Makalah Manajemen Dan Kepemimpinan
Makalah Manajemen Dan Kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama (Panji Anogara).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua
pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti
yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri
orang tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal
semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya
dorong untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
Jadi semacam ada kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya
memperbaiki mutu kerjanya. kepemimpinan harus diarahkan agar orang-orang
mau berkerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang
ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa kesediaan orang-orang untuk saling
bekerjasama mencapai tujuan organisasi yang disepakati bersama. Dalam
implementasinya kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu menumbuhkan
kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk melakukan peningkatan-
peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam kelompok-kelompok
untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok maupun kinerja
perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-kerjasama kelompok
merupakan salah satu kunci keberhasilan.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan,
mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta
menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama.
Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam
organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan
mutu kinerjanya.
Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat
penting. Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk
menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi
pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang
mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan
tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan
ini masuk dalam kawasan affective.
Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu dapat
memotivasi anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-
perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi
perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan. Kalau setiap
melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau
tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka
perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Oleh karena
itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah
tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya
setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu
kinerjanya masing-ma-sing secara individual maupun bersama-sama sebagai
kelompok ataupun sebagai organisasi.
B. TUJUAN
Berdasarkan latar belakang masalah maka makalah ini membahas tentang
Manajemen kepemimpinan
Kepemimpinan
manajemen
Pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya
C. MASALAH
Bagaimanakah sebenarnya manajemen seorang pemimpin
Apa sajakah yang harus kita ketahui dari manajemen kepemimpinan
Membahas pentingnya sebuah manajemen bagi seorang manajer
D. BATASAN MASALAH
Makalah ini hanya membahas tentang Manajemen kepemimpinan
BAB II
LANDASAN TEORI
Ketika anda belajar manajemen, anda selalu teringat oleh Henry Fayol. Ia, di
tahun 1916 memperkenalkan konsep manajemen yang berupa merencanakan,
mengorganisasikan, memerintahkan, dan mengawasi. Ketika ada orang bertanya
kepadanya, apa tugas dari seorang dirut? POSDCORB jawabnya. Itu adalah
kepanjangan dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting
dan budgeting. Ia mengemukakan istilah itu di tahun 1930. Akronim manajemen
itu ringkas dan mudah diingat.
William Stewart, (Carter-Scott, 1994) seorang alumnus the Naval Academy yang
merupakan veteran perang Vietnam ikut berpendapat tentang manajemen dengan
mengatakan, Ada perbedaan keahlian yang dituntut di dunia militer. Ketika
keadaan damai, misalnya, anda akan sukses jika anda tahu bagaimana menerapkan
manajemen. Namun ketika perang, anda hanya akan sukses jika anda mampu
memimpin. Keahlian manajemen anda yang efektif, tidak terlalu bisa anda
terapkan dalam perang. Yang diperlukan adalah kemampuan memimpin. Sekarang
ini Steward sudah menjadi pengacara yang sukses di Amerika Serikat.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
"Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku
ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi.
Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam tentang manajemen
dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan yang mudah dipahami adalah dari
Stephen Covey.Andaikata kita ini sedang akan membuka hutan untuk eksplorasi
hasil hutan, maka seorang pemimpin akan mengatakan, Baik, dari berbagai
informasi dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit itu yang harus
kita tebang dulu. Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus
dieksplorasi.Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus
dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. Para manajer akan memikirkan
cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka hutan itu.
Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang
karena medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah
agar mudah membuka bagian hutan itu.Bisakah sekarang anda membedakan
fungsi manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah yang menentukan
arah, sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa
tercapai.
Manajemen lebih peduli kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa
tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan
dari Covey. Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan
cerdas mengatakan, Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau,
membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa
membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau
manajemen? Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola,
sedangkan kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan
pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan hal-
hal.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke
dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset
operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains
untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi.
BAB III
ANALISA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
D. Prinsip Kepemimpinan
Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk
sebagai sumber belajar.
Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
Membawa energi yang positifSetiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
Percaya pada orang lainSeorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
Keseimbangan dalam kehidupanSeorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan
tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara
kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang
antara kehidupan dunia dan akherat.
Melihat kehidupan sebagai tantangan Kata tantangan sering di interpretasikan
negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan
segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang
dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman
tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian,
dinamisasi dan kebebasan.
Sinergi Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The
New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara
perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang
atasan, staf, teman sekerja.
Latihan mengembangkan diri sendiri Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia
tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri
dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
Pemahaman materi;
Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
Mengajar materi kepada orang lain;
Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
Memonitoring hasil;
Merefleksikan kepada hasil;
Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
Pemahaman baru; dan
Kembali menjadi diri sendiri lagi.
1. Keterampilan Konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering
disebut sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan atau ide
serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana
kegiatan untuk menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan
keterampilan untuk membuat rencana kerja.
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan personal
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja
harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar
like and dislike.
Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan
terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik
merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja
akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer/pemimpin yang
berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang
akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
4. Kesatuan perintah
Dalam melakasanakan program, Pengurus sebuah organisasi harus sangat
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Pengurus harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya.
