Pembimbing :
dr.Frans OHP, Sp.OG (K)
Penyusun:
Mahresya Kamaaya,S.Ked
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. R
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
MRS : 30 juli 2013 jam 18.00 WIB
II. ANAMNESA
2.1 Keluhan Utama
Penderita mengeluh keluar cairan jernih dari kemaluan sejak
pkl.16.00
2.2 Keluhan tambahan
Kenceng-kenceng, keluar lendir bercampur darah dari kemaluan
2.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke kamar bersalin Dr.Ramelan Surabaya pada
tanggal 30 Juli 2013 pkl 18.00 WIB dengan keluhan keluar cairan
jernih dari kemaluannya sejak pukul 16.00. Pasien mengatakan
sebelum keluar cairan jernih tsb kenceng-kenceng dirasakan
meningkat, disertai keluar lendir bercampur darah pkl.15.30.
kenceng-kenceng dirasakan 3-4x per 10menit, durasi 40dtk. Saat
kenceng-kenceng pasien merasa nyeri pada perut bag. bawah
menjalar ke punggung.
+ +
- Ekstremitas : akral hangat oedem
TFU: 32cm
HIS: 3-4X/10menit durasi 40
DJJ: 12-12-12, Doppler 146
VT: 3cm/eff50%/bokong murni/Sacrum kanan depan/H-
II/Ket-/UPD~N
Zahtoni Andros Breech Scoring : 6
4 RESUME
Pasien perempuan berusia 27tahun dengan umur kehamilan
37-38 minggu datang ke kamar bersalin Dr.Ramelan Surabaya pada
tanggal 30 Juli 2013 pkl 18.00 WIB dengan keluhan keluar cairan
jernih dari kemaluannya sejak pukul 16.00. Pasien mengatakan
sebelum keluar cairan jernih tsb kenceng-kenceng dirasakan
meningkat, disertai keluar lendir bercampur darah pkl.15.30.
kenceng-kenceng dirasakan 3-4x per 10menit, durasi 40dtk. Saat
kenceng-kenceng pasien merasa nyeri pada perut bag. bawah
menjalar ke punggung.
KU: Baik, CM, 4-5-6
Vital sign : TD : 120/ 80 mmHg, Nadi: 80 x/ min, regular
RR : 20 x/ min , T: 36,5 C, Axilar
HPHT : 8 november 2013
TP : 15 agustus 2013
UK : 37-38 minggu
TFU: 32cm
HIS: 3-4X/10menit durasi 40
DJJ: 12-12-12, Doppler 146
VT: 3cm/eff50%/bokong murni/Sacrum kanan depan/H-
II/Ket-/UPD~N
Zahtoni Andros Breech Scoring : 6
DIAGNOSA KERJA
5 PLANNING
- NST (tdk bisa karena alat rusak)
- Pasang infus RL
- Observasi CHPB
- Evaluasi 6jam pro Spt Bracht
- Menjelaskan kepada penderita dan suaminya mengenai kondisi
penderita saat ini, serta prognosisnya.
6 FOLLOW UP
Tanggal/pkl SOAP
30/07/13 S: Kenceng-kenceng>>>
Pkl.20.00 O:
VT: 7cm/eff75%/bokong murni/Sacrum kanan
depan/HII+/Ket-/UPD~N
P:
obs CHPB
Evaluasi 2 jam pro sptBracht
Pkl. 20.55 S: ibu ingin mengejan
O:
VT: lengkap/eff100%/bokong murni/Sacrum kanan
depan/HIII+/Ket-/UPD~N
P:
Ibu dipimpin mengejan
Obs. DJJ
Pkl.21.07 Lahir bayi perempuan/2950gram/50cm/AS 8-9 (sptBracht)
Plasenta lahir lengkap dengan Brandt Andrew Manuever.
Pkl. 23.00 S: Kel-
O:
STU: CM; A/I/C/D=-/-/-/-;
TD: 120/80 N:84x/menit RR:18x/menit tax:36,6 C
STO: TFU~pusat; kontraksi uterus +baik;
v/v: Fluxus aktif (-)
A: P2002 PP Spt Bracht 2jam
P:
Pindah ruangan nifas
Diet TKTP
Mobilisasi bertahap
As.mefenamat 3x500g
SF 2x1g
31/07/13 S: Kel-, Belum BAB
Pkl.06.00 O:
STU: CM; A/I/C/D=-/-/-/-;
TD: 120/80 N:82x/menit RR:20x/menit tax:36,4 C
STO: TFU~pusat; kontraksi uterus +baik;
v/v: Fluxus aktif (-)
A: P2002 PP Spt Bracht H1
P:
Diet TKTP
Mobilisasi bertahap
As.mefenamat 3x500g
SF 2x1g
KIE ASI eksklusif
KIE vulva/vagina higiens
01/08/13 S: Kel-
Pkl.08.00 O:
STU: CM; A/I/C/D=-/-/-/-;
TD: 110/70 N:82x/menit RR:20x/menit tax:36,2 C
STO: TFU~pusat; kontraksi uterus +baik;
v/v: Fluxus aktif (-)
A: P2002 PP Spt Bracht H2
P:
Pro KRS
TINJAUAN PUSTAKA
PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM
1. Definisi
2. Klasifikasi
1) Prematuritas.
2) Multiparitas.
3) Hamil kembar.
4) Anomali janin (anensefalus, hidrosefalus).
5) Polihidramnion.
6) Plasenta previa.
7) Kelainan struktural uterus.
8) Mioma uteri.
9) Berbagai tumor dalam panggul.
10)Riwayat presentasi bokong sebelumnya.
4. Diagnosis
1. Pemeriksaan abdomen.
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi
abdomen. Manuver Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan
perawatan antenatal bila umur kehamilannya 34 minggu. (Saifuddin, 2010)
Biasanya, dengan perasat Leopold I, kepala janin yang kerasn bulat,
dan dapat diraba dengan balotemen sudah menempati bagian fundus uteri.
Perasat Leopold II, menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain. Pada perasat
Leopold III, bila engagement belum terjadi (diameter intertrokanterika panggul
janin belum melewati pintu atas panggul) bokong janin masih dapat
digerakkan di pintu atas panggul. Setelah terjadi engagement, perasat
Leopold IV menunjukkan posisi bokong yang mapan di bawah simfisis. Suara
jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit di atas
umbilikus, sedangkan bila telah terjadi engagement kepala janin, suara
jantung terdengar paling keras di bawah umbilikus. (Cunningham, 2001)
3. Teknik pencitraan.
USG idealnya digunakan untuk memastikan perkiraan klinis presentasi
bokong dan bila mungkin, untuk mengetahui adanya anomali janin. Dimensi
pelvis juga harus dinilai sebelum kelahiran pervaginam untuk mencegah
terjebaknya kepala janin saat kelahiran sungsang. Selain itu derajat ekstensi
leher harus diidentifikasi. Ada berbagai teknik pencitraan :
a. USG
b. Pelvimetri radiologik
c. Pelvimetri CT-scan
d. Pelvimetri MRI
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif, sehingga dianjurkan agar
semua perempuan dengan presentasi selain kepala yang memenuhi
persyaratan pada umur kehamilan mendekati atau saat cukup bulan, diberi
tawaran untuk dilakukan versi luar. Keadaan yang harus diketahui sebelum
menawarkan versi luar adalah perkiraan berat janin, volume air ketuban, letak
plasenta, dan morfologi janin normal. Tingkat keberhasilan versi luar
mencapai 50-70%, dan akan semakin meningkat pada multiparitas,
presentasi selain bokong murni, volume air ketuban normal, letak lintang, atau
oblik. Meskipun perempuan dengan riwayat bedah sesar memiliki tingkat
keberhasilan versi luar yang setara dengan perempuan tanpa riwayat bedah
sesar, tapi keamanan versi luar pada perempuan dengan riwayat bedah sesar
masih belum cukup didukung bukti.
Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas.
Pada dasarnya, semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Pada umumnya, versi luar efektif dilakukan pada umur
kehamilan 34-36 minggu. Versi luar dapat dipertimbangkan untuk diulang bila
sebelumnya gagal atau sudah berhasil tapi kembali menjadi presentasi
bokong. Proses versi luar dapat dipermudah dan rasa tidak nyaman bagi
pasien dapat dikurangi dengan penggunaan tokolitik (terbutalin 0,125-0,250
mg subkutan).
Versi luar yang dilakukan untuk mengubah bagian terendah janin dari
satu kutub ke kutub yang berlawanan (letak sungsang diubah menjadi letak
kepala), terdiri dari 4 tahap, yaitu: (Wiknjosastro, 2010)
1. Tahap mobilisasi
Mengeluarkan bagian terendah dari pintu atas panggul.
