Bab 1-3
Bab 1-3
PENDAHULUAN
2.1 Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya, larutan standar dibedakan menjadi larutan standar
primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan standar
yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan), sedangkan
larutan standar sekunder merupakan larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah
sehingga konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi.
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan standar
sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan larutan standar
primer. Titran atau titer adalah larutan yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya
sudah diketahui secara pasti konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi
sebagai titran dan yang lain sebagai titrat. Titrat merupakan larutan yang dititrasi
untuk diketahui konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg
menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit
adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan
konsentrasinya atau strukturnya.
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam
titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan
larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran.
Kesalahan titrasi merupakan kesalahan yang terjadi bila titik akhir titrasi
tidak tepat sama dengan titik ekivalen ( 0,1%), disebabkan oleh adanya kelebihan
titran, indikator bereaksi dengn analit, atau indikator bereaksi dengan titran, diatasi
dengan titrasi larutan blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang terdiri atas
semua pereaksi kecuali analit (Padmaningrum, 2006).
2.2 Pengertian Permanganometri
Permanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks (reduksi-
oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron yaitu elektron
diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses
reduksi). Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu zat, sedangkan reduksi
adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Reaksi oksidasi ditandai dengan
bertambahnya bilangan oksidasi sedangkan reduksi sebaliknya. Kalium permanganat
secara luas digunakan sebagai larutan standar oksidimetri dan ia dapat bertindak
sebagai indikatornya sendiri (auto indikator). Perlu diketahui bahwa larutan kalium
permanganat sebelum digunakan dalam proses permanganometri harus distandarisasi
terlebih dahulu, untuk menstandarisasi kalium permanganat dapat dapat
dipergunakan zat reduktor seperti asam oksalat, natrium oksalat, kalium tetra oksalat,
dan lain-lain (Purwanita, 2009).
Percobaan ini dilakukan dengan harapan ditemukan sebuah cara yang lebih
murah dan lebih unggul yakni metode permanganometri diaplikasikan dalam
menentukan kadar kalsium.
Penentuan kadar kalsium pada tempe dapat dilakukan dengan cara memasukkan 10
ml sampel dalam labu erlenmeyer 250 ml lalu ditambah 50 ml aquades, 10 ml larutan
ammonium oksalat (berlebih atau secukupnya hingga ammonium oksalat mampu
mengendapkan kalsium semuanya) . Larutan dibuat sedikit basa dengan penambahan
ammonia encer, kemudian dibuat sedikit asam dengan penambahan beberapa tetes
asam asetat sampai warna larutan merah muda (pH 5). Larutan dipanaskan sampai
mendidih lalu didiamkan minimum 4 jam. Larutan disaring menggunakan kertas
wathman No 42 dan dibilas beberapa kali dengan aquades sehingga filtrat bebas
oksalat. Endapan dipindahkan kedalam labu erlenmeyer lain dengan cara ujung
kertas saring dilubangi dengan pengaduk gelas lalu dibilas dan dilarutkan dengan
asam sulfat panas. Selagi panas (70-80C), larutan dititrasi dengan larutan baku
KMnO4 0,1 N sampai terbentuk warna larutan merah jambu pertama yang tidak
hilang selama 15 detik. Kadar kalsium dihitung berdasar banyaknya volume larutan
baku KMnO4 yang digunakan untuk titrasi (Rahmadani, 2011)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
Adapun bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: