PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian migrasi hewan
2. Untuk mengetahui home renges dari tipe tipe satwa
3. Untuk mengetahui tipe-tipe migrasi
4. Untuk mengetahui hubungan antara migrasi dan fluktasi populasi
5. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi factor penyebab tejadinya migrasi
hewan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Migrasi
Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai
pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat
ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua
musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan
(Alikondra, 1990).
Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat di
mana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan
perjalanan kembali ke habitat asli. faktor hewan bermigrasi merupakan
biasanya untuk mencari makanan yang berlimpah dan tempat yang baik
untuk berkembang biak. migrasi hewan musiman merupakan penomena yang
paling menakjubkan dari elemen alam. Migrasi ada yang bersifat dispersal,
artinya sejumlah hewan pindah dari habitat yang ditempati oleh induk dan
keluarganya ke tempat lain sebagai akibat dari kepadatan populasi. Migrasi
dapat pula terjadi meskipun kepadatan populasinya tidak padat, tetapi
disebabkan oleh faktor lain, terutama faktor kondisi fisik lingkungannya,
misalnya perubahan suhu dan persediaan sumber daya makanan. Migrasi
yang disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan seringkali melibatkan
hampir seluruh anggota populasi, misalnya burung yang bermigrasi dari
belahan bumi utara ke belahan bumi selatan pada musim dingin. Secara
keseluruhan migrasi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
hewan migran. Migrasi ini dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian
tempat maupun secara local.
Migrasi menurut garis lintang dapat terjadi dari mulai hanya beberapa
kilometer sampai mencapai puluhan ribu kilometer. Tipe migrasi ini
dilakukan oleh burung, ikan ataupun mamalia darat. Pada sekelompok
burung yang melakukan migrasi, biasa dijumpai jenis pendatang tetap
(permanent residents), jenis yang menetap selama musim panas (summer
residents), biasanya pada musim berkembang biak, dan jenis yang
berkunjung selama musim dingin (winter visitors) atau bukan musim
perkembangbiakan. Ada pula jenis yang datang hanya sebentar dalam
periode musim migrasi dan tidak melakukan perkembangbiakan (transient),
ataupun jenis yang langka dan tidak teratur dijumpainya (accidentals).
B. Migrasi musiman
Migrasi musiman disebut juga migrasi annual. Dalam hal ini,
waktu yang diperlukan hewan untuk pergi dan kembali, atau untuk menetap
(sementara atau seterusnya) kurang lebih satu musim, sehingga dalam tahun
yang sama hewan berada di dua tempat yang berbeda. Migrasi musiman
adalah kegiatan migrasi yang disebabkan oleh perubahan iklim. Migrasi ini
dapat dilakukan menurut garis lintang, ketinggian tempat maupun secara
local.
Migrasi menurut garis lintang dapat terjadi dari mulai hanya beberapa
kilometer sampai mencapai puluhan ribu kilometer. Tipe migrasi ini
dilakukan oleh burung, ikan ataupun mamalia darat. Pada sekelompok
burung yang melakukan migrasi, biasa dijumpai jenis pendatang tetap
(permanent residents), jenis yang menetap selama musim panas (summer
residents), biasanya pada musim berkembang biak, dan jenis yang
berkunjung selama musim dingin (winter visitors) atau bukan musim
perkembangbiakan. Ada pula jenis yang datang hanya sebentar dalam
periode musim migrasi dan tidak melakukan perkembangbiakan (transient),
ataupun jenis yang langka dan tidak teratur dijumpainya (accidentals).
Migrasi musiman dapat dijumpai pada banyak hewan yang kondisi
lingkungan habitatnya berubah secara musiman. Hewan-hewan pemakan
rumput yang hidup di daerah dingin dan daerah beriklim sedang melakukan
migrasi naik ke lereng gunung atau turun ke lembah secara musiman.
Perpindahan ke tempat yang lebih tinggi atau lebih rendah disebut migrasi
altitudinal. Misalnya rusa Amerika bergerak naik gunung pada musim panas
dan turun gunung pada musim dingin. Perpindahan itu dilakukan untuk
menghindari cuaca dingin di tempat tinggi pada musim dingin dan cuaca
panas di dataran rendah pada musim panas. Migrasi itu tampaknya juga
berhubungan dengan persediaan makanan. Migrasi musiman juga
berlangsung secara latitudinal (migrasi latitudinal), artinya hewan pindah dari
satu tempat ke tempat lain dengan melintasi garis lintang bumi. Migrasi
latitudinal sering kali dapat menempuh jarak yang sangat jauh, misalnya dari
daerah kutub utara ke belahan bumi bagian selatan dengan melawati garis
khatulistiwa.
Pergerakan secara besar-besaran juga dapat terjadi untuk jenis yang
jumlah anggotanya banyak, pada saat keadaan lingkungannya mengalami
perubahan menjadi kritis, misalnya menyebabkan kekurangan persediaan
makanan. Pada kondisi seperti ini mereka akan bergerak menuju wilayah
yang cocok untuk memenuhi keperluan hidupnya. Pergerakan ini bila
dilakukan secara teratur disebut migrasi, dan bila dilakukan dengan cara yang
tidak teratur disebut nomad. Pergerakan hewan secara teratur di TN.
Serengeti dimanfaatkan sebagai atraksi alam yang banyak diminati
wisatawan karena membentuk pemandangan ataupun fenomena alam yang
khas dan unik. Setiap bulan Mei Juni rombongan wildebeest dan zebra
bergerak dari dataran rumput yangtidak ada kayu-kayunya di sebelah timur
menuju ke tempat yang berair di koridor barat di tepi danau Victoria. Pawai
Bos javanicushewan ini panjangnya mencapai 7-10 km. Keunikan proses ini
adalah karena terjadinya seleksi alam, hewan yang telah tua dan sakit
tertinggal di belakang barisan dan biasanya akan dimangsa oleh pemangsa.
Migrasi menurut ketinggian tempat merupakan pergerakan hewan
yang meliputi beberapa kilometer naik-turun gunung. Biasanya terjadi dalam
hubungannya dengan kondisi salju, temperatur ataupun makanan. Migrasi
semacam ini juga dapat dijumpai di kawasan TN. Bali Barat ataupun TN.
Baluran. Pada waktu musim kemarau, jumlah makanan rusa (Cervus
timorensis) di hutan musim sangat terbatas. Kekurangan makanan ini
menyebaban terjadinya vegetasi selalu hijau sepanjang tahun. Di TN.
Baluran dalam musim kemarau juga terjadi pergeseran wilayah pergerakan
banteng dibandingkan dengan musim penghujan, terutama untuk
menyesuaikan dengan keadaan makanan dan air yaitu dari wilayah yang
rendah ke daerah yang lebih tinggi. Menurut MacKinnon terdapat migrasi
musiman pada mawas (orangutan) dari wilayah berbukit-bukit ke wilayah
dataran rendah. Migrasi secara local terjadi pada lokasi yang tidak begitu
luas, dan erat hubungannya dengan kondisi sumber air, makanan, serta
pelindung. Migrasi secara local ini juga dilakukan oleh burung, ikan dan
mamalia darat. Pada waktu musim kemarau populasi banteng di TN. Bali
Barat bergerak dari wilayah Batugondang menuju sumber air di wilayah
Tegal Bunder Timur (Alikodra, 1983). Pola migrasi hewan ini hanya dapat
diketahui dengan cara melakukan penelitian lapangan dalam waktu yang
cukup lama.
C. Migrasi Lokal
Migrasi lokal tidak melibatkan perubahan ketinggian tempat dan
tidak sampai melintasi garis lintang. Jarak yang ditempuh amat terbatas.
Migrasi ini banyak dijumpai di daerah padang rumput dearah tropis yang
musim penghujan dan kemaraunya berpengaruh terhadap persediaan air.
Migrasi yang berkaitan dengan persediaan air itu dapat dijumpai di Taman
Nasional Baluran, yang terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di
Taman Nasional itu, persediaan air minum pada musim kemarau untuk
hewan liar hanya ada di daerah pantai, yaitu di rawa atau sumber air. Pada
sore dan malam hari hewan-hewan (kijang, babi hutan, kerbau, dan banteng)
pergi ke rawa dan sumber air lain untuk minum. Hewan-hewan itu berada di
daerah pantai, yang tertutup oleh hutan pantai, selama malam hari. Pada pagi
hari, menjelang matahari terbenam hewan-hewan pergi ke arah kaki Gunung
Baluran sambil merumput di savana.
Selain itu ada pula yang disebut vagran, yaitu spesies yang bermigrasi di luar
jadwal migrasi atau di luar jangkauan jalur migrasi. Ini sering disebut sebagai
jenis migran tersasar. Misalnya, spesies tersebut mempunyai waktu migrasi
Oktober-Desember, tetapi spesies vagran itu berkunjung di wilayah
migrasinya pada bulan Mei atau Agustus. Atau spesies tersebut memiliki
jalur ke wilayah Malaysia, tetapi beberapa jenis melakukan perjalanan soliter
ke Sumatera atau Jawa.
Home range adalah daerah dimana hewan tersebut hidup. Home range
hewan adalah suatu tempat di mana hewanhewan tersebut
menutupi/berkisa-
ran pada tempat tersebut untuk mencari makan, kawanan, dan lainlainnya.
Daerah jelajah ini tidak hanya dihuni oleh satu spesies saja.
Umumnya home range tidak mempunyai batas yang jelas. Distribusi
makanan tidak beraturan. Ukuran home range bergantung pad ukuran tubuh
hewan. Umumnya mamalia dengan tubuh besar memiliki home range yang
lebih daripada mamalia yang bertubuh kecil. Karnivora memiliki home range
yang lebih besar daripada omnivor dan herbivor. Pejantan dan hewan dewasa
memiliki home range yang lebih luas daripada betina dan anak-anak. Home
range omnivora dan herbivora akan meningkat seiring dengan bertambahnya
ukuran tubuh.
Contoh:
2. Kepiting merah.
3. Kura-kura Hijau
A. Iklim
Gerakan berpindah hewan biasanya terkait dengan perubahan musim.
Banyak hewan bermigrasi ke daerah utara selama bulan-bulan dalam musim
panas. karena pada hari musim panas yang panjang di bagian paling utara dunia
dapat menjamin pemberian pasokan makanan yang baik. Seperti pada
pendekatan ramalan cuaca musim gugur dan dingin, banyak hewan bermigrasi ke
selatan untuk mencari cuaca yang hangat pada musim dingin dan tersedianya
makanan. hewan mempunyai 'pola migrasi yang dapat dihubungkan pada pola
cuaca' pergerakan mereka adalah bergantung pada curah hujan dan ketersediaan
tumbuhan hijau. terdapat migrasi hewan yang dapat berlangsung selama
beberapa tahun hanya untuk penyelesaian siklus berpindah dalam migrasinya.
Factor migrasi yang terjadi karena iklim terjadi salah satunya pada satwa
serangga, terutama spesies capung, kumbang, kupu-kupu dan ngengat. Jarak
migrasi dapat bervariasi, tetapi kebanyakan melibatkan banyak individu.
Terkadang individu yang bermigrasi dalam satu arah tidak kembali dan generasi
selanjutnya mungkin bermigrasi ke arah yang berbeda.Contoh serangga yang
bermigrasi adalah kupu-kupu monark yang bermigrasi dari Kanada selatan ke
Meksiko tengah.
B. Sifat satwa
Migrasi yang terjadi pada satwa yang di sebabkan sifat satwa ini seperti :
bermigrasi intuk mendapatkan pasangan atau untuk kawin dan berkembang
biak .
Salah satunya terjadi pada satwa Tonggeret. Setelah menghabiskan 17 tahun di
dalam tanah, serangga bersuara nyaring, tonggeret akan bermigrasi menuju dunia
luar untuk berkumpul bersama, bernyanyi, dan kawin. Penampilan mereka yang
sinkron, efektif menjauhkan tonggeret dari pemangsa selama lima minggu
kehidupan dewasanya. Jarak migrasi tonggeret beragam, mulai dari beberapa inci
hingga ribuan kilometer.
C. Makanan
Pada umumnya satwa kebanyakan migrasi untuk mendapatkan makaan
sehinga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara yang bermigrasi adalah
jenis burung pemangsa. Mereka kerap dikategorikan sebagai top predator dalam
piramida makanan, sehingga kadang disebut sebagai raptor, burung elang, atau
alap-alap.Wildebeests,Hewan herbivora ini akan melakukan apa saja demi
menemukan padang rumput yang lebih hijau yang merupakan sumber pakan
baginya. Serengeti wildebeest beserta zebra dan rusa mampu berkelana ratusan
kilometer dalam sebuah rombongan untuk menghindari musim kering di
Tanzania dan Kenya demi mendapatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan
musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat
lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim
yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan.Migrasi
hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat di mana ia
telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan perjalanan
kembali ke habitat asli
2. Tipe-tipe migrasi
Migrasi Harian
Migrasi musiman
Migrasi lokal
Migrasi perbahan bentuk
3. Home range adalah daerah dimana hewan tersebut hidup. Home range
hewan adalah suatu tempat di mana hewanhewan tersebut
menutupi/berkisaran pada tempat tersebut untuk mencari makan,
kawanan, dan lainlainnya. Daerah jelajah ini tidak hanya dihuni oleh
satu spesies saja.
3.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://dasarburung.wordpress.com/2007/10/10/migrasi-burung-pemangsa/.
Diakses tanggal 13 februari 2017