Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui, pada masa dewasa ini semua aspek kehidupan
tergantung pada hasil bumi seperti minyak bumi, gas alam. Pada suatu saat
hasil bumi tersebut akan terus berkurang, dan habis. Bukan hanya itu,
banyak pula polusi yang tidak menyehatkan bagi tubuh.Untuk itu manusia
sedang mengembangkan teknologi mecari alternatif untuk kelangsungan
hidup manusia. Ada beberapa cara seperti kendaraan bertenaga surya dan
listrik, tetapi hal tersebut kurang menjanjikan bagi Indonesia yang
memiliki iklim tropis dan memiliki penduduk yang besar.

Biodisel menjadi alternatif bagi pemerintah dalam menanggulangi naiknya


permintaan minyak bumi dalam negeri. Biodisel merupakan minyak yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan di proses dengan teknologi yang modern.Di
Brazil,Amerika dan Jerman telah menjalankan program biodisel ini hingga
15% dari pengguna kendaraan sudah beralih pada biodisel.

Lotion merupakan salah satu produk kosmetik yang banyak digemari


orang, selain fungsinya melindungi radiasi yang dipancarkan oleh sinar
matahari berupa sinar ultra violet. Lotion juga berfungsi sebagai pelembab
bagi kulit,maka kebutuhan bahan baku pembuatan lotion semakin
meningkat.Penggunaan bahan kimia berbahaya sangat beresiko bagi kulit,
tak salah banyak orang beralih pada lotion nabati seperti lotion
bengkuang,lotion zaitun,lotion kelapa, dan lotion biji ketapang.

Ketapang (Terminalia catappa) merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara


dan umum ditemukan di wilayah Indonesia. Ketapang tumbuh alami pada
pantai berpasir atau berbatu. Toleran terhadap tanah yang kurang lembab
(kering) dan tahan terhadap percikan air laut, sangat tahan terhadap angin
dan menyukai sinar matahari penuh atau naungan sedang. Mampu
bertahan pada daerah-daerah tropis atau daerah dekat tropis. Di

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


Indonesia,tumbuhan ini banyak tumbuh dan belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat. Biji ketapang mengandung gizi yang cukup
tinggi dan kandungan minyaknya banyak mengandung asam - asam lemak
yang berguna bagi manusia. Dan bermanfaat sebagai kosmetik, snack,
minuman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biodisel?
2. Bagaimana penggunaan biji ketapang sebagai bahan baku
pembuatan biodisel?
3. Bagaimana pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan baku
pembuatan lotion?

C. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
- Untuk mengetahui potensi SDA (sumber daya alam) yang ada di
Indonesia.
2.2 Tujuan Khusus
-Memanfaatkan biji ketapangatau katapang (Terminalia catappa L.).
sebagai energi alternatif bahan baku biodisel.
- Mengetahui teknik pembuatan biodisel Terminalia catappa L.
- Mengetahui teknik pembuatan lotion berbahan dasar Terminalia
catappa L.

D. Manfaat

1. Secara praktis diharapkan agar semua pihak berperan aktif


mengembangkan potensi daerah yang ada di Kalimantan Barat.

2. Secara teoritis sebagai refrensi tambahan bagi akademisi dan seluruh


masyarakat agar dapat mempelajari dan mengembangkan hasil penelitian
ini sehingga dapat membantu dalam perkembangan IPTEK.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Secara Umum

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


A. Ketapang
Ketapang atau katapang (Terminalia catappa L.) adalah nama sejenis
pohon tepi pantai yang rindang. Pohon ketapang sering dijadikan
pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Bentuk dari buah pohon
ketapang ini seperti buah almond, besar buahnya kira-kira 4-5,5
cm.Biji Ketapang ketika muda berwarna hijau dan warnanya menjadi
merah kecoklatan saat matang. Buah ketapang yang memiliki lapisan
gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-
bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Kulit terluar dari bijinya
licin dan ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji tersebut. Balogun
dan Fetuga (dalam Handayani dan Wahyuono 2008) menyebutkan
bahwa biji T. catappa L. mengandung minyak sebesar 40,15%. Oleh
karena itu, minyak biji ketapang memiliki prospek untuk dijadikan
suatu pilihan baru dalam industri minyak nabati. Minyak biji ketapang
berpeluang untuk digunakan sebagai minyak pangan dan bahan baku
industri sabun, lilin dan minyak pelumas (Agatemor 2006).

