Anda di halaman 1dari 11

Servical Caps/ Kap Serviks (alat kontrasepsi barrier)

Posted by dinadinadinadinadina on 12 June, 2008

Definisi:

Cervical caps atau kap serviks adalah kap karet yang lembut berbentuk bulat cembung,
terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina kira-kira enam jam sebelum
berhubungan seksual (tetapi tidak lebih dari 3 hari setelah hubungan seks). Kap serviks
ini akan menutup serviks dan akan menahan sperma masuk dengan suction. Kap serviks
sekarang telah digantikan dengan Fem cap dan Leas Shield. Fam cap yaitu kap yang
terbuat dari silikon bentuknya seperti topi pelaut, dan lebih terjamin menutup serviks.
Sedangkan Leas Shield yaitu kap silikon yang dilengkapi dengan katup udara dan loop
untuk melepaskan kap.

Cara Kerja:

Cervical caps akan menutupi pembukaan serviks sehingga menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus& tuba falopii)
dan sebagai alat tempat spermisida senjata sperma tambahan untuk membunuh sperma-
sperma yang tidak tertahan pada kaps serviks.

Efektivitas:

Efektivitas cervical caps cukup baik, hal ini dibuktikan dengan tingkat kegagalan pada
pemakaian cervical caps secara umum berkisar 8-27 kehamilan pada setiap 100 wanita
atau berkisar 20%. Untuk lebih detailnya, pada wanita yang belum pernah melahirkan
atau mempunyai anak jika menggunakan cervical caps ini tingkat kegagalannya berkisar
16%, tetapi pada wanita yang sudah pernah melahirkan atau mempunyai anak tingkat
kegagalannya sekitar 32%. Dari data tersebut, efektivitas cervical caps lebih akurat pada
wanita yang belum pernah melahirkan. Hal ini dikarenakan, serviks pada wanita yang
sudah pernah melahirkan akan menjadi lebih besar dari ukuran semula karena pengaruh
proses melahorkan. Sehingga cervical caps kurang cocok digunakan untuk wanita yang
telah melahirkan. (http://www.americanpregnancy.org/preventingpregnancy/cervicalcap)

Indikasi:

Cervical caps dapat digunakan untuk wanita atau pasangan yang ingin menunda untuk
mempunyai anak.

Kontraindikasi:

Cervical caps tidak diboleh digunakan oleh wanita yang mempunyai:

Bentuk serviks yang abnormal (ukuran, posisi)


Riwayat PID (pelvic inflammatory disease)
Pap smear yang abnormal
Radang serviks (cervicitis) yang kronis
Otot vagina yang sensitive
Perdarahan pada vagina, termasuk ketika sedang menstrasi

Keuntungan:

Kaps serviks bersifat reversible. Kap servik dapat digunakan lagi setelah dipakai
dengan mencucinya menggunakan air hangat dan sabun yang lembut/ tidak
bersifat asam. Selain itu, kap serviks tidak mempunyai efek yang berbahaya
terhadap fungsi reproduksi baik wanita ataupun pria. Jika kap serviks tidak
digunakan lagi, kemungkinan untuk hamil tetap ada.
Harganya tidak terlalu mahal, namun tidak dijual disembarang tempat.
Ukurannya kecil dan ringan, sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana.
Hanya membutuhkan sedikit spermicide (jika dibandingkan dengan diafragma)
Kap serviks dapat dipakai selama 48 jam karena ukurannya yang kecil sehingga
tidak menyebabkan tekanan pada VU dan tambahan ulang spermicide juga tidak
dibutuhkan
Kap serviks merupakan metode non-hormonal barrier
Metode kap seviks ini dapat tetap digunakan pada Ibu yang sedang menyusui
Kap serviks aman dan dapat digunakan pada wanita yang merokok. Hal ini
dikarenakan wanita yang merokok akan berisiko terganggu kesehatannya jika
menggunakan kontrasepsi hormonal.
Membantu para wanita untuk lebih mengetahui dan mempelajari anatomi tubuh
wanita, khususnya organ reproduksi
Tidak mempengaruhi siklus mentruasi
Tidak mempengaruhi kesuburan untuk ke depannya

Kerugian:

Dapat menyebabkan cervicitis


Ukuran cervical caps yang digunakan sewaktu-waktu harus diubah tergantung
pada kehamilan, abortus/keguguran, operasi pelvic atau perubahan berat badan
yang signifikan > 20lbs (naik/ turun)
Membuat infeksi pada saluran perkemihan
Tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang menstruasi
Penggunaannya cukup sulit. Banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam
memasang/memasukkan cervical caps ke dalam vagina dengan benar
Beberapa wanita akan merasa nyeri dan pasangannya akan merasa tidak nyaman
ketika sedang melakukan hubungan intim.
Cervical caps dapat terlepas sewaktu-waktu dari dalam vagina ketika sedang
melakukan hubungan intim ataupun sedang defekasi
Tidak bebas dijual di sembarang tempat dan penggunaannya pun harus sesuai
dengan petunjuk dokter
Tidak dapat mencegah penyebaran IMS (infeksi menular seksual)
Tidak dapat mencegah penyebaran HIV AIDS
Efek Samping:

Menyebabkan iritasi pada daerah vagina


Menyebabkan infeksi pada saluran kemih
Menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakainya dan juga pasangannya
terutama ketika sedang berhubungan intim
Menimbulkan rasa nyeri atau sakit pada daerah vaginal
Menimbulkan reaksi alergi terhadap kap-nya dan juga pada spermatisidanya.

Komplikasi:

Berisiko terjadi Toxic Shock Syndrom (TSS). Hal ini terjadi jika pemakaian
cervical caps dilakukan pada saat menstruasi.
Dapat menyebabkan reaksi alergi yang sangat mengganggu.
Dapat menyebabkan iritasi pada serviks karena kontak yang terlalu lama dengan
karen (kap) dan spermicide-nya.

Cara pemakaian:

Tahap pertama untuk memasukkan atau mengeluarkan kap serviks adalah mencuci
tangan, untuk menghindari masuknya bakteri berbahaya ke dalam liang vagina. Pemakai
memasukkan kap serviks saat seksualitasnya bangkit dan sebelum melakukan hubungan
seksual. Ada beberapa saran yang menyarankan penggunaan spermisida bersamaan
dengan kap serviks. Pemakai harus mempertahankan kap serviks selama 6 jam setelah
ejakulasi intravagina terakhir untuk memastikan bahwa sperma yang tertinggal di dalam
vagina tidak memasuki ke dalam rongga uterus. Namun, untuk mengeluarkan kap serviks
harus dilakukan dalam kurun waktu 48 jam. Setelah itu kap serviks dilepaskan, lalu
bersihkan kap dengan sabun dan air hangat dan diangin-anginkan, setelah itu disimpan
dengan benar agar dapat digunakan kembali. Dengan perawatan yang tepat, kap dapat
bertahan selama 2 tahun, tapi harus diperiksa secara teratur untuk memastikan apakah ada
lubang, atau bocor. Bila terjadi kerusakan pada kap, maka pemakai diinstruksikan untuk
segera menggantinya.

Beberapa tips untuk memasukkan kap serviks:

Sebelum memasukkan, isi sepertiga kubah kap serviks dengan spermisida.


