Anda di halaman 1dari 6

Kesesuaian Farmasetik

Bentuk sediaan : Kapsul


Potensi : 100 mg per Kapsul
Dosis : Epilepsi. 300 mg pada hari ke-1, kemudian 300 mg 2 kali sehari pada
hari ke-2, dan 300 mg 3 kali sehari (kira-kira setiap 8 jam) pada hari ke-3.
Selanjutnya dinaikkan sesuai respons, bertahap 300 mg sehari (dalam 3
dosis terbagi) sampai maksimal 2,4 gram sehari, dosis lazim 0,9-1,8 g
sehari. ANAK 6-12 tahun (hanya diberikan oleh spesialis saja) : 10 mg/kg
bb pada hari ke-1, kemudian 20 mg/kg bb pada hari ke-2, kemudian 25-
35 mg sehari (dalam 3 dosis terbagi, kira-kira setiap 8 jam sekali). ANAK
3-5 tahun 40 mg/kg/hari (dalam 3 dosis terbagi). Dosis dapat ditingkatkan
hingga 50 mg/kg/hari. Interval waktu penggunaan antar dosis tidak lebih
dari 12 jam. Nyeri neuropatik. 300 mg pada hari ke-1, kemudian 300 mg
2 kali sehari pada hari ke-2, 300 mg 3 kali sehari (kira-kira setiap 8 jam)
pada hari ke-3, kemudian ditingkatkan sesuai respons bertahap 300 mg
per hari (dalam dosis terbagi 3) sampai maksimal 1,8 g sehari.

Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas :-
Pemberian : 3 x sehari 1 kapsul
Cara penggunaan : Diminum 3 kali sehari 1 kapsul

Kesesuaian Klinis
Zat aktif : Gabapentin
Indikasi : terapi tambahan untuk epilepsi parsial dengan atau tanpa kejang umum yang tidak
dapat dikendalikan dengan antiepilepsi lain, nyeri neuropati.

Kontraindikasi : hipersensitivitas, pankreatitis akut, tidak efektif pada kejang generalisasi


primer, galaktosemia (intoleransi galaktosa) untuk sediaan kapsul gabapentin yang mengandung
laktosa.

Efek samping : peningkatan nafsu makan, diare, mulut kering, dispepsia, mual dan muntah,
leukopenia, penurunan sel darah putih, udem perifer, peningkatan berat badan, fraktur, myalgia,
mengantuk, ansietas, cara berjalan tidak normal, depresi, ataksia, bingung, nistagmus, tremor,
astenia, paraestesia, amnesia, disartria, ketidakstabilan emosi, hiperkinesia, batuk, faringitis,
rinitis, abrasi, jerawat, pruritus, ruam kulit, diplopia, ambliopia, impotensi, pada anak juga dapat
terjadi bronkitis, infeksi saluran pernapasan, hiperkinesia, somnolen, kejang, anoreksia, otitis
media, malaise, hipertensi, gingivitis, vertigo, pneumonia, infeksi saluran kemih, gangguan
penglihatan, artralgia, ruam purpura, flatulen, peningkatan fosfokinase kreatin darah,
rabdomiolisis, reaksi alergi termasuk urtikaria, alopesia, angiodema, fluktuasi glukosa darah
pada pasien diabetes, hipertropi payudara, nyeri dada, ruam kulit disertai eosinofilia dan gejala
sistemik, peningkatan tes fungsi hati, eritema multiforme, ginekomastia, halusinasi, hepatitis,
diskinesia, distonia, mioklonus, pankreatitis, ikterus, inkontinensia urin tipe urgensi, disfungsi
seksual, sindroma Stevens-Johnson, hilang kesadaran, palpitasi, gangguan bergerak,
trombositopenia, tinnitus dan gagal ginjal akut.

Mekanisme : Gabapentin berinteraksi dengan neuron kortikal pada subunit


saluran kalsium. Gabapentin meningkatkan konsentrasi sinaptik dari GABA,
meningkatkan respon GABA di situs non-sinaptik dalam jaringan saraf, dan
mengurangi pelepasan neurotransmitter mono-amine. Penelitian lain
menunjukkan bahwa efek antihyperalgesic dan antiallodynic dari gabapentin
dimediasi oleh sistem noradrenergik turun, sehingga aktivasi reseptor alpha2-
adrenergik tulang belakang. Gabapentin juga telah ditunjukkan untuk mengikat
dan mengaktifkan reseptor adenosin A1.

Interaksi obat:
- Gabapentin tidak dimetabolisme dan tidak mempengaruhi metabolisme obat antiepilepsi yang
diberikan bersamaan.
- Alumunium dan magnesium yang terdapat dalam antasid dapat menurunkan bioavailabilitas
gabapentin hingga 24%. Oleh karena itu, gabapentin dianjurkan untuk digunakan setidaknya 2
jam setelah pemberian antasid.
- Makanan tidak mempengaruhi farmakokinetika gabapentin.
- Pemberian bersamaan dengan kontrasepsi oral termasuk norethisterone dan ethinyl estradiol
tidak mempengaruhi profil farmakokinetika dari gabapentin.
- Ekskresi renal tidak dipengaruhi dengan adanya probenecid.
- Apabila gabapentin ditambahkan pada obat antikonvulsan lain, maka ada prosedur preparasi
asam sulfosalicylic lebih spesifik yang dianjurkan untuk menentukkan protein urin. Hal ini
diperlukan karena pernah dilaporkan adanya pembacaan positif yang salah dengan Ames N-
Multistix SG dipstick test.

http://pionas.pom.go.id/monografi/gabapentin 2015
http://www.dexa-medica.com/our-product/searchs/Gabapentin 2014
https://www.drugbank.ca/drugs/DB00996 2017

Kesesuaian Farmasetik
Bentuk sediaan : Kapsul
Potensi : 500 mg per Kapsul
Dosis : British National Formulary menetapkan dosis oral
cyanocobalamin 50-150 g per har
Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas :-
Pemberian : 3 x sehari 1 Kapsul
Cara penggunaan : Diminum 3 kali sehari 1 Kapsul

Kesesuaian Klinis
Zat aktif : Mecobalamine
Indikasi : jenis vitamin yang banyak digunakan untuk terapi penyakit-penyakit
neurologis, antara lain polineuropati, kelainan medulla spinalis, dan gangguan
kognitif.
Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap Mecobalamin dan komponen lainnya.
Efek samping : Efek samping yang umum dari vitamin B12:
Sakit kepala, gatal, Pembengkakan, Gugup dan kecemasan, gerakan involunter
atau tak terkendali efek samping yang serius: Rendahnya tingkat kalium dalam
darah, gagal jantung kongestif, Mengancam nyawa reaksi alergi disebut
anafilaksis
Mekanisme : Methylcobalamin merupakan sejenis koenzim B12 endogen yang
memegang peranan penting dalam proses methylation. Sebagai koenzim
methionine synthase, berperan dalam proses sintesis methionine dari sel serta
berperan dalam sintesis nucleic acid dan protein. Methylcobalamin juga dapat
meningkatkan axonal transport dan regenerasi akson serta memulihkan
perlambatan transmisi sinaps dengan meningkatkan eksitabilitas saraf dan
memperbaiki berkurangnya neurotransmiter asetilkolin.
Interaksi: Beberapa obat yang memiliki interaksi serius dengan Vitamin B12
adalah:
Leukeran (klorambusil)
Prilosec (omeprazole)
Colcrys dan Mitigare (colchicine)
The suplemen herbal goldenseal
Vitamin B12 dan Alkohol: Alkohol justru mengurangi tingkat vitamin B dalam
tubuh.
Vitamin B12 dan Grapefruit Juice dan makan jeruk dan minum jus jeruk saat
mengambil vitamin B12.
Hindari penggunaan bersamaan dengan aminoglikosida, kloramfenikol, asam folat,
metformin, kolkisin, antagonis reseptor H2, asam aminosalisilat, antikonvulsan, dan alkohol.

Andradi Suryamiharja. Peranan Vitamin B12 Methylcobalamin dalam Neurologi.


MEDICINUS. Vol. 29, No. 1 | Edisi April 2016

What Is Vitamin B12


Frieda Wiley, PharmD. 2015.

(Methylcobalamin).
http://www.everydayhealth.com/drugs/
vitamin-b-12

Kesesuaian Farmasetik
Bentuk sediaan : Tablet
Potensi : 500 mg per Tablet
Dosis : Dewasa: Jika sakit 1 tablet, berikutnya 1 tablet setiap 6 8 jam, maksimum
4 tablet sehari.

Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas :-
Pemberian : 3 x sehari 1 Tablet
Cara penggunaan : Diminum 3 kali sehari 1 Kapsul

Kesesuaian Klinis

Zat aktif : - Methampyrone 500 mg

- Papaverine HCl 25 mg

- Belladonna Extract 10 mg

Indikasi : Untuk meringankan rasa sakit yang disertai dengan kolik (spasme).

Kontraindikasi : - Penderita hipersensitif.

- Penderita dengan insufisiensi hati.

- Wanita hamil dan menyusui.

- Penderita dengan tekanan darah sistolik kurang dari 100 mm Hg.

Efek samping : - Reaksi hipersensitivitas : reaksi pada kulit, misalnya kemerahan.

- Agranulositosis.

- Gangguan saluran pencernaan.

Mekanisme : Methampyrone bekerja sebagai analgesik. Papaverin dan Belladona merupakan


relaksan non spesifik yang bekerja secara langsung pada otot polos.

KalbeMed. 2013. Spasminal.


http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/5585/Spasminal.
aspx
Hal-hal yang perlu monitoring:
a. Kondisi pasien, gejala yang dirasakan pasien, semakin membaik atau tidak.
b. Memeriksa kemungkinan terjadinya alergi dan efek samping.
c. Kepatuhan pasien minum obat.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan hilang/tidak, pasien dapat
beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai