Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menjalankan roda
kehidupan manusia sehari-hari. Dari bahan baku yang didapat dari alam dan melalui beberapa
tahapan yang sangat panjang sebelum sampai di tangan konsumen. Upaya yang dilakukan untuk
menyalurkan bahan bakar tersebut haruslah efisien dan ekonomis baik dari segi waktu maupun biaya.
Selain itu juga bahan bakar minyak bumi (fosil) semakin menipis cadangannya sebagai sumber energi
dan menimbulkan pencemaran udara sehingga perlu penggunaan cadangan energi alternative sebagai
penganti bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan sebagai pengganti adalah yang dapat diperbaharui
yang lebih dikenal dengan istilah biodiesel. Keunggulan energi biodiesel lebih rendah tingkat
pencemarannya dibanding dari petrodiesel (Bangun, N, 2008) telah melaporkan bahwa B10 & B20
dapat memberikan emisi gas CO, CO2 dan NO lebih kecil dari pada petrodiesel. Juga telah dilaporkan
bahwa B20 menghasikan efisiensi energy (Bangun N 2008).

B.RUMUSAN MASALAH

A.pengertian bahan bakar


B.jenis jenis bahan bakar
C.cara memperoleh bahan bakar minyak dari bumi
D. Kegunaan, sifat dan syarat-syarat Bensin/Premium/dan Solar

C.TUJUAN

Dengan Dibuatnya Makalah Ini Diharapkan Pembaca Yang Membaca Materi Ini Dapat
Menegtahui,Penegertian Bahan Bakar,Jenis-Jenis Bahn Bakar,Cara Memperoleh Bahan
Bakar Dari Bumi,Sifat Dan Kegunaan, sifat dan syarat-syarat Bensin/Premium/dan Solar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN BAHAN BAKAR


Bahan bakar yaitu bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran
dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor.

Ada beberapa bahan bakar yang digunakan pada kendaraan. Beberapa diantaranya berisikan
racun dan zat kimia yang mudah terbakar, dan ini harus ditangani dengan berhati-hati. Gunakan
tipe bahan bakar yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan, karena ini dapat menyebabkan
kerusakan bekerjanya komponen.

Energi adalah tenaga atau gaya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian sehari-hari, energi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Tanpa energi,dunia ini akan
diam atau beku. Untuk melakukan kegiatan manusia memerlukan energi,misalnya untuk untuk
kegiatan otot dan otak. Untuk kegiatan ini energi diperoleh melalui proses oksidasi zat makanan
yang masuk kedalam tubuh. Kegiatan manusia lainnya dalam memproduksi barang, transportasi
dan lainnnya juga memerlukan energi yang berasal dari sumber daya alam.

Sumberdaya alam dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

A) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

Sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu sumber daya alam yang tak ada habisnya.

Contohnya : air,udara.tanah,hutan dan lain lain.

B) Sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui

Yaitu sumber daya alam yang bisa habis. Contoh : Barang tambang, minyak bumi.

2
B.JENIS-JENIS BAHAN BAKAR

1. Bahan Bakar Padat

Bahan bakar bersifat padat adalah bahan bakar berupa padat, serta umumnya jadi
sumber daya panas.Daya panas yang dihasilkan dapat dipakai untuk memanaskan air
menjadi uap untuk menggerakkan peralatan serta menyediakan energi. Bahan bakar
padat tersusun dari : komponen yang dapat terbakar, yaitu komponen yang
mengandung : C, H, S, yaitu unsur-unsur yang bila terbakar membentuk gas, disebut
sebagai bahan dapat terbakar yang membentuk gas atau BTG atau VCM

Reaksinya : C + O2 CO2/ CO

H + O2 H2O

S + O2 SO2/ SO3

Komponen yang bila terbakar tidak membentuk gas, yaitu karbon tetap atau KT atau
FC (fixed carbon). Komponen yang tidak dapat terbakar, yaitu O, N, bahan mineral
atau abu, dan H2O.

Analisis Bahan Bakar Padat

Menurut analisis pendekatan (proximate analysis) :

o air

o abu

o bahan yang dapat terbakar (combustible matter) = BDT; hasil pembakarannya : gas
dan fixed carbon

o fixed carbon

menurut analisis tuntas (ultimate analysis) :

o komposisi unsur-unsur C, H, O, N, S, abu dan air.

3
o Air yang terkandung :

air dari kelembaban (menempel secara mekanik)

air senyawa (air yang dapat terbentuk jika unsur O dan H dalam bahan bakar
mempunyai perbandingan stoikiometris)

Bahan yang dapat terbakar (BDT) terdiri dari :

BTG (bahan yang bila terbakar menghasilkan gas dan uap air) = volatile combustible
matter = VCM.

KT (karbontetap) = fixed carbon = FC.

Macam-macam bahan bakar padat :

1. Kayu dan sisa tumbuhan : kadar abu rendah, kadar air relative tinggi (tergantung
pada spesies dan umur pohon, iklim, kondisi penyimpanan). Termasuk juga sisa
tanaman : batang tebu, kulit buah, sekam, jerami, dll.

2. Peat, bahan ini terbentuk dari dekomposisi dan disintegrasi tanaman graminae
(seperti tebu, bambu, alaang-alang) oleh tekanan air di dalam rawa. Kandungan abunya
tergantung dari lumpur rawa. Bahan bersifat higroskopis. Kandungan airnya tergantung
pada kondisi pengeringan, transportasi dan penyimpanan.

3. Arang

Pengertian Arang

adalah bahan padat yang berpori-pori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan
yangmengandung unsur C. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari fixed carbon,
abu, air, nitrogen dan sulfur.