5. Kesatuan pengarahan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah
sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang
jelas dari mana seseorang mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya
agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of
directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung
jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
8. Pemusatan
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang
tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk
menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang
dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas
pelimpahan wewenang (delegation of authority)
9. Tingkatan
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja
ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari
wewenang terbesar yang berada pada pimpinan/manajer puncak dan seterusnya
berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap pengurus akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat
perintah.
10. Ketertiban
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada
dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.
Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh pengurus
mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat
dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan Kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral pengurus dan
tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari
pimpinan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil
dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk
melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
13. Inisiative
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa
menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,
perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap
prakarsa yang datang dari pengurus harus dihargai. Prakarsa (inisiatif)
mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh
penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa pengurus merupakan salah
satu langkah untuk menolak gairah kerja.
2. Pengorganisian
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan
bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-
bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan
struktur tersebut.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
3. Menggerakkan
Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan
mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan
H. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools
tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan
markets.
3. Bahan. Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Mesin. Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin
akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja.
5. Metode. Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu
tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode
daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan suatu
program. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.
6. Sasaran. Dalam rangka suksesi suatu program maka kita harus melihat sasaran
dari program secara utuh/holistic.Perumusan Visi Organisasi : Banyak organisasi
yang tidak dirancang untuk menjalankan tugas tertentu. Nanti setelah berjalan
selama bertahun- tahun, -karena pengaruh berbagai tekanan yang kerapkali
menimbulkan konflik- barulah secara bertahap mereka mulai mendefinisikan
kembali tugas- tugasnya.. Visi akan menuntun mereka untuk mengetahui cara
paling efektif untuk mencapainya, yang biasa disebut misi. Lalu dibutuhkan
strategi dan aktivitas guna mencapai misi tersebut.
Pendekatan partisipatif mampu menguatkan visi, misi dan strategi sebuah
organisasi. Semua anggota organisasi harus mengetahui visi dan misi serta
sepakat dengan strategi yang akan dijalankan. Hal ini akan mewarnai kerja rutin
dan meningkatkan motivasi serta kepuasan kerja mereka. Cara terbaik untuk
memastikan bahwa visi dan misi menjadi milik bersama adalah melibatkan orang
sebanyak mungkin dalam proses perumusannya.
Perumusan visi dan misi ini diawali dengan berdiskusi bersama pengguna
pelayanan atau kelompok lain yang menerima manfaat dari organisasi ini. Peluang
melibatkan banyak orang bisa diperoleh melalui pertemuan formal dan informal
serta lokakarya dan seminar. Untuk mencari dan mendalami isu-isu tertentu bisa
dibentuk kelompok kerja. Selain itu studi tour dan kunjungan pertukaran ke
organisasi lain yang melakukan pekerjaan serupa bisa menstimulas lahirnya ide-
ide bermanfaat. Hal lain yang penting adalah pertemuan dan diskusi dengan
organisasi lain yang bekerja di wilayah yang sama atau organisasi mitra. Dan
untuk memastikan semua orang mengetahui apa yang sedang berlangsung dan
mampu memberikan konstribusi secara efektif maka dibutuhkan sistem
komunikasi internal yang baik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESEIMPULAN
Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha
untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai. Manajemen lebih peduli kepada
pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara efektif. Itu
tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari Covey. Warren Bennis,
pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan cerdas mengatakan,
Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau, membingungkan,
mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa membungkam kita jika kita
biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau manajemen? Manajer
menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola, sedangkan
kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan pemimpin adalah
asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan hal-hal. Manajemen
berfokus pada sistem dan struktur sedangkan kepemimpinan berfokus pada
orang-orang
Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana sang pemimpin mampu
mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
memimpin, tentu setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri yang
merupakan cerminan ciri khas kepemimpinannya.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna mnagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah
seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Kemampuan intelektualnya yang tinggi, telah membentuk gaya kepemimpinan
gagasan, organisasi adalah hanyalah alat atau instrumen dari sebuah pemikiran
yang diusung bersama sama, dipahami, dan disepakati bersama sama. Adalah hal
yang susah mensintesiskan pribadi seseorang baik atau buruk dalam soal
kepemimpinan, tergantung paradigma berpikir seseorang. Untuk menjadi
pemimpin yang benar bukan hal yang mudah.
B. SARAN
Kepemimpinan dikatakan sukses jika orang-orang itu kemudian bergerak, maju
dan menganggap tujuan tadi milik mereka yang harus mereka perjuangkan dan
capai. Pengaruh kepada lingkungannya, Manajemen kepemimpinen sangat
berpengaruh keberadaannya, mendorong perubahan dalam organisasi. Bisakah
sekarang kita membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan? Pendapat saya
sendiri? Kunci dari kepemimpinan adalah pengaruh. Ia berbuat, bertindak,
bekerja untuk mempengaruhi orang agar mau bergerak menuju arah yang sudah
dicanangkan.
DAFTAR PUSTAKA