Pisahkan labia dengan kedua tangan. Tangan yang lain menjangkau sekeliling
pinggiran kap diantara ibu jari dengan jari telunjuk.
Masukkan kap ke dalam vagina dan dorong kap sepanjang dinding vagina sejauh
kap itu bisa masuk. Cara ini bisa dilakukan dengan cara berdiri, mengangkat satu
kaki ke atas, posisi jongkok, berbaring.
Gunakan jari untuk menempatkan kap di serviks, tekan pinggiran kap di sekitar
serviks sampai serviks sudah tertutup dengan kap tersebut. Periksa posisi kap
dengan cara mendorong kubah kap untuk memastikan bahwa serviks sudah
tertutupi.
Usap dengan jari mengelilingi pinggiran kap.
Referensi:

http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/askep-kb-kelompok-a4.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Cape_cervicale.jpg
http://www.americanpregnancy.org/preventingpregnancy/cervicalcap.html
http://www.mayoclinic.com/health/cervical-cap/BI00007
http://www.gynob.emory.edu/familyplanning/cervicalcap.cfm
http://www.fwhc.org/birth-control/capinfo.htm
http://www.birth-control-comparison.info/capinfo.htm
http://dinkes.nad.go.id/dinkes/uploadfiles/data2006/kamus_dinkes/d.pdf.
http://222.124.144.162/kesehatanonline/mod/download/archieves/artikel/kebidan
an/Keluarga%20Berencana.doc.
http://www.brown.edu/Student_Services/Health_Services/Health_Education/sexu
al_health/ssc/cervicalcap.htm

created by: dina, aul, renova

Posted in Kep. Maternitas | No Comments

Persiapan Menyusui..
Posted by dinadinadinadinadina on 10 May, 2008

Persiapan menyusui: persiapan puting payudara..

Upaya keberhasilan memberi ASI seyogyanya sudah dimulai sejak masa kehamilan, yg
terus dilanjutkan sampai masa menyusui itu sendiri. Pada masa kehamilan, sebaiknya
payudara sudah menjadi perhatian. Hal ini untuk melihat apakah bentuk puting susu
kurang menguntungkan untuk kegiatan menyusui. Misalnya, apakah puting susu
berbentuk datar atau masuk kedalam. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah
halangan bagi kita untuk menyusui dengan baik. Dengan mengetahuinya sejak awal, kita
mempunyai waktu untuk mengusahakannya agar puting bisa menonjol keluar, sehingga
bayi dapat menghisap puting susu lebih mudah sewaktu menyusui.

Caranya :

Gunakan krem lembut, dorong puting susu secara perlahan ke arah luar dengan
menggunakan kedua ibu jari tangan anda. Setelah itu masih dengan ibu jari, tariklah
bagian dasar puting susu ke arah samping kiri dan kanan , serta arah atas dan bawah

Kalaupun tidak ada masalah dengan puting anda, puting susu tetap garus disiapkan. Salah
satu caranya adalah dengan menggosok puting susu secara perlahan dengan
menggunakan handuk lembut setiap kali selesai mandi. Anda tidak perlu mencucinya
dengan sabun apalagi menggosoknya keras-keras, sebab kelenjar yg ada di sekitar puting
susu dengan sendirinya akan mengeluarkan cairan untuk menjaga kebersihannya. Selain
itu perlakuan yg kasar akan membuat puting susu lecet bahkan luka.

Cara mempersiapkan puting :

Dengan menggunakan krem yg lembut, pijatlah payudara serta puting susu secara teratur.
Letakkan ibu jari serta telunjuk pada dasar puting susu, kemudian dengan hati-hati
putarlah ke arah kiri serta kanan

Gerakan memijat lainnya adalah dengan meletakkan jari-jari serta ibu jari di dada,
kemudian lakukan gerakan memutar ke seluruh payudara, dimulai dari arah atas dan
berakhir

Pada dasarnya pemijatan ini berguna untuk menghindari timbulnya pembengkakan dan
peradangan payudara saat menyusui. Selain itu pemijatan juga bermanfaat untuk
merangsang kelenjar-kelenjar susu agar kelak lebih lancar mengalirkan air susu.

REFERENSI: *aduh.. lupa bgt dapet drmn.. dari internet si.. tar klo dpt ditambahin deh..
maaf yah..*

Posted in Kep. Maternitas | No Comments

Mengenal MAkanan Pendamping ASI..


Posted by dinadinadinadinadina on 10 May, 2008

Created by: Tuti Asrianti, Konselor Laktasi


publish on: http://www.sahabatnestle.co.id/homev2/main/infant/main.asp?
page=arts&tahap=1#1_1

Makanan Pendamping ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan tunggal terbaik yang bisa memenuhi seluruh
kebutuhan gizi bayi normal untuk tumbuh kembang di bulan-bulan pertama
kehidupannya. Itu sebabnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana PBB untuk
Anak-anak (UNICEF) menetapkan pemberian ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan.
Ini berarti, si kecil hanya mendapat ASI, tanpa makanan tambahan lain selama masa itu.

Penelitian menunjukkan, banyak manfaat diperoleh bayi yang mendapat ASI. Tidak ada
yang bisa menggantikan ASI yang memang didesain khusus untuk bayi. Dan jangan
lupa, proses pemberian ASI akan menumbuhkan kelekatan emosi yang dalam dan kuat
antara mama dan bayi.

Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan gizi bayi. Jadi, bayi
mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat
pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain, keterampilan motorik,
keterampilan mengecap dan mengunyah, plus penerimaan terhadap rasa dan bau.
Makanya, pemberian makanan padat pertama perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya,
untuk melatih indera pengecapnya, berikan bubur susu satu rasa dulu, baru kemudian
dicoba yang multi rasa.

Usia 6-8 Bulan - Makanan Lumat

Saat mulai memberi si kecil makanan padat, jangan bertubi-tubi memberi aneka jenis
makanan dalam waktu singkat. Beri jeda beberapa hari antara setiap jenis makanan baru,
sehingga tidak terlalu memaksa anak. Anda pun punya cukup waktu untuk memantau
kalau-kalau ada masalah yang timbul berkaitan dengan makanan tertentu.

Juga, biarkan bayi memutuskan berapa banyak makanan yang mau ditelannya. Untuk
beberapa jenis makanan-dalam sehari-bayi Anda bisa jadi kelihatannya tidak makan
terlalu banyak. Sedangkan bayi lain malah kelihatan sangat rakus. Tidak usah pusing.
Ikuti saja apa maunya. Yang penting, Anda selalu memantau proses tumbuh kembangnya
secara teratur.

Bagaimana memulainya?
Setelah usia 6 bulan, makanan padat pertama si kecil ini adalah makanan lumat, yakni
bubur susu dan buah. Selama 2 minggu pertama, si kecil cukup diberi dua jenis makanan
ini. Makanan lumat mudah dicerna dan cepat meninggalkan lambung si kecil. Pemberian
makanan lumat ini dimulai dalam bentuk encer dan jumlahnya sedikit. Secara bertahap,
makanan dikentalkan serta jumlahnya ditambah.

Pemberian secara bertahap ini perlu dilakukan karena sampai usia ini, jenis makanan
yang paling bayi kenal adalah ASI (dan ia masih tetap membutuhkannya sampai usia 2
tahun). Jika ia mendorong keluar makanan atau menutup mulut rapat-rapat, jangan paksa.
Mungkin ia belum siap untuk makan makanan padat.

Setelah bayi berhasil melalui masa 2 minggu ini dengan baik, Anda bisa memberinya
makanan lunak, yakni nasi tim saring, sebanyak 1 kali dalam sehari. Nasi tim ini harus
terdiri dari sumber karbohidrat, sumber protein, serta sumber zat pengatur.

Bagaimana dengan buah? Sebaiknya disajikan dengan cara disaring dan mulailah dengan
buah berserat rendah. Misalnya, jeruk, pisang, pepaya, dan avokad. Secara bertahap,
Anda boleh memberinya buah lain.

Peralihan dari makanan lumat ke makanan lunak juga perlu dilakukan secara bertahap.
Ini berarti, Anda perlu mengatur kekasaran teksturnya. Awalnya, pilih sayur berserat
rendah, seperti wortel, tomat, bayam, dan sebagainya. Setelahnya, Anda bisa memberinya
brokoli dan lainnya.

Makan dari sendok butuh keterampilan tersendiri. Bisa jadi, Anda harus uji coba selama
beberapa kali sampai bayi betul-betul terbiasa. Di usia ini, kebanyakan pemenuhan kalori
masih berasal dari ASI. Dan tujuan utama mengenalkan makanan padat pada bayi adalah
mengajarinya cara makan yang benar-benar berbeda serta memperkenalkan aneka
citarasa dan tekstur makanan baru. Yang terpenting, buat proses belajar mengenal
makanan baru jadi pengalaman yang menyenangkan.

Pentingnya Variasi
Untuk memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1 jenis makanan. Tunggu
paling tidak selama 4 hari sebelum mengenalkan makanan jenis lain. Adanya tenggang
waktu membuat bayi makin mengenal dan bisa menerima makanan barunya. Reaksi
alergi biasanya baru muncul beberapa hari setelah jenis makanan itu dikonsumsi. Jika
timbul reaksi alergi jenis tertentu, Anda jadi tahu persis penyebabnya.

Sebagian pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan sayuran hijau dulu,
sehingga pola citarasa bayi tidak termanjakan dengan rasa manis dari buah-buahan.
Sebagian pakar lagi menganggap itu hanya mitos belaka. Menurut mereka, bayi terlahir
dengan menyukai yang manis-manis. Anda bisa mengombinasikan kedua pendapat ini,
dan melihat mana yang paling pas buat bayi Anda.

Yang pasti, mengombinasikan berbagai jenis makanan akan membuat bayi tidak cepat
bosan, memicu selera makannya plus tidak menjadikannya si pemilih makanan. Jangan
sampai ia terbiasa makan makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang
dibutuhkannya.

Jadikan Sebagai Rutinitas


Waktu makan-sarapan, makan siang dan makan malam-harus Anda terapkan secara
konsisten. Ini bukannya tanpa alasan. Sistem pencernaan bayi perlu dilatih untuk belajar
menerima, mencerna, serta menyerap makanan pada waktu-waktu yang ditentukan.
Untuk masing-masing waktu makan itu, sajikan kelompok makanan yang ada dalam tabel
Jadwal pemberian makanan si kecil . Perlu dicatat, kalau kenyang si kecil akan
memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan lidah atau memalingkan kepala. Jadi, jangan
takut si kecil akan makan secara berlebihan.

Mulai Memperkenalkan Biskuit


Anda sudah bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di antara waktu makan.
Koordinasi antara mata dan tangannya sudah cukup baik, sehingga ia bisa membawa
tangannya ke mulut. Pada umur 7 bulan, rata-rata bayi sudah mampu makan sendiri
biskuitnya.

Umumnya, tekstur biskuit yang lembut membuat bayi mudah mengemutnya, bahkan akan
membantu merangsang pertumbuhan giginya.

Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan

Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida makanan. Makin ke
atas makin sedikit porsi makanan yang harus dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari
paling bawah ke paling atas:

Sumber karbohidrat, yakni roti, jagung, nasi, cereal, dan sebagainya,


dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.
Sumber zat pengatur, yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar
25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-75 g.
Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari. Protein lainnya
dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam kampung (paha bawah), telur
(1/2-1 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok
makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1 potong
sedang/20 g).
Bila perlu, berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok teh.

Penting: ASI adalah sumber utama untuk karbohidrat, lemak dan protein.

Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan: Alergi Makanan

Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah seseorang
mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh kondisi kekebalan tubuh pada
orang tersebut.

Bila salah satu dari Anda atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya
pada si kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya pada anak
naik lagi hingga 40-70%.

Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, adalah jika setelah Anda memberinya
satu jenis makanan, ia menunjukkan gejala-gejala, antara lain:
Ruam di kulit
Diare
Muntah

Munculnya alergi membutuhkan lebih dari satu kali paparan untuk sensitif terhadap
alergen. Dan jika anak Anda menolak satu jenis makanan, ini belum tentu berarti ia
mengalami alergi. Siapa tahu ia hanya tidak mau makan saja.