Macam Arang

4
Dalam bidang industri dikenal bermacammacam arang yang berhubungan dengan
pembuatan dan kegunaannya. arang dihasilkan dari pembakaran bahan baku yang
mengandung karbon.

Bahan baku tersebut biasa berasal dari bahan nabati atau hasil ikutannya dan dari hasil
hewani.

Carbon black adalah suatu karbon berbentuk amorf yang dihasilkan oleh pemanasan
atau pemecahan oksidasi dari hidro karbon.

Baked carbon adalah suatu istilah yang digunakan untuk arang yang dibuat dari
pemanggangan pada suhu 1000-1800 0C. Biasanya merupakan campuran dari
bermacam-macam bahan yang mengandung karbon.

4. Batu-bara

Secara definisi : Batubara adalah batuan sedimen yang berasal dari material organik
(organoclastic sedimentary rock), dapat dibakar dan memiliki kandungan utama berupa
C, H, O.

Secara proses : batubara adalah lapisan yang merupakan hasil akumulasi tumbuhan
dan material organik pada suatu lingkungan pengendapan tertentu, yang disebabkan
oleh proses syn-sedimentary dan post-sedimentary, sehingga menghasilkan rank dan
tipe tertententu.

Proses terjadinya batu bara : Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :

Teori In-situ : Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan
dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-
situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan
tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan
sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya
menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Teori Drift : Batubara
terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat
dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift

5
biasanya terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus
(splitting), banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu
cenderung tinggi). Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap
biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).

2. Bahan Bakar Cair

Bahan bakar bersifat cair yaitu bahan bakar yang strukturnya tak rapat, bila
dibandingkan dengan bahan bakar bersifat padat molekulnya bisa bergerak bebas.
Bensin atuu gasolin, premium, minyak tanah, ataupun minyak solar yang merupakan
salah satu contoh bahan bakar yang berbentuk cair. jenis Bahan bakar cair yang umum
digunakan dalam industri seperti halnya jual solar industri, transportasi ataupun rumah
tangga yaitu fraksi minyak bumi. Minyak bumi merupakan kombinasi bermacam
hidrokarbon yang termasuk juga dalam grup senyawa : parafin, naphtena, olefin, serta
aromatik. Grup senyawa ini tidak sama dari yang lain dalam kandungan hidrogennya.
Minyak mentah, bila disuling bakal membuahkan sebagian jenis fraksi, seperti : bensin
atau premium, minyak tanah, minyak solar, minyak bakar, dan sebagainya. Tiap-tiap
minyak petroleum mentah mengandung ke empat grup senyawa itu, namun
perbandingannya tidak sama.

Berikut sifat-sifat bahan bakar cair

1. Densitas
Densitas didefinisikan sebagai perbandingan massa bahan bakar terhadap volume bahan
bakar pada suhu acuan 15C. Densitas diukur dengan suatu alat yang disebut hydrometer.
Pengetahuan mengenai densitas ini berguna untuk penghitungan kuantitatif dan pengkajian
kualitas penyalaan. Satuan densitas adalah kg/m3.
2. Viskositas
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran resistansi bahan terhadap aliran. Viskositas
tergantung pada suhu dan berkurang dengan naiknya suhu. Viskositas diukur dengan Stokes atau
Centistokes. Kadang-kadang viskositas juga diukur dalam Engler, Saybolt atau Redwood. Tiap
jenis minyak bakar memiliki hubungan suhu viskositas tersendiri. Pengukuran viskositas
dilakukan dengan suatu alat yang disebut Viskometer. Viskositas merupakan sifat yang sangat

6
penting dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak. Viskositas mempengaruhi
derajat pemanasan awal yang diperlukan untuk handling, penyimpanan dan atomisasi yang
memuaskan. Jika minyak terlalu kental,maka akan menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk
menyalakan burner, dan sulit dialirkan. Atomisasi yang jelek akam mengakibatkan terjadinya
pembentukan endapan karbon pada ujung burner atau pada dinding-dinding. Oleh karena itu
pemanasan awal penting untuk atomisasi yang tepat.

3. Specific Gravity
Didefinisikan sebagai perbandingan berat dari sejumlah volum minyak bakar terhadap
berat air untuk volum yang sama pada suhu tertentu. Densitas bahan bakar, relatif terhadap air,
disebut specific gravity. Specific gravity air ditentukan sama dengan 1. Karena specific
gravity adalah perbandingan, maka tidak memiliki satuan. Pengukuran specific gravity biasanya
dilakukan dengan hydrometer. Specific gravitydigunakan dalam penghitungan yang melibatkan
berat dan volum. Specific gravity untuk berbagai bahan bakar minyak diberikan dalam tabel
dibawah :
Tabel 7. Specific gravity berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
Bahan Bakar L.D.O Minyak Tungku/ L.S.H.S
Minyak (Minyak Diesel Furnace Oil (Low Sulphur
Ringan) Heavy Stock)
Specific Gravity 0,85 - 0,87 0,89 - 0,95 0,88 - 0,98

