PENGATAR ANTROPOLOGI
JUDUL ; TRADISI POTONG JARI SUKU DANI JAYAWIJAYA
PENYUSUN
NAMA : JULIYANTO .C. WAYEGA
PRODI : FISIPOL
JURUSAN : ADM. NEGARA
SEMESTER ; DUA (2)
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Anurganya, Sehingga penyusunan tugas
makalah PENGATAR ANTROPOLOGI, dapat terselesai dengan baik tanpa
kendal, Saya menyadari bahwan dalam penyusunanlaporan ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini saya buat, kepada seluru pihak yang
telah membantu saya dalam pembuatan tugas ini saya ucapakan terima
kasih
Hormat saya
JULIYANTO
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengatar..........................................................................................
Daftar isi..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belangkan........................................................................................
Rumusan masalah.........................................................................................
Tujuan penulisan...........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
Penutup
Kesimpulan.................................................................................................
Saran........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan masalah
Melihat salah satu kebudayaan yang masih ada tetapi tidak lazim
dilakukan masyarakat Wamena dalam memaknai duka cita, yakni
memotong jari yang dimiliki saat keluarga dekat meninggal, maka dalam
makalah akhir ini perumusan masalah yang akan dikaji yaitu :
Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
Tradisi Potong Jari di Papua sendiri dilakukan dengan berbagai cara, yakni
menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang; menggigit
ruas jarinya hingga putus; dan dengan mengikat jarinya dengan seutas
tali sehingga aliran darah terhenti dan ruas jari menjadi mati baru
kemudian dilakukan pemotongan jari. Sebelum pemotongan jari dilakukan
, jari diikat dengan string[6] selama 30 menit. Setelah di amputasi, ujung
jari boleh dikeringkan sebelum dibakar dan abunya dibakar dan dikubur di
area khusus.
Kini budaya potong jari yang menjadi kebudayaan suku Dani di Wamena
ini sudah ditinggalkan dalam beberapa dekade belakangan ini, sehingga
jarang ditemui masyarakat suku Dani yang masih melakukan adat istiadat
kebudyayaan ini. Hal ini disebabkan oleh pengaruh agama yang telah
masuk hingga ke pelosok daerah di Papua. Namun, di sebagian tempat,
kebudayaan masih dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di pedalaman
hutan Papua.
Potong Jari
Kurban Babi
Dari uraian di atas, maka solusi yang dapat diberikan yaitu dengan kurban
babi ataupun hewan lainnya yang penting (sakral). Hal tersebut karena
peran babi sangat penting bagi masyarakat Wamena. Agar lebih efektif,
penyuluh dapat melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan kepala
suku, karena jika kepala suku menerima saran ini maka kemungkinan
besar akan diterima oleh penduduk sekitar. Hal tersebut karena kepala
suku memiliki kekuasaan dan dipercaya oleh penduduknya. Sosialisasi
dapat dilakukan pada saat ada acara perkumpulan perkumpulan seperti
acara adat bakar batu dalam acara santai yaitu dalam perkumpulan yang
dapat mempererat solidaritas antar warga.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Babi memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat suku Dani,
antara lain sebagai lambang status sosial keluarga di Wamena,pembayar
denda, mas kawin, pengungkapan duka cita, dimanfaatkan pada berbagai
upacara adat, alat tukar, pelindung dari nyamuk dan sebagai hiasan.
Saran