Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN

BLOK BASIC SCIENCE of BLOOD and SUPPORT MOVEMENT


SYSTEM
PEMERIKSAAN Creatine Kinase N-Acetylsistein CK NAC
(Metode Enzimatik Kinetik)

Oleh :
Kelompok A

Asisten :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO

2016
LEMBAR PENGESAHAN

PEMERIKSAAN CK NAC Creatine Kinase N-Acetylsistein


(Metode Enzimatik Kinetik)

Oleh :
Kelompok A

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Biokimia


Kedokteran blok Basic Science of Blood and Support Movement System pada
Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Diterima dan disahkan


Purwokerto, Desember 2015
Asisten,

G1A01
I. PENDAHULUAN

A. Judul

Pemeriksaan Aktivitas CK NAC (Metode Enzimatik Kinetik)

B. Hari dan Tanggal


Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Desember 2016 di
Laboratorium Biokimia Lantai 1 Gedung C Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman.
C. Tujuan

1. Mahasiswa akan dapat mengukur aktivitas CK NAC dengan metode


enzimatik kinetik.
2. Mahasiswa akan dapat menganalisis hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC.
3. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC
untuk melakukan diagnosis.
4. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC
untuk penelitian kimia darah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiCreatine Kinase (CK)


Enzimcreatine kinase (CK) atau dengan nama lain keratin fosfokinase
(CPK) merupakan enzim yang berfungsi untuk mengkatalis fosforilasi kreatin.
Enzim ini pertama kali digunakan sebagai bantuan diagnostic distrofiototprogresif
pada tahun 1959 oleh Bakshi.Sejak saat itu, CK menjadi penting sebagai penanda
klinis kerusakan otot. Tingkat CK tiap individu yang sehat tergantung pada usia,
ras,dan aktivitas fisik.

Creatine kinase (CK) ditemukan dalam konsentrasi tinggi padao tot


jantung dan otot rangka, dan dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak.Enzim
ini mengkatalisis reaksi berikut:

Creatine ~ (P) + ADP creatine +ATP

B. KlasifikasiCreatine Kinase (CK)

Enzim CK merupakan suatu molekul dimerik yang terdiri dari sepasang


monomer berbeda yang disebut M (Muscle = berkaitandenganotot), dan B (Brain
= berkaitan dengan otak).Kombinasi kedua sub unit menghasilkan tiga isoenzim
kreatin kinase yang berbeda yaitu CK1 / CKBB (otak), CK2 / CK-MB (jantung
dan skeletal otot), dan CK3 / CKMM (otot rangka).Isoenaim-isoenzim tersebut
dibedakan dengan proses elektroforesis, kromatografi pertukaran ion, dan
presipitasiimunokimia.

Creatine kinase (CK) sebagai sistem ATP-regenerasi adalah berpikir untuk


memainkan peran penting dalam metabolism energy dari rangka dan otot jantung
serta otak.

C. StrukturCreatine Kinase (CK)

Distribusi isoenzim CK relative spesifik jaringan.Sumber jaringan utama


CK adalah otak dan otot polos (BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot
rangka(MM; otot rangka normal juga memiliki sejumlah kecil MB, kurang dari
1%).Pemakaian utama CK untuk kepentingan klinis adalah untuk mendeteksi
infark miokardium akut (MCI).Distribusi CK dalam miokardium adalah sekitar
80% MM dan 20% MB, sedangkan isoenzim di otot rangka hampir seluruhnya
adalah MM. Dengan demikian kemunculan mendadak CK-MB dalam serum
mengisyaratkan asal dari miokardium, terutama pada situasi klinis yang pasiennya
mengalamin yeri dada dan perubahan elektrokardiogram. CK dan CK-MB serum
meningkat dalam 4 6 jam setelah MCI akut, mencapai puncaknya dalam 18 24
jam (> 6 kali kadarnormalnya) dan kembali normal dalam 3 4 hari, kecuali jika
terjadi perluasan infark atau reinfark.Sensitivitas CK-MB sangat baik (hampir
100%) dengan spesifisitas agak rendah.Peningkatan CK-MB isoenzim dapat
menandakan terjadinya kerusakan otot jantung.CK-MB juga dapat meninggi pada
kasus-kasus bukan MCI atau non-coronary obstructive myocardial necrosis,
seperti peradangan, trauma, degenerasi.

D. . Fungsi Kreatin Kinase


1. Enzim kreatin kinase (CK) atau dengan namalain kreatin fosfokinase
(CPK) merupakan enzim yang berfungsi untuk mengkatalis fosforilasi
kreatin.
2. Sebagai indikasi kerusakan otot akut atau kronik. Bila terjadi peningkatan
kadar creatin kinase dalam serum, maka menandakan adanya kerusakan
pada otot tersebut. Dalam hal ini otot telah rusak dan tidak membutuhkan
energi lagi, maka enzim creatin kinase ini dikeluarkan dari dalam otot.
3. Menyediakan energi. Sistem Creatin Kinase penting untuk menyediakan
energi di dalam otot sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas
otot.
E. Mekanisme Kerja Kreatin Kinase

Ketika tubuhmembutuhkan energi, kreatin fosfat akanmendonorkan


fosfatnya ke ADP untukmenghasilkan ATP sebagai sumber kontraksi otot yang
dibantu oleh enzim kreatin fosfokinase (kreatin kinase).

F. Faktor yang Mempengaruhi Kreatin Kinase

Jumlah kreatin kinase yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung
pada masa otot dari pada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein. Hal ini
menyebabkan nilai kreatinin pada pria lebih tinggi karena jumlah massa otot pria
lebih besar dibandingkan jumlah massa otot wanita. Massa otot dan Metabolisme
protein pada umumnya sama- sama menimbulkan efek pembentukan kreatinin
yang tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif
yang menyebabkan kerusakan pada otot. Selain itu, usia juga memberi pengaruh
pada kadar kreatin kinase. Kadar kreatininakan menurun pada orang usia lanjut
yang massa ototnya berkurang.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Metode Praktikum
Metode praktikum dalam memeriksa aktivitas creatine kinase (CK)
ini adalah Metode enzimatik.
B. Alat dan bahan
Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Vacuum tube red cap
4. Sentrifugator
5. Mikropipet (10 l 100 l)
6. Mikropipet (100 l -1000 l)
7. Yellow tip
8. Blue tip
9. Tabung reaksi 3 ml
10. Rak tabung reaksi
11. Spektrofotometer
Bahan
1. Sampel serum
2. Reagen
C. Cara Kerja

Menyiapkan darah probandus 3cc

Memasukkan darah ke tube red cap

Disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 4000rpm

Mengambil serum dengan yellow tip mikropipet sebanyak 25 l

Menyampur serum dengan 1000 l reagen

Menginkubasi selama 1 menit

Menghitung kadar kreatin kinase menggunakan spektrofotometer

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perhitungan

Nama Probandus : Dessy Oktaliana

Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil Perhitungan : 4 U/L

Kesimpulan : Dari hasil perhitungan spektrofotometri,

Probandus memiliki kadar CK normal.

B. Pembahasan
Kadar kreatinin kinase normal adalah pada laki laki <160 U/L dan
pada perempuan <130 U/L pada pemeriksaan probandus didapatkan hasil
4 U/L. Hal ini merupakan abnormalitas pada jumlah kreatinin kinase pada
probandus. Penurunan kadar kreatinin kinase dapat disebabkan karena
(Riswanto, 2010) :
a. Obat obatan
b. Aktivitas fisik yang berlebihan
c. Kehamilan
d. Konsumsi daging merah dalam jumlah besar
e. Tingkat metabolisme protein
f. Cedera fisik yang berat
g. Penyakit degeneratif
Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat
yang terjadi di otot yang merupakan zat racun dalam darah, terdapat pada
seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal (Sacher,
2004).
Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot
rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP
(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat
diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin
kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh
glomerulus dan diekskresikan dalam urin (Marks, 2007).
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan setiap organisme setiap hari
berbeda-beda, bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau
tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek.
Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera
fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan
masif pada otot (Schlattner, 2006).
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh data
bahwa kadar CK NAC probandus adalah 90,575 U/I. Nilai ini merupakan
angka yang normal bagi laki-laki. Kadar kreatinin tiap orang berbeda-
beda. Adanya perbedaan ini diduga disebabkan fungsi ginjal dan otot tiap
orang yang berbeda-beda (Marks, 2012).
C. Aplikasi Klinis
1. Infark Miokard Akut (IMA)
a. Definisi :
Infark Miokard Akut (IMA) atau biasa dikenal dengan serangan
jantung adalah penyakit yang terjadi ketika suplai darah ke bagian
jantung terhambat, kemudian terjadi iskemia atau kurangnya oksigen
yang mengakibatkan kerusakan dan potensi kematian koroner otot
jantung. Ini merupakan suatu keadaan darurat dan merupakan penyebab
kematian tertinggi pada pria dan wanita di dunia(Alwi, 2007)..
b. Etiologi :
Penyebab IMA ini karena suplai oksigen ke jantung kurang, curah
jantung yang meningkat dan kebutuhan oksigen yang meningkat (Alwi,
2007).
c. Gambar
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
a. Definisi :
Angina pektoris tak stabil atau Unstable Angina Pectoris (UAP)
disebut juga preinfrak angina, crescendo angina atau intermittent coronary
syndrome (Black & Hawk, 2009).
b. Etiologi (Black & Hawk, 2009):
Pada uap secara patologi dapat terjadi karena rupture plak yang
tidak stabil, sehingga tiba-tiba terjadi oklusi subtotal dari pembuluh
darah coroner yang sebelumnya terjadi penyempitan yang minimal.
Rupture plak yang tidak stabil terdiri dari inti yang mengandung
banyak lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Rupture dapat terjadi
pada bagian depan jaringan fibrosa yang mengakibatkan terjadinya
trombus, hal ini terjadi karena adanya interaksi antara lemak, sel otot
polos dan kolagen. Pada UAP oklusi pembuluh darah oleh thrombus
terjadi pada partial pembuluh darah atau sumbatan pecah sebelum
terjadinya miokard infark.
Karakteristik dari UAP adalah meningkat dari tingkat, durasi dan
beratnya nyeri. Sifat nyeri UAP adalah nyeri timbul pada saat istirahat,
atau timbul saat aktivitas minimal, nyeri dada biasa tapi nyeri semakin
hari semakin sering timbul atau lebih berat dari sebelumnya, nyeri
dada yang bisa disertai mual dan muntah, sesak nafas, kadang-kadang
disertai keringat dingin. Gambaran EKG dapat menunjukkan adanya
kelainan tetapi kadang tidak ditemukan kelainan.
Gambar
V. KESIMPULAN

Kreatin kinase (CK) adalah enzim yang terdiri dari isoenzim terutama di
otot berupa CK M, di otak berupa CK-B, dan di otot jantung berupa CKMB.
Hasil pemeriksaan CK darah probandus adalah 52 U/L dengan interpretasi
normal. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi validitas hasil
pemeriksaan adalah faktor dari pemeriksa, faktor dari alat-alat yang
digunakan, dan faktor dari subyek penelitian. Kesalahan perhitungan dapat
terjadi karena faktor praktikan, misalnya kekurang telitian praktikan dalam
melakukan pengukuran bahan-bahan praktikum dan faktor alat-alat praktikum,
misalnya alat yang digunakan masih terkontaminasi zat-zat lain sehingga hasil
praktikum kurang akurat. Aplikasi klinis dari pengukuran CKMB adalah
infark miokard akut dan angina pectoris.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Bender, D., Murray, R., Botham, K., Kennelly, P., Rodwell, V., weil, P. 2014.
Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta: EGC

Saryono. 2014. Peran Enzim Kreatin Kinase Sebagai Marker Dalam


Penyembuhan Luka.Perawat Sumber Kekuatan dalam Implementasi
Jaminan Kesehatan Nasional. Vol 2(1). Hal 23-26.

Bintanah, S., Mashumah, N., Handarsari, E. 2014. Hubungan Asupan Protein


Dengan Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kadar Hemoglobin Darah pada
Penderita Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa Rawat Jalan Di RS Tugurejo
Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol 3(1). Hal
22-32
Budiono, Uripno. 2010. Atrakurium dan Magnesium Sulfat untuk Mencegah
Peningkatan Serum Kreatin fosfokinase dan Ion Kalium akibat Induksi
Suksinilkolin. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Vol 2(1). Hal 1-9
Murray, Robert K., Bender, David A., Botham, Kathleen M., Kennelly, Peter J.,
Rodwell, VictorW., Weil, P. Anthony. 2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, Twenty-Eighth Edition. The McGraw-Hill Companies

Chatterjea,MN.,Shinde,Rana. 2012. Textbook of Medical Biochemistry, Eighth


Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers

Prakash,Archana.,Lal,A. K., Negi,K. S. 2007. Serum Creatine Kinase Activity in


Thyroid Disorders.JK SCIENCE.Vol. 9 No. 1 : 25-26

Panag,KMDS, Gitanjali, Goyal,Sudeep. 2012. Evaluation of Creatine Kinase as a


Diagnostic Tool for Thyroid Function. Indian Journal of Clinical
Practice.Vol. 23, No. 4 : 221-223

Saryono.2014. PeranEnzimKreatin Kinase Sebagai MarkerDalamPenyembuhan


Luka.PerawatSumberKekuatandalamImplementasiJaminanKesehatanNasi
onal.Vol2(1). Hal 23-16

Luman,Andy.,Lubis,AbdurrahimRasyid. 2014. Creatine kinase increases in adults


with uncontrolled hypertension. UniversaMedicina. Vol.33, No.1 : 36-42
Alwi, Idris. 2007. BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam: Infark Miokard Akut. Jakarta:
FK UI. Hlm.1615
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2009). Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Posositive Outcomes. Eighth Edition. Volume 2. USA :
Saunders Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai