I. DATA DEMOGRAFI
A. Biodata
- Nama ( initial ) :
- Usia / tanggal lahir :
- Jenis kelamin :
- Alamat ( lengkap dengan no.telp ) :
- Suku / bangsa :
- Status pernikahan :
- Agama / keyakinan :
- Pekerjaan / sumber penghasilan :
- Diagnosa medik :
- No. medical record :
- Tanggal masuk :
- Tanggal pengkajian :
- Therapy medik :
B. Penanggung jawab
- Nama :
- Usia :
- Jenis kelamin :
- Pekerjaan / sumber penghasilan :
- Hubungan dengan klien :
- Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri :
B. Tanda-tanda vital
- Suhu :
- Nadi :
- Pernafasan :
- Tekanan darah :
C. Sistem pernafasan
- Hidung : kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret/polip,passase udara :
- Leher : Pembesaran kelenjar, tumor
- Dada
Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest) :
Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi :
Gerakan dada (kiri dan kanan, apakah ada retraksi) :
Keadaan proxsesus xipoideus :
Suara nafas (trakhea, bronchial, bronchovesikular) :
Apakah ada suara nafas tambahan ? :
- Apakah ada clubbing finger :
D. Sistem kardiovaskuler
- Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis) :
- Arteri carotis :
- Tekanan vena jugularis :
- Ukuran jantung :
- Ictus cordis/apex :
- Suara jantung (mitral,tricuspidalis,S1,S2,bising aorta,murmur,gallop) :
- Capillary retilling time :
E. Sistem perncernaan
- Sklera (ikterus/tidak) :
- Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis) :
- Mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan menelan,
gerakan lidah ) :
- Gaster (kembung, gerakan peristaltik ) :
- Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran) :
- Anus (kondisi, spinkter ani, koordinasi) :
F. Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikantus dengan ujung atas
telinga :
- Visus (gunakan snellen card) :
- Lapang pandang :
2. Hidung
- Penciuman, perih dihidung, trauma, mimisan :
- Sekret yang menghalangi penciuman :
3. Telinga
- Keadan daun telinga, operasi telinga :
- Kanal auditoris :
- Membrana tympani :
- Fungsi pendengaran :
G. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan perhitungan, bahasa) :
b. Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS :
c. Bicara (ekspresive dan resiptive )
2. Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII) :
3. Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot) :
4. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi ) :
5. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan) :
6. Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial) :
7. Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski sign) :
H. Sistem muskuloskeletal
1. Kepala ( bentuk kepala ) :
2. Vertebrae (bentuk, gerakan, ROM ) :
3. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, ROM) :
4. Lutut (Mc Murray Test, Ballotement, ROM) :
5. Kaki (keutuhan ligamen, ROM) :
6. Bahu :
7. Tangan :
I. Sistem integumen
- Rambut ( distribusi ditiap bagian tubuh, texture, kelembaban, kebersihan ) :
- Kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban,bulu kulit, erupsi, tahi lalat, ruam,
texture ) :
- Kuku ( warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan ) :
J. Sistem endokrin
- Kelenjar tiroid :
- Percepatan pertumbuhan :
- Gejala kreatinisme atau gigantisme :
- Ekskresi urine berlebihan , polydipsi, poliphagi :
- Suhu tubuh yang tidak seimbang , keringat berlebihan, leher kaku ) :
- Riwayat bekas air seni dikelilingi semut :
K. Sistem perkemihan
- Edema palpebra :
- Moon face :
- Edema anasarka :
- Keadaan kandung kemih :
- Nocturia, dysuria, kencing batu :
- Penyakit hubungan sexual :
L. Sistem reproduksi
1. Wanita
- Payudara (putting, areola mammae, besar, perbandingan kiri dan kanan) :
- Labia mayora dan minora :
- Keadaan hymen :
- Haid pertama :
- Siklus haid :
2. Laki-laki
- Keadaan gland penis (urethra) :
- Testis (sudah turun/belum) :
- Pertumbuhan rambut (kumis, janggut, ketiak) :
- Pertumbuhan jakun :
- Perubahan suara :
M. Sistem immun
- Allergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ) :
- Immunisasi :
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca :
- Riwayat transfusi dan reaksinya :
D. Istirahat Tidur
- Apakah cepat tertidur :
- Jam tidur (siang/malam) :
- Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan :
- Apakah tidur secara rutin :
E. Olahraga
- Program olahraga tertentu :
- Berapa lama melakukan dan jenisnya :
- Perasaan setelah melakukan olahraga :
-
G. Personal hygiene
- Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu) :
- Cuci rambut :
- Gunting kuku :
- Gosok gigi :
I. Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja ? :
- Berapa banyak waktu luang ? :
- Apakah puas setelah rekreasi ? :
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang ? :
- Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja ? :
N
DATA MASALAH ETIOLOGI
O
DIAGNOSA KEPERAWATAN
( CP.2 )
NO.REKAM MEDIK : NAMA MAHASISWA :
RUANG RAWAT : NIM :
N
MASALAH/DIAGNOSA TGL.DITEMUKAN TGL.TERATASI
O
RENCANA KEPERAWATAN
( CP.3 )
KODE
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN DAN HASIL
NDx
CATATAN PERKEMBANGAN
( CP.5 )
KODE
TGL J AM EVALUASI / SOAP
NDx
RESUME KEPERAWATAN
( CP.6 )
ALAMAT :
3. E v a l u a s I :
NAMA MHS : ()
N IM :
TREND dan ISSUE KEPERAWATAN
Tren Keperawatan
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi,
pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran
pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang
berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.
Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan
ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social
budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia
masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya
peran perawat professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun
1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,
lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan
sehat untuk semua pada tahun 2010 , maka solusi yang harus ditempuh adalah :
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan
pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan.
Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan
sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan
professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin
kepuasan konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
http://www.ziddu.com/download/15538908/trenddanissuekeperawatan.pdf.html
1. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada
saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta
2. Definisi Issu.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas
faktannya atau buktinya
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia..
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
Kecenderungan Keperawatan di Masa yang Akan Datang
Bila dilihat dari prospek perawatan kesehatan masyarakat di masa yang datang
cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam sistem pelayanan kesehatan
pemerintah. Oleh karena perawatan kesehatan masyarakat merupakan sub sistem dari
keperawatan khususnya dan system kesehatan pada umumnya. Sekaitan dengan itu pula
peranan perawatan kesehatan masyarakat sangat diperlukan keikutsertaannya dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi dimasa kini dan yang akan datang, karena
selalu mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat secara keseluruhan.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari perubahan masyarakat secara
keseluruhan yang meliputi:
Pertambahan penduduk yang begitu cepat (population) dan perubahan-perubahan dalam
gambaran penduduk, diantaranya perubahan-perubahan dalam komposisi umur,
penyebarannya, dan kepadatan penduduk di kota-kota besar.
Perubahan pola penyakit (transisi penyakit), yaitu perubahan dari penyakit menular ke
penyakit-penyakit degenerative seperti jantung, kanker, strok, depresi mental dan kecemasan,
peningkatan kecelakaan, alkhohilisme, dan penyalahgunaan narkotika.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan disertai
perubahan-perubahan sikap, nilai, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok
masyarakat baru, masalah-masalah individu, keluarga, antar individu dan masyarakat.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat (penerima pelayana) serta meningkatnya harapan
terhadap mutu pelayanan keperawatan dan kesehatan, perubahan konsep kesehatan dari
kebebasan penyakit menjadi kondisi individu yang memiliki kemampuan hidup sehat dan
mempunyai daya produktivitas tinggi.
Meningkatnya ilmu pengetahuan ilmiah, biomedis, dan teknologi medis. Keperawatan
membawa perbaikan metoda untuk mengatasi penyakit
Berkembangnya team kesehatan dan meningkatnya keahlian tenaga kesehatan dan
keperawatan dan munculnya berbagai katagori tenaga kesehatan yang baru.
Pola pelayanan kesehatan yang baru untuk menunjang pencapai kesehatan bagi semua orang
pada tahun 2000
Kurangnya tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab/wewenang kepada
perawat dan tenaga kesehatan lainnya
Masyarakat menjadi patner kerja yang akatif dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Banyak pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di luar rumah sakit, missal rehabilitasi,
mental health dan sebagiannya.
Dilihat dari berbagai perubahan tersebut, peranan yang dapat dilakukan oleh perawat
kesehtan semakin besar melalui intervensi perawatan kesehatan masyarakat diberbagai
tingkat pelayanan dalam mengatasi masalah kesehatan/keperawatan karena kelalaian,
ketidaktahuan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dengan
demikian peranan perawat kesehatan masyarakat untuk masa-masa kini dan yang akan datang
semakin penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
a. Wawasan Keilmuan
Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika
Umum)
Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi dan Biokimia,
Mikrobiologi dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.
Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi
Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan
Maternitas I dan II, Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III,
Keperawatan Keluarga, Keperawatan gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.
Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka
S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan
Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan
Keperawatan Medikal Bedah.
b. Orientasi Pendidikan
c. Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri,
pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas.
Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang berbagai model prakti keperawatan
profesional, seperti:
Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000,
yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan
Praktik Keperawatan.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Sehingga dimasa depan dapat diharapkan bahwa system pendidikan tinggi keperawatan
di Indonesia tidak hanya mampu menghasilkan lulusan, akan tetapi juga berbagai hasil riset
ilmiah keperawatan, baik yang bersifat riset dasar maupun riset terapan. Dalam rangka upaya
mengembangkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia, kususnya pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatan, riset ilmiah keperawatan yang berhubungan dengan aspek
sosio budaya dan spiritual sangat diperlukan agar pengembangannya benar-benar terarah
pada tuntutan kebutuhan dan penerimaan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu sejak awal pengembangan system pendidikan tinggi keperawatan selalu
ditekankan palaksanaan tiga fungsi pokok secara terintegrasi, kususnya perhatian pada
pelaksaan fungsi riset ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang keperaawatan,
dan bukan semata-mata pelaksanaan fungsi pendidikan.
Dipahami benar bahwa membangun kemampuan melakukan riset ilmiah keperawatan
secara benar dan baik, merupakan upaya berjangka panjang dan memerlukan perhatian kusus
dan bersungguh-sungguh oleh institusi pendidikan tinggi keperawatan, hal ini hendaknya
disadari benar, dan langkah-langkah pengembangan nyata secara bertahap dilakukan sehingga
pada suatu saat fungsi riset ilmiah di institusi pendidikan tinggi keperawatan dapat dilakukan
dengan baik.
Fungsi pokok ketiga yang perlu juga diperhatikan dan ditangani secara terintegrasi
dengan pelaksanaan fungsi pendidikan dan fungsi riset, adalah fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang keperawatan. Berbagai jenis dan bentuk pengabdian kepada
masyarakat, mulai dari pelayanan kepada masyarakat dalam bidang keperawatan hingga
konsultasi dalam bidang keperawatan.
Dalam bidang fungsi ini termasuk juga upaya mencari dan menetapkan model system
pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan kepada masyarakat yang lazimnya
menggunakan pendekatan dan tahapan metodelogi riset ilmiah. Jika fungsi pokok ini dapat
terlaksana, system pendidikan tinggi keperawatan Indonesia telah mampu melaksanakan tiga
fungsi pokoknya secara keseluruhan, yaitu, pendidikan, riset ilmiah dan pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang keperawatan.
Program pendidikan baru dan pusat pendidikan baru dalam pengenmbangan dan
pembinaan system pendidikan tinggi keperawatan dilaksanakan secara terarah, bertahap,
berencana, dan terkendalikn sehingga tidak timbul keguncangan yang dapat merugikan
perkembangan keperawatan sendiri yang selanjutnya dapat memperlambat proses
profesionalisasi keperawatandi Indonesia. Adanya keinginan-keinginan untuk tumbuh lebih
cepat, hendaknya sedikit diredam, dan memperhatikan kemampuan dalam pengadaan dan
pembinaan berbagai sumber daya pendidikan yang diperlukan.
Hal ini sangat perlu diperhatikan agar pertumbuhan dan perkembangan keperawatan
berjalan dengan baik, dan tujuan untuk mewujudkan keperawtan sebagai profesi di Indonesia
dapat tercapai dan bermakna bahwa proses profesionalisasi keperawatan di Indonesia
berlangsung secara baik dan terarah.
E. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Adanya perkembangan dalam teori keperawatan dan meodologi keperawatan yang
bersumber pada pergeseran pandangan dan keyakinan tentang keperawatan, dan pergeseran
dalah asuhan keperawatan, merupakan tekanan utama terjadinya perubahan dalam pendidikan
keperawatan.
Pendidikan keperaawatan yang tadinya lebih bersifat berada di rumah sakit (hospital-
Based), bergeser kepada bentuk pendidikan yang berada di perguruan tinggi atau universitas
(University-based). Pendidikan keperawatan yang tadinya hanya bersifat
magang (Apprenticeship), bergeser menjadi pendidikan yang ditujukan kepada penguasaan
ilmu pengetahuan keperawatan dan metode keperawatan melalui pendidikan dan latihan yang
lama.
1. Orientasi pendidikan keperawatan
Orientasi pada ilmu pengertahuan dan teknologi keperawatan dicirikan oleh kurikulum
pendidikan yang mengikuti pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kususnya
IPTEK bidang keperawatan, Kurikulum pendidikan diartikan tidak saja isi pendidikan akan
tetapi juga berbagai bentuk pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan, serta memungkinkan terjadinya proses
penumbuhan dan pembinaan sikap dan keterampilan professional.
Orientasi kepada masyarakat atau komunitas memberikan arahan bahwa kurikilum
pendidikan disusun dengan bertolak dari kompetensi yang diturunkan dari tuntutan kebutuhan
masyarakat dan pembangunan (kesehatan dan IPTEK) di masa datang, dengan tetap
memperhatikan pandangan tuntutan keprofesian dalam bidang keperawatan.
Orientasi pendidikan kepada masyarakat dicirikan juga dengan pengalaman belajar di
masyarakat (Community-based education), yaitu berbagai bentuk pengalaman belajar di
masyarakat, seperti pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan
(PBL). Kedua bentuk pengalaman ini adalah bentuk pengalaman belajar yang sangat
berpengaruh pada penumbuhan dan pembinaan sikap serta keterampilan professional pada
peserta didik.
2. Kerangka Konsep
Berdasarkan pandangan tentang perawatan dan orientsipendidikan perawatan seperti
yang diuraikan di atas, pendidikan perawatan sebagai pendidikan professional disusun
berdasarkan kerangka konsep yang kokoh yang mencirikannya sebagai pendidikan akademi-
profesional. Isi pendidikan dan sebagai pengalaman belajar yang dikembangkan ditunjukan
untuk berbagai pengalaman belajar yang dikembangkan serta sikap dan kemampuan
professional sesuai yang dituntut oleh profesi keperawatan.
3. Penguasaan ilmu pengetehuan dan teknologi keperawatan
Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan tinggi keperawatan harus
ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik memahami
dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam
melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (standar
professional), dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
Harus memungkinkan peserta didik menguasai body of knowledge yang diperlukan
oleh seorang perawat profeional, dan menguasai berbagai metode dan teknik keperawatan
yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.
Dengan demikian, dapat dicegah terjadinya penetapan jenis pendidikan yang tidak
diperlukan, serta dapat merugikan masyarakat dan perkembangan profesi keperawatan.
Selanjutnya dapat dicegah kemungkinan terjadinya benturan fungsi dalam melakanakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, kususnya pelayanan dan asuhan keperawatan.