1. Teori hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh
Abraham Maslow. Ia beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Konsep Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan. Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan- kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang. Kapasitas tersebut merupakan pembawaan dari setiap manusia.
2. Di dalam dunia lembaga pendidikan, banyak perilaku individu yang bersifat
positif dan negative, hal tersebut tentunya juga berhubungan dengan gaya kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilihat pada teori perilaku yang dipaparkan oleh Douglas McGregor yaitu teori X dan Y. Teori ini menyebutkan bahwa individu terbagi menjadi dua karakteristik yang berbeda. Teori X Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pendidik/tenaga kependidikan memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai visi, misi dan tujuan dari tugasnya, namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Oleh karena itu, teori X memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman, dan juga diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh lembaga. Teori Y Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai visi, misi dan tujuan pendidikan. Pendidik/tenaga kependidikan memiliki kemampuan, kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pendidik/tenaga kependidikan juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Menurut asumsi teori Y, orang-orang ini pada hakikatnya menganggap bahwa: Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain, dapat memberikan kepuasan kepada orang lain. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan. Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh pendidik/tenaga kependidikan. Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan. Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi secara tepat.