Perlu dicatat: Menangis terus-menerus bisa pula menjadi pertanda alergi makanan,
meski umumnya diikuti ruam, diare, atau muntah.

Kebanyakan anak yang alergi makanan akhirnya bisa mengatasi alerginya. Makanya,
Anda bisa memperkenalkan lagi makanan itu dengan aman (konsultasi dulu dengan
dokter anak Anda).

Created by: Tuti Asrianti, Konselor Laktasi

publish on: http://www.sahabatnestle.co.id/homev2/main/infant/main.asp?


page=arts&tahap=1#1_1

Posted in Kep. Maternitas | No Comments

Manuver LEOPOLD
Posted by Doni on 28 April, 2008

Manuver Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan
posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi sulit
dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obes atau dengan ibu hamil yang memiliki
jumlah cairan amnion berlebih. Beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat
sebelum melakukan manuver Leopold:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bina hubungan saling percaya.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Anjurkan klien untuk mengosongkan


kandung kemih sebelum tindakan dilakukan.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Anjurkan klien untuk tidur telentang


rata punggung dengan lutut sedikit fleksi.

<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Cuci tangan dengan air hangat.

<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Alat-alat yang digunakan: laenec atau


Doppler, selimut, handuk kecil, tempat tidur antenatal.
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Buka pakaian klien mulai dari
prosesus xipoideus sampai dengan simfisis pubis, tutupi dengan selimut
pada bagian yang akan diperiksa.

Manuver Leopold terdiri dari 4 langkah. Masing-masing langkah memiliki tujuan yang
berbeda-beda Read the rest of this entry

Posted in Kep. Maternitas | No Comments

PARTOGRAF
Posted by dinadinadinadinadina on 9 April, 2008

PARTOGRAF
Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu, janin dan seluruh
proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada penyimpangan /
masalah dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal dan memerlukan tindakan
bantuan lain untuk menyelesaikan persalinan.
Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang
menggambarkan berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan.
Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis
perjalanan waktu (horisontal).

Bahaya / komplikasi persalinan sulit / abnormal


1. kematian ibu atau kematian bayi atau keduanya
2. ruptura uteri
3. infeksi / sepsis puerperal
4. perdarahan postpartum
5. fistel

PARTOGRAF WHO
(baca juga buku Prof.Dr.Sudraji Sumapraja)
Sesuai standarisasi WHO (World Health Organization), untuk digunakan di pelosok-
pelosok negara berkembang atau miskin, supaya mudah digunakan oleh pelayan
kesehatan di sarana terbatas.
Jika dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat segera diusahakan untuk
dirujuk ke pusat kesehatan yang lebih baik.
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk menyelesaikan
proses persalinan dengan :
1) perlu/tidaknya dirujuk,
2) perlu/tidaknya induksi infus oksitosin, dan
3) perlu/tidaknya operasi sectio cesarea.
Penelitian partograf WHO dilakukan multisentral di Indonesia (4 rumahsakit), Thailand
(2 rumahsakit) dan Malaysia (2 rumahsakit) selama 15 bulan (Januari 1990 - Maret
1991), menghasilkan modul / form partograf yang sekarang banyak dipakai di mana-
mana.

GARIS WASPADA / TINDAKAN

1. daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi


2. daerah di antara garis waspada dan garis tindakan merupakan daerah perlu
pertimbangan untuk merujuk atau mengambil tindakan,
3. daerah di sebelah kanan garis tindakan adalah daerah harus segera bertindak.

KAPAN PARTOGRAF DIISI ?


Partograf mulai diisi bila
Mereka yang masuk dalam persalinan :
1. fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10, lamanya<20.
2. fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10, lamanya<20. Read
the rest of this entry

Posted in Kep. Komunitas, Kep. Maternitas | No Comments

Anda mungkin juga menyukai