4. Titik Nyala
Titik nyala suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dipanaskan
sehingga uap mengeluarkan nyala sebentar bila dilewatkan suatu nyala api. Titik nyala untuk
minyak tungku/furnace oil adalah 66 C.
5. Titik Tuang
Titik tuang suatu bahan bakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar akan tertuang
atau mengalir bila didinginkan dibawah kondisi yang sudah ditentukan. Ini merupakan indikasi
yang sangat kasar untuk suhu terendah dimana bahan bakar minyak siap untuk dipompakan.
6. Panas Jenis
Satuan panas jenis adalah kkal/kgC. Besarnya bervariasi mulai dari 0,22 hingga 0,28
tergantung pada specific gravity minyak. Panas jenis menentukan berapa banyak steam atau
energi listrik yang digunakan untuk memanaskan minyak ke suhu yang dikehendaki. Minyak
ringan memiliki panas jenis yang rendah, sedangkan minyak yang lebih berat memiliki panas
jenis yang lebih tinggi.
7. Nilai Kalor

7
Nilai kalor merupakan ukuran panas atau energi yang dihasilkan., dan diukur sebagai
nilai kalor kotor/ gross calorific value atau nilai kalor netto/ nett calorific value. Perbedaannya
ditentukan oleh panas laten kondensasi dari uap air yang dihasilkan selama proses pembakaran.
Nilai kalor kotor/. gross calorific value (GCV) mengasumsikan seluruh uap yang dihasilkan
selama proses pembakaran sepenuhnya terembunkan/terkondensasikan. Nilai kalor netto (NCV)
mengasumsikan air yang keluar dengan produk pengembunan tidak seluruhnya terembunkan.
Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto. Nilai kalor batubara bervariasi
tergantung pada kadar abu, kadar air dan jenis batu baranya sementara nilai kalor bahan bakar
minyak lebih konsisten. GCV untuk beberapa jenis bahan bakar cair yang umum digunakan
terlihat dibawah ini :
Tabel 8. Nilai kalor kotor (GCV) untuk beberapa bahan bakar minyak (diambil dari
Thermax India Ltd)
Bahan bakar minyak Nilai Kalor kotor (GCV) (kKal/kg)
Minyak Tanah - 11.100
Minyak Diesel - 10.800
L.D.O - 10.700
Minyak Tungku/Furnace - 10.500
LSHS - 10.600
8. Kadar Abu
Kadar abu erat kaitannya dengan bahan inorganik atau garam dalam bahan bakar minyak.
Kadar abu pada distilat bahan bakar diabaikan. Residu bahan bakar memiliki kadar abu yang
tinggi. Garam-garam tersebut mungkin dalam bentuk senyawa sodium, vanadium, kalsium,
magnesium, silikon, besi, alumunium, nikel, dll. Umumnya, kadar abu berada pada kisaran 0,03
0,07 %. Abu yang berlebihan dalam bahan bakar cair dapat menyebabkan pengendapan
kotoran pada peralatan pembakaran. Abu memiliki pengaruh erosi pada ujung burner,
menyebabkan kerusakan pada refraktori pada suhu tinggi dapat meningkatkan korosi suhu tinggi
dan penyumbatan peralatan.
9. Kadar Air
Kadar air minyak tungku/furnace pada saat pemasokan umumnya sangat rendah sebab
produk disuling dalam kondisi panas. Batas maksimum 1% ditentukan sebagai standar. Air dapat
berada dalam bentuk bebas atau emulsi dan dapat menyebabkan kerusakan dibagian dalam
permukaan tungku selama pembakaran terutama jika mengandung garam terlarut. Air juga dapat
menyebabkan percikan nyala api di ujung burner, yang dapat mematikan nyala api, menurunkan
suhu nyala api atau memperlama penyalaan. Spesifikasi khusus bahan bakar minyak terlihat pada
tabel dibawah.
Bahan Bakar Minyak
Karakteristik MinyakFurnac L.S.H.S L.D.O
e
Masa Jenis (g/cc pada 150C) 0,89 - 0,95 0,88 - 0,98 0,85 - 0,87
Titik Nyala (0C) 66 93 66

8
Titik Tuang (0C) 20 72 18
G.C.V. (kKal/kg) 10.500 10.600 10.700
Endapan, % Berat, Max. 0,25 0,25 0,1
Total Sulfur, % Berat, Max. Sampai 4,0 Sampai 0,5 Sampai 1,8
Kadar Air, % Vol. Max. 1,0 1,0 0,25
% Abu, Berat Max. 0,1 0,1 0,02
Tabel 9. Spesifikasi khusus bahan bakar minyak (diambil dari Thermax India Ltd.)
10. Sulfur
Jumlah sulfur dalam bahan bakar minyak sangat tergantung pada sumber minyak mentah
dan pada proses penyulingannya. Kandungan normal sulfur untuk residu bahan bakar minyak
(minyak furnace) berada pada 2 - 4 %. Kandungan sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak
ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 10. Persentase sulfur untuk berbagai bahan bakar minyak (diambil dari Thermax
India Ltd.)
Bahan bakar minyak Persen sulfur
Minyak Tanah 0,05 0,2
Minyak Diesel 0,05 0,25
L.D.O 0,5 1,8
Minyak Furnace 2,0 4,0
LSHS < 0,5
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk selama
dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara
dan economizer.
11. Residu Karbon
Residu karbon memberikan kecenderungan pengendapan residu padat karbon pada
permukaan panas, seperti burner atau injeksi nosel, bila kandungan yang mudah menguap.
Residu minyak mengandung residu karbon 1 persen atau lebih.
12. Penyimpanan Bahan Bakar Minyak
Akan sangat berbahaya bila menyimpan minyak bakar dalam tong. Cara yang lebih baik
adalah menyimpannya dalam tangki silinder, diatas maupun dibawah tanah. Minyak bakar yang
dikirim umumnya masih mengandung debu, air dan bahan pencemar lainnya. Ukuran tangki
penyimpan minyak bakar sangatlah penting. Perkiraan ukuran penyimpan yang
direkomendasikan sedikitnya untuk 10 hari konsumsi normal. Tangki penyimpan bahan bakar
untuk industri pada umumnya digunakan tangki mild steel tegak yang diletakkan diatas tanah.
Untuk alasan keamanan dan lingkungan, perlu dibuat dinding disekitar tangki penyimpan untuk
menahan aliran bahan bakar jika terjadi kebocoran. Pengendapan sejumlah padatan dan lumpur
akan terjadi pada tangki dari waktu ke waktu, tangki harus dibersihkan secara berkala: setiap
tahun untuk bahan bakar berat dan setiap dua tahun untuk bahan bakar ringan. Pada saat bahan
bakar dialirkan dari kapal tanker ke tangki penyimpan, harus dijaga dari terjadinya kebocoran-

9
kebocoran pada sambungan, flens dan pipa-pipa. Bahan bakar minyak harus bebas dari pencemar
seperti debu, lumpur dan air sebelum diumpankan ke sistim pembakaran.

3. Bahan Bakar Gas

Bahan bakar gas ada dua type, yaitu Compressed Alami Gas (CNG) serta Liquid Petroleum

Gas (LPG. CNG pada intinya terbagi dalam metana sedang LPG yaitu kombinasi dari propana,

butana serta bahan kimia yang lain. LPG yang dipakai untuk kompor rumah tangga, sama

berbahan dengan Bahan Bakar Gas yang umum dipakai untuk beberapa kendaraan bermotor.
Bahan bakar adalah suatu materi yang bisa dirubah menjadi sebuah energi untuk di gunakan oleh
peralatan peralatan yang di pakai sebagai alat bantu manusia.
Berikut adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas:
1. Bahan bakar gas yang secara alami didapatkan dari alam

a. Gas alam.

b. Metan dari penambangan batubara.

2. Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat

a. Gas yang terbentuk dari batubara.

b. Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa.

c. Dari proses industri lainnya (gas blast furnace)

3. Gas yang terbuat dari minyak bumi.

a. Gas Petroleum cair (LPG).

b. Gas hasil penyulingan.

c. Gas dari gasifikasi minyak.

4. Gas-gas dari proses fermentasi.

Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair (LPG), gas alam, gas
hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas, dll. Nilai panas bahan bakar gas

10
dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik (kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal
(20 0C) dan tekanan normal (760 mm Hg).
LPG terdiri dari campuran utama propan dan Butan dengan sedikit persentase hidrokarbon
tidak jenuh (propilen dan butilene) dan beberapa fraksi C2 yang lebih ringan dan C5 yang lebih
berat. Senyawa yang terdapat dalam LPG adalah propan (C3H8), Propilen (C3H6), normal dan
iso-butan (C4H10) dan butilen (C4H8). LPG merupakan campuran dari hidrokarbon tersebut
yang berbentuk gas pada tekanan atmosfir, namun dapat diembunkan menjadi bentuk cair pada
suhu normal, dengan tekanan yang cukup besar. Walaupun digunakan sebagai gas, namun untuk
kenyamanan dan kemudahannya, disimpan dan ditransport dalam bentuk cair dengan tekanan
tertentu. LPG cair, jika menguap membentuk gas dengan volum sekitar 250 kali.
Gas alam merupakan bahan bakar dengan nilai kalor tinggi yang tidak memerlukan fasilitas
penyimpanan. Gas ini bercampur dengan udara dan tidak menghasilkan asap atau jelaga. Gas ini
tidak juga mengandung sulfur, lebih ringan dari udara dan menyebar ke udara dengan mudahnya
jika terjadi kebocoran. Metan merupakan kandungan utama gas alam yang mencapai jumlah
sekitar 95% dari volum total. Komponen lainnya adalah: Etan, Propan, Pentan, Nitrogen, Karbon
Dioksida, dan gasgas lainnya dalam jumlah kecil. Sulfur dalam jumlah yang sangat sedikit juga
ada. Karena metan merupakan komponen terbesar dari gas alam, biasanya sifat metan digunakan
untuk membandingkan sifat-sifat gas alam terhadap bahan bakar lainnya.
Apa yang dimaksud dengan LPG ?
LPG (Liquefied Petroleum Gas) adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk
memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya yang pada dasarnya terdiri atas
propana (C 3 H 8 ), butana (C 4 H 10 ), atau campuran keduanya.
Secara umum, komposisi dari gas alam sebelum dimurnikan adalah :
Nama Gas Senyawa Komposisi
Metana CH 4 70-90%
Etana C2H6
Propana C3H8 0-20%
Butana C 4 H 10
Karbondioksida CO 2 0-8%
Oksigen O2 0-0,2%
Nitrogen N2 0-5%
Hidrogen Sulfida H2S 0-5%

11
Gas-gas yang jumlahnya sedikit A, He, Ne, Xe sedikit

Beberapa pemikiran lain :


LNG adalah gas alam yang dicairkan, yang komposisi kimia terbanyaknya adalah Methana, lalu
sedikit Ethana, Propana, Butana dan sedikit sekali pentana dan nitrogen. LNG biasanya di pakai
di Industri sebagai bahan bakar. LNG adalah kepanjangan dari Liquefied Natural Gas (Gas Alam
Cair). LNG adalah Gas Alam yang didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair).
Kandungan utama dari LNG adalah methane dengan sedikit ethana, propane, Iso-butana, normal-
butana, iso pentana +, serta kandungan kandungan H2S yang beragam. Pada umumnya LNG
disimpan dengan temperatur yang sangat rendah yaitu 150oC dengan tekanan 17 bar.g.
Perbedaan LNG (Liquified Natural Gas) dengan LPG (Liquified Petroleum Gas). LNG adalah
Gas Metana (C1) yang dicairkan, sedangkan LPG adalah Gas Propana ( C3) atau Butana (C4)
yang dicairkan. Apa saja hasil dari LPG, Bahan Bakar Gas ELPIJI untuk kebutuhan Rumah
Tangga, Industri dan Komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI campuran Propana dan Butana
selanjutnya disebut ELPIJI CAMPURAN. LPG ini mempunyai Vapour Pressure pada 100F
sebesar 120 psig, dengan komposisi : % Vol C2 maksimum 0.2, % Vol C3 & C4 minimum 97.5
dan % Vol C5+ (C5 & Heavier) maksimum 2.0.
Sedangkan Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan khusus dan Komersial, yaitu Bahan Bakar
Gas ELPIJI Propana, selanjutnya disebut ELPIJI PROPANA. LPG ini mempunyai vapour
pressure pada 100 F sebesar 210 psig, dengan komposisi: % vol C3 total minimum 95, % vol C4
(C4 & heavier) maksimum 2.5.
Bahan Bakar Gas LPG untuk kebutuhan komersial yaitu Bahan Bakar Gas ELPIJI Butana,
selanjutnya disebut LPG BUTANA. LPG ini mempunyai vapour pressure pada 100 F sebesar 70
psig, dengan komposisi: % Vol C4 minimum 97.5, % Vol C5 maksimum 2.5 dan % Vol C6+ (C6
& Heavier) NIL.
Sedangkan hasil dari LNG antara lain :
* LNG : Liquified Natural Gas ( mayoritas Methana C1 )
* LPG : Liquified Petroleum Gas ( umumnya Butana C4 )
* CNG : Compressed Natural Gas ( umumnya Ethana-Propana-Butana C2-C3-C4 )
* Light Naphtha : Naphtha ringan ( umumnya berkisar antara C5 C8 ), Condensible Gas

12
* Heavy Naphtha : Naphtha berat ( berkisar C8 C13 ), bahan baku bensin
* HOMC : High Octane Mogas Component ( minyak pencampur bensin agar oktane numbernya
tinggi, umumnya kracked naphtha )
* Kerosene : Minyak Tanah ( berkisar C15-C18 )
* Avtur : Aviation Turbine ( bahan bakar kerosene untuk turbin-gas pesawat terbang )
* Avigas : Aviation Gasoline ( bahan bakar bensin untuk pesawat terbang bermotor bakar )
* HSD : High Speed Diesel ( bahan bakar solar untuk mesin diesel putaran tinggi, terutama
kendaraan transport dan mesin-mesin kecil )
* MFO : Marine Fuel Oil ( bahan bakar diesel putaran menengah terutama pada diesel kapal atau
diesel berukuran besar )
* IFO : Industrial Fuel Oil ( minyak bakar ), sangat kental pada ambient temperatur, cocok untuk
pemanas di eropa dan bahan bakar heater, mempunyai kalor pembakaran yang tinggi, sehingga
volume pembakaran spesifiknya tinggi.

C.CARA MEMPEROLEH BAHAN BAKAR MINYAK DARI BUMI

Minyak Bumi

1. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam

13
Minyak Bumi berasal dari bahasa latin, yaitu petroleum. Petra berarti batuan dan Oleum berarti
minyak. Jadi petroleum berarti minyak batuan. Minyak bumi terbentuk akibat pelapukan sisa-
sisa atau bangkai hewan dan tumbuhan renik serta lapisan-lapisan lumpur yang terkubur dalam
jangka waktu jutaaan tahun lamanya di dasar laut. Proses tersebut dipengaruhi oleh suhu,
tekanan, dan aktivitas mikroorganisme tertentu yang menghasilkan senyawa-senyawa, khususnya
hidrokarbon.

Gambar : Proses pembentukan minyak bumi

2. Penyusun Minyak Bumi

Komposisi minyak mentah terdiri dari hidrokarbon alkana, sikloalkana dan senyawa aromatik.
Dan susunan hidrokarbon dalam minyak bumi berbeda-beda tergantung dari umur dan suhu
pembentukan zat tersebut. Tambang minyak bumi di Indonesia banyak mengandung senyawa
hidrokarbon siklik (sikloalkana maupun aromatik) dengan kadar belerang rendah. Di Amerika
mengandung alkana, sedangkan di Rusia banyak mengandung sikloalkan

3. Fraksi-fraksi Minyak Bumi

Pengolahan minyak bumi berupa proses distilasi bertingkat (penyulingan) atau fraksionasi yang
merupakan proses pemisahan senyawa-senyawa hidrokarbon berdasarkan titik didihnya menjadi
kelompok-kelompok senyawa yang disebut fraksi. Fraksi-fraksi hasil penyulingan minyak bumi
berdasarkan kenaikan titik didihnya yaitu fraksi gas, petroleum eter, bensin, nafta, minyak tanah,
solar, minyak bakar, pelumas, lilin dan residu berupa aspal.

14
Reaksi-reaksi pengolahan minyak bumi antara lain:

1. reforming, yaitu mengubah bentuk struktur(isomer) dari rantai karbon lurus menjadi
bercabang untuk meningkatkan mutu bensin.
2. cracking, yaitu proses pemecahan molekul senyawa yang panjang menjadi molekul
pendek.
3. polimerisasi, yaitu penggabungan molekulmolekul kecil menjadi molekul
besar(isobutana + isobutena isooktana) bensin yang berkualitas tinggi
4. treating, yaitu proses menghilangkan pengotor pada minyak bumi supaya lebih murni.
5. blending, yaitu proses pencampuran atau penambahan zat aditif pada bensin agar mutu
bensin lebih baik.

Tabel : Fraksi-fraksi minyak bumi

4. Bensin dan Aspal

Bensin merupakan bahan bakar yang banyak diproduksi. Kualitas bensin ditentukan dengan
bilangan oktan. Peningkatan bilangan oktan dilakukan dengan meningkatkan kandungan
isooktana dan penambahan zat anti knocking.

Cara yang digunakan untuk meningkatkan mutu bensin yaitu:

1. cracking

15
2. penambahan zat aditif separti TEL( Tetra Etil Lead) dan MTBE(Metil Tertier Butil Eter)

Salah satu hasil pengolahan distilasi bertingkat minyak bumi adalah bensin, yang dihasilkan pada
kisaran suhu 30 C 200 C. Bensin yang dihasilkan dari distilasi bertingkat disebut bensin
distilat langsung (straight run gasoline). Bensin merupakan campuran dari isomer-isomer heptana
(C7H16) dan oktana (C8H18). Bensin biasa juga disebut dengan petrol atau gasolin. Sebenarnya
fraksi bensin merupakan produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sedikit. Namun demikian
karena bensin merupakan salah satu bahan bakar yang paling banyak digunakan orang untuk
bahan bakar kendaraan bermotor, maka dilakukan upaya untuk mendapatkan bensin dalam
jumlah yang besar.

Cara yang dilakukan adalah dengan proses cracking (pemutusan hidrokarbon yang rantainya
panjang menjadi hidrokarbon rantai pendek). Minyak bumi dipanaskan sampai suhu 800 C,
sehingga rantai hidrokarbon yang kurang begitu dibutuhkan dapat dipecah menjadi rantai
pendek, sesuai rantai pada fraksi bensin.

Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalamnya
atau yang biasa disebut sebagai bilangan oktan. Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh
isooktana (2,2,4trimetilpentana), hal ini terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh
bensin terhadap mesin kendaraan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang
memiliki rantai karbon yang bercabang banyak. Adanya komponen bensin berantai lurus
menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas
bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada
mesin. Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak.

Bensin premium memiliki bilangan oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan
98.

Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan satu zat yang disebut TEL (tetraetil
lead) atau tetraetil timbal.

Penambahan TEL dalam konsentrasi sampai 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan
oktan, sehingga ketukan pada mesin dapat dikurangi.

Namun demikian penggunaan TEL ini memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan
manusia.

Hal ini disebabkan karena gas buang kendaraan bermotor yang bahan bakarnya mengandung
TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal. Partikel timbal yang terisap oleh manusia dalam
kadar yang cukup tinggi, menyebabkan terganggunya enzim pertumbuhan. Akibatnya bagi anak-
anak adalah berat badan yang berkurang disertai perkembangan sistem syaraf yang lambat. Pada

16
orang dewasa, partikel timbal ini menyebabkan hilangnya selera makan, cepat lelah, dan
rusaknya saluran pernapasan.

Untuk itu sekarang sedang digalakkan penggunaan bensin tanpa timbal, yaitu dengan mengganti
TEL dengan MTBE (metil tersier butil eter), yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan
bilangan oktan, tetapi tidak melepaskan timbal di udara.

Aspal merupakan campuran bitumen dan mineral yang memiliki rantai atom C diatas 25 dengan
wujud padat.

Ada beberapa jenis aspal, yaitu:

1. aspal buton
2. aspal cair
3. aspal emulsi
4. aspal keras
5. aspal minyak

1.Petrokimia

adalah bahan-bahan atau produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi.

Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetis, karet

sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat maupun vitamin.

Terdapat tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia, yaitu olefin, aromatika, dan
gas sintetis (syn-gas). Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan tiga tahapan,
yaitu:

a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia.

b. Mengubah bahan dasar menjadi produk antara.

c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir.

a. Olefin (alkena-alkena)

Olefin merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi olefin di seluruh dunia
mencapai milyaran kg per tahun. Di antara olefin yang paling banyak diproduksi adalah etilena
(etena), propilena (propena), dan butadiena.

17
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:

1) Polietilena, merupakan plastik yang paling banyak diproduksi, plastik ini banyak digunakan
sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Di samping polietilena sebagai bahan
dasar, plastik dari polietilena ini juga mengandung beberapa bahan tambahan, yaitu bahan
pengisi, plasticer, dan pewarna.

2) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa
pralon dan pelapis lantai.

3) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan nama alkohol. Digunakan sebagai
bahan bakar atau bahan antara untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat.

4) Etilena glikol atau glikol, digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah
beriklim dingin.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:

a) Polipropilena, digunakan sebagai karung plastik dan tali plastik. Bahan ini lebih kuat dari
polietilena.

b) Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmetika (pelembab), industry makanan, dan bahan
untuk membuat peledak (nitrogliserin).

c) Isopropil alkohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain, misalnya
membuat aseton.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiena adalah:

1) Karet sintetis

2) Nilon

b. Aromatika

Pada industri petrokimia, bahan aromatika yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:

1) Stirena, digunakan untuk membuat karet sintetis.

2) Kumena, digunakan untuk membuat fenol.

18
3) Sikloheksana, digunakan untuk membuat nilon.

Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar toluena dan xilena adalah:

a) Bahan peledak, yaitu trinitrotoluena (TNT)

b) Asam tereftalat, merupakan bahan dasar pembuatan serat.

c. Syn-Gas (Gas Sintetis)

Gas sintetis ini merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Beberapa
produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis adalah:

1) Amonia (NH3), yang dibuat dari gas nitrogen dan gas hidrogen.

Pada industri petrokimia, gas nitrogen diperoleh dari udara sedangkan gas hidrogen diperoleh
dari gas sintetis.

2) Urea (CO(NH2)2), dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain sebagai pupuk, urea
juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.

3) Metanol (CH3OH), dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekana tinggi
dengan bantuan katalis. Sebagian methanol digunakan dalam pembuatan formaldehida, dan
sebagian lagi digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.

4) Formaldehida (HCHO), dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis.
Formaldehida yang dilarutkan dalam air dikenal dengan nama formalin, yang berfungsi sebagai
pengawet specimen biologi. Sementara penggunaan lainnya adalah untuk membuat resin urea-
formaldehida dan lem.

1. 6. Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan

Pernahkah Anda pergi berwisata ke daerah pegunungan? Dapatkah Anda merasakan kesegaran
alamnya? Samakah dengan yang Anda rasakan sewaktu berada di daerah perkotaan, terutama di
jalan raya? Dapatkah di jalan raya Anda menghirup udara dengan nyaman dan terasa segar? Di
jalan raya sering kita merasakan udara yang panas ditambah lagi dengan asap kendaraan
bermotor yang terpaksa harus kita hisap. Tahukah Anda bahwa asap kendaraan yang kita hisap
itu sangat berbahaya bagi kesehatan kita? Tahukah Anda bahwa udara panas di daerah perkotaan
itu juga disebabkan karena pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, di samping asap dari

19
pabrik? Berikut ini akan kita bahas bersama tentang gas-gas hasil pembakaran minyak bumi
yang sangat membahayakan kesehatan manusia.

1. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
merangsang. Hal ini menyebabkan keberadaannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat
berbahaya bagi kesehatan karena pada kadar rendah dapat menimbulkan sesak napas dan pucat.
Pada kadar yang lebih tinggi dapat menyebabkan pingsan dan pada kadar lebih dari 1.000 ppm
dapat menimbulkan kematian. Gas CO ini berbahaya karena dapat membentuk senyawa dengan
hemoglobin membentuk HbCO, dan ini merupakan racun bagi darah. Oleh karena yang
diedarkan ke seluruh tubuh termasuk ke otak bukannya HbO, tetapi justru HbCO.

Keberadaan HbCO ini disebabkan karena persenyawaan HbCO memang lebih kuat ikatannya
dibandingkan dengan HbO. Hal ini disebabkan karena afinitas HbCO lebih kuat 250 kali
dibandingkan dengan HbO. Akibatnya Hb sulit melepas CO, sehingga tubuh bahkan otak akan
mengalami kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam darah inilah yang akan
menyebabkan terjadinya sesak napas, pingsan, atau bahkan kematian.

Sumber keberadaan gas CO ini adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar
minyak bumi. Salah satunya adalah pembakaran bensin, di mana pada pembakaran yang terjadi
di mesin motor, dapat menghasilkan pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut.

2 C8H18(g) + 17 O2(g) 16 CO(g) + 18 H2O(g)

Sumber lain yang menyebabkan terjadinya gas CO, selain pembakaran tidak sempurna bensin
adalah pembakaran tidak sempurna yang terjadi pada proses industri, pembakaran sampah,
pembakaran hutan, kapal terbang, dan lain-lain. Namun demikian, penyebab utama banyaknya
gas CO di udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang mencapai 59%.

Sekarang ini para ahli mencoba mengembangkan alat yang berfungsi untuk mengurangi
banyaknya gas CO, dengan merancang alat yang disebut catalytic converter, yang berfungsi
mengubah gas pencemar udara seperti CO dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya,
dengan reaksi:

2 CO(g) + O2(g) -> 2 CO2(g)

2 NO2(g) -> N2(g) + 2 O2(g)

1. Karbon Dioksida (CO2)

20
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar
minyak bumi maupun batu bara.

Dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik,
berarti meningkat pula jumlah atau kadar CO2 di udara kita.

Keberadaan CO2 yang berlebihan di udara memang tidak berakibat langsung pada manusia,
sebagaimana gas CO. Akan tetapi berlebihnya kandungan CO2menyebabkan sinar inframerah
dari matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Kelebihan sinar inframerah ini
tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer.
Akibatnya suhu di bumi menjadi semakin panas. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang
maupun malam hari tidak menunjukkan perbedaan yang berarti atau bahkan dapat dikatakan
sama. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara ini dikenal sebagai efek
rumah kaca atau green house effect.

Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya, yaitu dengan
penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan hutan dengan baik.

1. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)

Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat menyengat
dan dapat menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi
atau pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran
belerang yang terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industry pertambangan.
Penyebab terbesar berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu
bara.

Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung
dirasakan oleh manusia, akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan
asam dapat dijelaskan dengan reaksi berikut.

a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap

SO2(g) + H2O(l) < ==> H2SO3(aq)

b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara

2 SO2(g) + O2(g) < ==> 2 SO3(g)

c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih berbahaya
daripada SO2 dan H2SO3

21
2 SO3(g) + H2O(l) < ==> H2SO4(aq)

Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan sangat
korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam,
oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-
paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
pernapasan, khususnya paru-paru.

4. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)

Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga dapat
menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab hujan
asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut terbakar
bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi.

Reaksinya adalah:

N2(g) + O2(g) < ==> 2 NO(g)

Pada saat kontak dengan udara, maka gas NO akan membentuk gas NO2 dengan reaksi sebagai
berikut.

2 NO(g) + O2(g) < ==> 2 NO2(g)

Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat yang
sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan
terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas
NO2 dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian.

Sebagai pencegahan maka di pabrik atau motor, bagian pembuangan asap ditambahkan katalis
logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip kerjanya adalah mengubah gas buang
yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi berikut.

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

22
D. Kegunaan, sifat dan syarat-syarat Bensin/Premium/dan Solar
Bensin biasanya digunakan sebagai :
1. Bahan bakar motor
Sebagai bahan bakar motor ada beberapa sifat yang diperhatikan untuk menentukan baik atau
tidaknya bensin
tersebut.
Keadaan terbang (titik embun)
Gangguan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam karburator dari
sebuah motor yang
disebabkan oleh adanya kadar yang terlalu tinggi dari fraksi-fraksi yang sangat ringan dalam
bensin. Hal ini terutama disebabkan oleh terlalu banyaknya propana dan butana yang berasal dari
bensin. Gelembung gelembung gas yang terdapat dalam keadaan tertentu dapat menutup lubang-
lubang perecik yang sempit dan
pengisian bensin akan terhenti.
Kecenderungan mengetok (Knocking)
Ketika rasio tekanan dari motor relatif tinggi, pembakaran bisa menyebabkan peletusan
(peledakan) didalam
silinder, sehingga :

23
- Timbulnya kebisingan knock
- Kekuatan berkurang

Sifat utama Bensin

Mempunyai nilai bahan bakar yang tinggi

Mudah menguap pada temperatur normal

Tidak berwarna, berbau, dan tembus pandang

Mempunyai berat jenis yang rendah , 0,60 - 0,78

Dapat melarutkan oli, karet, dan cat/lem

Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,5 - 10,5 kcal/kg)

Sedikit meninggalkan karbon saat dibakar

Mempunyai titik nyala rendah (-10C sampai 15C)

Syarat - syarat Bensin

Mudah terbakar segera dalam campuran dengan perbandingan yang cocok terhadap oksigen dan
dengan sidikit knocking.

Mudah menguap untuk memberikan campuran udara bahan bakar dengan cepat saat
menghidupkan mesin yang masih dingin.

Tidak beroksidasi, bensin yang bagus hanya sedikit mengalami perubahan kualitas dan
perubahan bentuk selama disimpan, selain itu bensin harus mencegah pengendapan pada sistem
pemasukan ke intake manifold

Bensin dan hasil pembakaran tidak beracun atau aman bagi kesehatan

Mudah disimpan dan diangkut dengan aman

Kegunaan Minyak Solar antara lain:


-Digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk,
kereta api dan traktor .
-Memproduksi uap

24
-Mencairkan hasil peridustrian
-Membakar batu
-Mengerjakan panas dari logam
Sifat utama dari bahan bakar diesel / solar
Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari
hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensindan minyak tanah dari minyak mentah pada
temperatur 200 sampai340. Sebagian besar solar digunakan untuk menggerkkan mesin diesel.
Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama , yaitu :
* Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
* Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
* Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
* Terbakar spontan pada 350, sedikit dibawah temperatur bensin yangterbakar sendiri
sekitar .
* Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
* Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
* Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin.
* Memiliki rantai Hidrokarbon C14 s/d C18.
Syarat-syarat Kualitas solar yang diperlukan sebagai berikut.
* Mudah terbakar
*Solar harus dapat memungkinkan engine bekerja lembut dengan sedikit knocking.
*Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)
Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga engine akan mudah dihidupkan dan
berputar lembut.
*Daya Pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel Oleh karena itu harus
mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
*Kekentalan Solar
solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan oleh injektor.
*Kandungan Sulfur
Sulfur merusak pemakaian komponen engine, dan kandungan sulfur solar harus sekecil
mungkin.
*Stabil
Tidak berubah dalam kualitas, tidak mudah larut selama disimpan.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahan Bakar terbagi menjadi 3 menurut wujudnya yaitu bahan bakar padat,cair dan gas.
Bahan bakar padat ialah bahan bakar yang tersusun dari komponen yang mudah terbakar dan
strukturna rapat,contohnya batu bara,arang,peat,kayu dll, yang kalau digunakan secara terus
menerus akan habis. Bahan bakar cair ialah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat,contohnya bensin/gasolin/premium/solar/minyak tanah
dll.Bahan bakar gas ada dua jenis yaitu Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquid Petroleum
Gas (LPG). CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG adalah campuran dari
propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang digunakan untuk kompor rumah tangga,
sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan
bermotor.

26
DAFTAR PUSTAKA
http://patrickanang.blogspot.co.id/2009/10/aku-adalah-aku.html

http://prosespembuatan.blogspot.co.id/2012/04/proses-pembuatan-bbm-bensin-solar-avtur.html

https://ikawcollections.wordpress.com/2014/02/07/minyak-bumi/

http://berilmu.com/blog/jenis-jenis-bahan-bakar-gas/

http://senyumsimetri.blogspot.co.id/2012/12/jenis-jenis-bahan-bakar.html

http://zoenaidi230493.blogspot.co.id/2013/04/bahan-bakar-cair.html

http://dokumen.tips/documents/bensin-dan-kegunaannya.html

http://gusman21.blogspot.co.id/2014/03/sifat-dan-syarat-bensin.html

27
28

Anda mungkin juga menyukai