PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui, pada masa dewasa ini semua aspek kehidupan
tergantung pada hasil bumi seperti minyak bumi, gas alam. Pada suatu saat
hasil bumi tersebut akan terus berkurang, dan habis. Bukan hanya itu,
banyak pula polusi yang tidak menyehatkan bagi tubuh.Untuk itu manusia
sedang mengembangkan teknologi mecari alternatif untuk kelangsungan
hidup manusia. Ada beberapa cara seperti kendaraan bertenaga surya dan
listrik, tetapi hal tersebut kurang menjanjikan bagi Indonesia yang
memiliki iklim tropis dan memiliki penduduk yang besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biodisel?
2. Bagaimana penggunaan biji ketapang sebagai bahan baku
pembuatan biodisel?
3. Bagaimana pemanfaatan biji ketapang sebagai bahan baku
pembuatan lotion?
C. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
- Untuk mengetahui potensi SDA (sumber daya alam) yang ada di
Indonesia.
2.2 Tujuan Khusus
-Memanfaatkan biji ketapangatau katapang (Terminalia catappa L.).
sebagai energi alternatif bahan baku biodisel.
- Mengetahui teknik pembuatan biodisel Terminalia catappa L.
- Mengetahui teknik pembuatan lotion berbahan dasar Terminalia
catappa L.
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Secara Umum
B. Minyak nabati
Minyak merupakan sumber energi dan pelarut yang baik untuk
beberapa vitamin, seperti vitamin A, D, E dan K. Minyak dapat
dimanfaatkan dalam industri kosmetik, sabun, sampo, lilin, deterjen,
surfaktan, cat, pelumas bahkan bahan bakar. Sumber minyak tidak
hanya berasal dari hewan tetapi juga berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Minyak nabati biasanya berasal dari biji- bijian, seperti biji wijen, biji
kapas, biji kedelai dan sebagainya. Pemanfaatan biji selama ini hanya
sebatas untuk dikonsumsi langsung atau diolah menjadi makanan
ringan, masih jarang sekali diekstraksi kandungan minyaknya.
(Handayani dan Wahyuono 2008).
E. Lotion
Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi yang didefinisikan sebagai
campuran dari dua fase yang tidak dapat bercampur, distabilkan
dengan emulsifier, dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk
cairan yang dapat dituang. Proses pembuatan lotion adalah dengan
mencampurkan bahan-bahan yang larut dalam fase air dan bahan-
bahan yang larut dalam fase minyak, dengan cara pemanasan dan
pengadukan (Schmitt, 1966). Keithler (1956) menambahkan bahwa
pada kebanyakan pembuatan kosmetik, dua fase yang satu dituangkan
ke fase yang lainnya dan dipanaskan pada temperatur yang sama
2. Landasan Teori
A. Ekstraksi
Suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarutorganik.
B. Distilasi
C. Fermentasi
Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi
etanol/bioetanol (alkohol) dengan menggunakan yeast. Alkohol yang
digunakan bisa berupa methanol atau etanol. Pada proses pembuatan
biodiesel, disarankan methanol karena lebih mudah penggunaannya
dan jumlah yang diperlukan lebih sedikit, yaitu sekitar 20 %
sedangkan etanol 30 %
D. Katalis NaOH/KOH
E. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap
konversi dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui
reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu
gliserol. Di antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat
sumber/ pemasok gugus alkyl, metanol adalah yang paling umum
digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi
(sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini,
biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty
Acids Metil Ester, FAME). Produk yang diinginkan dari reaksi
transesterifikasi adalah ester metil asam-asam lemak. Faktor utama
yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, jenis
katalis yang digunakan ,untuk suhu reaksi, waktu reaksi, kandungan
air, dan kandungan asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat
menghambat reaksi.Faktor lain yang mempengaruhi kandungan ester
pada biodisel, diantara kandungan gliserol, jenis alkohol yang
digunakan pada reaksi transesterifikasi, jumlah katalis sisa, dan
kandungan sabun.
BAB III
METODELOGI
dan aduk
4. Tambahkan larutan EDTA sebanyak 40 ml
5. Tambahkan parfum secukupnya
6. Diamkan lotion hingga suhu normal
7. Lotion siap digunakan
BAB III
A. Proses
1. Proses biodisel
Biji Ketapang
Dikupas, Dikeringkan
dan Dihaluskan
Biji Ketapang Halus
Ekstrak Fermentasi dengan GYK
Biji Ketapang dalam Aplikasi Biodisel dan Lotion
Minyak Biji Ketapang Bioetanol Biji
(Crude) Ketapang
Pemisahan
Biodiesel Gliserin
Lotion
2. Hasil
1. Suhu 95
2. Warna Kuning
3. Volume Rendemen 200 ml
4. Kadar % Rendemen 19,5 %
3
5. Berat jenis 25,59 kg /m
Minyak Biji
Ketapang
Asam Stearat
7,00 gr
Putih telur 13 ml
Parfume
5. Hasil
6. Uji Mutu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa :
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Data Penimbangan
m
Berat bahan ) = 3,11 gr
M2
Berat jenis minyak ( 20 oC) = M 1 x faktor koreksi pada suhu 20
3,98 gr
=
faktor koreksi pada suhu 20
3,11 gr
= 1,279 20