Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN FISIKA GERAK HARMONIK PEGAS

LAPORAN FISIKA
GERAK HARMONIK PEGAS

Disusun Oleh :
EGI NUGROHO (XI IPA 6)

RAGIL DZIKRI (XI IPA 6)


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4
SUKABUMI
2012
BAB I

A. Tujuan
1. Menentukan Konstanta pegas
2. Menentukan massa beban pada pegas
2. Menghitung waktu 10X getaran
3. Menghitung periode
4. Menghitung nilai rata-rata k

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Gerak harmonik merupakan gerak sebuah benda dimana grafik posisi partikel sebagai
fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus). Gerak semacam
ini disebut gerak osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain sistem yang melakukan getaran
harmonik, antaralain, dawai pada alat musik, gelombang radio, arus listrik AC, dan denyut
jantung. Galileo di duga telah mempergunakan denyut jantungnya untuk pengukuran waktu
dalam pengamatan gerak.
Benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yang
tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun besarnya.
Bila gayanya selalu berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula.
Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut Gerak Periodik. Gerak
periodik ini selalu dapat dinyatakan dalam fungsi sinus atau cosinus, oleh sebab itu gerak
periodik disebut Gerak Harmonik. Jika gerak yang periodik ini bergerak bolak-balik melalui
lintasan yang sama disebut Getaran atau Osilasi.
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu lintasan bolak-balik disebut Periode, sedangkan
banyaknya getaran tiap satuan waktu disebut Frekwensi. Hubungan antara periode (T) dan
frekwensi (f) menurut pernyataan ini adalah :

Satuan frekwensi dalam SI adalah putaran per detik atau Hertz (Hz). Posisi pada saat
resultan gaya bekerja pada partikel yang bergetar sama dengan nol disebut posisi seimbang.
Perhatikan sebuah benda massanya m digantungkan pada ujung pegas, pegas bertambah
panjang. Dalam keadaan seimbang, gaya berat w sama dengan gaya pegas F, resultan gaya sama
dengan nol, beban diam.

Dari kesimbangannya beban diberi simpangan y, pada beban bekerja gaya F, gaya ini
cenderung menggerakkan beban keatas. Gaya pegas merupakan gaya penggerak, padahal gaya
pegas sebanding dengan simpangan pegas.
F=-ky
k : tetapan pegas.
Mudah dipahami bahwa makin kecil simpangan makin kecil pula gaya penggerak.
Gerakan yang gaya penggeraknya sebanding dengan simpangan disebut Gerak Harmonis
( Selaras ).
Bila beban dilepas dari kedudukan terbawah (A), beban akan bergerak bolak balik
sepanjang garis A-O-B. Gerak bolak-balik disebut getaran dan getaran yang gaya penggeraknya
sebanding dengan simpangannya disebut Gerak Harmonis.

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu
konstan.Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi
air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan sebagainya.
b) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis, osilasi ayunan
torsi, dan sebagainya.

Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang


digantungkan secara vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan
horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih
panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi
hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita
tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertical.

Pada pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda


disesuaikan dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau
mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada
pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda
bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas
dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas
berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam
keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada
benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0) yang
arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah.
Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara
matematis

Kita akan tetap menggunakan lambang x agar anda bisa


membandingkan dengan pegas yang diletakan horisontal. Dirimu
dapat menggantikan x dengan y. Resultan gaya yang bekerja
pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda diam alias tidak bergerak.
Jika kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada keadaan ini
bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi
berada pada keadaan setimbang
Pada titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai maksimum (v
maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v
maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada pada titik setimbang (x = 0).

Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda bergerak
terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun, sedangkan besar gaya
pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada
simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0.
Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi
setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke bawah dan ke
atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi perubahan energi antara EP dan EK.
Energi Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK.
Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP.

a. Frekuensi (f)
Gerakan dari A-)-B-O-A disebut satu getaran, waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
getaran disebut PERIODE (T) dan banyaknya getaran yang dilakukan dalam satu detik disebut
bilangan getar atau FREKWENSI
Dalam T detik dilakukan 1 getaran
Dalam 1 detik dilakukan getaran

maka :
Satuan T dalam detik, f dalam Hertz atau cps (cycles per sekon) atau rps (rotasi per
sekon)
b. Periode Gerak Harmonik
k = m 2 k=m T=

m : massa benda dalam kg,


k : tetapan pegas dalam N/m dan T : periode getaran dalam detik.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Statif
2. Mistar
3. Pegas
4. Stopwatch
5. Beban pegas
B. Cara Kerja
1. Susunlah alat-alat seperti gambar
2. Gantungkan beban massa pada pegas.
3. Tarik pegas yang sudah diberi beban sepanjang 3cm lalu lepaskan
4. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk beban yang berbeda
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Waktu 10X
Massa beban
No getaran Periode
(kg)
(Sekon)
1 0,21 12,95 1,29
2 0,25 13,52 1,35
3 0,22 13,42 1,34
4 0,15 10,99 1,09
5 0,1 8,84 0,88
6 0,11 9,46 0,94
7 0,2 12,84 1,28
8 0,27 14,75 1,47
9 0,3 15,95 1,59
10 0,31 16,38 1,63

B. Pembahasan
K1= 4(3,14)2 (0,21/(1,292)) K2= 4(3,14)2 (0,25/(1,352))
=39,43 X 0,21/1,6641 =39,43 X 0,25/1,8225
=39,43 X 0,12 =39,43 X 0,13
=4,7316 =5,1259

K3= 4(3,14)2 (0,22/(1,342)) K4= 4(3,14)2 (0,15/(1,092))


=39,43 X 0,22/1,7956 =39,43 X 0,15/1,1881
=39,43 X 0,12 =39,43 X 0,12
= 4,7316 = 4,7316

K5= 4(3,14)2 (0,1/(0,882)) K6= 4(3,14)2 (0,11/(0,942))


=39,43 X 0,1/0,7744 =39,43 X 0,11/0.8836
=39,43 X 0,12 =39,43 X 0,12
= 4,7316 = 4,7316

K7= 4(3,14)2 (0,2/(1,282)) K8= 4(3,14)2 (0,27/(1,472))


=39,43 X 0,2/1,6384 =39,43 X 0,27/2,1609
=39,43 X 0,12 =39,43 X 0,12
= 4,7316 = 4,7316

K9= 4(3,14)2 (0,3/(1,592)) K10= 4(3,14)2 (0,31/(1,632))


=39,43 X 0,3/2,5281 =39,43 X 0,31/2,6569
=39,43 X 0,11 =39,43 X 0,11
=4,3373 =4,3373

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Periode pegas berbanding lurus dengan massa beban, artinya jika pegas massa beban semakin
besar, maka periode/waktu yang dibutuhkan semakin lama untuk mencapai 10 getaran.
2. Periode dipengaruhi oleh massa sedangkan ayunan tidak dipengaruhi oleh massa suatu benda.
3. Konstanta gaya tetap karena y dan beban satu sama lain berbeda.
4. Gravitasi nilainya sama, minimal sekitar 9,8 m/s2.

Anda mungkin juga menyukai