulan kesepuluh dalam pranatamangsa,
lamanya 24 hari.
katiga, bulan ketiga dalam pranatamangsa, lamanya 24
hari.
kawung cawn, aren, enau (Arenga pinnata, LINN) yang
masih perawan, belum berbuah tetapi sudah mulai
terlihat bakal bunganya.
kayu puring, Codiaeum variegatum, BL.
kedung, lubuk.
kembang bulan, Tithonia diversifolia.
kembang dadap, dimasak dengan bumbu merah seperti
bunga dadap (Erythrina variegata, LINN).
kembang haneut, mungkin jukut korjat yang getahnya
biasa dipakai untuk obat tetes mata.
kigugula, getah damar yang harum (Amyris agallochum).
kiray, Metroxylon spec.
kokot, koti, ujung kaso-kaso atap rumah yang ditutupi
dengan papan (lijsplang, Bld.)

Sanghyang Swawar Cinta 153


kowari, pintu berdaun kembar.
ku rining, dengan berdampingan.
kupat halu,ketupat yang dibentuk seperti halu (silinder).
kupat iwak, ketupat yang dibentuk seperti ikan.
kupat karas, ketupat yang bungkusnya dibuat dari karas
(daun gebang atau siwalan).
kupat manuk, ketupat yang dibentuk seperti burung.
kupat parupuyupan, ketupat yang dibuat untuk sesaji.
kupat walang, ketupat yang dibentuk seperti belalang.
kuricak, binatang mengerikan di neraka, dalam dongeng.
kurung atma, raga, badan, jasmani.
lalatangan, daun pulus, jelatang (Laportea stimulans, MIQ)
lam, Alstonia scholaris, R.BR.
lendi, ikan lele (Clarius melanoderma).
limus sakeureut, binatang lunak yang hidup di tempat-
tempat basah.
limus sakeureut, binatang lunak yang tiak memiliki
cangkang, bentuknya seperti lintah.
lingga, batu pemujaan berbentuk tiang sebagai lambang
phallus penis Siwa.
madangding, menggubah puisi, dalam hal ini puisi yang
terikat dengan gurulagu rima akhir dan
guruwilangan jumlah sukukata.
mahapawitra, sangat keramat, sangat suci.
mala, kotor, noda cela.
mandakaki, saliara, lantana, bunga tahi ayam (Lantana
camara, LINN)
mandala parisuda, tempat untuk mensucikan atau
pembebasan dari dosa.
mandala, tempat belajar berbagai ilmu pengetahuan dan
keagamaan.
manguyu, golongan orang religius (pertapa).
manguyu,kelompok pertapa.
manik asra, permata dan mutu manikam.
manyara parat, saliara (Lantana camara, LINN)

154 Sanghyang Swawar Cinta


mayasore, Abutilon hirtum, SW.
mar, lintah lunak.
mlwa, mungkin dari wilwa, bunga pohon maja (Aegle
marmelos, CORR).
memet, sanghyang memet, gambar atau relief yang
melambangkan sebuah peristiwa.
menur, melati (Jasminum sambac, AIT).
meubeur, membereskan kanth benang setelah diwarnai.
Namaste namas karana, salam penghormatan untuk Yang
Maha Pencipta.
Namastu namas Sihwaya, salam penghormatan untuk
Siwa.
neuleum, mencelup kanth benang dengan tarum
(Indigofera spec.) yang menghasilkan warna nila.
ngadu balay, memperkokoh terasering atau undak-
undakan tanah dengan balay.
ngalingga manik, berkumpul pada satu pusat dan
membentuk lingkaran yang kokoh, salah satu
bentuk pertahanan prajurit dalam perang.
ngamumujet, membuat wajit juadah.
ngapaladarah, Polygala glomerata, LOUR.
ngasumba, mewarnai dengan warna merah muda.
ngayen, mewarnai dengan getah pohon kayen atau
kuyang (Ficus fulva, REINW).
ngelk, menggulung benang dengan elkan buluh bambu
penggulung benang; menakar (beras) dengan
undembatok kelapa atau takaran liter kemudian
diratakan dengan elkan.
ngonng,mewarnai dengan warna kuning.
nirsangsaya, tanpa keragu-raguan.
nirtresna, bersih dari hasrat.
niskala sakala, yang bersifat ruhaniah maupun jasmaniah.
niskala, gaib, keadaan yang tak berwujud, tidak nampak,
tak terbagi.
nowca, pertapa muda.

Sanghyang Swawar Cinta 155


nuar, mencelup kanth benang dengan cituar yang
menghasilkan warna kuning.
nyanga-nyanglarkeun, memasak dengan cara disangray
tanpa minyak; sangan (JB).
nyangkuduan, mencelup kanth benang dengan getah
cangkudu (Morinda citrifolia) yang menghasilkan
warna merah tua.
pacar, pacar cina atau pacar culan, Aglaia odorata, LOUR.
pacayahan, kanal pembuangan air supaya tidak banjir.
pact, lintah daun yang habitatnya pada hutan tropis
lembab dan terlindung dari sinar matahari
langsung (Haemodipsa javanica).
pacogaran, mungkin dari sughra (Sk.) istri yang unggul.
pageurangan, padaleman, tempat paling sakral dalam
pertapaan atau keraton.
paiyilan, sanggar tempat sesaji.
pakayuan, tempat menyimpan kayu-kayu untuk
keperluan upacara.
paksi aman, bunga paksi, pasi, markisa, Passiflora edulis,
SIMS.
paksi badayan, burung bayan, burung nuri,
palupuh, lantai yang terbuat dari batang bambu dicacah
kemudian dibelah menjadi lebar.
pamali, larangan yang tidak boleh dilanggar karena akan
mendatangkan akibat buruk bagi pelanggarnya
sebagai hukuman moral.
pancaaksara, lima huruf abadi dalam pandangan Hindu
Siwaisme sebagai penjelmaan Siwa dalam lima
arah mata angin dengan urutan sebagai berikut:
NA penjelmaan Siwa di timur sebagai Iswara.
MO penjelmaan Siwa di selatan sebagai Brahma.
SI penjelmaan Siwa di barat sebagai Mahadewa.
WA penjelmaan Siwa di Utara sebagai Wisnu. YA
penjelmaan Siwa di tengah sebagai Siwa (Atja dan
Saleh Danasasmita, 1981: 55-56).

156 Sanghyang Swawar Cinta


pancatiga ajyana,mungkin dari pacajna (Sk.) dari
pacatathgata.
pangdaunan, tempat menyimpan daun untuk keperluan
upacara atau sesaji; jabatan mantri daun masih ada
di Baduy dalam upacara Kawalu.
pangeratan, kuburan.
pangwaleran, selokan kecil pembuangan air hujan dan
limbah, kamalir (Sd.M).
paracang, mungkin paracan pertapa yang bertugas
menyediakan sirih pinang, dan perlengkapan
untuk sesaji.
paramasuk, mungkin orang yang telah mencapai
paramasksma keadaan niskala tertinggi.
paratutup, mungkin orang yang telah mencapai
paramatattwa hakikat tertinggi.
paray,beunteur, ikan kecil sejenis impun tetapi lebih
besar dan bersisik.
parang, batu-batu yang berserakan sehingga sulit
dilalui, taringgul (Sd.M)
parp,parngpng, daun pakan (Croton argyratus, BL)
pareuag, mempunyai keunggulan yang lengkap, amat
terpelajar.
pasamidaan, tempat pembakaran mayat, tetapi dalam teks
ini mungkin tempat pembakaran dupa atau kayu-
kayu yang harum.
patanakan, dapur, tempat memasak.
patangkilan, pelayan para pertapa.
pattra, helai daun atau selendang.
pawarang lunta, permaisuri pergi.
peureuh, kecer, obat tetes mata.
picung, Pangium edule, REINW.
pregili, terampil, orang yang memiliki keterampilan;
parigel (Sd.M).
puhun, pohon secara utuh yang terdiri dari akar, batang,
dahan, ranting, daun, bunga, dan buah.

Sanghyang Swawar Cinta 157


pupungon, bunga rampai, bunga setaman.
puputut, hamba sahaya pertapa, murid baru.
purana, zaman, masa yang telah lama, kuno.
purnacali, simpul atau ikatan tali yang sempurna.
puspagading, Cinnamomum javanicum, BL.
puspalembang, Typha domingensis, PERS.
rajapeni, lambang kebesaran raja.
rama, pertapa senior.
rangrang, ranting kering.
rarageding, raragudig, rarabudig atau ladu sejenis dodol
dari beras ketan yang disangray kemudian dibuat
tepung, dimasak dengan gula merah dan kelapa.
Setelah matang dibuat bulatan lonjong kemudian
ditaburi tepung ketan sisa adonan sehingga
terlihat seperti orang kulit hitam memakai bedak
putih.
raraka hudan, sesaji yang disimpan pada tempat sajian
sebelum panen padi untuk menghormati Dewi Sri.
raramandi, mungkin sisik ikan kancra yang digoreng
sampai kering dan renyah.
riak batang, ombak besar yang bergulung dan bisa
menyebabkan perahu terbalik karena pertemuan
arus laut yang berbeda.
roab runtah, sampah yang berserakan sehingga terlihat
kumuh dan jorok.
romahyang, rambut dewata, sejenis ragam hias.
roroma,bulu roma, bulu-bulu halus pada kulit.
ruat mala, meruat kotoran gaib, membersihkan kotoran
batin yang terdapat pada rohani seseorang.
ruyung, bagian luar batang enau yang paling keras.
sabda pasanta, sabda atau tutur yang menjadi penenang.
sabda, ucap, tutur, sabda.
salimar, kain sutra.
samping, kain panjang.
sampit, selempang yang digunakan oleh para pertapa.

158 Sanghyang Swawar Cinta


sang adangdan,yang memperbaiki (ngadangdanan, Sd.M)
sang manghayu,orang yang melaksanakan tugas untuk
memperbaiki atau memperindah.
sang sida hiya(ng) widasara, yang mulia maha mengetahui.
sang sida hiyang (aj)nyana, yang mulia mahatahu.
sang sida karuhun, yang mulia mahaawal.
sang sida lenyep, yang mulia mahalembut.
sang sida sukma, yang mulia mahagaib.
sanghiang, talaga sanghiang, telaga yang terjadi dengan
sendirinya, bukan danau bendungan/waduk
buatan manusia.
sanghiyang biheung, sesuatu yang tidak jelas.
sanghiyang hanteu, sesuatu yang tidak ada.
sekar lpana, olesan dengan wewangian terutama minyak
cendana.
sekar seneng, mungkin sekar seuneu[ng]: abu dari tempat
pembakaran.
srahan, tidak bersih, masih ada sebagian yang tertinggal
kulitnya, antah pada beras.
si mahagila, segala sesuatu yang mengerikan dan
menjijikkan.
siksaguru,
siksakandang, pedoman moral umum untuk kehidupan
bermasyarakat, termasuk berbagai ilmu yang
harus dikuasai sebagai bekal kehidupan praktis
sehari-hari yang berpijak pada kehidupan di dunia
dalam negara.
singa salat, sebagian dari lambang kebesaran raja.
sirara, mayat yang disimpan pada batu atau pepohonan
sebelum dibakar.
sodong rahong, ceruk pada tebing sungai atau laut yang
menganga.
sondari, cacing besar yang bersuara nyaring.
sorodong, pasang surut air laut.

Sanghyang Swawar Cinta 159


sumeuni, sejenis serangga (kecoa tanpa sayap) yang
hidup dalam abu dingin di sekitar parako tempat
menyimpan tungku di dapur.
suria gading, Cinnamomum javanicum, BL.
suria kuray, Trema orientale, BL.
suria tanduk, Toona sureni, MERR.
susumping, hiasan atau bunga yang diselipkan diantara
daun telinga dan rambut.
susun, malati susun, Jasminum pubescens, WILLD.
suwangkung, Caryota rumphiana, MART; Caryota mitis,
LINN.
suweg, Amorphophallus campanulatus, BL.
tahi bubuk, tai toko (Sd.M) serangga penggerek kayu
yang menyebabkan kayu keropos dan kotorannya
berbentuk bulatan kecil.
taloki, Hibiscus grewiifolius, HASSK.
tambak melar, mungkin ungkapan untuk pikiran yang
terkendali dengan aturan-aturan dan ajaran agama
tetapi tetap berpandangan luas, tidak taklid.
tanak, juru masak yang menyediakan makanan untuk
sesaji.
tanggulun, Protium javanicum, BURM.
tangkal, pokok, batang.
tarik timbang, pertimbangan yang sungguh-sungguh
matang.
tasik, laut.
tatali, Quamoclit pennata, BOYER.
tr, ditr, panr, panel, kayu yang melintang pada
dinding di antara dua tiang.
tenjomaya, mungkin kiteja atau kayu kamper
(Cinnamomum camphora).
teras, galeuh, bagian kayu yang paling keras.
ttga, tyagi, pertapa yang telah meninggalkan
keduniawian.
tipulung, ikat kepala.