2. Tahap eksenterasi
Membawa bagian terendah ke fosa iliaka agar radius rotasi lebih pendek.
3. Tahap rotasi
Memutar bagian terendah janin ke kutub yang dikendaki.
4. Tahap fiksasi
Memfiksasi badan janin agar tidak memutar kembali.
1. Ibu tidur terlentang dengan posisi Trendelenburg dan tungkai fleksi pada
sendi paha dan lutut. Kandung kemih sebaiknya kosong.
2. Ibu tidak perlu diberi narkosis. Jika perut ibu atau tangan operator basah,
perut ibu harus ditaburi talk. Penolong berdiri di samping kiri ibu
menghadap ke arah kaki ibu. Mobilisasi bagian terendah janin dilakukan
dengan meletakkan kedua telapak tangan penolong pada pintu atas
panggul dan mengangkat bagian terendah janin keluar dari pintu atas
panggul, yakni bokong dikeluarkan dari pelvis dan diarahkan lateral
sedikitnya sebesar 90. Dengan langkah ini, biasanya kepala akan
bergerak 90 ke arah yang berlawanan dengan bokong. Setelah itu,
dilakukan eksenterasi, yaitu membawa bagian terendah janin ke tepi
panggul (fosa iliaka) agar radius pemutaran lebih pendek. (Wiknjosastro,
2010; Saifuddin, 2010; Oxorn, 1996)
Tahap rotasi
A B
Gambar 4
Tahap fiksasi
Bila rotasi sudah dikerjakan dan penilaian detak jantung janin baik
maka dapat dilanjutkan dengan fiksasi janin. Fiksasi dapat dikerjakan dengan
memakai gurita. Ibu diminta tetap memakai gurita setiap hari sampai saat
pemeriksaan 1 minggu kemudian. (Wiknjosastro, 2010)
Dalam satu kali sesi versi luar direkomendasikan dilakukan tidak lebih
dari dua kali upaya versi luar. Apabila belum berhasil, dapat diulang pada sesi
berikutnya, tergantung umur kehamilan dan keadaan persalinan waktu itu.
(Saifuddin, 2010)
Terdapat tiga metode yang lazim digunakan untuk pelahiran sungsang lewat
vagina :
Kelahiran bayi sepenuhnya terjadi secara spontan tanpa tarikan atau pun
manipulasi selain untuk menyangga bayi.
Tahapan
2. tahap kedua : fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai
lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin
mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinan tali pusat
terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali
pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir janin dapat
bernafas lewat mulut.
Teknik
5. Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusar lahir
dan tampak sangat teregang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
Keuntungan
Kerugian
Indikasi
Tahapan
Teknik
a. Cara Klasik
i. Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan lengan
belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih
luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada di
bawah simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan
diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke arah
belakang dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan.
ii. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan
kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin
mendekati perut ibu.
iii. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir
dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fosa
kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah - olah
lengan bawah mengusap muka janin.
iv. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin
diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu.
v. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
vi. Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan
belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan
kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak
di punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari - jari lain
mencengkam dada. Putaran diarahkan ke perut dan dada janin, sehingga
lengan depan terletak dibelakang. Kemudian lengan belakang ini dilahirkan
dengan teknik tersebut diatas.
Keuntungan
Pada umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan
letak sungsang.
Kerugian
b. Cara Mueller
i. Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu
dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan
bahu dan lengan belakang.
iii. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih
dipegang secara femuro - pelviks ditarik ke atas, sampai bahu belakang lahir.
Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan bawah
dengan kedua jari penolong.
Keuntungan
c. Cara Lovset
iii. Bila lengan janin tdak dapat lahir dengan sendirinya, maka
lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan
bawah dengan jari penolong.
Keuntungan
a. Primigravida
b. Janin yang besar
d. Cara Bickenbach's
i. Yang dimaksud lengan menunjuk ialah bila salah satu lengan janin melingkar
di belakang leher dan menunjuk ke suatu arah. Berhubung dengan posisi
lengan semacam ini tidak mungkin dilahirkan karena tersangkut di belakang
leher, maka lengan tersebut harus dapat diubah sedemikian rupa, sehingga
terletak didepan dada.
ii. Bila lengan belakang yang menunjuk, maka badan atas janin dicengkam
dengan kedua tangan penolong, sehingga kedua ibu jari diletakkan pada
punggung janin sejajar sumbu panjang badan. Sedang jari - jari lain
mencengkam dada. Badan anak diputar searah dengan arah lengan
menunjuk ke arah belakang (sakrum), sehingga lengan tersebut terletak
didepan dada dan menjadi lengan belakang. Kemudian lengan ini dilahirkan
dengan cara Klasik.
iii. Bila lengan depan yang menunjuk, maka dilahirkan dengan cara yang sama,
hanya cara memegang badan atas dibalik, yaitu ibu jari diletakkan di dada
dan jari lain mencengkam punggung.
Gambar 10 Melahirkan lengan menunjuk
i. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan
lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk, dan jari
keempat mencengkam fosa kanina, sedang jari lain mencengkam leher.
Badan anak diletakkan di atas lengan bawah penolong, seolah - olah janin
menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain
mencengkam leher janin dari arah punggung.
ii. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil
seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller. Tenaga tarikan terutama
dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkam leher janin dari arah
punggung. Bila suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin di elevasi
ke atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut - turut lahir
dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun - ubun besar dan akhirnya lahirlah
seluruh kepala janin.
b. Cara Naujoks
b. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari
diltekkan di belakang betis sejajar sumbu panjang betis dan jari
jari lain didepan betis. Dengan pegangan ini kaki janin ditarik curam
ke bawah sampai pangkal paha lahir.
c. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin
dengan kedua ibu jari dibelakang paha sejajar sumbu panjang paha
0 1 2
Taksiran berat
3630 g 3629 3176 g < 3176 g
janin
Pernah letak
Tidak 1 kali 2 kali
sungsang (2500 g)
Pembukaan
< 2 cm 3 cm 4 cm
serviks
-1 atau lebih
Station < -3 -2
rendah
Arti Nilai
F. Penyulit
1. Sufokasi. Bila sebagian besar badan jani sudah lahir, terjadilah
pengecilan rahim sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan
menimbulkan anoksia janin. Keadaan ini merangsang janin untuk
bernafas. Akibatnya darah, mukus, cairan amnion dan mekonium akan
diaspirasi yang dapat menimbulkan sufokasi. Badan janin yang sudah
berada diluar rahim juga merupakan rangsangan yang kuat janin untuk
bernafas.
2. Asfiksia fetalis. Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan
janin lahir yang menimbulkan anoksi maka akan diperberat lagi dengan
bahaya terjepitnya tali pusar pada waktu kepala masuk panggul (fase
cepat)
3. Kerusakan jaringan otak. Trauma pada otak janin dapat terjadi
khususnya pada panggul sempit atau adanya disproporsi sefalo-
pelviks, serviks yang belum terbuka lengkap atau kepala janin yang
dilahirkan secara mendadak sehingga timbul dekompresi.
4. Fraktur pada tulang- tulang janin.
Kerusakan pada tulang janin dapat berupa :
a. Fraktur tulang tulang kepala
b. Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit
c. Fraktur klavikula ketika melahirkan bahu yang lebar
d. Paralisis brakialis
e. Fraktur femur
f. Dislokasi bahu
g. Dislokasi panggul terutama pada waktu melahirkan tungkai yang
sangat ekstensi
h. Hematoma otot otot
8. Komplikasi
9. Prognosa
1. Morbiditas maternal
Karena frekuensi pelahiran operatif semakin besar, terdapat
peningkatan angka morbiditas meternal untuk kehamilan dengan
presentasi bokong persisten. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah
laserasi jalan lahir. Manuver intrauterin, terutama pada segmen bawah
rahim yang tipis atau pelahiran aftercoming head melalui serviks yang
belum dilatasi lengkap, dapat menyebabkan ruptur uterus, laserasi
dinding cervix dan vagina, atau keduanya. Manipulasi tersebut dapat
megakibatkan perluasan episiotomi dan robekan perineum yang dalam.
Pemberian obat anastesi cukup untuk menginduksi relaksasi uterus yang
dapat mengakibatkan atonia uterus dan selanjutnya terjadi perdarahan
postpartum. Pada akhirnya manipulasi manual di dalam jalan lahir dapat
meningkatkan resiko infeksi.