Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEDOKTERAN

BLOKBASIC SCIENCE of BLOOD and SUPPORT MOVEMENT SYSTEM


PEMERIKSAAN Creatine Kinase N-Acetylsistein CK NAC
(Metode Enzimatik Kinetik)

Oleh :
Kelompok A

Ayugita Nurazizah Tamad (G1A016020)


Nur Zafika (G1A016004)
Dessy Oktaliana (G1A016006)
Selmi Junita Raahmawati (G1A016009)
Ria Wulandari Sudarto (G1A016020)
Nabilah Hanna Puspadewi (G1A016022)
Nur Fitria Zahro (G1A016026)
Eprilia Sekarasih P (G1A016032)

Asisten :

DEPARTEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2016
LEMBAR PENGESAHAN

PEMERIKSAAN CK NAC Creatine Kinase N-Acetylsistein


(Metode Enzimatik Kinetik)

Oleh :
Kelompok A

Ayugita Nurazizah Tamad (G1A016020)


Nur Zafika (G1A016004)
Dessy Oktaliana (G1A016006)
Selmi Junita Raahmawati (G1A016009)
Ria Wulandari Sudarto (G1A016020)
Nabilah Hanna Puspadewi (G1A016022)
Nur Fitria Zahro (G1A016026)
Eprilia Sekarasih P (G1A016032)

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian praktikum Biokimia


Kedokteran blok Basic Science of Blood and Support Movement System pada
Jurusan Kedokteran
Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Diterima dan disahkan


Purwokerto, Desember 2015
Asisten,

G1A01
I. PENDAHULUAN

A. Judul

Pemeriksaan Aktivitas CK NAC (Metode Enzimatik Kinetik)

B. Hari dan Tanggal

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Desember 2016 di


Laboratorium Biokimia Lantai 1 Gedung C Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman.
C. Tujuan

1. Mahasiswa akan dapat mengukur aktivitas CK NAC dengan metode


enzimatik kinetik.
2. Mahasiswa akan dapat menganalisis hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC.
3. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC
untuk melakukan diagnosis.
4. Mahasiswa akan dapat menerapkan hasil pemeriksaan aktivitas CK NAC
untuk penelitian kimia darah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiCreatine Kinase (CK)


Enzimcreatine kinase (CK) ataudengannama lain keratinfosfokinase
(CPK) merupakanenzim yang berfungsiuntukmengkatalisfosforilasikreatin.
Enziminipertama kali
digunakansebagaibantuandiagnosticdistrofiototprogresifpadatahun 1959
olehBakshi.Sejaksaatitu, CK menjadipentingsebagaipenandakliniskerusakanotot.
Tingkat CK tiapindividu yang sehattergantungpadausia, ras,danaktivitasfisik.

Creatine kinase (CK)


ditemukandalamkonsentrasitinggipadaototjantungdanototrangka,
dandalamkonsentrasirendahpadajaringanotak.Enziminimengkatalisisreaksiberikut:

Creatine ~ (P) + ADP creatine +ATP

B. KlasifikasiCreatine Kinase (CK)

Enzim CK merupakansuatumolekuldimerik yang terdiridarisepasang


monomer berbeda yang disebut M (Muscle = berkaitandenganotot), dan B (Brain
= berkaitandenganotak).Kombinasikedua sub unit
menghasilkantigaisoenzimkreatin kinase yang berbedayaitu CK1 / CKBB (otak),
CK2 / CK-MB (jantungdan skeletal otot), dan CK3 / CKMM
(ototrangka).Isoenaim-isoenzimtersebutdibedakandengan proses elektroforesis,
kromatografipertukaran ion, danpresipitasiimunokimia.

Creatine kinase (CK) sebagaisistem ATP-


regenerasiadalahberpikiruntukmemainkanperanpentingdalammetabolismenergyda
rirangkadanototjantungsertaotak.

C. StrukturCreatine Kinase (CK)

Distribusiisoenzim CK relativespesifikjaringan.Sumberjaringanutama CK
adalahotakdanototpolos (BB), ototjantung (MB dan MM), danototrangka(MM;
ototrangka normal jugamemilikisejumlahkecil MB, kurangdari
1%).Pemakaianutama CK
untukkepentinganklinisadalahuntukmendeteksiinfarkmiokardiumakut
(MCI).Distribusi CK dalammiokardiumadalahsekitar 80% MM dan 20% MB,
sedangkanisoenzim di ototrangkahampirseluruhnyaadalahMM.
Dengandemikiankemunculanmendadak CK-MB dalam
serummengisyaratkanasaldarimiokardium, terutamapadasituasiklinis yang
pasiennyamengalaminyeri dada danperubahanelektrokardiogram. CK dan CK-MB
serummeningkatdalam 4 6 jam setelah MCI akut, mencapaipuncaknyadalam 18
24 jam (> 6 kali kadarnormalnya) dankembali normal dalam 3 4 hari,
kecualijikaterjadiperluasaninfarkataureinfark.Sensitivitas CK-MB sangatbaik
(hampir 100%) denganspesifisitasagakrendah.Peningkatan CK-MB
isoenzimdapatmenandakanterjadinyakerusakanototjantung.CK-MB
jugadapatmeninggipadakasus-kasusbukan MCI atau non-coronary obstructive
myocardial necrosis, sepertiperadangan, trauma, degenerasi.