160 Sanghyang Swawar Cinta


titah, perintah, aturan, takdir.
trikaya, tiga kekuatan untuk melakukan dharma: kya
kuat, karya, wk kata, citta pikiran.
trimala ,tiga macam noda atau cela: artha harta, kama
napsu, abda perkataan.
udubasu, Budugbasu, binatang dalam mitologi Dewi Sri
yang menetas dari salah satu telur dari air mata
Dewa Anta.
udung-udung, tanah yang bergelombang membentuk
bukit-bukit kecil.
ugang-aging, wara-wiri, berjalan ke sana ke mari.
ungguwalaka, pertapa muda.
usap-usap lambe, mungkin makanan penutup.
usar,akar wangi (Andropogon zizanioides, URBAN)
walakan,pertapa muda.
walangsanga, hiasan berbentuk sembilan belalang.
wasi, pertapa yang napsunya telah ditundukkan.
wasi, pertapa.
watang ageung, undang-undang atau peraturan-
peraturan yang harus ditaati dalam kehidupan
beragama dan bernegara.
wedit, sejenis ular kecil.
wera lancar, Hibiscus Rosa-sinensis, LINN.
wera tumpang, Kadsura cauliflora, BL.
wuku-waka, persendian, tulang-belulang, kerangka
tubuh.
wyah, biya, Alocasia indica, SCHOTT.
yogiswara, pemimpin di antara para yogi pertapa.

Sanghyang Swawar Cinta 161


Bibliografi
Atja dan Saleh Danasasmita, 1981a, Sanghyang Siksa
Kandang Karesian; (Naskah Sunda Kuno tahun 1518
Masehi). Bandung: Proyek Pengembangan
Permuseuman Jawa Barat.
Behrend (ed.), T.E., 1998, Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia: Katalog induk naskah-naskah Nusantara Jilid
4. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Ecole
Francaise dExtreme Orient.
Ayatrohadi dan Munawar Holil, 1995, Kawih Paningkes;
Alihaksara dan Terjemahan Naskah K. 419 Khasanah
Perpustakaan Nasional Jakarta. Laporan Penelitian
Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Danasasmita, Saleh et.al., 1987, Sewaka Darma (Kropak
408), Sanghyang Siksakandang Karesian (Kropak 630),
Amanat Galunggung (Kropak 632): Transkripsi dan
Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian
dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi)
Direktorat Jendral Kebudayaan Dep. Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Darsa, Undang A., 1998, Sanghyang Hayu: Kajian Filologi
Naskah Bahasa Jawa Kuno di Sunda pada Abad XVI.
Tesis. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Ekadjati, Edi S., 1988, Naskah Sunda: Inventarisasi dan
Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran dengan The Toyota
Foundation.
Eringa, F.S., 1984, Soendaas-Nederlands woordenboek. Mede
met gebruikmaking van eerder door R.A. Kern
bijeengebrachte gegevens. Dordrecht/ Cinnamin-
son: Foris. [KITLV].

162 Sanghyang Swawar Cinta


Gunawan, Aditia, 2009, Sanghyang Sasana Maha Guru dan
Kala Purbaka (suntingan dan terjemahan). Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI.
Kamus Umum Basa Sunda. Disusuk ku Panitia Kamus
Lembaga Basa & Sastra Sunda. Cet. ke-6. Bandung:
Tarat.
Krom, N. j & F. d. k. Bosch, 1914, Rapporten van den
Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch Indie.
Weltevreden: Albrecht & co.
Netscher, E. Iets over eenige in de Preanger-
regentschappen gevonden Kawi-handschriften
Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap, I (TBG I,
1853: 469-479).
Notulen van de algemeene en directievergaderingen van het
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (NBG), Deel L, 1913, Batavia: G.
KOLFF & Co; s Gravenhage: M. Nijhoff.
--------, Deel LI, 1914, Batavia: G. KOLFF & Co; s
Gravenhage: M. Nijhoff.
Pleyte. C. M, 1914b, Poernawidjajas Hellevaart of de
Volledige Verlossing. Vierde bijdrage tot de kennis
van het oude Soenda. Tijdschrift voor Indische Taal,
Land-en Volkenkunde (TBG) 16:450-70.
Zoetmulder, P. J., 2006, Kamus Jawa kuno Indonesia.
Cetakan kelima. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sanghyang Swawar Cinta 163

Anda mungkin juga menyukai