B. Minyak nabati
Minyak merupakan sumber energi dan pelarut yang baik untuk
beberapa vitamin, seperti vitamin A, D, E dan K. Minyak dapat
dimanfaatkan dalam industri kosmetik, sabun, sampo, lilin, deterjen,
surfaktan, cat, pelumas bahkan bahan bakar. Sumber minyak tidak
hanya berasal dari hewan tetapi juga berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Minyak nabati biasanya berasal dari biji- bijian, seperti biji wijen, biji
kapas, biji kedelai dan sebagainya. Pemanfaatan biji selama ini hanya
sebatas untuk dikonsumsi langsung atau diolah menjadi makanan
ringan, masih jarang sekali diekstraksi kandungan minyaknya.
(Handayani dan Wahyuono 2008).

C. Minyak Biji Ketapang


Minyak biji ketapang adalah minyak yang didapatkan dari proses
ekstraksi dan distilasi dari biji ketapang.Minyak tersebut mempunyai
banyak manfaat bagi manusia.Seperti bahan baku dalam pembuatan
lotion

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


D. Biodisel

Merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkylester


dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi
bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui
seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasilipid digunakan untuk mengubah


minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam
lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur
langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan
diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam
banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah
untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni
ultra rendah belerang yang rendah pelumas.

Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama


di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih
sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan SPBU
membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen
dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai
bahan bakar.

E. Lotion
Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi yang didefinisikan sebagai
campuran dari dua fase yang tidak dapat bercampur, distabilkan
dengan emulsifier, dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk
cairan yang dapat dituang. Proses pembuatan lotion adalah dengan
mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan bahan-
bahan yang larut dalam fase minyak, dengan cara pemanasan dan
pengadukan (Schmitt, 1966). Keithler (1956) menambahkan bahwa
pada kebanyakan pembuatan kosmetik, dua fase yang satu dituangkan
ke fase yang lainnya dan dipanaskan pada temperatur yang sama

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan sampai emulsi dapat
didinginkan pada suhu kamar.

2. Landasan Teori
A. Ekstraksi
Suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarutorganik.
B. Distilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahanbahan kimia


berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan.Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu.Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia
jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton

C. Fermentasi
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi
etanol/bioetanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol yang
digunakan bisa berupa methanol atau etanol. Pada proses pembuatan
biodiesel, disarankan methanol karena lebih mudah penggunaannya
dan jumlah yang diperlukan lebih sedikit, yaitu sekitar 20 %
sedangkan etanol 30 %

Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa


oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

D. Katalis NaOH/KOH

Katalis yang mempunyai fasa sama dengan reaktan dan produk.


Penggunaan katalis ini mempunyai kelemahan yaitu mencemari
lingkungan, dan tidak dapat digunakan kembali. Selain itu katalis juga
umumnya hanya digunakan pada skala laboratorium ataupun industri
bahan kimia tertentu, sulit dilakukan secara komersil, operasi pada fase
cair dibatasi pada kondisi suhu dan tekanan, sehingga peralatan lebih
kompleks dan diperlukan pemisahan antara produk dan katalis. Contoh
dari katalis homogen yang biasanya banyak digunakan dalam produksi
biodiesel, seperti basa (NaOH, KOH), asam (HCl, H2SO4).

E. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap
konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui
reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu
gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat
sumber/ pemasok gugus alkyl, metanol adalah yang paling umum
digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi
(sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini,
biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty
Acids Metil Ester, FAME). Produk yang diinginkan dari reaksi
transesterifikasi adalah ester metil asam-asam lemak. Faktor utama
yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan ,untuk suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan
air, dan kandungan asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat
menghambat reaksi.Faktor lain yang mempengaruhi kandungan ester
pada biodisel, diantara kandungan gliserol, jenis alkohol yang
digunakan pada reaksi transesterifikasi, jumlah katalis sisa, dan
kandungan sabun.

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


F. Pengadukan
Proses ini merupakan proses pencampuran seluruh bahan agar
tercampur sempurna (homogen). Dalam pembuatan lotion hal ini
sangat penting, karena akan mempengaruhi hasil dari lotion itu
sendiri.Adapun alat bantu dari pengadukan ialah stiller (magnet).

BAB III

METODELOGI

1. Tempat dan waktu


Penelitian yang kami lakukan bertempat di SMK-SMTI Pontianak,
Laboratorium OTK 2. Pada Senin,7 25 September 2015 pukul 15.50
WIB sampai selesai.