D. . Fungsi Kreatin Kinase

1. Enzim kreatin kinase (CK) atau dengan namalain kreatin fosfokinase


(CPK) merupakan enzim yang berfungsi untuk mengkatalis fosforilasi
kreatin.
2. Sebagai indikasi kerusakan otot akut atau kronik. Bila terjadi peningkatan
kadar creatin kinase dalam serum, maka menandakan adanya kerusakan
pada otot tersebut. Dalam hal ini otot telah rusak dan tidak membutuhkan
energi lagi, maka enzim creatin kinase ini dikeluarkan dari dalam otot.
3. Menyediakan energi. Sistem Creatin Kinase penting untuk menyediakan
energi di dalam otot sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas
otot.
E. Mekanisme Kerja Kreatin Kinase

Ketika tubuhmembutuhkan energi, kreatin fosfat akanmendonorkan


fosfatnya ke ADP untukmenghasilkan ATP sebagai sumber kontraksi otot yang
dibantu oleh enzim kreatin fosfokinase (kreatin kinase).

F. Faktor yang Mempengaruhi Kreatin Kinase

Jumlah kreatin kinase yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung
pada masa otot dari pada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein. Hal ini
menyebabkan nilai kreatinin pada pria lebih tinggi karena jumlah massa otot pria
lebih besar dibandingkan jumlah massa otot wanita. Massa otot dan Metabolisme
protein pada umumnya sama- sama menimbulkan efek pembentukan kreatinin
yang tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif
yang menyebabkan kerusakan pada otot. Selain itu, usia juga memberi pengaruh
pada kadar kreatin kinase. Kadar kreatininakan menurun pada orang usia lanjut
yang massa ototnya berkurang.
III. METODE PRAKTIKUM

A. Metode Praktikum
Metode praktikum dalam memeriksa aktivitas creatine kinase (CK)
ini adalah Metode enzimatik.
B. Alat dan bahan
Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Vacuum tube red cap
4. Sentrifugator
5. Mikropipet (10 l 100 l)

6. Mikropipet (100 l -1000 l)

7. Yellow tip
8. Blue tip
9. Tabung reaksi 3 ml
10. Rak tabung reaksi
11. Spektrofotometer
Bahan
1. Sampel serum
2. Reagen
C. Cara Kerja

MDM i ee s nmne yng a ita sar mui p f kkub kagi l a a s s e i r u m


Mn d e an r g a ih h n i kt u u n g k a d a r
snbd eyae l sna a i gm a an 1yk 0ee l ml o ew n i t t i p
kptd u re beon aeb g t a ari nen d k k u ci e sn a c ap e s p e a t a n
sm3m e c peil c ka n mr g o gap u i 1 pn a tk sa en b a n y a k
ums4 pr0 e e 0 nk 0 i t tr r po mf o t o m e t e r
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Perhitungan

Nama Probandus: Dessy Oktaliana


Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil Perhitungan : 52 U/L

Kesimpulan : Setelah dihitung menggunakan


spektrofotometri diketahui bahwa kadar CK normal.

B. Pembahasan
Kadar kreatinin kinase normal adalah pada laki laki <160 U/L dan
pada perempuan <130 U/L pada pemeriksaan probandus didapatkan hasil
6 U/L. Hal ini merupakan abnormalitas pada jumlah kreatinin kinase pada
probandus. Penurunan kadar kreatinin kinase dapat disebabkan karena
(Riswanto, 2010) :
a. Obat obatan
b. Aktivitas fisik yang berlebihan
c. Kehamilan
d. Konsumsi daging merah dalam jumlah besar
e. Tingkat metabolisme protein
f. Cedera fisik yang berat
g. Penyakit degeneratif
Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat
yang terjadi di otot yang merupakan zat racun dalam darah, terdapat pada
seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal (Sacher,
2004).
Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot
rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.Dalam sintesis ATP
(adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat
diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin
kinase, CK).Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh
glomerulus dan diekskresikan dalam urin (Marks, 2007).
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan setiap organisme setiap hari
berbeda-beda, bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau
tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek.
Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera
fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan
masif pada otot (Schlattner, 2006).
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh data
bahwa kadar CK NAC probandus adalah 90,575 U/I. Nilai ini merupakan
angka yang normal bagi laki-laki. Kadar kreatinin tiap orang berbeda-
beda.Adanya perbedaan ini diduga disebabkan fungsi ginjal dan otot tiap
orang yang berbeda-beda (Marks, 2012).
C. Aplikasi Klinis
1. Infark Miokard Akut (IMA)
a. Definisi :
Infark Miokard Akut (IMA) atau biasa dikenal dengan serangan
jantung adalah penyakit yang terjadi ketika suplai darah ke bagian
jantung terhambat, kemudian terjadi iskemia atau kurangnya oksigen
yang mengakibatkan kerusakan dan potensi kematian koroner otot
jantung. Ini merupakan suatu keadaan darurat dan merupakan penyebab
kematian tertinggi pada pria dan wanita di dunia(Alwi, 2007)..
b. Etiologi :
Penyebab IMA ini karena suplai oksigen ke jantung kurang, curah
jantung yang meningkat dan kebutuhan oksigen yang meningkat (Alwi,
2007).
c. Gambar
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
a. Definisi :
Angina pektoris tak stabil adalah suatu spektrum dari sindroma
iskemik miokard akut yang berada di antara angina pektoris stabil dan
anfark miokard akut (Repository USU).
b. Terminologi(Repository USU):
Terminologi ATS harus tercakup dalam kriteria penampilan klinis
sebagai berikut :
1. Angina pertama kali Angina timbul pada saat aktifitas fisik. Baru
pertama kali dialami oleh penderita dalam priode 1 bulan terakhir
2. Angina progresif Angina timbul saat aktifitas fisik yang berubah
polanya dalam 1 bulan terakhir, yaitu menjadi lebih sering, lebih berat,
lebih lama, timbul dengan pencetus yang lebih ringan dari biasanya
dan tidak hilang dengan cara yang biasa dilakukan. Penderita
sebelumnya menderita angina pektoris stabil.
3. Angina waktu istirahat Angina timbul tanpa didahului aktifitas fisik
ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan peningkatan kebutuhan O2
miokard. Lama angina sedikitnya 15 menit.
4. Angina sesudah IMA Angina yang timbul dalam periode dini (1
bulan) setelah IMA. Kriteria penampilan klinis tersebut dapat terjadi
sendiri-sendiri atau bersamabersama tanpa adanya gejala
IMA.Nekrosis miokard yang terjadi pada IMA harus disingkirkan
misalnya dengan pemeriksaan enzim serial dan pencatatan EKG.
Gambar
V. KESIMPULAN

Kreatin kinase (CK) adalah enzim yang terdiri dari isoenzim terutama di
otot berupa CK M, di otak berupa CK-B, dan di otot jantung berupa
CKMB.Hasil pemeriksaan CK darah probandus adalah 52 U/L dengan
interpretasi normal.Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi validitas hasil
pemeriksaan adalah faktor dari pemeriksa, faktor dari alat-alat yang
digunakan, dan faktor dari subyek penelitian.Kesalahan perhitungan dapat
terjadi karena faktor praktikan, misalnya kekurang telitian praktikan dalam
melakukan pengukuran bahan-bahan praktikum dan faktor alat-alat praktikum,
misalnya alat yang digunakan masih terkontaminasi zat-zat lain sehingga hasil
praktikum kurang akurat.Aplikasi klinis dari pengukuran CKMB adalah infark
miokard akut dan angina pectoris.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Bender, D., Murray, R., Botham, K., Kennelly, P., Rodwell, V., weil, P. 2014.
Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta: EGC

Saryono. 2014. Peran Enzim Kreatin Kinase Sebagai Marker Dalam


Penyembuhan Luka.Perawat Sumber Kekuatan dalam Implementasi
Jaminan Kesehatan Nasional.Vol 2(1). Hal 23-26.

Bintanah, S., Mashumah, N., Handarsari, E. 2014.Hubungan Asupan Protein


Dengan Kadar Ureum, Kreatinin, dan Kadar Hemoglobin Darah pada
Penderita Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa Rawat Jalan Di RS Tugurejo
Semarang.Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang.Vol 3(1). Hal
22-32
Budiono, Uripno. 2010. Atrakurium dan Magnesium Sulfat untuk Mencegah
Peningkatan Serum Kreatin fosfokinase dan Ion Kalium akibat Induksi
Suksinilkolin. Jurnal Anestesiologi Indonesia.Vol 2(1). Hal 1-9
Murray, Robert K., Bender, David A., Botham, Kathleen M., Kennelly, Peter J.,
Rodwell, VictorW., Weil, P. Anthony. 2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, Twenty-Eighth Edition. The McGraw-Hill Companies

Chatterjea,MN.,Shinde,Rana. 2012. Textbook of Medical Biochemistry, Eighth


Edition. Jaypee Brothers Medical Publishers

Prakash,Archana.,Lal,A. K., Negi,K. S. 2007. Serum Creatine Kinase Activity in


Thyroid Disorders.JK SCIENCE.Vol. 9 No. 1 : 25-26

Panag,KMDS, Gitanjali, Goyal,Sudeep. 2012. Evaluation of Creatine Kinase as a


Diagnostic Tool for Thyroid Function. Indian Journal of Clinical
Practice.Vol. 23, No. 4 : 221-223

Saryono.2014. PeranEnzimKreatin Kinase Sebagai MarkerDalamPenyembuhan


Luka.PerawatSumberKekuatandalamImplementasiJaminanKesehatanNasi
onal.Vol2(1). Hal 23-16

Luman,Andy.,Lubis,AbdurrahimRasyid. 2014. Creatine kinase increases in adults


with uncontrolled hypertension. UniversaMedicina. Vol.33, No.1 : 36-42
Alwi, Idris. 2007. BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam: Infark Miokard Akut. Jakarta:
FK UI. Hlm.1615

Anda mungkin juga menyukai