1948
Menagih Senyum
Amin Mulyanto
Tegak menjulang
tanpa kata hanya lalu lalang
mendiamkan sulang di atas rintih memerah dulu
ketika bentangan menyatukan ilir dan ulu
antara dua tepian
legenda terapung meniadakan tegur
kaki kaki berlumut tak sekuat riak
ketika penyangga memaki ulah
ada sepasang
melebur malam di tepian kenangan
menidurkan katup katup elegi
esok tak menjumpa
wajah-wajah kian cemberut