2. Alat dan bahan


Alat :
- Palu

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


- Lumpang dan Alu
- Beker gelas 250 ml 2 buah dan 100 ml 1 buah
- Erlenmeyer 250 ml 1 buah
- Oven
- Alat-alat destilasi :
- Mantel pemanas
- Labu didih 250 ml
- Kondensor
- Elbow
- Erlenmeyer 100 ml
- Termometer
- Adaptor
- Selang 2 buah
- Pompa
- Ember
- Alat-alat ekstraksi
- Pompa
- Selang 2 buah
- Labu didih
- Kondensor
- Kertas saring
- Tali nilon
- Alat-Alat Uji Mutu& % FFA
- Buret 50 ml
- Statif dan klem
- Erlenmeyer 250 ml
- Gelas Ukur 100 ml
- Piknometer 5ml
- Corong
- Hot Plate
- Batang Pengaduk
Bahan :
- Biji ketapang yang telah dikupas dari kulitnya
- N-Heksana (pelarut Ekstraksi)
- KOH (katalis)
- Ekstrak Kaldu (sapi) untuk fermentasi
- Yeast
- Urea
Bahan Pembuatan Lotion :
- 13 ml minyak biji ketapang
- 50 ml aquadest
- 0,2 gram EDTA
- 4 ml putih telur
- 6 ml gliserin biji ketapang
- Asam sterat
- beberapa tetes minyak esensial (misalnya lavender atau melati) atau
ekstrak vanili untuk menambahkan aroma

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


3. Prosedur Kerja pembuatan Ekstrak Minyak Ketapang
1. Kupas buah ketapang menggunakan palu atau parang, ambil
bijinnya
2. Oven selama 4 jam
3. Haluskan menggunakan lumpang
4. Bungkus biji ketapang yang telah dihaluskan menggunakan kertas
saring,lalu ikat bagian ujung kertas dan padatkan sesuai dengan
tabung ekstraktor
5. Ambil N-heksana sebanyak 200 ml lalu masukkan ke dalam labu
didih,nyalakan ekstraktor
6. Ekstraksi biji ketapang selama 3 jam
7. Setelah 3 jam, distilasi larutan ekstrak dengan suhu 63-650C
8. Persiapkan alat-alat distilasi sesuai SOP
9. Ambil mantel pemanas, kondensor, adaptor(elbow), termometer,
penghubung, erlenmeyer 250 ml, statif dan klem, selang, pompa,
ember serta air.
10. Pasang semua alat dengan benar dan sesuai SOP
11. Lalu distilasi selama 1 jam dengan suhu 63-65 0C
12. Setelah di distilasi oven hasil ekstrak agar menghilangkan bau n-
heksana.
4. Prosedur kerjapembuatan Biodiesel
1. Fermentasi biji ketapang yang telah digiling menggunakan
GYKhingga 5 hari
2. Setelah fermentasi, destilasi hasil fermentasi untuk memisahkan

bahan lain dari biotanol dengan suhu standar 95 .


3. Setelah dipisahkan, panaskan minyak biji ketapang
4. Lalu kataliskan mengunakan KOH dan biotanol (proses
transesterifikasi)
5. Kemudian lakukan proses settling atau pemisahan dengan labu
pemisah diamkan selama 24 jam
6. Antara gliserol dan minyak akan terpisah
7. Pisahkan antara gliserol dan minyak dari labu pemisah
8. Lakukan pemanasan untuk mengeringkan hasil biodisel
5. Prosedur pembuatan Lotion
1. Panaskan minyak hingga bersuhu 40
2. Masukkan asam sterat lalu aduk hingga homogen

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


3. Setelah suhu konstan (40 ) tambahkan gliserin dan putih telur

dan aduk
4. Tambahkan larutan EDTA sebanyak 40 ml
5. Tambahkan parfum secukupnya
6. Diamkan lotion hingga suhu normal
7. Lotion siap digunakan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses
1. Proses biodisel

Biji Ketapang

Dikupas, Dikeringkan
dan Dihaluskan
Biji Ketapang Halus
Ekstrak Fermentasi dengan GYK
Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion
Minyak Biji Ketapang Bioetanol Biji
(Crude) Ketapang

Distilasi Katalis KOH

Minyak Biji Ketapang TransEsterifikasi Bioetanol yang sudah


(Murni) dikatalis

Biodisel dan Gliserin

Pemisahan
Biodiesel Gliserin

Lotion
2. Hasil

Gambar biodisel biji ketapang

3. Uji Mutu Biodisel

1. Suhu 95
2. Warna Kuning
3. Volume Rendemen 200 ml
4. Kadar % Rendemen 19,5 %
3
5. Berat jenis 25,59 kg /m

6. Indeks Bias 43,7

SNI 04-7182-2006 Parameter Biodiesel

Massa jenis pada 400C,g/mm3 0,850-0.890


Viskositas kinematik (400C, 2,3-6,0

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


g/mm2/s
Angka setana Min 51
Titik nyala (closed cup), 0C Min. 100
Titik kabut, 0C Maks. 18
Korosi tembaga (3 jam, 500C) Maks. No.3
Residu karbon Maks. 0,05 %
- Dalam contoh asli Massa
- Dalam 10% ampas distilasi Maks. 0,3% massa
Air dan sedimen Maks. 0,05%-v
Temperatur distilasi 90% Maks. 3600C
Abu tersulfatkan, %-b Maks. 0,02%-b
Belerang, ppm-b (mg/kg) Maks. 100
Fosfor, ppm-b (mg/kg) Maks. 10
Angka asam, mg-KOH/g Maks. 0,8
Gliserol bebas, %-b Maks. 0,02
Gliserol total,%-b Maks. 0,24
Kadar ester alkali, Min. 96,5
Angka Iodium,%-b (g/ l2/100 g) Maks. 115
Uji Halphen Negatif

4. Proses pembuatan Lotion

Minyak Biji
Ketapang

Asam Stearat
7,00 gr

Putih telur 13 ml

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


Gliserin Biji Ketapang

Aquadest 50 EDTA 0,2


ml gr

Parfume

Lotion Minyak Biji Ketapang

5. Hasil

Gambar lotion minyak biji ketapang

6. Uji Mutu

Uji viskositas 6-6,5 APs


Tekstur Lembut
Ph 7
Adaptasi terhadap kulit Tidak panas

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


B. Pembahasan

Ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi padat-cair yaitu


pengambilan ekstrak (inti sari) dari biji ketapang dengan begitu
mempermudah dalam proses pengambilan ekstrak, pelarut yang
digunakan yaitu N-heksana karena cukup sulit mengeluarkan ekstrak
jika dengan pelarut lain, dengan waktu ideal 3 jam.

Dalam penyulingan (distilasi), campuran zat dididihkan sehingga


menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu.Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult
dan Hukum Dalton. Adapun suhu standar untuk menghilangkan n-
heksana yaitu 63 65. Dan suhu pemisah dalam pemisahan antara

hasil fermentasi dengan biotanol ( ethanol) adalah 95 .

Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikan


bahan bakar fosil sebagai sumber energitransportasi utama dunia,
karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut
dan dijual dengan menggunakan infrastruktur zaman sekarang.

Fungsi utama lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai pelembut


(emolien). Hasil akhirnya yang diperoleh tergantung dari daya campur
bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban,
kelembutan, dan perlindungan kulit dari kekeringan.
Bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut adalah minyak
mineral, ester isopropil, alkohol alifatik, turunan lanolin, alkohol dan
trigliserida serta asam lemak. Sedangkan untuk pelembab diantaranya
adalah gliseril dan propilen glikol. Penggunaan pelembut dan
pelembab berkisar antara 0,5%-15% (Schmit,1996)

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh


hasil fermentasi adalah etanol,metanol, asam laktat, dan hidrogen.
Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol
dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam ototmamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai
bentuk fermentasi yang menghasilkan asam laktat sebagai produk
sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot.Adapun volume yang didapat
saat hasil fermentasi biji ketapang untuk mendapatkan biotanol yaitu
190 ml.

Katalis berfungsi menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi berjalan


lebih cepat sehingga reaksi kimia dapat mencapai kesetimbangan,
tanpa terlibat di dalam reaksi secara permanen. Energi aktivasi adalah
energi minimum yang dibutuhkan campuran reaksi untuk
menghasilkan produkKatalis berfungsi mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi, namun tidak mempengaruhi letak

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


kesetimbangan. Katalisator yang biasa digunakan adalah asam, basa
dan penukar ion. Dan katalis yang digunakan ialah katalis homogen
KOH.

Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,


akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal.
Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan
pada reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan
alkohol, jenis katalis yang digunakan ,untuk suhu reaksi, waktu reaksi,
kandungan air, dan kandungan asam lemak bebas pada bahan baku
yang dapat menghambat reaksi.Faktor lain yang mempengaruhi
kandungan ester pada biodisel, diantara kandungan gliserol, jenis
alkohol yang digunakan pada reaksi transesterifikasi, jumlah katalis
sisa, dan kandungan sabun.
Penelitian sebelumnya terhadap minyak biji ketapang menghasilkan
bahwa kandungan metil ester asam lemak dalam biji ketapang
berdasarkan analisis KG-SM (Kromatografi Gas-Spektofotometri)
adalah metil palmitat (35,63%), metil oleat (33,49%), metil linoleat
(24,49%), dan metil stearat (4,66%). Kandungan asam palmitat dalam
bentuk ester yang tinggi mirip dengan kandungan asam palmitat pada
minyak kelapa sawit dan minyak wijen, sehingga biji ketapang
berpeluang digunakan sebagai sumber minyak nabati. Selain sebagai
alternatif pengganti minyak nabati, saat ini juga sedang diteliti potensi
minyak biji ketapang sebagai bahan baku alternatif untuk dijadikan
biodiesel.

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa :

1. Biodisel adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--


alkylester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai
alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

2. Biji ketapang merupakan alternatif bahan bakar yaitu biodisel


yang mudah didapat dan berpotensi pengembangan potensi daerah.

3. Trasnsesterifikasi merupakan proses terpenting dalam pembuatan


biodisel dengan mengubah trigliserida menjadi gliserol dan
biodisel dengan bantuan katalis NaOH.

4. Selain manfaat biji ketapang sebagai bahan baku biodisel, juga


dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku lotion dari biji ketapang
yang mempunyai asam palmitat yang cukup tinggi.

B. Saran

Sebaiknya dalam praktikum ini masyarakat dan pemerintah bisa


berkerja sama dalam mengembangkan potensi biji ketapang ini agar

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


menjadi simbol daerah Kalimantan Barat serta melibatkan seluruh
elemen masyarakat dalam membangun industri biodisel.Agar
meningkatkan pendapatan daerah dan mengurangi penggunaan
minyak bumi. Dan menciptakan inovasi baru sebagai penunjang pada
industri biji ketapang dengan membuat mesin pembuka biji ketapang.

DAFTAR PUSTAKA

Nur Alam Syah, Andi. Biodisel Jarak Pagar.Jakarta:Agro Media Pustaka,


2006
Hambali, Erliza.et.al..Jarak Pagar Tanaman Penghasil
Biodisel.Jakarta:Penebar Swadaya, 2007
Salamah, Siti. Kinetika Reaksi Esterifikasi Minyak Biji Kapuk pada
Pembuatan Biodisel Chemica Volume 1, Nomor 1. Juni 2014. 11-18
ISSN : 2355-8776
Suwarso,W.P., Gani,I.Y, dan Kusyanto. ND. Sintesis Biodiesel dari Minyak
Biji Ketapang Terminalia catappa L.) yang Berasal dari Tumbuhan di
Kampus UI Depok. hal.42-49 http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1
2084250.pdf
diunduh 11 Mei 2011.
https://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi
https://duniakimianana.wordpress.com/2013/04/21/katalis/
Damayanti, Astrilia. Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dari Biji
Ketapang Kompetensi Teknik Vol. 3, No. 1, November. 2011
Keraf,Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah,1997.
Handayani dan Wahyuono 2008
Agatemor 2006
Muryanto 2009
SNI 04-7182-2006
Susilo, Bambang.Biodisel. Trubus Agrisarana: 2006
Schmitt, 1966
Keithler (1956)

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


LAMPIRAN

Data Penimbangan

Berat cawan + Biji Ketapang =

Berat cawan kosong =

Berat Biji Ketapang =

Kadar (%) Rendemen Data penimbangan berat minyak


atsiri
Volume hasil destilasi
Berat piknometer + minyak =
x 16,67 gr
100%Voume awal destilasi
Berat piknometer kosong = 12,71
= 39 ml 200 ml x 100% gr

= 19,5 % Berat minyak (m2) = 3,98 gr

Data penimbangan berat air

Berat piknometer kosong = 8,23 gr

Berat piknometer kosong + bahan = 11,34 gr

m

Berat bahan ) = 3,11 gr

M2
Berat jenis minyak ( 20 oC) = M 1 x faktor koreksi pada suhu 20

3,98 gr
=
faktor koreksi pada suhu 20
3,11 gr

= 1,279 20

Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion


Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion

Anda mungkin juga menyukai